You are on page 1of 10

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA

MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET


PARATUSIN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
Eko Priyono, Drs. Agus Taufiq, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si.
Kimia, FMIPA UNPAK
Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor Jawa Barat
Email: eko.priyono@yahoo.co.id
SUMMARY
Analytical method validation is an effort to obtain and document proof to
suggest that the results of test methode in a reliable test method established limit.
The purpose of this research is to test and prove the validity of the analysis method
used to determine of Chlorpheniramine Maleate and Phenylpropanilamine in
Paratusin tablet with high performance liquid chromatography is valid, so feasible
and reliable for regular inspection in QC laboratory of PT Prafa. Method used for
this assay of pharmaceutical goods is High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) that analyzed simultanously which use of mobile phase has been adjusted
so that the accuracy of the result data can be obtained. Validation method
parameters include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy
and range. The result of system suitability test of CTM and PPA for asymetri is
1.275 and 1.240 with relative standard deviation is 0.062 and 1.172. Specifity
obtained that the solvent, mobile phase and placebo is not imparting an influence
for this method. Linearity test of CTM and PPA is obtained coefficient of
correlation is 0.999. Precision test is obtained for relative standard deviation is 1.02
% and 0.56 %. Accuracy test is obtained of % recovery for CTM and PPA is at
range 100.87 % to 101.10 % and 101.19 % to 101.43 %. Range test is obtained for
CTM and PPA for relative standard deviation is 0.08 %. Based on the results
(include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy and range)
of determination validation method of Chlorpheniramine Maleate and
Phenylpropanilamine in Paratusin tablet with high performance liquid
chromatography (HPLC), this method is valid to used for regular inspection in QC
laboratory of PT Prafa.
Keywords: Method
validation,
Phenylpropanilamine

HPLC,

Chlorpheniramine

Maleate,

adalah salah satu kebutuhan dasar


manusia dan modal utama untuk hidup.
Tanpa kesehatan yang baik maka
manusia sulit untuk dapat melaksanakan
kegiatannya secara normal. Oleh karena
itu, upaya peningkatan kesehatan selalu
dilakukan oleh pemerintah untuk
kesehatan masyarakat secara umum

Pendahuluan
Latar Belakang
Kesehatan
adalah
keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis
(UU Kesehatan No. 23/1992). Kesehatan
1

maupun oleh masing-masing individu.


Upaya
peningkatan
kesehatan
berhubungan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan
kesehatan.
Untuk
pelaksanaan
upaya
peningkatan
kesehatan
memerlukan
perbekalan
kesehatan salah satunya adalah sediaan
farmasi atau lebih dikenal dengan istilah
obat.
Obat adalah bahan atau paduan
bahan-bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan,
pemulihan,
dan
peningkatan kesehatan. Obat merupakan
komoditi yang sangat penting dan
dibutuhkan
oleh
masyarakat.
Ketersediaan obat di masyarakat menjadi
tanggung jawab pemerintah dan juga
tidak lepas dari peran serta industri
farmasi
sebagai
pihak
yang
memproduksi dan memasok obat bagi
masyarakat. Pemerintah dan industri
farmasi harus bekerja sama untuk
menjamin ketersediaan obat bagi
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pada
kenyataannya tidak hanya masalah
ketersediaan
obat
yang
perlu
diperhatikan, tetapi unsur utama dari
obat yaitu kualitas, efektifitas dan
keamanan juga harus menjadi faktor
penting yang diperhatikan. Industri
farmasi harus menghasilkan produk yang
bermutu, efektif dan aman dikonsumsi
oleh masyarakat, dengan cara mengatur
dan mengelola semua hal yang
berhubungan dengan proses pembuatan
obat dengan sebaik-baiknya, dari mulai
pemilihan bahan baku sampai proses
pemasaran produk.
PT Prafa adalah salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang
industri farmasi yang ikut berperan serta
memproduksi dan memasok berbagai

jenis obat untuk masyarakat, salah


satunya yang dikenal adalah tablet
Paratusin. Tablet Paratusin merupakan
obat
generik
yang
mengandung
Parasetamol 500 mg, Gliseril Guaiakolat
50
mg,
Noskapin
10
mg,
Fenilpropanolamina HCl 15 mg dan
Klorfeniramina Maleat 2 mg. Tablet ini
bekerja sebagai analgesik-antipiretik,
expektoran.
antihistamin
dan
dekongestan hidung yang mampu
meringankan gejala-gejala flu, seperti
demam, sakit kepala, hidung tersumbat
dan bersin-bersin yang disertai batuk.
Sejalan dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan kualitas obat,
industri farmasi semakin dituntut untuk
memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
yang sifatnya dinamis mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang
juga lebih dikenal dengan current GMP
(cGMP). CPOB adalah pedoman yang
bertujuan untuk memastikan agar sifat
dan obat yang telah ditentukan tetap
dicapai, sehingga obat-obat yang
diproduksi aman untuk dikonsumsi.
Obat yang aman untuk dikonsumsi
dapat diketahui hasilnya melalui
pemeriksaan dengan metode analisis
tertentu dan hasilnya dibandingkan
dengan syarat yang telah ditetapkan.
Untuk membuktikan bahwa metode
analisis dapat memberikan data yang
valid, maka dilakukan validasi metode
analisis.
Penetapan kadar Klorfeniramina
Maleat (CTM) sebelumnya ditetapkan
dengan
menggunakan
metode
spektrofotometri
dan
Fenilpropanolamina (PPA) sebelumnya
ditetapkan dengan menggunakan metode
titrasi. Kedua metode tersebut sudah
tidak sesuai lagi dengan standar acuan
terbaru yaitu USP 32 NF tahun 2009
yang telah menggunakan metode
2

kromatografi cair kinerja tinggi.


Kemudian dengan penyesuaian dalam
penggunaan fase gerak (merujuk pada
penetapan kadar produk lain yang
sejenis), penetapan kadar CTM dan PPA
dapat dilakukan secara bersamaan
menggunakan metode modifikasi secara
kromatografi cair kinerja tinggi sehingga
keakuratan hasil penetapan dan efisiensi
waktu dapat diperoleh.
Validasi
metode
analisis
merupakan upaya untuk mendapatkan
dan mendokumentasikan bukti yang
menyatakan bahwa hasil analisis metode
uji dapat dipercaya dalam syarat yang
sudah ditetapkan. Sasaran dari validasi
tersebut adalah menjamin prosedur
pemeriksaan
yang
digunakan
memberikan hasil yang dapat dipercaya,
dan menjamin reprodusibilitas hasil
pemeriksaan.

Citeureup-Bogor. Penelitian dilakukan


pada bulan Maret sampai Juni 2012.
Daftar peralatan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.Daftar peralatan yang digunakan
Nama alat
Neraca Analitik

Spesifikasi
Mettler Dragon 204 atau Sartorius
CPA26P

HPLC

Shimadzu LC 2010A

Kolom HPLC
Vial dan tutup sampel HPLC
Labu ukur

Shim-pack CLC-CN(M) - 5m
Ukuran yang sesuai
Gelas Grade A, 50 mL, 100 mL

Pipet

Gelas Grade A 5,0 mL

Filter 0,45 m

Milipore

Daftar bahan yang digunakan


adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar bahan yang digunakan
Pereaksi

Spesifikasi

KH2PO4

Merck (Cat.# 104873)

Metanol HPLC
Asam asetat glacial

JT Baker (Cat. # 9093-68)


JT Baker (Cat. # 9058-69)

Trietilamina

Merck (Cat.# 808352)

Asetonitril HPLC

JT Baker (Cat. # 9017-69)

Air

Air untuk produk injeksi (air suling)

Klorfeniramina Maleat

Kadar 98,92% (standar pembanding)

Fenilpropanolamina

Kadar 99,11% (standar pembanding)

Pembuatan larutan dapar


Dilarutkan 0,78 gram Kalium
dihidrogen fosfat dalam 900 mL
aquadest, lalu ditambahkan 10 mL
trietilamina dan tambah asam asetat
glasial hingga mencapai pH 5,3,
kemudian dicampur dengan aquadest
sampai volume 1000 mL (larutan A).
Dicampurkan larutan A dan metanol
dengan perbandingan 2 : 1.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk
menguji dan membuktikan keabsahan
metode analisis yang digunakan dalam
penetapan kadar Klorfeniramina Maleat
(CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA)
dalam sediaan tablet Paratusin secara
kromatografi cair kinerja tinggi bersifat
valid, sehingga layak dan dapat
dipercaya untuk pemeriksaan secara
rutin di laboratorium QC PT Prafa.

Pembuatan pelarut
Dicampurkan larutan dapar dan
asetonitril dengan perbandingan 30 : 70.

Hipotesis
Metode analisis penetapan kadar
Klorfeniramina Maleat (CTM) dan
Fenilpropanolamina
(PPA)
dalam

sediaan
tablet
Paratusin
secara
kromatografi cair kinerja tinggi layak
dan dapat dipercaya untuk pemeriksaan
rutin di laboratorium QC PT Prafa.

Pembuatan fase gerak


Dicampurkan
pelarut
dan
aquadest dengan perbandingan 75 : 25
kemudian disaring menggunakan filter
0,45 m.
Pembuatan larutan standar
Dilarutkan dalam pelarut standar
pembanding CTM sebanyak 10 mg
dalam labu ukur 50 mL, cukupkan
volume hingga tanda batas. Pipet 5 mL
larutan ke dalam labu ukur 100 mL,
tambahkan 7,5 mg standar pembanding

Metode Penelitian
Penelitian dan validasi metode
analisis ini dilakukan di Laboratorium
Quality Control PT Prafa yang beralamat
di Jln. Lanbau Desa Karang Asem Barat,
3

PPA dan dilarutkan dengan pelarut


hingga tanda batas (konsentrasi CTM =
0,01 mg/ml, PPA = 0,075 mg/ml).
Disaring dengan filter 0,45 m dan
dimasukkan ke dalam vial HPLC
kemudian ditutup.

larutan
standar
pembanding.
Diinjeksikan pelarut, fase gerak, larutan
sampel, larutan plasebo dan larutan
standar pembanding ke dalam sistem
kromatografi.
Linieritas
Dibuat sederet larutan standar
dengan 5 kadar berbeda pada rentang
50% hingga 150% (50%, 75%, 100%,
125%, 150%) dengan pembuatan larutan
standar konsentrasi
100%
yaitu,
ditimbang 10 mg standar CTM ke dalam
labu ukur 50 ml ditambahkan dengan
pelarut hingga tanda batas, lalu
dihomogenkan. Dipipet 5 mL larutan
standar CTM dan ditambahkan 7,5 mg
standar PPA ke dalam labu ukur 100 mL
ditambahkan dengan pelarut hingga
tanda batas, lalu dihomogenkan.
Disaring dengan filter 0,45 m dan
dimasukkan ke dalam vial HPLC dan
ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem
kromatografi. Ditentukan persamaan
regresi linier dan koefisien korelasi (r).
Untuk konsentrasi 50%, CTM ditimbang
5 mg dan PPA ditimbang 3,75 mg.
Untuk konsentrasi 75%, CTM ditimbang
7,5 mg dan PPA ditimbang 5,625 mg.
Untuk kosentrasi 125%, CTM ditimbang
12,5 mg dan PPA ditimbang 9,375 mg.
Untuk konsentrasi 150%, CTM ditimbang
15 mg dan PPA ditimbang 11,25 mg.

Preparasi sampel
Ditimbang dan gerus halus
sampel sebanyak 20 tablet. Hitung bobot
rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah
serbuk tablet yang setara dengan bobot
setengah tablet ( 330 mg) ke dalam
labu ukur 100 mL, dilarutkan dan
diencerkan dengan pelarut hingga tanda
batas. Untuk mempercepat kelarutan,
dilakukan ultrasonik selama 30 menit.
Disaring dengan filter 0,45 m dan
dimasukkan ke dalam vial HPLC
kemudian ditutup.
Kondisi pengukuran
Sebelum dilakukan analisis untuk
validasi ini harus dipastikan bahwa alat
yang digunakan masih berstatus
terkalibrasi. Standar, pereaksi, bahan
untuk plasebo memenuhi spesifikasi dan
belum kadaluarsa.
Parameter uji metode validasi
yang dilakukan meliputi uji kesesuaian
sistem, spesifitas, linieritas, presisi,
akurasi dan rentang.
Uji kesesuaian sistem
Diinjeksikan larutan standar CTM
dan PPA ke dalam sistem kromatografi
sebanyak 6 kali. Dihitung asimetri
terhadap CTM dan PPA, simpangan
baku relatif (%RSD) terhadap waktu
retensi dan simpangan baku relatif
(%RSD) terhadap area.

Presisi
Ditimbang dan digerus halus
sampel sebanyak 20 tablet. Dihitung
bobot rata-rata per tablet. Ditimbang
sejumlah serbuk tablet yang setara
dengan bobot setengah tablet ( 330 mg)
ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan
dan diencerkan dengan pelarut hingga
tanda batas. Untuk mempercepat
kelarutan, dilakukan ultrasonik selama
30 menit. Disaring dengan filter 0,45 m
dan dimasukkan ke dalam vial HPLC
kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam
sistem kromatografi. Dihitung kadar

Spesifitas
Disiapkan larutan sampel dari
serbuk plasebo yang terbuat dari
campuran sintesis material pendukung
produk. Spesifitas ditentukan dengan
membandingkan peak larutan sampel,
larutan plasebo, fase gerak, solven dan
4

CTM dan PPA dan ditentukan


simpangan baku relatif (%RSD).
Lakukan prosedur di atas sebanyak 6
kali preparasi.

kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam


sistem kromatografi. Dihitung kadar
CTM dan PPA serta ditentukan koefisien
korelasi (r) dan simpangan baku relatif
(%RSD) terhadap persen perolehan
kembali. Untuk konsentrasi 80% sampel
ditimbang 264 mg, sedangkan untuk
konsentrasi 120% sampel ditimbang
396 mg.
Berikut tabel kriteria penerimaan
validasi sehingga validasi yang
dilakukan dapat dikatakan memenuhi
persyaratan atau tidak.
Tabel 3. Kriteria penerimaan validasi
metode penetapan kadar

Akurasi
Dibuat larutan sampel pada
konsentrasi 80, 100, 120 %. Analisis
dikerjakan triplo untuk masing-masing
konsentrasi. Pembuatan larutan sampel
dengan konsentrasi 100% caranya yaitu
ditimbang dan digerus halus sampel
sebanyak 20 tablet. Dihitung bobot ratarata per tablet. Ditimbang sejumlah
serbuk tablet yang setara dengan bobot
setengah tablet ( 330 mg) ke dalam
labu ukur 100 mL, dilarutkan dan
diencerkan dengan pelarut hingga tanda
batas. Untuk mempercepat kelarutan,
dilakukan ultrasonik selama 30 menit.
Disaring dengan filter 0,45 m dan
dimasukkan ke dalam vial HPLC
kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam
sistem kromatografi. Dihitung kadar
CTM dan PPA serta ditentukan %
perolehan
kembali
sampel
yang
diperoleh. Untuk konsentrasi 80%
sampel ditimbang 264 mg, sedangkan
untuk
konsentrasi
120%
sampel
ditimbang 396 mg.

Parameter validasi
Uji kesesuaian sistem
Spesifitas
Linieritas
Presisi
Akurasi
Rentang (range)

Kriteria penerimaan
Asimetri : 0,5 2,0
SBR waktu retensi : < 2%
SBR Area : < 2%
Tidak muncul peak pada material yang lain
Koefisien korelasi (r) > 0,998
SBR 2,0 %
% Perolehan kembali 98 102 %
SBR 2,0 %
nilai koefisien korelasinya (r) 0,998

Hasil dan Pembahasan


Validasi metode penetapan kadar
Klorfeniramina maleat (CTM) dan
Fenilpropanolamina
(PPA)
dalam
sediaan tablet Paratusin secara KCKT
menghasilkan data yang memenuhi
persyaratan CPOB. Hal ini dapat
diketahui dari data tiap parameter
validasi. Hasil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan persyaratan CPOB
sehingga dapat diketahui parameter
tersebut telah sesuai syarat validasi
metode atau tidak. Secara lengkap data
hasil validasi metode tersebut dapat
dilihat pada data hasil tiap parameter
validasi.

Rentang
Dibuat larutan sampel pada
konsentrasi 80, 100, 120 % dan
dikerjakan triplo untuk tiap konsentrasi.
Pembuatan larutan sampel dengan
konsentrasi
100%
caranya
yaitu
ditimbang dan digerus halus sampel
sebanyak 20 tablet dan dihitung bobot
rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah
serbuk tablet yang setara dengan bobot
setengah tablet ( 330 mg) ke dalam
labu ukur 100 mL, dilarutkan dan
diencerkan dengan pelarut hingga tanda
batas. Untuk mempercepat kelarutan,
dilakukan ultrasonik selama 30 menit.
Disaring dengan filter 0,45 m dan
dimasukkan ke dalam vial HPLC

Uji kesesuaian sistem


Uji kesesuaian sistem dilakukan
untuk menetapkan keefektifan sistem
operasi atau metode sebelum digunakan.
Data hasil uji kesesuaian sistem dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data hasil uji kesesuaian sistem


No
1
2
3
4
5
6
rata-rata
SBR (%)

Waktu retensi
PPA
CTM
6,813
10,063
6,808
10,064
6,805
10,079
6,810
10,090
6,813
10,085
6,817
10,085
6,811
10,078
0,062
0,114
Asimetri

Area
PPA
81668
84501
83408
84044
83266
82985
83312
1,172

CTM
174146
173973
174069
173326
173492
174060
173844
0,199

Linieritas
Uji Linieritas suatu metode
analisis bertujuan untuk membuktikan
adanya
hubungan
linier
antara
konsentrasi zat sebenarnya (teoritis)
dengan respon alat. Dalam hal ini
dituntut ketelitian pada saat preparasi
serta kemampuan alat mendeteksi zat
yang diukur dengan tepat dan teliti.
Linieritas atau kecenderungan korelasi
antara dua variabel biasanya dinyatakan
dalam koefisien korelasi (r). Linieritas
yang baik atau adanya korelasi yang erat
ditunjukkan dengan harga koefisien
korelasi (r) yang mendekati atau sama
dengan nilai satu. Hasil uji linieritas
dapat dillihat pada Tabel 6. dan 7.
Tabel 6. Data hasil uji linieritas CTM

Asimetri
PPA
CTM
1,250
1,270
1,234
1,275
1,240
1,275
1,228
1,278
1,245
1,276
1,243
1,278
1,240
1,275

Dari hasil uji kesesuaian sistem,


asimetri CTM diperoleh 1,275 dan PPA
1,240. Simpangan baku relatif untuk
waktu retensi dan area CTM diperoleh
0,114 dan 0,119 sedangkan PPA
diperoleh 0,062 dan 1,172. Nilai hasil uji
tersebut masih memenuhi syarat yang
ditetapkan, sehingga metode ini sesuai
untuk digunakan.
Spesifitas
Spesifitas adalah uji untuk
mengetahui pengaruh yang diberikan
pelarut, fase gerak dan plasebo (bahanbahan
pengisi
dan
bahan-bahan
tambahan tanpa kandungan bahan aktif)
terhadap pengukuran bahan aktifnya.
Data hasil uji spesifitas dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Data hasil uji spesifitas
No
1
2
3
4
5
6

Larutan
Pelarut
Fase gerak
Larutan plasebo
Larutan baku
pembanding-1
Larutan baku
pembanding-2
Larutan sampel

CTM
Waktu retensi
0
0
0

Area
0
0
0

PPA
Waktu retensi
0
0
0

Area
0
0
0

10,063

174146

6.813

81668

10,064

173973

6.808

84501

10,138

170045

6.804

80485

Tingkat
mg
Konsentrasi
konsentrasi
standard
(mg/mL)
(%)
50
5,1
0,0051
75
7,5
0,0075
100
10,1
0,0101
125
12,7
0,0127
150
15,1
0,0151
Persamaan regresi linier
r

Area
72595
104170
140773
174375
207669
y = 13506029,60x + 3505,50
0,999

Tabel 7. Data hasil uji linieritas PPA


Tingkat
mg
Konsentrasi
konsentrasi
standard
(mg/mL)
(%)
50
3,78
0,0378
75
5,65
0,0565
100
7,59
0,0759
125
9,34
0,0934
150
11,23
0,1123
Persamaan regresi linier
r

Area
32531
48633
65829
80861
96894
y = 865859x - 145,6
0,999

Uji linieritas dilakukan dengan


membuat larutan dari bahan baku
pembanding CTM dan PPA dengan 5
konsentrasi berbeda pada rentang 50
150%, kemudian dibuat kurva hubungan
antara konsentrasi terhadap area yang
diperoleh. Hasil uji linieritas CTM
didapatkan persamaan garis y =
13506029,60x + 3505,50 dan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,999,
sedangkan hasil uji linieritas PPA
didapatkan persamaan garis y = 865859x
- 145,6 dan koefisien korelasi sebesar
0,999.
Pada uji linieritas diperoleh nilai
koefisien korelasi untuk CTM 0,999 dan

Pada tabel dapat dilihat bahwa


pelarut, fase gerak dan larutan plasebo
tidak memberikan pengaruh pada
penetapan kadar CTM dan PPA. Pada
kromatogram memang menunjukkan
adanya puncak, tetapi puncak tersebut
bukan puncak yang spesifik untuk CTM
maupun PPA. Oleh karena itu, dapat
dikatakan pelarut, fase gerak dan plasebo
tidak memberikan pengaruhv terhadap
penetapan kadar CTM dan PPA dalam
sediaan tablet Paratusin.

PPA 0,999 sehingga metode uji ini telah


memenuhi persyaratan uji linieritas yaitu
> 0,998. Oleh karena itu, metode ini
pada konsentrasi kerja 50% sampai
dengan 150% masih memberikan garis
linier. Nilai tersebut menggambarkan
adanya korelasi yang berbanding lurus
antara respon deteksi alat terhadap nilai
konsentrasi zat aktif.

Akurasi
Akurasi
sering
dinyatakan
perolehan kembali. Parameter akurasi
bertujuan untuk menentukan metode uji
yang digunakan dapat memberikan hasil
yang sama dengan nilai sebenarnya atau
dengan kata lain konsentrasi yang
didapat sama dengan konsentrasi
sebenarnya.Uji akurasi dilakukan dengan
membuat larutan dari bahan baku
pembanding CTM dan PPA pada tiga
konsentrasi yang berbeda dengan tiga
kali pengulangan. Hasil Uji akurasi
dapat dilihat pada Tabel 10. dan 11.
Tabel 10. Data hasil uji akurasi CTM

Presisi
Presisi merupakan parameter
yang digunakan untuk menyatakan
bahwa metode uji tersebut bila dilakukan
secara berulang-ulang dalam satu seri
pengukuran akan selalu menghasilkan
kadar yang mendekati sama dan atau
tidak bergeser. Uji presisi dilakukan
dengan menginjeksikan larutan uji yang
telah dipreparasi sebanyak enam kali.
Hasil uji presisi dapat dilihat pada Tabel
8. dan 9.
Tabel 8. Data hasil uji presisi CTM
Area
169731
170045
168101
169668
173293
171526

mg sampel
sampel_1
330,7
sampel_2
330,4
sampel_3
330,1
sampel_4
330,6
sampel_5
330,5
sampel_6
330,7
Rata-rata
Simpangan baku relatif (%)

Tingkat
konsentrasi
(%)
80
80
80
100
100
100
120
120
120

Kadar
(%)
97,47
97,74
96,71
97,46
99,57
98,50
97,91
1,02

Area
81473
80485
81091
81727
81497
80854

mg sampel
330,7
330,4
330,1
330,6
330,5
330,7
Rata-rata
Simpangan baku relatif (%)

% Aktual

% perolehan
kembali

79,20
79,01
78,24
96,58
96,76
95,65
116,42
116,51
117,23

79,88
79,72
78,92
97,47
97,74
96,71
117,56
117,63
118,38

100,87
100,90
100,87
100,92
101,01
101,10
100,98
100,95
100,98

Tabel 11. Data hasil uji akurasi PPA


Tingkat
konsentrasi
(%)
80
80
80
100
100
100
120
120
120

Tabel 9. Data hasil uji presisi PPA


sampel_1
sampel_2
sampel_3
sampel_4
sampel_5
sampel_6

% Teori

Kadar
(%)
98,13
97,03
97,85
98,47
98,22
97,38
97,85
0,56

% Teori

% Aktual

% perolehan
kembali

78,90
77,76
78,56
96,92
95,75
96,47
113,77
116,00
113,62

79,84
78,72
79,50
98,13
97,03
97,85
115,26
117,49
115,10

101,19
101,23
101,19
101,25
101,34
101,43
101,31
101,28
101,31

Hasil uji menunjukkan persen


perolehan kembali CTM pada 100,87
101,10% dan persen perolehan kembali
PPA pada 101,19 101,43%.
Persyaratan uji akurasi adalah 98
102%, oleh karena itu hasil uji akurasi
CTM dan PPA memenuhi persyaratan
uji akurasi. Metode ini dikatakan akurat
karena menunjukkan kedekatan nilai
yang dihasilkan pada penetapan kadar
CTM dan PPA dengan nilai yang
sebenarnya.

Hasil uji presisi diperoleh


simpangan baku relatif untuk CTM
sebesar 1,02 % dan simpangan baku
relatif untuk PPA sebesar 0,56 % dan
nilai simpangan baku relatif tersebut
memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan yaitu < 2 %. Berdasarkan
data yang dihasilkan pada uji presisi
menunjukkan bahwa metode ini
mempunyai presisi yang tinggi.

Rentang
Hasil uji rentang diperoleh dari
data uji akurasi yang dilakukan dan
dapat dilihat pada Tabel 12. dan 13.
7

Tabel 12. Data hasil uji rentang CTM


Tingkat
%
konsentrasi
% Aktual
Teori
(%)
80
79,20
79,88
80
79,01
79,72
80
78,24
78,92
100
96,58
97,47
100
96,76
97,74
100
95,65
96,71
120
116,42
117,56
120
116,51
117,63
120
117,23
118,38
Simpangan baku relatif (%)
r

3) Uji linieritas untuk CTM diperoleh


persamaan garis y = 13506029,60x +
3505,50 dengan nilai koefiien
korelasi sebesar 0,999, sedangkan
untuk PPA diperoleh persamaan garis
y = 865859x 145,6 dengan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,999.
4) Uji presisi diperoleh simpangan baku
relatif CTM sebesar 1,02 % dan
simpangan baku relatif PPA sebesar
0,56%.
5) Uji akurasi menunjukkan % perolehan
kembali CTM pada 100,87 101,10
% dan untuk PPA pada 101,19
101,43 %.
6) Uji rentang untuk CTM dan PPA
menunjukkan hasil yang sama yaitu
dengan simpangan baku relatif
sebesar 0,08 % dan koefisien korelasi
sebesar 0,998.
7) Berdasarkan hasil validasi metode
penetapan kadar Klorfeniramina
maleat
dan
Fenilpropanolamina
dalam sediaan tablet Paratusin secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT), dapat disimpulkan bahwa
metode ini valid digunakan untuk
pemeriksaan rutin di laboratorium QC
PT Prafa.

% perolehan
kembali
100,87
100,90
100,87
100,92
101,01
101,10
100,98
100,95
100,98
0,08
0,999

Tabel 13. Data hasil uji rentang PPA


Tingkat
%
konsentrasi
% Aktual
Teori
(%)
80
78,90
79,84
80
77,76
78,72
80
78,56
79,50
100
96,92
98,13
100
95,75
97,03
100
96,47
97,85
120
113,77
115,26
120
116,00
117,49
120
113,62
115,10
Simpangan baku relatif (%)
r

% perolehan
kembali
101,19
101,23
101,19
101,25
101,34
101,43
101,31
101,28
101,31
0,08
0,999

Dari tabel di atas, uji rentang


diperoleh hasil CTM dan PPA yang
sama yaitu simpangan baku relatif
0,08% dan koefisien korelasi 0,999.
Hasil ini menunjukkan uji rentang masih
memenuhi persyaratan yang ditetapkan
yaitu simpangan baku relatif < 2,0% dan
koefisien korelasi > 0,998. Nilai ini
menunjukkan bahwa penetapan kadar ini
bila dilakukan pada rentang 80 120%
masih memberikan hasil yang baik.

Saran
Penelitian selanjutnya sebaiknya
dilakukan verifikasi metode penetapan
secara berkala untuk menjamin validitas
metode yang digunakan.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Pada
pengujian
beberapa
parameter validasi yang dilakukan,
diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Uji kesesuaian sistem diperoleh rata
rata asimetri CTM sebesar 1,275 dan
PPA sebesar 1,240, simpangan baku
relatif untuk waktu retensi dan area
CTM sebesar 0,114 dan 0,119,
sedangkan PPA sebesar 0,062 dan
1,172.
2) Uji spesifitas menunjukkan bahwa
pelarut, fase gerak dan larutan
plasebo tidak memberikan pengaruh
pada metode penetapan ini.

Daftar Pustaka
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. Edisi IV.
Terjemahan Farida Ibrahim.
Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2001. Petunjuk Operasional
Cara Pengolahan Obat yang
Baik. Badan POM. Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2006. Petunjuk Operasional
8

Cara Pengolahan Obat yang


Baik. Badan POM. Jakarta.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 1998.
Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
VI. Erlangga. Jakarta.
Johnson, E. L. dan Stevenson, R. 1991.
Dasar
Kromatografi
Cair.
Terjemahan
Kosasih
Padmawinata. Penerbit ITB.
Bandung.
Lachman, L., Lieberman, H. A., dan
Kanig, J. L. 1994. Teori dan
Praktek
Farmasi Industri II. Edisi Ketiga.
Jakarta: UI Press.
Mulja, H. M. dan Suharman. 1995.
Analisis Instrumental. Airlangga
University Press. Surabaya.
Mulya, M dan Syahrani, A. 1991. KCKT,
Teori Dasar, Instrumentasi dan
Aplikasi. Mecphiso Grapika.
Surabaya.
Rath dan Strongs. 2005. Six Sigma
Advance Tools Pocket Guide.
Penerbit Andi : Yogyakarta.
Reynolds, J.E.F. 1996. Martindale The
Extra Pharmacopeia. Royal
Pharmaceutical Sociaty. London.
Snyder, Lloyd R., Joseph L. Glajch dan
Joseph J. Kirkland. 1988. Practical
HPLC Method Development. John
Willey & Sons, Inc. New York.
Tim Farmakope Indonesia. 1995.
Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Tjay, T.H. dan Kirana. R. 1986. Obatobat
Penting,
Khasiat
Penggunaan,
dan
Efek
Sampingnya. Edisi Keempat.
Departemen
Kesehatan
RI.
Jakarta
www.drugintermediates.tradeindia.com.
Active
Pharma
Ingredients.
Diakses pada tanggal 4 Pebruari
2012.

www.newdrudinfo.com. Our Products.


Diakses pada tanggal 4 Pebruari
2012.
www.waters.com. Coloumn Chromatography
Catalogue. Diakses pada tanggal
Januari 2012.
Lampiran
Lampiran 3. Data kromatogram uji kesesuaian sistem

Lampiran 4. Data kromatogram uji spesifitas


1) Data kromatogram pelarut

2) Data kromatogram fase gerak

250000

Area

200000
150000
100000
50000
0
0

0.005

0.01

0.015

0.02

Konsentrasi (mg/mL)

3) Data kromatogram larutan plasebo

2) Data dan grafik hasil uji linieritas PPA

Area

120000
Tingkat
mg
Konsentrasi
100000
konsentrasi
Area
standard
(mg/mL)
(%)80000
5060000
3,78
0,0378
32531
7540000
5,65
0,0565
48633
10020000
7,59
0,0759
65829
125
9,34
0,0934
80861
0
150
0 11,23 0.02 0,1123
0.04
0.06
0.0896894 0.1
0.12
Persamaan regresi linier
y = 8658959x - 145,6
Konsentrasi (mg/mL)
r
0,999

4) Kromatogram

4) Data kromatogram larutan standard PPA dan CTM

5) Data kromatogram larutan sampel

Lampiran 5. Data, grafik, kromatogram dan contoh perhitungan uji linieritas


1) Data dan grafik hasil uji linieritas CTM
Tingkat
mg
Konsentrasi
konsentrasi
Area
standard
(mg/mL)
(%)
50
5,1
0,0051
72595
75
7,5
0,0075
104170
100
10,1
0,0101
140773
125
12,7
0,0127
174375
150
15,1
0,0151
207669
Lampiran
5. Data,regresi
grafik,
kromatogram
contoh perhitungan
Persamaan
linier
y =dan
13506029,60x
+ 3505,50uji linieritas
R
0,999
1) Data dan grafik hasil uji linieritas CTM

Area

Tingkat
mg
Konsentrasi
250000
konsentrasi
Area
standard
(mg/mL)
(%)200000
50
5,1
0,0051
72595
150000
75
7,5
0,0075
104170
100100000 10,1
0,0101
140773
125 50000 12,7
0,0127
174375
150
15,1
0,0151
207669
0
Persamaan
y = 13506029,60x
0 regresi linier
0.005
0.01
0.015 + 3505,50
0.02
R
Konsentrasi (mg/mL) 0,999
250000

2) Data200000
dan grafik hasil uji linieritas PPA
Area

150000
Tingkat
mg
Konsentrasi
konsentrasi
Area
100000 standard
(mg/mL)
(%)
5050000
3,78
0,0378
32531
75 0
5,65
0,0565
48633
0 7,59
0.005
0.01
0.015
0.02
100
0,0759
65829
125
9,34
0,0934
Konsentrasi (mg/mL) 80861
150
11,23
0,1123
96894
Persamaan regresi linier
y = 8658959x - 145,6
r
0,999
2) Data dan grafik hasil uji linieritas PPA

Tingkat
konsentrasi
(%)
50
75

mg
standard

Konsentrasi
(mg/mL)

Area

3,78
5,65

0,0378
0,0565

32531
48633

10

You might also like