You are on page 1of 18
FAKTOR KETIDAK PASTIAN PADA PENGUKURAN KUALITAS AIR SUNGAT Hari Hadi s © uslvbang KIM LIPL INTISARI: Fakior ketidak pastian dalam pengukuran adalah salah satu faktor Koreksi untuk ‘memperoleh nilai kebenaran dalam pengukuran, faktor ketidak pastian dalam pengukuran kualitas air disebabkan adanya beberdpa faktor diantaranya : faktor eresapan, faktor pengendapan, faktor pengenceran dan faktor interaksi bahan oluian dengan air sungai. Untuk mendapatkan nila kebenarannyea dari pengukuran ‘maka fakior ketidak pastian harus dimasukkan menjadi bagian dari hasil pengukuran. Pada penelitian ini diperotch suatu besaran faktor ketidak pastian yamg besarnya antara 0,001 sampai dengan 0,01 . ABSTRACT: Uncertainy factor in the measurement isa correction féictor to find a true-value of the measurement rivers water quality. Uncertainty factor is measuring of water quality was considered as A result of several factor and interaction factor of the pollution material and raw water. Uncertainty factor is a part of the true value ‘measurement so those uncertainty factors must be involved in the measuring From the observance ana data calculation, an uncertainty factor of about 0.001-0.01 were obtained. KATA KUNCT ' uncertainty, polusi true value, deposit 1, PENDAHULUAN ‘Untuk mengamati besarnya penurunan kualitas sungai akibat buangan limbah cair dari industri dipertukan pengukuran beberapa parameter kunci diantaranya PH, oksigen terlarut kekeruhan air sungai , temperatur , tinggi muka air sungai dan kecepatan arus sungai, Sifat limbah cair yang dibuang ke dalam sungai oleh industri pada urmumnya muda berinteraksi LEMBAR TANYA JAWAB Nama Penanya/Instansi : Harwikarya/PAIR-BATAN Pertanyaan : |. Apakah arti fisis munculnya pole pada sistem (setelah di “sampling” 7 2, Sesudah muncul disturbance n, lalu bagsimana kiat kta, apakah mengubah lagi ccontrollernya ? Jawaban (Harijono AT.) : 1. Perubahan sensitivitas sistem 2. Untuk garis dapat dikoreksi dengan Headform garis ‘Untuk yang Iain harus ada usaha " redesign’ Solusi umum dirancang dengan teknik statistik atau/ dan teknik predili FRR 0a 0 BPR Fag 76 FAKTOR KETIDAK PASTIAN PADA PENGUKURAN a KUALITAS AIR SUNGAT Hari Hadi (© Pusltbang KIM LIPr INTISARI: Fakior ketidak pastian dalam pengukuran adalah salah satu faktor Koreksi untuk ‘memperoleh nilai kebenaran dalam pengukuran, faktor kelidak pastian dalam pengukuran kualitas air disebabkan adanya beberdpa faktor diantaranya : faktor ‘peresapan, fakior pengendapan, faktor pengenceran dan fakior interaksi bahan olin dengan air sungai, Untuk mendapatkan nilai kebenarannya dari pengukuran ‘maka faktor ketidak pastian harus dimasukkan menjadi bagian dari hesil pengukuran. Pada peneliian ini diperoteh suatu besaran faktor ketidak pastian yang esarnya amtara 0,001 sampai dengan 0,01 . ABSTRACT: Unceriainyy factor in the measurement is a correction fictor to find a true-value of the measurement rivers water quality. Uncertainty factor is measuring of water ‘quality was considered as A result of several factor and interaction factor of the pollution material and raw water. Uncertainty factor is a part of the true value ‘measurement so those uncertainty factors must be involved in the measuring From the observance and data calculation, an uncertainty factor of about 0.001-0.01 were obtained. KATA KUNCT uncertainty, polusi trie value, deposit 1, PENDAHULUAN ‘Untuk mengamati besarnya penurunan kualitas sungsi akibat buangan limbah cair dari industri dipertukan pengukuran beberapa parameter kunci diantaranya PH, oksigen terlarut , kekeruhan air sungai , temperatur , tinggi muka air sungai dan kecepatan arus sungai. Sift limbah cair yang dibuang ke dalam sungai oleh industri pada umumnya mudah berinteraksi dengan sir sungai ( terlarut, meresap, menguap dan mengendap ), sedemikian hing hasi ‘pengukuran yang, diperolch stasun ukur mempunyai harga yang berbeda dengan total limibah cai yang dibuang disungai oleh industri. Untuk memperoleh hail pengukuran yang lebin ‘mendekatikebenaran, periu memperhitungkan faktor keidakpastian yang diakibatkan karena sifar limba car yang dibuang oleh industri mudah bernteraksi dengan ar sungat Faktor ketidakpastian dalam pengukuran kualita air sungai tidak akan terukur oleh slat vkur yang digurakan untek mengamati penurunan kualts ar sung, kerenafektor in berasal dari substans lan sedimentas,terserap oleh tanah atau terkandung dalam substansi Jain )Perhitungan besarnya faktorketidak pasan dalam penefian ini bertujuan untuk rmemperoleh hasil pengukuran parameter ualitas air sungai yang tidak terekam oleh instrumen pada pengamatan penurunan kus ar sung oleh imbahcair indus. Makalah ini menjlaskan tentang pethitungan besarmya fektor Ketidak pastian pengukuran parameter kualitas ir sung, faktor tesebut diperoleh dengan memperkirakan kumulasi data dari berbagai sumber pencemar yang langsung dibuang kesungai dan dibandingkan dengan data polus yang terekam oleh beberapa instrument telemetr ipinggir sungai atau data informas’ dar‘ instant lan yang sel mempunyaiKegiatan pemantauan Faktor ketidak pastian ini akan berguna sekali untuk memperkirakan jumlah polutan yang mencemari sungai pada semua kondisi yang mungkinterjadi di alam, misalnya banjir bnandang, penggelontoran oleh sumer pencemar dan lin sebagainya, 2, HUBUNGAN ANTARA KUALITAS DAN KUANTITAS Kualitas dan kuanttas air sungai mempunyai Keterkstan dan hubungan yang Ketat keduanya. Sementara pengurangan sumber pencemaran adalah suatu peneyclesaian pada sisi perubah, dalam hal peruah lan yaitu penambahan kuantitas air ( Pengenceran,penggelontoran, banjir )'mampu memperbaiki kualitas air dengan cara meningkatkan kapasitas pembersih lingkungan seni. Misalnya pada tingkatjaringan sungai secara Hidrolika Pengangkatan limbah dalam sunga Peningkatan kualitas Peru dipeshatikan juga faktor yang mempengaruhi kuantitas sumber daya air sehingga dapat membantu meningkatkan kualitasnya. Untuk menunjang hal ini dibuat suatu sistim ‘monitoring terpadu sehingga kualitas air sungai secara optimal dapat dirancang dengan dasar dasar perhitungan yang mantap berdasarkan data data hasil analisa kualitas air secara manual dan dilengkapi dengan data data mengenaifaktor faktor ketidak pastiannya Dari Tabel 1 dan keterangan diperoleh suatu gambaran bahwa kualitas air_mempunyai keterkaitan dengan kuantitasnye, hal ini dipeslukan untuk membuat suatu rancangan metode pengukuran yang terpadu dan optimum, ‘Hubungan antara kualitas dan kuantitas akan dibuat model suatujaringan pemantauan kualtas air dengan stasiun pengambilan sample yang ditempatkan dengan seksama, pemilihan parameter yang memadai untuk analisa, pengumpulan data dan prosedur pengolahan data Faktor ketidakpastian yang terkandung di dalam hasil pengukuran dimasukkan ke dalam bentuk model yang diperoleh dari data survey di seluruh jaringan sungai_ untuk penelitian kualitasnya serta penilaian sumber.yencemar. axe “Tabel 1: Hubingan antara data yang diperlkan untuk pengelolan hualitay air sungai secara terpadu, Daerah Pengaliran ‘Sungai [ Hidioel Seb pcgsioien manber | Hikolog > Banik Kaien ‘or in di acirsaggelsera bangin, fbtge: Lots jucishsonas oan, | sg, ‘HoclamanTebar dan Mteorlg tap ra, cia hen, | Kecraman dasa lane peapnaen mat, | Penganglnan Benwcam mac ‘ek Amoi Fimbah sepanjag alien sings, ‘Kuantitas Saker Pemenar Saabs 0 © | Trantoomast unser on | Somber tukan ik ( rama tgs, | allen Pysco Kins ery eran, st, da dan lan) Pepinshanpencemarn di Sera, siti pean Sela sang Model yang akan digunakan adalah satu set program = matematis yang memperhitungkan semua informasi dengan perubah : debit sir, kedalaman air rata, waktu ‘inggal, kecepatan aliran sungai, sera tingkat pencemaran dalam sungai untuk masing-masing parameter karakteristk (harga maksimum, harga minimum dan rata rata nya ) 3, MENGESTIMASI KUANTITAS POLUSI PADA BADAN AIR. ‘Memperkirakan jumlah polusi pada badan air dari berbagai sumber pencemar dengan berbagai bahan dan material dengan jalan survey awal untu mengetahui dominasi dari sumber pencemar yang mempengaruhinya, serta sumber daya air yang mempengaruhi kuantitas dan ‘ualtasnya. Sedimentasi dari sumber pencemar dapat dihitung dengan mempergunakan persamaan Newton dan Stoke yang berdasarkan hukum kekekalan yaitu Akumulasi = Inflow - Outflow - Mengendap - Terikat dengan komponen lain, Akumlasi adalah jurlah bahan pencemar yang dapat diukur oleh alatikur kuantitas air sungai, Inflow jumlah bahan pencemar yang diperkirakan masuk kesungai, Outflow jumlah balan pencemar yang terlarut dalam air dan ikut meresap kedalam tanah, Mengendap adalah Dahan pencemar yang mengendap kedalam dasar sungai, Terikat dengan Komponen Iain rmerupakan bahan pencemar yang terikat dengan biota sungai secara kimia dan biologi Jumlah ‘bahan pencemar yang terukur dapat dinyatakan dengan besarnya volume dan perubahan Konsentrasi terhadap waktu, dimana besanya volume sungai dapat diketahui dari tinggi rendah peal skala. Pernyataan akumulesi dinyatakan dalam model matematis adalah sebagai berikut V deli QCo-QC-Ve-Vr o TSN 0852-005 X, PPERDD 1995 7 dengan : V = Volume, Q= Debit, Co= Konsentrasi awal bahan pencemar, ‘onsentrasi bahan pencemar dengam masa reaksi K(t). = Kemampuan bahan untuk mengendap, e adalah fungsi waktu ‘emampuan bahan pencemarterikat dalam substansi lain Dari 4 bush komponen perubah sebelah Kanan persamian (1), hanya satu kompenen yang dapat divkur dengan mudah, untuk mencari 3 komponen yang lin dlakukan perhitungan sebagai berikut y HC kt co ® voy Sika kedua sisi persamaan 2 dikalikan dengen 6 Q ddan B= (k-+—-- ) maka persamaan 2 menjadi v BC ~Co.€ % (Co.8")C = == Coe Oy Jka persamaan (4) diintograsikan diperoteh persamaan berikut QCo C= apemeeae Ke. vB 6) Nilai Ce digunakan untuk memperkirakan keadaan kualitas air sungai diperiukan banyak data dari beberapa stasiun ukur yang dipasang pada badan air sungai tersebut, secara statistik keadaan ini akan lebih baik jika pengambilan sample pengukuran difakuken pada banyak tempat dengan waktu yang bersemaan , schingga diperoleh data yang. homogen tethadap waktu, Pengukuran pada banyak tempat dan waktu yang bersamaan akan mengalami banyak Kesulitanjka dilakukan secara manual, yatu seperti mengambil sample pada lokesi yang berbeda dengan waktu yang sama dan dilakukan pengukuran dilaboratorium dengan ‘wakiu yang sama pula, Faktor ketidak pastian tersebut banyak meliputi perubah dasar riselnya : dinamika distsbusi dai zat zat kimin dalam fase cai (terlaruit,Koloit atau terikat pada substansi Iain ), Konsentrat yang cerakumulasi dan mengendap pada dasar sungai onsentrat yang terakumulasi sebagai biota aquatik ‘Maka persamaan (5) pada t= 0 konsentrasi C sudah pasti akan sama dengan konsentrasi TEEN OSS-002 X, PIED 1995 w awal yaitu Co QCo K=Co- © vB ‘Dengan memasukkan harge K pada persmaaan(6) diperoleh Qo Qc + (Co- — )e™ senses (I) vB VB untuk t= co maka persamaan (7) menjadi Qco co 5 © ve x 1+k Q Pada keadaan steady state dimana kedalaman sungei tidak berubah dengan waktu ( pada jerak dekat ) , maka volume sungai juga tidak akan berubah dengan waktu jadi pperubahan onsentrasi pencemar terhadap waktu ( t ) adalah konstan , untuk itu de/dt =O maka persamaan 2 menjadi sebagai berikut 0 =Qc0 - QC -Ve- vr som (9) dari persamean 10 juga diperoleh harga konsentrasi sama dengan harga konsentrasi pada saat to» pada persamaan (10). PENGARUH SEDIMENTASI Apabila ada gaya luar yang menyebabkan partikel bergerak pada fluida make gaya totalnya adalah Ft = Fe -Fb -Fé ay FFe adalah gaya eksternal, Fb adalah gaya Buoyant dan Fd adalah gaya Drag Sedangkan gaya eksternainya adalah Fe (12) g dengan m a adalah massa dan percepatan partikel a sgravitasi pada saat itu ‘Sedangkan gaya Bouyantnya adalah sebagai berikut pma R=. (13) vat adanya gaya Fe sedangkan g adalah Dengan: p adalah rapat air Ps adalah rapat partkel ‘SSN 0055-003 X, PPTEIM TOI wr Sedangkan gaya drag yang mempengaruhi sedimen adalah Cd Ap p U Fa= ——___ (4) 28 dengan Cd adalah komponen drag ‘Ap adalah luas partkel U adalah kecepatenlinier Jka diasumsikan baba du py-p Chap a = ty dps 2m Untuk partkel dengan bentuk sfers AP 3 a a ro) m —-2p,Dp Dp adslah diameter patke sdimen du Psp 3CdpU “7 “ " 4 pDp Jka partikel tersebut melayang dan kemudian mengendap maka du 3Cdp UP Pe - p 0; e- sof 18) dt 4p, Dp Ps ‘maka kecepatan alan pada keadaan steady state 4g Pe-p us )Dp as) 3Cd > dengan menggunakan persamaan terdahulu maka harga Konsentrasi adalah QCo c= ——_ (20) 4g pep 3cd op Dp TSN 0850-007 K, PPERIM F095 @ Dari sini maka konsentrasi terukur besarnya dapat dihitung dengan persamaan (20) Parameter parameter yeng dapat diukur untuk menghitung konsentrasi bahan pencemar sebenarnya adalah sebage’ berikut: (Q adalah debit air sungai yang tercemari Co Konsentrasi bahan pencemar sebelum masuk sungai g Gravitast Cd Koefisien dra 1p, Kerapatan air sung 1p kerapatan konsentrasi pencemar ct Cy Gamba 1: Model pengukuran kvaltas ae sung adalah debit sungai, Co konsentrast bahan pencemar. ‘Sp sumber baa pencemar, C Konsentrasi ban pencemar see ercampur (Cr koneentrasterukur,Ptpoaltantlemetr ik mengukor Kuali air saga ‘au Iokasipenganbilan sample at sung ‘wake yang dipelukan dari Sp Ke Pt. ‘Untuk memudahkan penulisan dalam tabel digunakan perubsh baru yaitu ; 208) TERI aa, PPR T09S w zZ-(—— )p, (206) . Perubah perubah yang dapat dihitung dar tabel dan referensi yang ada sebagai berikut Koefisen drag diperoleh dengan menggunakan persamaan b G en R b dan n adalah konstanta , sedangkan R adalah bilangan Reynold Harga b dan n diperoleh dari tabel 2 hubungan antara bilaagan Reynold dengan b dan n ‘Tabel 2: Hubungan R dan n untuk mendapatkan harga C, 7,9- 1000 185 06 T000- 200.000 aa @ Jika dianggap bahwa keadaan aliran sungai laminer pada jaran dalam waktu aliren 2,5 jam ‘maka dengan menggunakan Tabel 2 diperoleh koefisien drag Cd sebesar Cyn 24 Kecepatan aliran sungai pada saat itu ( mei 1994 ) adalah 123 mu/menit dan piel skala ‘menunjukkan 2 m. Untuk itu debit sungai pada lokasi tersebut diperkirakan 4325 m° / detik Dengan menggunakan persamaan 20 Konsentrasi pencemar dalam badan sungai dapat dihitung besarnya, faktor Ketidak pastiannya diperoleh dengan membandingken has Perhitungan dan hesit pengukuran Laboratorium atau hasil pemantauan peralatan telemetti kualitas air sungai 4, HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan rasio kerapatan antar bahan dan waktu tinggal dari bahan ppencemar didalam sungai ( gambar 2 ), maka diperoleh harga rasionya untuk waktu tinggal selama 2 jam (waktu dihitung dari sumber pencemar yang dibawah air sungai sampai ketitik tukur pengamatan), dari grafik hubungan rasio Kerapatan antar bahan diperoleh harganya “TSW 8SE-007 X, PPERD 98 ie adalah 0,92, Sedangkan harga rasio percepatn grafitasi dengan Koefisien drag ( B ) dengan ‘menggunakan persamaan 20 a dan 21 diperoleh harga 0,544, abel 3: Hal pengukuran far ketidak pastian Nomor |Jampembuangan | Fak, KTP or (00.00 178 | 0400 Ter a 05.00 255) 0400 12.00 ry 08 16.00 19 ‘Tabel 4: Hasil pengukuran faktorketidak p Nomor | JamFenbuang | Fak KTP oF 72.00 297 o2 08.00 2.76 cy 72.00 12a w 18.00 Ta 8 22.00 Ta Dari Tabel 3 dan 4 diperolch harga faktor ketidakpastiannya yang paling kecil 0,9 dan yang paling besar 2,97. Maka daerah Ketidak pastian untuk ttk ukur TGR 021 adalah diantara 0,9 “SN OFE-OOE K, PFT -sampai dengan 2,97, harga ini hanya berlaku untuk daerah pengukuran yang dimaksud, Karena faktor faktor yang mempengaruhi harga ketidak pastan ini tidak berlaku pada daerah tiik uukur yang lain, Konsentrasi terukur (Ct )selaluterekam oleh instrument biarpun industri atau sumber ppencemar tidak membuang limbahnya ke sungai, harga ini menunjukkan kondisi air sungaijika tidak tercemar oleh limbah industri, Perhatikan tabel 6 dan tabel 7 hasil pengametan dan Perhitungan untuk semua perubah, 5. KESIMPULAN. Dari pengamatan dan perhitungan dapat diperoleh harga ketidak pastian dari pPengukuran parameter kualtas air sungai, faktor ini disebabkan limbah cair industri yang ibuang kesungai muda berinteraksi dengan air sungai ( terserap, menguap, terlarut dan mengendap ). Pengenceran yang sangat berlebihan sedemikian hingga konsentrasi terukur berbeda sangat jauh dengan konsentrasilimbah yang dibuang ke sungai Seringkali pembuangan limbah industri oleh pabirk pada saat air sungai dalam kedaan tinggi dan pada malam hari, besarnya faktor ketidak pastian dari lokasi TGR 0021 adalah iantara 0,9 sampai dengan 2,97 permml DAFTAR PUSTAKA. AM Gower Water Quality in Catchment Ecosystem” , John Willey & Sons 1980. Dennis Dickinsons * Practical Waste é: Disposal“ Applied Science Publishers 1974 Joko Tjahjono “ Environmental Impact Assesment™, Delf. Hydraulics 1987. Linvil G Rich “ Unit Operation of the sanitary Enggineering *, Ann Arbor Science 1973 ‘Turkey Yarmac * Industrial Source Sampling, Jokn Willey & Sons 1961 LEMBAR TANYA JA Nama Penanya/Instansi : Sugiono/ KIM-LIPL Pertanyaan : ‘Apa yang dimaksud dengan huruf't” pada gambar 1, mohon dijelaskan ?, Jawaban (Hari Hadi S): ‘Yang dimaksud t pada gamber 1 adalah telemetri yang diperlukan da ada Pt peralatantelemetri/pengambilan sample. ‘Sp” sumber TN ARS. 003 & PPRTAT T08e PENGENDALIAN KEBISINGAN DENGAN PANEL LAPIS ‘Achmad Suandi"”, Daryono Restu Wahono'” © PUSLITBANG KIM-LIPL INTISARI erancangan pane! lapis (sndvich pane) adalah salah satu teknuk dalam pengendalion ebisingan ‘yang diharapan depot manghasian milaiperedamen yang optimal Dari asl percobaan,ternyata ‘pane lapis yong drancang untuk mengendaitonkebisingon pada fesiltaspengujlanvibras! depat ‘membertian hasil yang balk, dana ingkot fkonan bam a raang pengulan dapat dita dari 100,7 dBA) menjadi 78; dBA) dan diruang Acceptance Test Dapatdtiunkan dor 80,2 ABA) ‘nr menjadi 53,4 dB(A), Baga pula dengan menggunatan alii dengan menggunaton kurva ‘ARC tolah menurjelan perubahan , untuk raang xs dori NR 9S menjodh NR SS dan dirwong Acceplance Tet dari NR 75 menjadl NR 4s. ABSTRACT Optimizing the sound reduction value of the partition panel can be done by manyfcturing sandhich panel consraction. The experiment showed, thal the sandvich panek insaed af vibration testing focliy gave asatsfotion result, where the Sound Pressure Level (SPL) af testing room has ‘reduced rom 100,7 dB(A) to 78,8 dB(A), while SPL at acceptance Test room has redeced from 80.2 {dB(A} 1053.4 ABCA) Therefore re NR curva ofboth roms also has changed 1 @ better conton te rom NR IS shied to NR-SS at testing room and from NR7S change to NR 4S atthe Acceptance Test KATA KUNCT : resonance effect, Noise rating, damper, rongga udara, 1. PENDAHULUAN Dalam upaya untuk menurunkan tingkat tekanan bunyi yang diakibatkan oleh suatu lat penguji getaran, maka telah dilakukan pengisolasian terhadap ruang uji vibrasi tersebut yaitu dengan merancang panel lapis yang dipasang pada dinding ruangan. Pada makalah ini akan dibahas tentang teknik perancangan panel lapis dan hasil yang. diperoleh dari percobaan ‘SN OAS. X PPLRTHT 1008 oo 2, KONFIGURASI PANEL LAPIS Konfigurasi panel lapis yang dirancang dijelaskan dalam keterangan gambar seperti terlihat pada gambar 1 > 1 Parke board 12 mm, 2. Rock wool 100 mm, 3. Rongga udara 60 mm, 4, Parfkel board 12.mm, 5. Rock wool, 6. Fiber cloth. Gambae 1, Koafigurasi Panel 3. PANEL LAPIS ae! apis yang dinncang pd prcbana in pads prisipay hampit mip dengm pant gande(Geule pan), naman peda pans laps in perancngaray agak sedi mde nana ped gio dala pane dist dengan Tapian seat rockwool dan ‘Sarjtnya dla panel buat rong wn dengan lebar rongga karang Tein 0 mm. eng ar Dring sebaga damper, lh karen tu Ibu ongga ura akan srg ‘Stan dm ncnttan Rtas prtoan yen teapapad daca ebues redo, Simura pda ec test kan feud Uebocoran sar yang dnalka lh fk esonans ai pane anda (double wa teetane es). kent reson! aan rca ape itung dengan prsanaan 1 2pC Fo= 2m 9 dM wo dengan: Fr= Frekuensiresonansi, = Lebar rongga udara, M~= Massa panel, p ~Densitas udara, © =Kecepatan suara di udara, TES G55 003, PPLEDN 1995 w Selanjutnya pada permukaan paling luar pane! dilapisi oleh lempengan serat rockwool dengan ketebalan 100 mm, Bahan rockwoot memiliki sifat peredaman bunyi yang baik (sound absorben material) sehingga energi bunyi yang datang akan langsung diserap oleh bahan ini. Akibatnya sisa energi yang menembus pada bagian dalam panel sudah tereduksi, Besarnya nilai reduksi bunyi (R) yang diakibatkan oleh penyerapan bahan (panel) dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan 0 log [AA] @ dengan R= Besamya pengurangan level suara, Al = Penyerapan suara total pada kondisi sebelum dipasang panel lapis, A2 = Penyerapan suara total pada kondisi setelah dipasang panel lapis, 700 R. Acceptance Test —4 stem 60cm Gambar 2. Densh Ruangan yang di Iolast ‘Adapun nilai penyerapan suara total dapat dihitung dengan persamaan AwaSl4a824.. ta Sn 6) dengan’ = Nilai koefisien absorpsi bahan (panel) S =Luas permukaan panel 4, HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS ada kondisi sebelum dilakuken pemasangan panel lapis kebisingan yang ditimbutkan oleh alat penguji vibrasi mempunyai level yang sangat tinggi, dimana berdasarkan hasi pengukuran diperolen data sebagal berikut > di ruang ul level Kebisingan erukur sebesar 100,7 dB(A) dan diuang Acceptance Test yang letaknya bersebelahan dengan ruang uj, level kebisingannya mencapai 80,2 dB (A). Level sebesar itu suda jelas dapat menimbulkan suatu ‘gangguan yang cukup serius terhadep operar alt uji dan juga yang berdekatan yaitu diruang, Acceptance Test, ‘Ambang batas yang diizinkan ditempat Kerja yang berlaku di Indonesia adalah 85 dB(A) untuk 8 jam kerja, ambang batas ini adalab sebuah nilai agar manusia yang tidale terganggu keschatannya ‘Untuk menetapkan kriteria kebisingan di dalam ruangan, dapat pula dilakukan dengan ‘menggunakan kurva NR (Noise Rating curves) yaitu berupa satu set kurva tekanan bunyi sebagai fungsi dari frekuensi dengan lebar pita satu oktaf, Kurva NR ini direkomendasikan oleh standar ISOO R - 1996 -1971. Tebel. 1 memperlihatkan keriteria kebisingan di dalam ruangan berdasarkan analisis kurva NR, ‘Tabel, 1: Kriteria ket nga di dalam rvangan. ENVIRONMENT RANGE OF LEVELS LIKELY To BE ACCEPTABLE Workshop 6-70 | Mechanised offices 50-55 ‘Gymnasia, sport halls, swimming baths | 40-50 Restaurants, bars, cafes 3 Pahatesoffces Taras, couroons 3 ines, Posi, chars, Sal 35 conference rooms iss roms, TV audios, age onftence DIO rooms Concert hal teares a5 Dingnonis Gini, udiomert Toons 7030 Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan kurva NR, Kondisi kebisingan di ‘uang uji berada pada NR 95 dan di ruang Acceptance Test berada pada NR 75. Kalau kita lihat krteria kebisingan didalam ruangan ysng di rekomendasikan oleh standar ISO / R 1996 -1971 (E) seperti yang terlihat pada Tabel. 1, maka untuk ruangan pengujian kriteria yang paling dekat adalah workshops yang ambang batasnya beeda pada NR 60 - 70. Sedangkan ruang Acceptance Test dapat diambil pendekatan dengan mechanised office yang dibatasi pada anr SO - 55, maka terlihat dengan jelac bahwa kedua ruangan torscbut di atas telah a tsp iR rom — JOTE rmelampaui kriteria Kebisingan didalam ruangan. Namun setlah dilaksanakan pengisoasian tethadap ruangan pengujan dengan memasang pane! lapis pada seluruh permukaan dinding dan plafon, temyata kurva NR nya telah bergeser pada NR 5 di ruang uji dan NR 45 di " ruang Acceptance Test. Dari data terakhir ini kalau sekai lagi kita bandingkan dengan persyaratan kebisingan yang terdapat pada tabel. 1, maka tampak kondisi kebsingan kepada a ‘dua ruangan tersebut kini telah memenuhi persyaatan kebisingan yang diizinkan di dalam “abl, 2, Tinghat ekanan bony! dengan aalisisfrelwensi/ ota pada kondisisebelum 4 dian cela pemasangan panel api, t Ruang Uj Ruang Acceptance Test Tingka tcanan bonyi | Tinghatekenan bunyi | Sebshum | Seielah | Sebelim | Seteah | isolasi(4B] | isolasi | isolasi(aB} | isotasi [4B] [4B) | a To08 Gia 963 9 135 89 uo | 322 ae 250 or 361 340 as 305 ae ws 362 a 4 1005 728 wp oA 3 2000 305 ws 322 as 71 IN Nie | 4000 ro 468 wd 268 te 3000 ae a0 aa 248 NW “aBIAY 1007 788 802 A a) ruangan , begitu pula nilai tingkat tekanan bunyi pada bobot A yang terukur pada kondisi setelah pemasangan panel lapis telah mengalami pengurangan yang cukup beser, untuk ruang, uji menjadi 78.8 dB(A) dan ruang Acceptance Test menjadi 53,4 dB(A), schingga tingkat kebisingan di kedua ruangan tersebut kini telah berada jauh dibawah ambang batas kebisingan | yang diizinkan Gambar 3. Kurva NR herdasarkan tandar ISO R - 1996-1971 (8). TW aa L002 PPK T095 oa $003 X, PPCREM 1095 ITH | Gambar 4. Kurva NR pada kondissebelum dan setelah pemasungan panel di ruang. uj TSS 0855 005, PPERTR 9S Gambar. sa a ET A . oS : SS } Ss i ~ i ee a aN Pi 1] 5, Kurva NR pada kon ‘euang Acceptance Test PERTH TOS i scbelum dan sctclah pemasangan panel di 5. KESIMPULAN Dari percobsan ini dapat disimpulkan bahwa upaya pengendalin kebisingan dengan menggunakan panel lapis telah berhasil menurunkan level kebisingan diruang penguiian dari 100,7 dB(A) turun menjadi 78,8 dB(A) daan diruang Acceptance Test dari 80,2 turun ‘menjadi 53.4 dB(A), sehingga level tingkatkebsingan di Kedua ruang tersebut kni berade di Dawah batastingkat kebisingan yang dizinkan untuk tempat kerja yaitu sebesar 85 dB(A). Begitu juga dari hasil analisis dengan menggunakan kurva NR, ternyata. telah terjadi pergeseran yang cukup jauh yaitu dari NR 95 menjadi NR $5 diruang ji dan NR 90 men NR 45 di ruang Acceptance Test. Dari kurvackurva NR ini dapat dithat bahwa sete dlakuken pemasangan panel leis, KondisiKebsingan di kedua ruangan jauh lebih beik dari pada sebelumnya, sehingga ruangen-ruangan tersebut dapat _memenuhipersyaratan kebisisngan sepert yang direkomendaskan oleh standar ISO/R 1996-1971 (E) DAFTAR PUSTAKA TSO// R 1996, Assesment of Noise with respect to community noise, 1971 2 Beranek. LLL’, Noise and Vibration Control, Insitute of Noise Control Engineering, Washington DC 1988. 3. Raabe. G - Suandi, A, Zum EinfluB Der Prufoffnung Auf Das Schalléamm MaB, DAGA Bertin 1992 SIN BE PERT 1985 ri LEMBAR TANYA JAWAB Nama Penanya (Insta HYadda (Puslitbang KIM-LIPI) Pertanyaan: ‘Kenapa tidak menggunakan bambu, padahal dengan bambu ,diihat dari persamaan (Q) dapat menolong menurunkan rongga udara d dan menambah massa (M); jadi dengan cdomikian dapat membantu menurunkan frekuensi resonansi (Fr) Jawaban (Achmad Suandi): Pemilihan bambu panel's board memang lebih baik , karena panel ini mempunyai bobot reduksi suara yang sama dengan particle board, di samping itu bambu's panel board mempunyai massa yang lebih beratsehingga akan menaikkan nilai reduksi suara, ‘akan tetapi hingga saat ini panel tersebut belum terdapat di pasaran. sie PENGGUNAAN METODE MAGNETIK PARTIKEL UNTUK PENGUKURAN KERETAKAN SAMBUNGAN LAS PADA KILN SHELL PENGOLAH SEMEN Djuhana” , Santoso Prajitno 8. © PUSLITBANG KIM-LIPI INTISARI Unk mengetahes Reretakon dapat diokukan dengon motode magnet partikel. Caranya dengan menaburkan bahan serbuk yang dapat dimagnetisasi. Arah magnetisasi tegak lurus arch keretakan. Percobaan pengukuran keretakan telah dilakukan dengan mengatur arus. Hasit percobaan diaplikasikan untuk mengukur keratakan sambungan Jas pada kiln shell pengolah semen, Hasil —pengukuran yang dilakukan maka metode ini dapat digunakan untuk mengukur keratakan sambungan as yang mempunyai parang keretakan dari $0 mm sampai 1610 mm dan lebar eretakan 0,2 mm. ABSTRACT In order 10 measure the size of crack itis necesary fo employ a magnetic particle ponder methode. The measurement of crack has been carried out perpendicular 10 the crack area, a crack can be easily seen by controlling a current through the sample. The result of the measurement showed that this methode can be implemented to measure a crack with length of about 50 mm to 1610 mm and having width of abou 0,2 mm by altering the applied curremt KATA KUNCI: Magnetik Partikel, Kiln, ultraviolet, elektro magnetik: 1, PENDAHULUAN Kiln shell adalah suatu Komponen utema pada pabrik semen yang fungsinya untuk ‘membakar bahan baku semen. Proses pembakaran bahan baku dilakuken pada keadaan kiln shell sedang berputar Bentuk kiln shell berupa tabung yang dibuat dari material plat baja yang diameternya 5 meter dan panjangnya 40 meter seria tebalnya 39 mm. Sepanjang 40 ‘meter pada tabung terdapat sambungan las, Kiln shell tersebut-mendapat beban dari isi kiln yaitu berupa bahan baku semen, batu taban api. Selain itu dengan kondisi operasinya ‘yang harus berputar serta menerima panas nyala api dari burner pada waktu proses pembakaran bahan baku akan mempermudah terjadinya kerusakan atau keretakan. Dati ‘beban-beban tersebut akan timbul kerusakar-Kerusakan pada tabung, Kerusakan-kerusakan tersebut adalah panas terpuset (heat spot) pada dinding tabung dan keretakan-keretakan pada, sambungan las, Pengujian keretakan sambungan las biasanya dilakukan pada waktu penggantian batu tahan api dan penggantian komponen-komponen yang lain. ‘Untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya patahaya kiln akibat keretakan dari sambungan las, maka pengukuran keretakan dilakukan pada sambungan [as dan HAZ, Ini dilakukan ager produksi semen tidak perlu dihentikan, Petimukaan yang akan diukur diberi magnet dengan memakai alat magnetik dan pada permukean tersebut ditaburi partikel basah, sehingga partikel tersebut meresap kedalam retakan, Untuk memperjelas pengamatan Keretakan dilakukan dengan memakai bantuan lampu ultraviolet. Selanjutaya sllekukan pengukuran penjang keretakan dengan menggunakan mistar baja Dalam makslah ini diuraikan tentang metode pengukuran keretakan sambungan las pada kiln shell dengan magnetik partkel dan selanjutnya dilakukan analisis sera hasilnya dibahas, 2. TEORI DASAR Jka suatu konduktor diber ilitan kumparan, dan kemudian diberi arus lstik, maka tevjadlah garis-garismedan listrik, Selanjutoya konduktor tersebut merupakan suatu lekiromagnet akibat adanya anus listik Pada Gambar 1 ditunjukkan skema elektromagnetik yang terdiri dari konduktor sebagei inti dan kumparan yang meliit pada konduktor tersebut. Jika kumparan_tersebut dialri arus listrik, maka pada konduktor akan timbul medan magnet , fenomena ini sesuai dengan hukum Ampere [2] Besarnya gaya gerak listrik dapat diuraikan sebagai berikut, Arus (1) menimbulkan ‘medan (H) dalam kumparan (HC) arahnya dalam inti dimana-mana menurut arah jarum jam, fetepi besarnya tidak sama di semua titik, Kutub-kutub menimbulkan suatu medan ddemagnetisasi (Hp) yang disemus tik dalam inti berlawanan dengan (Hc). Misalnya kutub ‘utara dan selatan dipermukaan-permukean kutub menimbulkan medan (Ein) resultannya (Hip) berlawanan dengan (He). Rapat luksi dalam inti dan celah dapat dituliskan sebagai berikut 21. BE dengan BI, B2 ~ rapat fuksi dalam imi dan cetah ‘AI,A2. = luas penampang lintang pada inti dan celah @ | = fluksi magnetik larga -harga (H) yang bersesuaian ialah HI ul dengan Ul, u2_= permeabilitas magnetik untuk inti dan cela Gambar 1 Skoma eektromagnetik Selanjutnya bentuk integral garis (H) sekeliling sebuah lintasan ertutup mela inti dan celal udara. Jka 1 jalah panjang lintasan dalam inti dan ly panjang liltan dalam celah, maka Sua ‘Medan disetia ttik merupakan resultan medan (He). dan medan (Hp) . Integral garis 1+ #2 2 rmedan (Hp) nol, dan integral garis medan (He) sama dengan perkalian (ND), dimana N berarti jumiah lilitan kumparan dan (I) arus listrik. Karena itu gaya gerak magnet (m) dengan persamaan di bawah ini TL TSN ART=AO ¥, PRICK TOOT Ta 3, METODE PENGUKURAN KERETAKAN 3.1 Set-up Percobaan Pemeriksaan partikel magnet adalah metode yang digunakan untuk mencdletcksi kkoretakan-keretakan dan cacat-cacat lainnva pada petmukaan atau sedikit dibawah permukaan (ub surface) dari bahan best yang magnetis, Cairan partikel magnet disebarkan diatas permukaan sampel yang telah dibuat magnet pada bagian yang terdapat cacat, partikel- partkel tersebut akan tertarik pada bagian dimana medan magnetnya tidak seragam, yang disebabkan oleh cacat yang dapat dilihat. Pengamatan cacat tersebut dapat diperjlas dengan memakai lampu ultraviolet, Dan untuk pengukuran panjang cacat digunakan mistar ‘aja, Set-up pengukuran dapat dilihat pada gambar 2, a. Sampel be Inti i - ¢ Kumparan 4 Pengontrol arus 12. Setup pengukuran ‘Anus dari jalacjala listrik masuk ke kumparan melalui pengontrol arus, Arus yang mengalir ke kumparan akan menginduksi inti sehingga menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut akan mengalir pada inti secera terus menerus. Jika pada inti diberi cela, maka akan terjadi perumbaian medan magnet pada celah tersebut. dan jika pada celah tersebut ditempelkan ke permukaan sampel, maka medan magnet akan menjalar pada sempel tersebut. Jika terdapat retakan pada permuksan sampel dan partikel ditaburkan, maka partikel tersebut akan mengumpul pada retakan tersebut karena terdapat perbedaan magnet. 3.2 Mencari Karakteristik Alat Untuk dapat menggunakan alat magnetik partikel, perlu dilakukan percobaan awal Percobaan ini dilakukan untuk mengetabui Karakteristik alat magnetik terhadap ukuran keretakan maupun tebal bahan Pada percobaan ini material yang digunakan adalah material baja 37, tebal material dari 10 mm sampai dengan 25 mm , Ukuran keretakan dibuat atau diketahui ukurannya yaitu dari 0,05 mm sarapai dengan 0,4 mm, {ISSN O55E-D0T, PPERD 1998 10 ‘Adapun hasil percobaan untuk mencari karakteristik dapat diihat pada tabel 1 “at, al proband aorta LEBAR RETAKAN 0.05 Ol | __ (mm) : TEBAL BARAN | 10] 13 || 38] |S | ao mM) JARAK PROD (MM) a O74 [om | Ogi | O89] O82 [ORE] O9F [OT #0 os [ssp 101 {08} ose [ior] tor tir 700 ase) Lost ta [120] 0s pe pas | 14 i 20 Lis ize P30 1s [ted] 27 [131 10 136 [133 [10 ae [asa bi s7 | 1a [ Lae oz a a oa [oss [ipa] tn [ose ie Tes ar ae nie pia Ts [os ar2 Ft9 [123 Fa 117 | 1.25 [1,30 [1.17 [1,24 11,30 [7,35 Tae [124 [as fas [a1 28 [ras Pras [130 Pes Tha 13s F132 [136 | 143132 Tao [ear [se [499 [136 Teas Phas 138 [144 [0st | 435 [145 Pasi [ese [Les [149 [rss [hae Tse 3.3 Peralatan ukur dan alat bantu yang digunakan Peralaten ukur dan lat bantu yang digunakan dalam pengukuran keretakan adalah sebagai berikut |. Alat magnetik partkel - Merek Tiede , Tipe : TWM 220 2. Mistar baja panjang S00 mim graduasi 0,5 mm 3. Lampu ultraviolet 4. Indikator cacat S. Partikel cair 6. Kain hitam untuk membuat ruang gelap iP, PPERIM 195 3.4 Menentukan besarnya arus pada alat magnetik +9 mm sedanglan dna pacobaun, tal mata yng ska 39 me, sdangkn damp nate ang igaten manpan etl fg cel wah 5m, Un ak pation onenn berg arr pa sl moth . Pietcan Sage nur keane ee repre Gir Cts square pat Sega conch uk jak pod sear 0mm, degan eal Ketan ah sebesar 0,05 mm, Dari data tersebut dapat dibuat grafik yang memuat hubungan antara besarnya arus dengan tebal bahan seperti yang ditunjukan pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik rus terhnadap teal bahan Untuk menentukan hubungan arus terhadap tebal bahan pada ketebalan yang lain, sllekukan dengan menggunakan regres (least square) dengan persamaan y =ax+b dengan sdalah arus lstik yang diberikan ‘adalah tebal bahan a = koefisien arah garis b= harga mula arus ‘dan b dicari dengan menggunakan persamaan regres inier dengan persamaan berikut (BY) OX?) - EXWEXY) nx? = &X) TSS O59I-002 X, PPERIT TS @XY)- ExT) EX? = EX) Berdasarkan data yang berasal dart hasil pecobaan pada tabel 1, maka diperoteh sehinge hbngan atari yang dipekan unk pengukuan Kraan de baban untuk lebar bahan keretakan 0,05 mm adalah ; pe taan dengan (hal y =23X +53 Dat asi persamaan yang dipeolh inna unt dapat mengkur 0,08 mm dengan tel Daan 99mm dipran aus sees Sane dean bar 3 (39)+ 53 mA, 42,7 mA, 4, IMPLEMENTASI ALAT PENGUKUR KERETAKAN 4.1 Langkah-langkah pengukuran Langkah-langkah kerja dalam pengukuran kiln sebagai berikut 1. Pembersihan sambungan las dan daerah HAZ dengan spirtus, 2, Pengaturan arus dan jarak prod alat magnetik 3. Memberiken magnet ke permukaan yang akan diukur 4. Memeriksa cairan partikel dengan indikatorretak 5. Menyebarkan partikel ke permukaan yang akan diukur 6. Pemeriksaan keretakan dengan lampu ultraviolet 7, Pengukuran panjang keretakan dengan mister baja 42 Hasil Pengukuran Kiln Datum pengukurankeeakan kin shel baryakya sand ryany sambungan ls yang akan dior keretakannya adalah 13 buah. Tiap-tiap sambungan las diberi tanda dimulai Gants, A, dan ‘sera Sea ngkarahsungan sda mead mena 8 gan ang bes and BER 988 $$$ $$$——,,— RI,R2, ... dan seterusnya, Pembagian tanda lokasi sambungan las pada kiln ditunjukan pada Gambar 4 tam pengukuran Keretakan dilakukan pengaturan-pengaturan pada alat magnetik. Untuk jarak prod pada alat magnetik diatur lebarnya adalah 80 mm dengan uraian lebar las = 20 mm dan ditambah daerah TIAZ. sebelah kiri dan sebelah kanan masing-masing jaraknya 30 ‘om. Hesil pengukuran tiap-tiap sambungan las tersebut dapar dilhat seperti pad Tabel 2 ta ti tz as Lr itt Gambar 4, Pembagianlokasi pengukuran 5, PEMBAHASAN Pengukuran keretakan dilakukan dari sambungan (1.1) sampai dengan sambungan (2), Hisil pengukuran diperoleh, kerctakan yang terbanyak yaitu pada sambungan ke (ILTA) dan retak yang terpanjang pada (R7). Sedangkan pada lokasi (1.1) dan pada lokast (UIL2) tidak terdapat retakan, Sambungan (II. 1A) letaknya berada ditengah-tengah kiln, ‘Untuk panjang keretakan terkecil SO mm yang diamati terletak pada posisi RI yaitu pada bagian luar tabung, Panjang keratakan terbesarterletak pada lokasi HAL yaitu sebesar 1610 mm, dan. terdapat pada posisi R7 dengan lebar 1 mm yang telah menembus bagian luar dan dalam tabung. Bagian ini cukup serius untuk segera ditangani karena dua hal yaitu 1. Keretakan yang cukup panjang yaitu sebesar 1610 mm 2. Bagian ini dapat dikatakan telah sobek Untuk mengukur keretakan dengan alat magnetik partikel perlu pengaturan anus, arena besarnya keretakan yang tampak oleh mata dengan bantuan alat adalah tergantung pada lebar retakan, tebal balan, jenis bahan dan jarak prod. ada hasil pengukuran di kiln yang diujicobakan diperoleh hasil terbanyak pada lokasi TIAL dan panjang keretakanaya 1610 mm pada lokasiluar dan dalam tabung Hal ini disebabkan karena adanya lendutan cukup besar sekitar 30 mm pada lokasi tersebut, dln disebabkan juga dari hail pengelasannya yang kurang baik: “TSH OBST DOE X, PP 6, KESIMPULAN Pengukuran keretakan sambungan las kiln telah dilakukan dengan menggunakan ‘magnetik partkel. Dari hasil pengukuran dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan behwa kkeretakan yang terbanyak pada sambungan ke (1.1). Hal ini disebabkan pada lokasi tersebut, bberada ditengah-tengah dan adanya lendutan sekitar 30 mm dan hasil pengelasanava yang tidak b Untuk mengukur keretakan dengan alat magnetik perl pengaturan anus, Karena besarnya keretakan yang tampak oleh mata dengan bantuan alat adalah tergantung pada lebar retakan, tebal bahan, jenis bahan dan jarak prod. Hasil pengukuran di Kiln yang divjicobakan diperoleh basil terbanyak keretakannya pada sambungan ITAI dan terdapat panjang Keretakannya 1610 mm pada fokasi luar dan dalam tabung, Untuk panjang keretakan terkecil 50 mm yang diamati terletak pada posisi RI yaitu pada bagian luar tabung, Panjang keretakan terbesar ya 1610 mm terdapat pada lokasi ITAL posisi R7 dengan Tebar 1 mm yang telah menembus bagian luar dan dalam tabung. Bagian ini cukup setius untuk segera ditangani Karena dua hal yaitu 1. Keretakannya cukup panjang yaitu sebesar 1610 mm 2, Bagian ini dikatakan telah sobek Untuk memperkecil terjadinya Keretakan pada lokasi tersebut diatas periudilakukan Pengukuran Kelurusan kiln dengan menggunakan alat ukur kelurusan seperti teodolit dan alat tukur kelurusan lainnya, DARTAR PUSTAKA 1. SNIO7- 1347 - 1989 Sears, Zemansky, University Physics, Addison-Wesley Publishing Company, Ine., New York, 1962, Hayt, Engineering Electromagnetics, MoGraw Hill, 1982 4. Rudolf K., Optical system Design, Academic Press,ine., Toronto, 1983 108 * ‘Tabel 2 Hast penguluean keretakan Kil No. | Bagian Tabung Posist Tebar | Panjang keretakan | keretakan [ar [data (mm) (mm) rs 5 : . 2 | ua | 3 : - 3 12 - |: : : 4 2B : : 5 Waa, : RI 02 WIA : BB 02 380 WIA : ks 02 250 mal - R6 02 750 mia 5 R ' 1610 MA RB ! 1610 WIA RS 02 130 6 ma : . 7 2a Ra 02 | 180 8 m2 - | ors 02 400 ° 1B : : . lo : . HLA : 1 LL : : : : 2 126 7 : . : B m2 : : 2 : ‘TSSH OSE 003 X, PPT-RINT To03 “TSN GREE 003% PLR 19S LEMBAR TANYA JAWAB Nama Penanya/lnstansi : Suprapto/PPNY BATAN Pertanyaa Bagaimana jika cacat (retak) terjadi sejajar dengan sumbu kiln shell dan cara ‘menentukan panjang keretakannya sesuai arah medan magnet. Jawaban (Djuhana): Alat tersebut portable, sehingga jika Keretakan yang akan diukur t 0 cretakan yang akan diukur terjadi pada arah sumbu, dapat dilakukan dengan cara memindahkan posisi prodnya, sedangkan Untuk ‘menentukan panjang keretakan dengan menggunakan mistar baja g Peran Instrumentasi dalam Mengoptimumkan Kemampuan Tungku untuk Pemakaian Perlakuan Panas Paduan Aluminium GJ. Tiendas™ ""pustitbang KIM-LIPI INTISARI, Tela dhlakukan pengufianterhadop kemampuan tag perlauam panas yang dint oleh KIM. LUI Serpong, untuk menghaj seberapajouh ala in dapat dlmanfatkan unk penelitian berbagal varias! padan Aluminium yng dit dalam rangke RUT 1, dan wntuk membiasakan divi dengan berbagarteknogi dan keteranpitan yang terkat. sedemikionschingga pengalaman ini dapat juga monje acuan bagi langan yang membutuhkon. Berdasarkan stud erat yang terkit dan ‘pengalaman dalam industri yang lelah mapam, telah dial ebsperimen aval Bentdian setelah (hiberitambahan insramen yang mah diperlukar,elspertmen dlanjutkan dengan pelaksanaan ‘paket program perlatuan ponas yang terdi dari 6 mutan perlaan panaspelartan. Eksperiten ‘mematat muatan spesimen-spesinen wi dan dilakutan pada suv pelaratan #0, 500, dan $20°C, dengan waktu nda masing-masing 12 jam, yang segea ditt! dengan proses pencelupan. Has perlekun panas ni sebagian diterashan dengan prlatuan penuaan buaton pada 173°C seloma 10 Jam, hemudian semuanya diaii sft mekanit dan diperitsa metelograinya. Darl data yang ‘iperoleh dtarikkesimpulan bahwa dengan diber!peranbakaninstramentasi dan dierapkan fekik penguluran suhu yang tepa, tungl tnt dopotdipokes untuk sebogian Besar macam pada Al Syme. aa searang secara komersial Eksperien lajutan mash dirasa pertu dilaukan untuk Imerighalikemampuan tingka bap suhu rendam yang lebih tgge Metoda eksperiental in Inampalnya akan Berginasekali sebagal acuan dan petunjuk untuk penghajlan ataupun Dengoperasian ‘ungla-tangky dalam mengembangkar proses perlakuan panas yang drencanakan Imawpun yang sudah ada dh inde! podon Ald dalam eget, shingga dapat lebih menjamin prod bark dan mengurang! egagaln. ABSTRACT Testing has been made on a heat treo! frnace owned by KIM-LIPI at Serpong, to investigoe and Uilize is eopablity for solution treatment of diferent Alumina alloys made under tho research program RUT andito familiarize with he elated technology which later on might be applied tothe nee in the domestic industry. Based on studied Ierature and former experience inthe Al indus, Preliminary experiments hat been made on the fmace,conimued by farther ones on seat fpeciment batches of test specimens at 40, 509 and 520°C, each with 12 hours soaking before (quenching. With haf ofthe specimen atiitlly aged at 175°C for 10 hous, all are then tested 10 ice the mechanical properties and inspected metllogrephlcally. Results indicate that with proper ‘aditonal instrumentation end measuring techniques the farnace could be satisfactory utlized for the solution heat treament of most Al casting alloys commercially available today. Further experiments should sil be done to determin ts capability for higher temperature soaking. This Experimental method and experince is felt to be beneficial as reference and hints tobe applied for ‘he evaluation as well as operation of ect reat farnaces for dhe domestic Al alloy industry 0 avoid cosy fires and to ensure quality products Kata kunei : Panduan Aluminium, Proses Pencelupan, Proses Penuaan, Metalografi se TSSN 0852-002 X PPI-KIM 1995. ~~SOSC*~S~S«S

You might also like