You are on page 1of 22

Pengolahan air laut dengan alat Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) .

Alat pengolahan air


laut penting karena air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi kehidupan di
bumi. Sumber air dapat diperoleh dari air laut, air tanah, mata air, air sungai, dan air danau.

Air laut merupakan air yang di dalamnya terlarut berbagai zat padat dan gas, contoh : dalam
1000 gram air laut akan terdapat 35 gram senyawa terlarut yang secara kolektif disebut
garam, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa air dan 3,5 persen berupa zat-zat terlarut.

Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar / air bersih sangat
terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan air minum serta minimnya
pengetahuan pengolahan air laut. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pantai, pulau kecil
seperti kepulauan seribu jakarta air tawar merupakan sumber air yang sangat penting. Sering
terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah
pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air
tawar yang telah disiapkan di bak penampung air hujan namun tidak dapat mencukupi
kebutuhan pada musim kemarau. Bahkan yang lebih parahnya lagi bagi masyarakat yang
tinggal di Timur Tengah yang merupakan daerah gurun pasir yang susah

sekali untuk

mendapatkan sumber air, apa lagi air bersih.

Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air laut itu begitu melimpah, kenyataan
menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang pada daerah
pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk pengolahan air laut / air
payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi pengolahan air laut seperti
desalinasi air laut ( menyuling air laut ), filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air
asin/payau yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk
mengolahnya /mengubah air laut menjadi air tawar. Sehingga dengan adanya pengolahan air
laut menjadi air bersih akan mudah untuk mendapatkan air minum meskipun tidak seperti air
minum yang telah ada di daratan.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar para ahli telah mengembangkan sistem
pengolahan air laut/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput)
semipermeabel adalah suatu selaput penyaring air skala molekul yang dapat ditembus oleh
molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain
yang lebih besar dari molekul air.
Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilahdesalinasi
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu: Proses destilasi (suling), Proses penukar
ion,
3. Pengolahan air laut Proses filtrasi (filter air laut)

Proses ketiga ini lebih dikenal dengan Sea Water Reverse Osmosis sistem osmosis balik
(Reverse Osmosis). Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) adalah salah satu teknologi
pengolahan air laut menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air minum. Keistimewaan dari proses pengolahan air laut ini adalah mampu
menyaring molekul yang lebih besar dari molekul air.

Pengolahan air laut dengan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)

Teknologi pengolahan air laut / Sea Water Reverse Osmosis menggunakan proses membrane.
Pemisahan air dari kandungan mineral dan mikro organisme yang tidak dikehendaki
didasarkan pada proses penyaringan dengan skala molekul. Untuk menghasilkan air tawar(air
murni), pemompaan dilakukan dengan tekanan tinggi ke modul membrane yang mempunyai
dua outlet yaitu outlet yang menhasilkan air tawar (air bersih) dan outlet yang menghasilkan
air garam/mineral yang telah dipekatkan.

Dalam proses membrane, terjadi proses penyaringan air laut berdasarkan ukuran molekul,
yaitu partikel yang molekulnya lebih besar dari molekul air, seperti ;

1. Larutan garam/mineral

2. Zat organik tertentu

3. Bakteri, virus, yrogen, dll

Aplikasi

utama pengolahan air laut dengan Sea Water Reverse Osmosis adalah

menghilangkan larutan garam/desalinasi dengan efek tambahan untuk menghilangkan zat-zat


serta organisme lainnya. Biasanya filter air Reverse Osmosis terdiri dari 3 sistem, yaitu :

1. Pengolahan air tawar ( tap water Osmosis)

2. Pengolahan air payau ( brackish water treatment)

3. Pengolahan air laut ( sea water treatment)

Dalam proses filtrasi atau teknologi membran dikenal elektrodialisis dan reverse osmosis.
Dari dua teknologi membran tersebut reverse osmosis yang paling sering dipakai saat ini
sebagai teknologi sea water reverse osmosis (SWRO)

Pada tahun 1748, Ilmuwan Perancis Abbe Nollett, menemukan peristiwa reverse osmosis
yang alami. Proses pengolahan air laut ini terjadi ketika aliran air melalui suatu membran
semi permeable ke larutan konsentrat yang kemudian airnya menjadi tawar. Lebih dari 200

tahun kemudian, peristiwa ini telah dikenali sebagai cara untuk mengolah / pengolahan air
laut, air asin, air payau, atau air yang berwarna.

Cara Kerja Reverse Osmosis : Daya penggerak di belakang reverse osmosis memberikan
tekanan hidrostatik yang berbeda. Tanpa adanya pengaruh dari tekanan luar, air asin seperti
yang terlihat pada gambar akan menerobos membran untuk menetralkan/menawarkan /
pemurnian air lautyang mengandung

garam melalui

proses osmosis. Perbedaan pada

permukaan air dalam kaitan dengan perpindahan ini disebut dengan osmotic pressure head,
dan tekanan hidrostatik yang menyebabkan kenaikan pada permukaan air adalah osmotic
pressure. Dalam beberapa kasus air laut yang mempunyai kandungan garam tinggi, tekanan
osmotis dapat menjadi sebesar 1000 psi.
Pengolahan

air

laut

dengan

alat

Sea

Water

Reverse

Osmosis

(SWRO)

http://kontraktorbangunrumah.com/pengolahan-air-laut-dengan-alat-sea-water-reverseosmosis-swro/
Aninom.2013.

Direview dari Jurnal Ilmiah yang berjudul :


APLIKASI

TEKNOLOGI

BERBASISKAN

MEMBRAN

DALAM

BIDANG

BIOTEKNOLOGI KELAUTAN: PENGENDALIAN PENCEMARAN


ERNI MISRAN, ST. MT.

REVIEW
Dewasa ini kerusakan dan pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang penting dan
perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya
kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping menghasilkan
produk-produk yang diperlukan bagi kehidupannya, kegiatan manusia menghasilkan pula
produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Cepat atau lambat
polutan itu sebagian akan sampai di laut. Hal ini perlu dicegah atau setidak-tidaknya dibatasi
hingga sekecil mungkin.
Air laut sebagai sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih namun kondisi saat ini terancam tercemar yang dapat menurunkan kualitas air tersebut.
Tidak tersedianya akses terhadap air bersih dan air layak minum dapat menimbulkan
permasalahan permasalahan perkotaan yang lebih kompleks, di bidang kesehatan,
pendidikan mapun ekonomi. Dengan pengelolaan air laut menjadi air tawar maupun air siap
minum maka dapat meningkatkan supply kebutuhan air bersih di Negara ini yang berdampak
pada penurunan angka kemiskinan.

Jenis-Jenis Polutan
Bahan-bahan pencemar yang dibuang ke laut dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara.
Mannion dan Bowlby (1992) menggolongkannya dari segi konservatif/non-konservatif.
Namun seringkali polutan yang masuk ke laut berbentuk kompleks, dalam arti dapat
mengandung kedua golongan di atas yaitu konservatif dan non-konservatif. Sebagai contoh
adalah buangan yang berasal dari penduduk (limbah domestik) yang umumnya mengandung
buangan organik tetapi juga mengandung bahan berlogam, minyak dan pelumas, deterjen,
organoklorin, dan buangan industri lainnya.

Sumber- Sumber Polutan


Menurut Alamsyah (1999), pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh
limbah buangan kegiatan atau aktivitas di daratan (land-based pollution) maupun kegiatan
atau aktivitas di lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran
dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan kimiawi.

Dampak Pencemaran Laut


Dampak yang timbul akibat pencemaran oleh berbagai jenis polutan yang telah disebutkan
sebelumnya adalah sangat beragam. Ada beberapa polutan yang dapat langsung meracuni
kehidupan biologis. Ada pula polutan yang menyerap banyak jumlah oksigen selama proses
dekomposisi. Ada polutan yang mendorong tumbuhnya jenis-jenis binatang tertentu. Dan ada
pula polutan yang berakumulasi di dalam jaringan makanan laut yang tidak dapat
dihancurkan oleh sel-sel hidup (bioaccumulation).
Industri Pertanian
Masalah pencemaran yang dikaitkan dengan pertanian adalah sedimentasi pestisida dan
pupuk. Aliran air hujan dari daerah pertanian juga mengandung bahan makanan yang besar
seperti senyawa nitrogen yang jika sampai ke laut dapat menyebabkan masalah eutrofikasi.
Konservasi Lahan Mangrove
Umumnya, kerugian akibat kerusakan hutan mangrove dirasakan seiring dengan menurunnya
produksi ikan yang merupakan sumber mata pencaharian. Pengrusakan sebagian besar terjadi
karena kegiatan reklamasi dengan pengurugan (penimbunan) untuk berbagai tujuan seperti
perluasan pemukiman, perluasan obyek pariwisata dan rekreasi, demikian juga halnya dengan
perluasan lahan tambak.
Buangan Air Panas (Thermal Water)
Meningkatnya jumlah dan besarnya pusat tenaga listrik telah menimbulkan pencemaran yang
akut di beberapa daerah. Pusat tenaga listrik menggunakan air pendingin dalam jumlah besar
untuk mendinginkan kondensor atau mengontrol temperatur reaktor nuklir. Air panas juga
mengandung ion-ion logam beracun atau unsur-unsur radioaktif yang kemudian dibuang
melalui sungai, danau, dan muara sehingga membahayakan lingkungan.

Tumpahan Minyak
Sumadhiharga (1995) memaparkan dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran
minyak di laut. Akibat jangka pendek dari pencemaran minyak antara lain adalah bahwa
molekul-molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkna
keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Akibat jangka panjang
dari pencemaran minyak adalah akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke
ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar,
hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.

Pengendalian Pencemaran Laut


Setelah mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan dari polutan-polutan lingkungan laut,
maka sangatlah perlu dilakukan upaya pengendalian bahkan pencegahan terhadap
pencemaran laut mengingat akibatnya yang tidak saja dirasakan oleh biota-biota laut tetapi
juga oleh manusia. Upaya pengendalian pencemaran laut perlu dilaksanakan sejak awal,
dalam arti limbah-limbah yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia, baik di darat
maupun di laut, haruslah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut.
Penerapan Berbagai Teknologi Konvensional
Berbagai metoda pengolahan limbah telah digunakan dan dikembangkan pada berbagai
industri. Pengolahan yang dilakukan dapat merupakan pengolahan secara fisik, kimia, dan
biologi ataupun merupakan gabungannya.
Pengolahan Air Akibat Tumpahan Minyak
Beberapa metoda yang dipakai dalam penanggulangan pencemaran akibat tumpahan minyak
adalah:
1. Pembersihan Secara Mekanik
Pada cara ini digunakan alat yang berfungsi mengumpulkan tumpahan minyak (boom,
skimmer, sponge), sehingga tumpahan minyak terlokalisir dalam suatu daerah yang sempit.
Pegumpulan tumpahan minyak juga dapat dilakukan dengan menggunakan pompa Hidrostal
yang bekerja secara hidrolik.

2. Penggunaan Dispersant
Dispersant disemprotkan pada tumpahan minyak dengan menggunakan helikopter ataupun
boat untuk memecahkan lapisan minyak menjadi tetesan, selanjutnya akan hilang dari
permukaan karena terdegradasi secara alami. Penggunaan dispersant ini tidak akan efektif
pada air yang tenang karena cara ini membutuhkan gerakan gelombang agar dispersant
tercampur dengan tumpahan minyak.
3. Pembakaran Minyak Secara In Situ di Laut
Pembakaran minyak di laut mempunyai sejumlah batasan di antaranya ketebalan minyak dan
jarak antara lokasi tumpahan dengan kapal untuk alasan keamanan. Pembakaran secara in situ
dilakukan saat mengatasi tumpahan minyak dari kapal Exxon Valdez. Dilaporkan bahwa pada
hari kedua setelah kejadian, 60.000 - 110.000 liter minyak yang tumpah dapat dihilangkan.
4. Bioremediasi
Alpha Environtmental Inc., Texas, pernah menyemprotkan mikroba alami yang memakan
minyak pada tumpahan sekitar 100.000 barrel, dan mikroba itu kemudian mati setelah
memakan tumpahan minyak tersebut. Sementara itu, Lee & Levy (1991) dalam Swan et al
(1994) melaporkan hasil studi mereka tentang penggunaan bioremediasi terhadap tumpahan
minyak yang mengandung lilin.
Teknologi Berbasiskan Membran
Teknologi membran dalam bioteknologi kelautan dapat diaplikasikan secara khusus dalam
hal:
1. Pemisahan padatan mikroskopis dan koloid dari larutan suspensi dengan menggunakan
mikrofiltrasi.
2. Pengkonsentrasian partikel terlarut dari larutan yang encer dengan menggunakan
nanofiltrasi atau reverse osmosis.
3. Fraksionasi campuran makrosolut dari larutan dengan menggunakan ultrafiltrasi.
4. Penghilangan partikel-partikel pengotor /bahan pencemar dalam umpam maupun produk
dengan menggunakan ultrafiltrasi ataupun reverse osmosis (Wenten dan Adityawarman,
1999).

Aplikasi Teknologi Membran Yang Lain


Reverse Osmosis
Reverse osmosis dapat menghilangkan kandungan senyawa organik dan anorganik dari air.
Konsentratnya dapat terus di-up-grade sampai kadar tertentu sehingga zat-zat yang terlarut
dapat di-recovery secara ekonomis. Air yang telah diolah kemudian dapat digunakan untuk
kebutuhan produksi. Dengan menggunakan proses ini, masalah suplai air, pengolahan air, dan
recovery zat-zat yang berguna dapat diatasi sekaligus.

CRITICAL REVIEW
Dalam pembahasan ini, saya ingin focus dalam pengelolaan air laut sebagai sumber daya air
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Disadari atau tidak, krisis air
di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Sebuah ironi, negara yang dikaruniai berlimpahruahnya air justru memiliki kualitas air yang semakin terpuruk. Dalam kondisi semacam ini,
teknologi pengolahan air bisa menjadi salah satu solusi pemecahan masalah. Salah satu
teknologi pengolahan air yang sedang dikembangkan adalah pengolahan air laut menjadi air
tawar.
Mengingat sangat besar potensi terjadinya pencemaran air laut yang berakibat menurunkan
kualitas air laut tersebut. Penyebabnya tidaklah lain adalah kegitan rutinitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, yang sangatlah sulit dan hampir tidak mungkin untuk
menghilangkan aktivitas tersebut. Hal yang dapat dilakuka adalah meminimalkan kegiatan
dan dampak yang timbul.
Untuk itu diperlukan diperlukan pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat guna
memanfaatkan sumber daya air yang melimpah ini. Karena kekurangan akan air bersih akan
menyebabkan permasalahan-permasalahan prkotaan seperti kemiskinan di bidang, kesehatan,
pendidikan dan pendapatan.

Cara Pemurnian Air Laut

Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga
diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk
mengolah air asin menjadi air tawar, antara lain:
Penyulingan
Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu
dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut
dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan
(air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi
dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan
perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.
Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Reverse osmosis dapat menghilangkan kandungan senyawa organik dan anorganik dari air.
Air yang telah diolah kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan produksi. Dengan
menggunakan proses ini, masalah suplai air, pengolahan air, dan recovery zat-zat yang
berguna dapat diatasi sekaligus.
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan
terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu
membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik,
bakteri akan ditolak (rejeksi). RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan
pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus,
menghemat tempat,dan menghemat energi.

Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis


Menurut Ir. Teuku Zulkarnain, MT, kandidat doktor teknik lingkungan Institut Teknologi
Bandung, Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode pemisahan
lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat molekul rendah seperti
garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa dan sukrosa. Keunggulan lain
dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat dioperasikan pada suhu kamar, dan

adanya penghalang absolut terhadap aliran kontaminan, yaitu membran itu sendiri. Selain itu,
ukuran penyaringannya yang mendekati pikometer, juga mampu memisahkan virus dan
bakteri.
Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang
industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler. Selain itu,
Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman, teknologi reverse osmosis cocok
digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri
dari beberapa tahap:
Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan. Padatanpadatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat menimbulkan fouling.
Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.
High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini
berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa untuk
melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga perlu
diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur ini juga
bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air minum.
Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara
klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk memisahkan
virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air benar-benar aman
(bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.

Evaporator
Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar.
Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut.
Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut.
Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di
dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain:

Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan
terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah
air laut skala besar.
Salah Satu Solusi Pemecahan Permasalahan Perkotaan terkait tersedianya Akses Air Bersih
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa, tidak tersediannya akses terhadap air bersih dan air
layak minum dapat menimbulkan permasalahan permasalahan perkotaan yang lebih
kompleks, di bidang kesehatan, pendidikan mapun ekonomi. Dampak yang utama antara lain
rentannya terserang penyakit, seperti muntahber, diare, akses ke pendidikan berkurang bagi
anak-anak karena sakit dan berpotensi meningkatkan pengeluaran untuk air bersih dan
kesehatan.
Dengan pengelolaan air laut yang notabene salah satu sumber daya pesisir yang melimpah
dengan tepat yaitu mengubah menjadi air tawar maupun air siap minum maka dapat
meningkatkan supply kebutuhan air bersih di Negara ini yang berdampak pada penurunan
angka kemiskinan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Dewasa ini kerusakan dan pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang penting dan
perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Permasalahan pencemaran dan kerusakan
lingkungan pesisir dan laut merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya
ketergantungan terhadap sumber daya pesisir dan laut serta luasnya dampak yang diakibatkan
pencemaran tersebut.
Untuk itu diperlukan diperlukan pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat guna,
teknologi yang cukup atraktif dan sudah diaplikasikan secara luas adalah teknologi yang
berbasiskan membran. Teknologi ini mempunyai beberapa keunggulan di antaranya tidak
membutuhkan tambahan bahan kimia yang besar dalam prosesnya sehingga tidak menambah
masalah pencemaran yang baru.
Dari uraian diatas, sebaiknya hal ini dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dalam
pemecahan mengenai masalah keterpurukan kualitas air dan intrusi air laut. Pemerintah
hendaknya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang cara pemurnian air payau
menjadi air tawar sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai alternatif serta proses

pemurnian diatas kita dapat juga menghasilkan nilai tambah produksi garam di Indonesia.
Sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan yang diakibatkan tidak tersedianya akses air
bersih khusunya bagi masyarakat berpengahsilan rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Misran, Erni, ST.,MT. 2002. Aplikasi Teknologi Berbasiskan Membrandalam Bidang
Bioteknologi Kelautan: Pengendalian Pencemaran. www.library.usu.ac.id/download/ft/kimiaerni.pdf
Prasetyo, Sulung. Teknologi Osmosis Balik Ubah Air Asin Menjadi Layak Minum.
indomembrana.com/index.php?action=news.detail&id_news=1 - 26k
Ranselhijau.

2008.

Pengolahan

Air

Intrusi

(Air

Payau)

Menjadi

Air

Tawar.

ranselhijau.wordpress.com/2008/07/31/pengolahan-air-intrusi-air-payau- menjadi-air-tawar/ 15k


Hidayat, Wahyu. 2007. Teknologi Membran. majarimagazine.com/2007/11/teknologimembran/ - 96k

Pengelolaan Air Laut Menjadi Air Tawar atau Air Siap Minum dengan Teknologi Reverse
Osmosis

dapat

Menjadi

Alternatif

Solusi

Mengatasi

Permasalahan

http://trisnasristia.blogspot.com/2009/04/pengelolaan-air-laut-menjadi-air-tawar.html
Aninom.2009.

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH/ MINUM PENGOLAHAN AIR


LAUT MENJADI AIR BERSIH/MINUM
by Mahesa Siswantoro
http://www.academia.edu/4849310/PENGOLAHAN_AIR_LAUT_MENJADI_AIR_BERSI
H_MINUM_PENGOLAHAN_AIR_LAUT_MENJADI_AIR_BERSIH_MINUM

LATAR BELAKANG
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Sumber air
tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air laut. Sumber air
di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari merupakan sumber
panasyang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat maupun laut akan menguap
oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi awan. Awan mengalami
kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan akhirnya akan menjadi hujan.
Air hujan jatuhkebumi sebagian meresap kedalam tanah menjadi air tanah dan mata air,
sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai, sebagian lagi terkumpul dalam
danau/rawa dan sebagianlagi kembali ke laut.Air laut merupakan air yang di dalamnya
terlarut berbagai zat padat dan gas, contoh :dalam 1000 gram air laut akan terdapat 35 gram
senyawa terlarut yang secara kolektif disebutgaram, atau di dalam air laut 96,5 persen berupa
iar dan 3,5 persen berupa zat-zat terlarut (Nur Alimah, 2008)Manusia sering dihadapkan pada
situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangatterbatas dan di lain pihak terjadi
peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal didaerah pantai, pulau kecil seperti
kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang sangat penting.Sering terdengar ketika
musim kemarau mulai datang maka masyarakat yang tinggal di daerah pantai atau pulau
kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang merupakan sumber air yangtelah disiapkan
di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak dapat mencukupi kebutuhan padamusim
kemarau. Bahkan yang lebih parahnya lagi bagi masyarakat yang tinggal di Timur Tengah
yangm$rp`kan daerah gurun pasir yang susah sekali untuk mendapatkan air, apatah lagiair
bersih.Padahal

kita

mengetahui

bahwa

sebenarnya

sumber

air

asin

itu

begitu

melimpah,kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru


berkembang padadaerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya
untuk mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi
sederhana sepertimenyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau
yang sifatnya sangatmelimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya menjadi
air tawar. Sehinggadengan adanya pengolahan air laut menjadi air asin akan mudah untuk
mendapatkan air meskipun tidak seperti air yang telah ada di daratan.Untuk memenuhi
kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem pengolahan air asin/payau
dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput)semipermeabel adalah suatu

selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekulair dengan mudah, akan
tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR SIAP MINUM DENGAN TEKNOLOGI


REVERSE OSMOSIS DI PONDOK PESANTREN DI DAERAH REMBANG
http://pangan46.blogspot.com/2011/10/gol-4-kelompok-1.html
anonim.2011

2.1 Prinsip Teknologi Reverse Osmosis untuk Pengolahan Air Payau Menjadi Air Siap
Minum
Osmosis merupakan proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya rendah menuju
larutan yang konsentrasinya tinggi dikarenakan adanya tekanan osmosis. Proses perpindahan
ini melalui membran semipermeabel, dimana proses perpindahan air akan berhenti setelah
konsentrasi kedua larutan sama. RO membutuhkan tekanan hidrostatik lebih besar daripada
perbedaan tekanan osmotiknya sehingga air bisa mengalir dari larutan yang konsentrasinya
lebih tinggi melalui membran semipermeabel (Maulana,2005).
Sistem RO umumnya terdiri dari 5 proses, yaitu :
1

Pengolahan Awal (pretreatment)

Air umpan terlebih dahulu diolah agar sesuai dengan kondisi membran dengan
menghilangkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH operasi dan menambahkan inhibitor
untuk control scaling yang disebabkan konstituen-konstituen seperti kalsium sulfat.
2

Pemberian Tekanan

Air umpan yang sudah diolah dinaikkan tekanannya dengan pompa sampai tekanan operasi
yang diinginkan agar sesuai dengan membran dan kadar garam air umpan.
3

Separasi Membran

Membran semipermeabel menghambat jalannya air umpan yang melewatinya. Air hasil
keluaran dari membran berupa air bersih yang disebut permeate, dan yang tertahan pada
membran disebut concentrate. Namun, karena tidak ada membran yang dapat bekerja 100%
sempurna, maka ada sebagian kecil garam yang masih dapat melewati membran.
4

Stabilisasi

Air hasil keluaran membran (air produk) biasanya disesuaikan pHnya terlebih dahulu
sebelum ditransfer ke sistem distribusi (Maulana,2005).
5

Disinfection

Proses ini dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara klorinasi.
Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk memisahkan virus dan
bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air benar-benar aman (bebas virus
dan bakteri), disinfection tetap dilakukan (Hidayat, 2007)
3.1 Simpulan
Air payau yang berasa asin dan lengket dapat mempengaruhi kesehatan manusia karena
mengandung ion-ion berlebih yang tidak baik bagi tubuh, sehingga tidak baik untuk
dikonsumsi. Oleh sebab itu, air tersebut perlu diolah terlebih dahulu dengan teknologi reverse
osmosis seperti yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dan Pondok Pesantren Roudlotuth
Tholibin Rembang.
Proses osmosis merupakan proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya rendah
menuju larutan yang konsentrasinya tinggi dikarenakan adanya tekanan osmosis melalui
membran semipermeabel. Prinsip sistem RO, yaitu pengolahan awal (pretreatment),
pemberian tekanan, separasi membran, dan stabilisasi. Suatu teknologi, pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya, begitu pula dengan reverse osmosis.

Desalinasi, mengolah air laut menjadi air tawar


Ukuran yang biasa digunakan untuk menentukan tinggi-rendahnya kadar garam dalam air
laut adalah ppm (part per million) dan digolongkan dalam 3 bagian yaitu:

1. Air laut berkadar garam rendah: 1000 ppm < air laut < 3000 ppm
2. Air laut berkadar garam sedang: 3000 ppm < air laut < 10.000 ppm
3. Air laut berkadar garam tinggi: 10.000 ppm < air laut < 35.000 ppm

Sedang air laut yang berkadar garam dibawah 1000 ppm dikategorikan sebagai air tawar
(fresh water) yang layak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi kadar
garam dalam air laut akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan untuk mengolah air
laut menjadi air tawar.

2. Reverse Osmosis System


Desalinasi yang menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) lebih kompleks jika
dibandingkan dengan sistem RO yang digunakan untuk memurnikan air tawar. Sistem RO
yang dipakai dalam desalinasi, air laut yang akan diolah diperlukan pengelolaan awal (pre
treatment) sebelum diteruskan ke bagian RO karena masih mengandung partikel padatan
tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya. Berikut skema desalinasi yang memanfaatkan
teknologi Reverse Osmosis (RO).

Setelah melalui tahap pre-treatment, air laut disalurkan ke membran RO dengan pompa yang
bertekanan tinggi sekitar 55 dan 85 bar, tergantung dari suhu dan kadar garamnya. Air yang
keluar dari membran RO ini berupa air tawar dan air yang berkadar garam tinggi (brine
water). Air tawar selanjutnya dialirkan ke tahapan post treatment untuk diolah kembali agar
sesuai dengan standar yang diinginkan. Sedang brine water dibuang melalui Energy Recovery

Device. Aliran Brine Water ini masih memiliki tekanan yang tinggi. Tekanan yang tinggi ini
dimanfaatkan oleh Energy Recovery Device untuk membantu pompa bertekanan tinggi
sehingga tidak terlalu besar memakan daya listrik. Karenanya desalinasi dengan tekonlogi
RO ini dianggap yang paling rendah konsumsi daya listriknya diantara sistem desalinasi
lainnya.
(Source: www.lenntech.com)
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/11/Desalinasi-mengolah-air-laut-menjadi-airtawar.html
anonim.2001.

PROSES DESALINASI OSMOSIS BALIK

Pada proses dengan membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses
penyaringan dengan skala molekul. Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis
balik, tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan
membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Pada prakteknya untuk menghasilkan air
tawar, air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membran
osmosis balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran, yakni pipa keluaran untuk air tawar
yang dihasilkan dan pipa keluaran untuk air garam yang telah dipekatkan.

Di dalam membran Osmosa Balik tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran
molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul

garam dan lainnya, akan terpisah dan akan ikut ke dalam air buangan. Oleh karena itu air
yang akan masuk ke dalam membran osmosa balik harus mempunyai persyaratan tertentu,
misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, pH harus dikontrol agar tidak
terjadi pengerakan kalsium karbonat dan lainnya.

Gambar 1. Contoh Sistem Pengolah Air Asin Bergerak

Pengolahan air minum dengan sistem Osmosa Balik terdiri dari dua bagian, yakni unit
pengolahan awal dan unit Osmosa Balik. Salah satu contoh diagram proses pengolahan air
dengan sistem Osmosa Balik dapat dilihat seperti pada Gambar 1. Air laut, terutama yang
dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan
lainnya, maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di dalam
unit Osmosa Balik. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan
utama yakni pompa air baku, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit,
dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 m.
Sedangkan unit Osmosa Balik terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran Osmosa Balik,
serta pompa dosing klorine dan sterilisator ultra violet (UV).

PROSES PENGOLAHAN

Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan
klorin atau Kalium Permanganat agar zat Besi atau Mangan yang larut dalam air baku dapat
dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida Besi atau Mangan yang tak larut dalam air. Selain
itu, pembubuhan Klorin atau Kalium Permanganat dapat berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh bakteri) di dalam
membran Osmosa Balik.

Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi atau Mangan
yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton
dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter
Mangan Zeolit. Dengan

adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum teOsmosa Balikksidasi di
dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan
ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tesebut dapat menimbulkan kerak (scale)
di dalam membran Osmosa Balik.

Dari filter Mangan Zeolit, air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai
fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat
penyumbatan membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan warna, air
dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5 m. Setelah
melalui filter cartridge, air dialirkan ke unit Osmosa Balik dengan menggunakan pompa
tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling. Air
yang keluar dari modul membran Osmosa Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang
telah dipekatkan. Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi
dengan klorine dengan konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba,
sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.

http://www.ristek.go.id/file/upload/lain_lain/bencana_aceh/air_asin.htm
UNIT ALAT PENGOLAH AIR ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM SISTEM OSMOSIS
BALIK

KAPASITAS 10.000 LITER/HARI AIR SIAP MINUM


(UNIT BERGERAK UNTUK KEADAAN DARURAT)
PUSAT PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN

sebagai kolam apung sebagai mana salah satu wahana di Taman Impian Jaya Ancol.

Solusi Krisis Air Bersih. Desalinasi yang memproses air laut dengan tingkat kadar garam
yang tinggi sehingga tidak layak konsumsi menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi
merupakan salah satu alternatif mengatasi krisis ketersediaan air bersih yang sering kali
terjadi di Indonesia.

instalasi desalinasi dengan metode reverse osmosis di Barcelona

Dengan memanfaatkan air laut dan mengolahnya sebagai air minum berarti juga mengurangi
pemakaian air bawah tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di
berbagai tempat terutama di Jakarta. Bahkan, tingkat penurunan tanah akibat eksploitasi air
tanah yang berlebihan di Jakarta, membuat kita was-was akan bahaya tenggelamnya ibu kota
negara kita dalam beberapa puluh tahun kedepan.

You might also like