Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. I. Latar Belakang
Perubahan yang cepat dan meningkat dalam
kondisi ekonomi, teknologi dan demografi
rnemerlukan perubahan yang cepat pula dalam
sistem pertanian. Dalam usahanya untuk memenuhi
kebutuhan hidup, masyarakat petani sering
mengembangkan cara yang tidak terbatas untuk
mendapatkan pangan dengan cara pembukaan lahan
dengan tanpa memperhatikan tindakan konservasi
tanah dan air. Pengelolaan lahan tersebut memacu
terjadinya degradasi lahan yang akan rnengganggu
keseimbangan
ekologi
sekitarnya
guna
mewujudkan sistem pertanian yang berkelanjutan
(Sustaincible
Agriculture).
Di
Kabupaten
Lamongan, pertanian merupakan sektor utama
dalam pembangunan perekonomian karena
sebagian besar mata pencaharian penduduk secara
langsung atau tidak langsung terkait di bidang
pertanian. Menurut laporan Rancangan Tata Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Lamongan,
pembangunan sektor pertanian di Kabupaten
Lamongan masih rnenghadapi berbagai masalah
II.TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Konsep Lahan (Land)
Lahan merupakan baglan dari bentang alam
(Landscape) yang mencakup pengertian lingknngan
fisik terinasuk iklim, topografi/rellef, hidrologi dan
bahkan keadaan vegetasi alarni (natural vegetation)
yang sernuanya secara potensial akan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan (FAO, 1976). Lahan
dalam pengertian yang lebili luas ten-nasuk yang
telah dipengaruhi olleli berbagal aktifiltas flora,
fauna dan baik dimasa lalu maupun masa sekarang.
Dalam hal ini, perlu dimengerti perbedaan antara
lahan dan tanah itu sendiri. Tanah (soil)
merupak-an benda alam yang mempunyai slifat
fisik, kimia dan biologi tertentu, berdimensi tiga
dan merupakan bagian dari lapisan buini terluar.
Sedangkan lahan (land) inencakup pengertian yang
lebih luas, yaitu meliputi selurub kondisi
lingkungan dimana tanah merupakan satu
baglannya. Jadi lahan dapat mencakup berbagai
jenis tanah.
Lahan mempunyai peranan sangat penting bagi
kehidupan manusia. Segala
pemetaan
dengan
lainnya dibedakan
berdasakan
perbedaan sifat-sifatnya yang terdiri dari iklim,
landform (terinasuk litologi, topograf/relict),
tanah dan hidrologi sehingga terbentuk
satuan-satuan lahan. Pemisahan satuan
lahan/tanah sangat penting untuk keperluan analisis
dan interpretasi dalam menilai potensi atau
Lahan
(land
Rc
Drainase
Kualitas lahan
Temperature 1.
Ketersedian air 1.
21. Lamanya masa kering (bulan)
3. Kelembaban udara
Ketersedian oksigen
1. Drainase
Media perakaran 1.
2. Tekstur
3, Bahan kasar (%)
4. Kedalaman tanah
S. Ketebalan gambut
6. Kematangan gambut
Nr
KTK hat (cmoi)
xc
Xn
Alkahnitas (%)
x
S
Eh
Lereng
Retensi hara I ~
2. Kejenuhan basa (%)
3, pH 11,0
4. C-organik (%)
I Toksisitas
1. Aluminium
2. Salinitas/DHL (ds/m)
SodisitaS 1.
1. Pyrit (bahan suffidik)
Bahaya suffidik
Bahava erosi 1.
45
1.1,615,1
15,117,6
17,620,2
55 65
13,4- 14,115j 16,1
16,1- 16,918,7 19,7
18,7- 19,721,4 22,5
75
14,717,7
17,720,6
20,623,5
85
15,318,3
18,321,4
21,424,4
95
15,818,9
18,922,1
22,125,2
105
16,219,5
19,522,7
22,726,0
5
26,328,3
1,5
28,331,0
[2
31,034,7
~2,5
34,739,8
3
39,8-
--r3,127,9
1 4,0
30,1
30,1
4,4
32,9
32,9
5,0
36,8
36,8
5,7
42,2
42,2
4,0-
4,4-
5,0-
5,7-
35
45
55
65
75
7,9-
11,0-
13,7-
16,3-
18,6-
1 20,7- 22,7-
85 95
105
24,6-
8,5
11,8
14,8
17,5
20,0
212,3
24,5
26,5
8,5-
11,8-
14.8-
17,5-
20,0-
22,3-
24,5-
26,5-
9,3
12,9
16,2
19,2
21,9
24,4
26,8
29,0
9,3-
12,9-
16,2-
19,2-
21,9-
24,4-
26,8-
29,0-
10,4
14,5
18,1
21,5
24,5
27,4
30,0
32,4
10,4-
14,5-
18,1-
21,5-
24,5-
27,4-
30,0-
32~4-
11,9
16,6
20,7
24,6
28,1
1 31,4 34,4
37,2
11,9-
16,6-
20 ' 7- 24,6-
28,1-
31,4-
37,2-
34,4-
46,5
3,5
46,553,3
6,6
49,3
6,6-
49,3
56,6
15,9
13,9
19,4
24,3
28,7
32,9
36,6
40,2
43,4
13,9-
19,4-
24,3-
28,7-
32,9-
36,6-
40,2-
3,3-
22,2
27,8
33,0
37,7
42,0
46,1
49,8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1976. Vadernecum. Kehutanan Indonesia .
Depertamen Peilanian. Direktorat Jenderal
Kehutanan. Jakarta,
Armosuseno, B, dan Du1jafar, K. 1996. Kayu
Komersial. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Beek, K.J. 1978. Land Evaluation for auicultural
Development. Publication No. 23. 1
Internatinal Institute for Land Reclamation
and Improvement. (ILRI). Wagenu'igen. 333
pp.
Bennema and Van Goor, C.P. 1975. Physical Land
Evaluation for Forestry.W)d. Soil Resour.
Rep. 45: 103-117.
Bennema, J., Galens, HY and Laban, P. 198 1.
Prinsiples, Basic Concepts and
Procedure in Land Evaluation, Considered from A
Forestry angle. Proceedings Of the Workshop
on land Evaluation for Forestry. ILRI
Publication No. 28.