You are on page 1of 20

MODEL PRAKTIK

KEPERAWATAN
PROFESIONAL
By: Endang Zulaicha S., S.Kp

Tiga komponen penting


dalam managemen asuhan
keperawatan
1. Sistem pengorganisasian dalam
pemberian asuhan keperawatan metode
penugasan dalam merawat klien
2. Sistem klasifikasi klien
3. Metode proses keperawatan


SISTEM PENGORGANISASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Model Praktik Keperawatan


Profesional:
adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilainilai profesional) yg memungkinkan perawatan
professional mengatur pemberian asuhan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996)
Terdiri dari 5 sub sistem:
1. Nilai-nilai professional
2. Hubungan antar professional
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
4. Pendekatan manajemen
5. Penghargaan

METODE FUNGSIONAL
Metode penugasan dengan cara pemisahan tugas yang
terkait dengan perawatan klien, masing-masing
anggota staf keperawatan melakukan satu atau dua
fungsi bagi semua klien di dalam sebuah unit
perawatan
Gillies (1995): metode fungsional cocok diterapkan
pada kondisi darurat dan tidak dilakukan dalam
jangka panjang.
Keuntungan: masing-masing anggota staf memiliki
kesempatan secara lancar melakukan suatu tugas,
cepat dan efisien
Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta
mengarahkan pemusatan pengendalian.

Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas


(job descriptions), prosedur, kebijakan dan alur
komunikasi yang jelas.
Kelemahan dari metode ini adalah:
1. Munculnya fragmentasi keperawatan
sehingga klien menerima perawatan dari
berbagai kategori tenaga keperawatan
2. Tidak ada perawat yang mengenal
kebutuhan total klien
3. Tanggungjawab yang kurang apabila ada
kelalaian

Gambar Metode Fungsional


KARU

Perawat
Menyuntik

Perawat
Ganti Balut

Semua pasien pada unit


perawatan

Perawat
Personal
Hygiene

METODE TIM
Metode ini dirancang oleh Eleanor Lambertson pada
tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi
fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat
profesional yang muncul karena kemajuan teknologi
kesehatan dan perawat.
Merupakan pemberian asuhan keperawatan pada
setiap klien oleh tim keperawatan yang dipimpin
oleh perawat profesional.
Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional
(registered nurses), perawat praktis yang mendapat
ijin, dan pembantu perawat.
Lanjut

Di Indonesia suatu tim keperawatan dapat disusun


dan terdiri dari perawat sarjana atau perawat
diploma sebagai ketua tim, perawat lulusan SPK
sebagai anggota dan dibantu pekerja kesehatan atau
pembantu perawat.
Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8 atau
12 jam.
Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien
dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar.
Hal pokok yang harus ada pada metode tim
keperawatan adalah konferensi tim yang dipimpin
ketua tim, rencana keperawatan dan ketrampilan
kepemimpinan
Lanjut

Kelemahan metode TIM


Pasien mungkin masih menerima fragmentasi
pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim
tidak dapat menjalin hubungan yang baik dengan
klien.
Keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan klien tidak terpenuhi.
Bila di unit tidak cukup dan tidak ada perawat
profesional, maka perawat teknisi yang secara
pendidikan tidak dipersiapkan untuk berperan
sebagai pemimpin, sering diberi tugas untuk
memegang peran, sebagai ketua tim

Gambar Metode Tim


KARU

KA TEAM

KA TEAM

KA TEAM

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

Beberapa Klien

Beberapa Klien

Beberapa Klien

METODE KASUS/ ALOKASI


KLIEN

Juga disebut sebagai perawatan total (total care)


Merupakan metode client centered, seorang perawat
bertanggung jawab untuk memberikan perawatan pada
sejumlah klien dalam waktu 8 atau 12 jam setiap shift.
Perawat mengkaji, menyusun diagnosa, membuat rencana,
melakukan tindakan dan evaluasi pada setiap klien.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap
pergantian shift (jaga).
Metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga
perawat.
Untuk memenuhi kekurangan perawat, para manager sering
merekrut lebih banyak perawat dengan latar belakang
persiapan pendidikan kurang daripada perawat profesional

SISTEM MANAGEMEN KASUS


Para manager kasus (case managers) bertanggung
jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat.
Para manager dapat terkait dengan muatan kasus
dalam beberapa cara seperti:
Dengan dokter dan pasien tertentu,
Dengan pasien yang secara geografis berada dalam
suatu unit atau unit-unit, dan
Dengan menegakkan diagnosa. Metode ini
mempertahankan filsafat keperawatan primer dan
membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau
perawat dengan pendidikan tingkat master untuk
mengimplementasikan praktik keperawatan dengan
derajat yang tinggi

METODE PERAWAT PRIMER


Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh
Lydia Hall (1963). Ini merupakan sistem di mana seorang
perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari
per minggu, sejak klien dirawat sampai pulang.
Merupakan metode yang memberikan perawatan secara
komprehensif, individual dan konsisten.
Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan ketrampilan managemen.
Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan
membuat prioritas setiap kebutuhan klien,
mengidentifikasi diagnosa keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan, dan
mengevaluasi keefektivitasan perawatan.

Sementara perawat yang lain menjalankan


tindakan keperawatan, perawat primer
mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan pasien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya.
Keperawatan primer melibatkan semua aspek
peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan,
advokasi, pembuatan keputusan, dan
kesinambungan perawatan.
Perawat primer merupakan manager garis
terdepan bagi perawatan pasien dengan segala
akuntabilitas dan tanggung jawab yang
menyertainya

Gambar Metode Keperawatan Primer


Dokter

KARU

Sumber Daya
Perawat

Perawat
Primer

Perawat
Assosiate
Pagi

Perawat
Assosiate
Sore

Perawat
Assosiate
Malam

GAMBARAN MODEL PKP DI LUAR


NEGERI

PKP III
Ketenagaan tdp tenaga perawat dg
kemampuan doktor dlm keperawatan klinik yg
berfungsi:
Melakukan riset
Membimbing perawat melakukan riset
Memanfaatkan hasil riset dalam memberikan
asuhan keperawatan

MODEL PKP II
Ketenagaan tdp tenaga perawat dengan
kemampuan spesialis keperawatan yg
berfungsi:
Memberikan konsultasi tentang asuhan
keperawatan kpd perawat primer pada area
spesialisasinya
Melakukan riset dan membimbing perawat
primer melakukan riset serta memanfaatkan
hasil riset dalam memberikan asuhan
Jumlah perawat spesialis 1 orang untuk 10
perawat primer

MODEL PKP I
Tahun 1996 sdh diterapkan di RSCM dan RS
persahabatan JKT
Perlu penataan 3 komponen utama:
Ketenagaan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan
Dokumentasi keperawatan

Fungsi dokumentasi:

Komunikasi antar profesi keperawatan


Sumber data utk pemberian asuhan keperawatan
Sumber data untuk penelitian
Sebagai bukti pertanggung jawaban dan pertanggung
gugatan asuhan keperawatan
Sarana pemantauan asuhan keperawatan

TERIMA KASIH

You might also like