You are on page 1of 12

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN DALAM PEMENUHAN

ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA WANITA DI KAMPUNG KARANG WERDHA
PUNTODEWO 1 KELURAHAN BUNULREJO MALANG
Chusnul Chuluq Ar*, M. Fathoni**, Zakiah Hidayati***

ABSTRAK
Kemandirian lansia dapat dilihat dari kualitas mental dan kualitas hidup yang dinilai dari
kemampuan lansia dalam melakukan pemenuhan Activity Daily Living (ADL). Salah satu kriteria
lansia yang mandiri adalah dapat mengaktualisasikan diri. Hal yang mempengaruhi kemandirian
lansia yaitu usia, immobilitas, mudah jatuh, dukungan keluarga, dan gizi buruk. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan Activity
Daily Living (ADL). Desain penelitian adalah Cross Sectional yang dilakukan pada lansia wanita
sebanyak 49 orang. Sampel dipilih dengan cara total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Data penelitian dikumpulkan dengan cara wawancara. Analisa yang digunakan adalah
analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat digunakan untuk menganalisa karakteristik
responden (usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan). Sedang analisa bivariatuntuk menganalisa
hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL).
Dari analisis data menggunakan Spearman Rank didapatkan bahwa ada hubungan yang ditunjukan
melalui uji statistik spearman rank dengan nilai p=0,001 (<=0,05) dan r= (r= 0,472) yang
menunjukkan korelasi tingkat sedang dan arah korelasi positif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
semakin baik dukungan keluarga, maka semakin baik juga kemandirian lansia dalam pemenuhan
kebutuhan ADL. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar lebih memperhatikan faktor perancu
lain, seperti usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan kondisi ekonomi.
Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Activity Daily Living
ABSTRACT
The independence of the elderly can be seen from the mental quality and quality of life
assessed the ability of the elderly to perform fulfillment Activity Daily Living (ADL). One criterion for
independent seniors who are able to express themselves. Things that affect the independence of
the elderly age, immobility, easy to fall, family support, and poor nutrition. The purpose of this study
was to determine the relationship of family support with independence in the fulfillment of Activity
Daily Living (ADL). This research design is a cross-sectional and conducted in elderly women, the
sample consist 49 people. Samples are selected by total sampling with inclusion and exclusion
criteria. Data were collected by interview. The analysis is used univariate and bivariate. Univariate
analysis was used to analyze the characteristics of respondents (age, education and occupation)
and bivariat analysis to analyze the correlation between family support with independence in the
fulfillment of Activity Daily Living (ADL). From the analysis of the data using the Spearman Rank
correlation was found that there were shown through Spearman rank statistical test with p = 0.001
(< = 0.05) and r = (r = 0.472) indicating moderate correlation and positive correlation direction. The
conclusion of this study is the better family support, the better elderly independence in ADL needs
too. For further research it is suggested that more attention to other confounding factors, such as
age, sex, health, and economic conditions.
Keywords: Family Support, Independence of the Elderly in the Compliance Activity Daily Living

* Dosen Pendidikan Dokter Universitas Brawijaya Malang


** Dosen Keperawatan Universitas Brawijaya Malang
*** Mahasiswa Keperawatan Universitas Brawijaya Malang

LATAR BELAKANG

dengan proses kemunduran akibat proses


menua. Permasalahan yang dihadapi usia

Peningkatan jumlah penduduk lanjut


usia

akan

menimbulkan beberapa akibat. Akibat-akibat

berbagai aspek kehidupan, baik bagi individu

itu dapat dikelompokkan sebagai berikut :

lansia

gangguan

sendiri,

maupun pemerintah

dampak

lanjut apabila tidak segera diatasi akan

terhadap

itu

membawa

keluarga,
(2)

masyarakat

. Keadaan di Indonesia

juga menunjukkan hal yang sama yaitu ada

memberi

perbaikan

lingkungan

timbulnya

penyakit,

menurunnya aktivitas kehidupan sehari-hari


(2).

kenaikan jumlah usia lanjut. Pembangunan di


Indonesia

sistem,

Penurunan

aktivitas

kehidupan

dampak

adanya

sehari-hari disebabkan oleh persendian yang

hidup,

derajad

kaku,

pergerakan

yang

terbatas,

waktu

kesehatan, higiene, dan gizi. Keadaan ini

beraksi yang lambat, keadaan yang tidak

selanjutnya

bertambahnya

stabil bila berjalan, keseimbangan tubuh yang

umur harapan hidup, menurunnya angka

jelek, gangguan peredaran darah, gangguan

fertilitas

penglihatan,

menyebabkan

dan

mortalitas

yang

kemudian

memberi dampak pada bertambahnya jumlah


usia lanjut

(12)

gangguan

gangguan
pada

pendengaran,

perabaan.

Faktor

yang

mempengaruhi aktivitas kehidupan seharihari adalah kondisi fisik menahun, kapasitas

Pada tahun 2000 jumlah lansia di


Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan
pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34
(BPS, 1992, dalam Maryam dkk, 2008).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS)

tahun

2007

jumlah

Lanjut

Usia

(Lansia) di Jatim mnencapai 4.209.817 jiwa


atau (11,14%) dari jumlah penduduk di Jatim

mental, status mental seperti kesedihan dan


depresi, penerimaan terhadap berfungsinya
anggota
keluarga.

ke

atas

merupakan

kelompok

yang

pertumbuhannya cukup besar dibandingkan


dengan kelompok usia yang lain (Dinas
Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim,
2009).

dukungan

yang

dilakukan

anggota
dalam

adalah

upaya

pembinaan

kesehatan,

pelayanan kesehatan dan upaya perawatan


(2).

Dalam

pemenuhan

aktivitas

kehidupan sehari-hari pada usia lanjut di bagi


menjadi dua : usia lanjut yang masih aktif dan
usia lanjut

yang pasif

sehingga dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari tidak dapat


dilakukan sendiri tetapi juga harus melibatkan
anggota keluarga dan tim kesehatan lainnya.

Ketergantungan lansia disebabkan


kemunduran fisik, psikis, dan sosial lanjut
usia yang dapat digambarkan melalui tiga
tahap

Upaya

dan

menangani masalah kesehatan usia lanjut

yang tercatat 37.794.003 jiwa. Ini berarti pada


dekade terakhir ini kelompok usia 60 tahun

tubuh

yaitu,

fungsional,

kelemahan,

keterbatasan

ketidakmampuan,

dan

keterhambatan yang akan dialami bersamaan

Keluarga memegang peranan penting dalam


pemenuhan aktivitas sehari-hari usia lanjut
(21).

Untuk memperbaiki kualitas sumber daya


manusia lanjut usia perlu mengetahui kondisi
lanjut usia di masa lalu dan masa sekarang

sehingga orang lanjut usia dapat diarahkan


menuju kondisi kemandirian. Mandiri adalah

METODE PENELITIAN
Desain

Penelitian.

merupakan

pada orang lain, tidak terpengaruh pada

Sectional. Populasi yang digunakan dalam

orang lain dan bebas mengatur diri sendiri

penelitian ini adalah merupakan kelompok

atau

individu

lansia yang tinggal di Kampung Karang

maupun kelompok dari berbagai kesehatan

Werdha Puntodewo 1 Kelurahan Bunulrejo

atau

Malang.

penyakit.

seseorang
Mandiri

baik
juga

dikatakan

Cara

observasi

ini

kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung

aktivitas

penelitian

Penelitian

pengambilan

Cross

sampel

merawat diri sendiri atau merawat diri dan

menggunakan teknik total sampling yaitu

dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-

berjumlah 49 lansia wanita yang memenuhi

hari yang dalam istilah bahasa Inggris

kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang dapat

disingkat ADL (activity of daily living) adalah

dimasukkan atau yang layak diteliti adalah

merupakan aktivitas pokok bagi perawatan

yang pertama lansia yang tinggal bersama

diri. ADL meliputi antara lain : ke toilet,

keluarga (anak atau cucu) kurang lebih 3

makan, berpakaian (berdandan), mandi dan

tahun. Kedua, lansia dengan usia 60-74

berpindah tempat

(21)

tahun. Ketiga, lansia yang bersedia menjadi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

responden. Jumlah sampel dalam penelitian

mengetahui hubungan dukungan keluarga

ini adalah 43 lansia wanita di Kampung

dengan

pemenuhan

Karang Werdha Puntodewo 1. Uji statistik

Activity Daily Living (ADL) pada lansia wanita.

yang digunakan adalah korelasi Spearman

Penelitian ini memiliki manfaat Menambah

Rank, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

bahan referensi bagi mahasiswa, peneliti dan

Juni-Juli 2012.

kemandirian

dalam

bagi karang werdha dapat digunakan sebagai


lahan

pendidikan

terutama

berkenaan

dengan dukungan keluarga dalam upaya


peningkatan kemandirian terutama dalam
Activity Daily Living (ADL).

HASIL PENEILTIAN DAN ANALISA DATA

Tabel 1 Dukungan Keluarga (2012) pada Lansia Wanita di Kampung Karang Werdha
Puntodewo 1 (n=43)
Kategori
Baik
Sedang
Kurang
Jumlah

Skor
13-18
7-12
<7

Jumlah
25
15
1
43

Prosentase
58,14%
34,88%
2,33%
100%

Tabel 2 Kemandirian dalam Pemenuhan ADL (2012) pada Lansia Wanita di Kampung Karang
Werdha Puntodewo 1 (n=43)
Kategori
Mandiri
Tergantung sebagian
Tergantung total
Jumlah

Skor
5-6
3-4
<3

Jumlah
39
4
0

Prosentase
90,70%
9,30%
0%
100%

43

Tabel 3 Tabel Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian dalam Pemenuhan
ADL (2012) pada Lansia Wanita di Kampung Karang Werdha Puntodewo 1 (n=43)

Kemandirian dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL)


Dukungan
Keluarga

Mandiri

Tergantung
Sebagian

Tergantung
Total

Jumlah

Baik

25

58,14%

0%

0%

25

58,14%

Sedang

13

30,23%

9,30%

0%

17

39,53%

Kurang

2,33%

0%

0%

2,33%

Jumlah

39

90,7%

9,30%

0%

43

100%

sebanyak 4 orang (9,30%) dan tidak ada


Dari

tabel

diketahui

dukungan

keluarga yang diberikan pada lansia adalah

lansia

wanita

yang

dengan

kategori

tergantung total.

dengan kriteria dukungan emosional yaitu

Dari tabel 3 didapatkan bahwa lansia

kategori baik sebanyak 35 orang , sedang

wanita yang mendapat dukungan keluarga

sebanyak 8 orang, dengan kriteria dukungan

yang

instrumental yaitu kategori baik sebanyak 14

melakukan pemenuhan ADL secara mandiri

orang, kategori sedang sebanyak 19 orang

dengan jumlah 25 orang (58,14%). Lansia

dan dengan kriteria

wanita yang mendapat dukungan keluarga

dukungan informasi /

termasuk

kategori

baik

cukup

dapat

pengetahuan yaitu kategori baik sebanyak 13

yang

orang, kategori sedang sebanyak 14 orang

melakukan pemenuhan ADL secara mandiri

dan kategori kurang sebanyak 16 orang.

dengan jumlah 13 orang (30,23%). Lansia

Dari tabel 2 didapatkan pada lansia

termasuk

kategori

dapat

wanita yang mendapat dukungan keluarga

wanita dikategorikan menjadi tiga kelompok.

yang

termasuk

kategori

Kemandirian dalam pemenuhan ADL pada

melakukan

lansia wanita yang adalah dengan kategori

tergantung sebagian dengan jumlah 4 orang

mandiri yaitu sebanyak 39 orang (90,70%),

(9,30%), dan lansia wanita yang mendapat

dengan kategori tergantung sebagian yaitu

dukungan keluarga yang termasuk kategori

pemenuhan

cukup
ADL

dapat
secara

kurang dapat melakukan pemenuhan ADL

secara mandiri dengan jumlah 1 orang

Pada lansia wanita, sebagian besar

(2,33%), hal ini dilihat dari karakteristik

yang

berusia 60-64 tahun sebanyak 14

responden, lansia dengan dukungan keluarga

orang

(64,29%),

yang

ternyata

sebanyak 16 orang dan berusia 70-74 tahun

kemandirian adalah mandiri dan tergantung

sebanyak 13 orang, dimana usia tersebut

sebagian,

ini

merupakan usia yang mempunyai masalah

pendidikan

bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

sedang

dan

dari

dipengaruhi

hasil

oleh

kurang
penelitian
tingkat

hal

responden.

dari

Temuan

ini

didukung

65-69

biopsikososial

tahun

sampai

uji

spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga

Spearman Rank yang menunjukkan terdapat

kondisi maladaptif dan ini didukung oleh

hubungan yang signifikan (p = 0,472< 0,05)

sebagian lansia wanita yang mendapatkan

antara

dengan

dukungan keluarga dengan kategori baik

kemandirian dalam pemenuhan ADL pada

sebanyak 25 orang (58,14%), kategori kurang

lansia wanita. Hal ini didukung oleh nilai

baik sebanyak 1 orang (2,33%) dan sedang

korelasi positif kedua variabel sebesar 0,223

15 orang (34,88%). Hal ini didukung dengan

yang artinya bahwa dukungan keluarga

hasil

berkontribusi

menunjukkan lansia yang berusia lebih dari

dukungan

hasil

kebutuhan

berusia

keluarga

pada

kemandirian

dalam

pemenuhan ADL sebesar 22,5%.

penelitian

Cici

(2001)

yang

60 tahun sebanyak 59,8% sedang yang


berusia kurang dari 60 tahun sebanyak
40,2%.

PEMBAHASAN

Disamping itu, menurut Notoatmodjo

Dukungan Keluarga Pada Lansia Wanita


Berdasarkan
bahwa

dukungan

tabel

keluarga

menyatakan
dikategorikan

(2003),

faktor

pengetahuan

yang
seseorang

mempengaruhi
antara

lain

menjadi tiga kelompok. Dukungan keluarga

pendidikan. Pendidikan adalah segala upaya

yang diberikan pada lansia yang terbesar

yang

adalah dengan kategori baik yaitu sebanyak

meningkatkan

25 orang (58,14%), kategori sedang yaitu

pendidikan adalah input (sasaran pendidikan

sebanyak 15 orang (34,88%) dan yang

dan pendidik), proses (upaya yang dilakukan

terkecil

untuk

adalah

dengan

kategori

kurang

dilakukan

seseorang

pengetahuan.

meningkatkan

untuk

Unsur-unsur

pengetahuan),

dan

sebanyak 1 orang (2,33%). Melihat dari hasil

output (meningkatnya pengetahuan sehingga

penelitian bahwa terdapat lansia wanita yang

melakukan

apa

yang

mendapatkan dukungan keluarga dengan

(Notoatmojo,

2003).

Pengetahuan

baik maupun kurang baik, maka hal ini dapat

kurang dapat berakibat timbulnya anggapan

disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor

yang salah tentang dukungan keluarga yang

yang

diberikan kepada lansia.

mempengaruhi

dukungan

keluarga

diantaranya usia, tingkat pendidikan, dan

diharapkan)
yang

Anggapan-anggapan yang salah tetap

yang

dipegang kuat dan ini didukung oleh masih

mempengaruhi tersebut akan dijelaskan lebih

terdapat lansia yang mendapatkan dukungan

lanjut pada paragraf berikutnya.

keluarga

pekerjaan

(Azizah,

2011).

Faktor

dengan

kategori

kurang

yaitu

sebanyak 1 orang (2,33%) dan kategori

sedang terdapat 15 orang (34,88%) dengan

beranggapan dukungan keluarga kategori

tingkat pendidikan terakhir sekolah dasar. Hal

baik sebanyak 25%, dukungan keluarga

ini sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi

kategori

tingkat pendidikan seseorang maka akan

dukungan keluarga kategori kurang sebanyak

semakin tinggi juga pengetahuannya dan

21,7%. Hal ini dikatakan sebanding karena

sebaliknya,

dari hasil penelitian ini jenis karakteristik

semakin

rendah

pendidikan,

maka semakin rendah pengetahuannya.


Faktor

lain

yang

sedang

responden

mempengaruhi

sebanyak

sama

pada

53,3%

usia,

dan

tingkat

pendidikan dan pekerjaan.

adalah pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari


hasil penelitian bahwa lansia wanita yang
bekerja sebagai Guru sebanyak 2 orang
(4,65%),

pensiun

sebanyak

orang (79,07%). Hal ini didukung hasil


Cici

(2001)

responden

Daily Living (ADL)


Berdasarkan

orang

(16,28%), dan tidak bekerja sebanyak 34


penelitian

Kemandirian dalam Pemenuhan Activity

yang

bekerja sebanyak 24,1% dan yang tidak


bekerja sebanyak 75,9%. Sehingga banyak
disimpulkan sebagian besar lansia adalah

hasil

penelitian

menunjukkan bahwa pada lansia wanita,


jumlah

lansia

pemenuhan

yang

ADL

mandiri

sebanyak

(90,70%)

dan

yang

sebagian

sebanyak

Didukung

oleh

masih
4

hasil

dalam

39

orang

tergantung

orang

(9,30%).

penelitian

Suryo,

Harbandinah dan Bagoes (2006) didapatkan

tidak bekerja.

distribusi frekuensi mengenai kemandirian


Menurut

(1964)

dalam

lansia, pada umumnya (86,7%) termasuk

menjelaskan

bahwa

kategori mandiri, sebagian kecil (11,7%)

keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan

termasuk kategori ketergantungan ringan,

yaitu

sedangkan

Friedman

Caplan

(1998)

dukungan

informasional,

dukungan

yang

termasuk

kategori

instrumental dan dukungan emosional. Hal ini

ketergantungan berat hanya 1,6%. Tidak

dapat

ditemukan

ditunjukkan

pada

hasil

penelitian

lansia

dengan

kategori

responden dengan dukungan emosional yaitu

ketergantungan

kategori baik sebanyak 35 orang , sedang

ketergantungan

sebanyak 8 orang, dengan kriteria dukungan

sebanding karena dari hasil penelitian ini

instrumental yaitu kategori baik sebanyak 14

jenis karakteristik responden sama pada usia,

orang, kategori sedang sebanyak 19 orang

tingkat

dan dengan kriteria

Berdasarkan

dukungan informasi /

sedang
total.

pendidikan
hasil

Hal

dan

maupun
ini

dikatakan

pekerjaan.

penelitian

dapat

pengetahuan yaitu kategori baik sebanyak 13

disimpulkan

orang, kategori sedang sebanyak 14 orang

dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL)

dan kategori kurang sebanyak 16 orang.

pada lansia berbeda. Hal ini mungkin dapat

Hasil penelitian didukung oleh penelitian

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

Suryo, Harbandinah dan Bagoes (2006)

kondisi kesehatan dan usia (Smeltzer & Bare,

didapatkan

2002).

bahwa

responden mengenai

distribusi

frekuensi

bahwa tingkat kemandirian

dukungan keluarga

Selain itu, usia memegang peranan

terhadap lansia, diperoleh bahwa lansia yang

penting pada tingkat kemandirian lansia. Usia

lanjut

cenderung

mengalami

penurunan

sehari-hari tidak semuanya dapat dilakukan

fungsi tubuh sehingga dapat mempengaruhi

sendiri. Pada beberapa kegiatan mereka

kemandirian lansia. Hal ini dapat dilihat

memerlukan bantuan orang lain, misalnya

berdasarkan gambar 5.1 yaitu pada lansia

mengerjakan pekerjaan yang berat atau

termuda adalah 60 tahun dan yang tertua

mengambil keputusan

adalah 74 tahun.

Hasil

penelitian juga

menunjukkan terdapat 39 orang (90,70%)

Analisis Hubungan Dukungan Keluarga

lansia

pemenuhan

dengan Kemandirian dalam Pemenuhan

Activity Daily Living (ADL) dan sebanyak 4

Activity Daily Living (ADL) Pada Lansia

orang

Wanita

yang

mandiri

(9,30%)

dalam

lansia

yang

tergantung

sebagian dalam pemenuhan Activity Daily


Living (ADL).

Hasil uji korelasi Spearman Rank pada


variabel dukungan keluarga menunjukkan

Faktor lain yang mempengaruhi kondisi

bahwa

terdapat

korelasi

antara

kedua

kesehatan yaitu lanjut usia yang memiliki

variabel karena nilai p < 0,05. Berdasarkan

tingkat kemandirian tertinggi adalah mereka

nilai koefisien korelasi kontingensi, maka

yang

memiliki

Kofisien Determinan (KD) = (r) = (0,472) =

kesehatan yang cukup prima. Prosentase

0,223 = 22,3%. Nilai r menunjukkan bahwa

yang paling tinggi adalah mereka yang

arah korelasi positif yang berarti semakin baik

mempunyai

Dengan

dukungan keluarga, maka semakin baik

kesehatan yang baik mereka bisa melakukan

kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily

aktivitas

Living pada lansia wanita.

secara

fisik

dan

kesehatan

apa

saja

psikis

baik.

dalam

kehidupannya

sehari-hari seperti : mengurus dirinya sendiri,

Dari

hasil

penelitian,

didapatkan

bekerja dan rekreasi. Hal ini sejalan dengan

hubungan yang bermakna antara dukungan

pendapat

keluarga

S.

Tamher-Noorkasiani

(2009)

dengan

kemandirian

dalam

Daily

(ADL)

bahwa kemandirian bagi orang lanjut usia

pemenuhan

dapat dilihat dari kualitas kesehatan sehingga

dengan nilai 0,472 yang berarti tingkat

dapat melakukan Activity Daily Living (ADL).

hubungannya adalah sedang. Hal tersebut

ADL ada 2 yaitu ADL standar dan ADL

sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh

instrumental.

Azizah

ADL

standar

meliputi

kemampuan merawat diri seperti makan,


berpakaian, buang air besar/kecil,dan mandi.
Sedangkan

ADL

instrumental

Activity

(2011)

yaitu

keluarga

a. Social support tidak hanya berwujud

meliputi

dalam

bentuk

melainkan

mencuci,

dukungan material.

telepon,

dukungan

memiliki beberapa manfaat, antara lain :

aktivitas yang komplek seperti memasak,


menggunakan

Living

dan

dukungan

dukungan

spiritual

moral,
dan

menggunakan uang. Sedangkan pada lanjut


usia dengan kesehatan sedang cenderung

b. Meringankan

seseorang/sekelompok

tidak mandiri. Hal ini disebabkan karena

yang

mengalami

kadang-kadang
gangguan,

sakit

atau

sehingga aktivitas

orang

bagi
yang

sedang mengalami masalah.

kondisi kesehatan mereka baik fisik maupun


psikis

beban

c.

Dukungan diberikan merupakan suatu


dorongan untuk mengobarkan semangat

hidupnya, menyadarkan bahwa masih

daripada lansia yang tergantung sebagian

ada orang lain yang peduli.

dalam pemenuhan ADL.


Salah satu faktor lain yang mempengaruhi

Secara
dukungan

lebih

sosial

spesifik,

yang

keberadaan

adekuat

terbukti

kemandirian adalah
1. Kondisi Kesehatan

berhubungan dengan menurunnya mortalitas,


lebih

mudah

sembuh

dari

sakit

dan

dikalangan lansia, fungsi kognitif, fisik dan


kesehatan emosi akan meningkat (Ryan dan
Austin dalam Friedman, 1998).
Berdasarkan
didapatkan

hasil

pada

lansia

Lanjut

usia

yang

memiliki

tingkat

kemandirian tertinggi adalah mereka yang


secara fisik dan psikis memiliki kesehatan
yang cukup prima. Prosentase yang paling
tinggi

adalah

mereka

yang

mempunyai

penelitian,

juga

kesehatan baik. Dengan kesehatan yang baik

wanita

yang

mereka bisa melakukan aktivitas apa saja

mendapat dukungan keluarga yang termasuk

dalamkehidupannya

kategori baik dapat melakukan pemenuhan

mengurus

ADL secara mandiri dengan jumlah 25 orang

rekreasi. Hal ini sejalan dengan pendapat S.

(58,14%). Lansia wanita yang mendapat

Tamher-Noorkasiani

dukungan keluarga yang termasuk kategori

kemandirian bagi orang lanjut usia dapat

cukup dapat melakukan pemenuhan ADL

dilihat dari kualitas kesehatan sehingga dapat

secara mandiri

dengan jumlah 13 orang

melakukan

Activity

Daily

Living

(ADL).

(39,53%) dan melakukan pemenuhan ADL

Sedangkan

pada

lanjut

usia

dengan

secara tergantung sebagian dengan jumlah 4

kesehatan sedang cenderung tidak mandiri.

orang.

Hal ini disebabkan karena kondisi kesehatan

Lansia

wanita

yang

mendapat

dirinya

sehari-hari
sendiri,

bekerja

(2009)

dan

bahwa

mereka

kurang dapat melakukan pemenuhan ADL

kadang-kadang

secara mandiri dengan jumlah 1 orang

gangguan,

(2,33%). Hal ini tidak didukung dengan hasil

tidak semuanya dapat dilakukan sendiri.

penelitian Cici (2001) menunjukkan bahwa

Pada beberapa kegiatan mereka memerlukan

peran keluarga yang tidak terlibat dalam

bantuan orang lain, misalnya mengerjakan

kemandirian lansia sebanyak 54,8% sedang

pekerjaan

peran

dalam

keputusan. Dengan demikian orang lanjut

kemandirian lansia sebanyak 45,2%, hal ini

usia dengan kondisi kesehatan baik dapat

disebabkan

sudah

melakukan aktivitas apa saja sedangkan

berkeluarga dan bekerja di tempat lain atau

yang memiliki kondisi kesehatan sedang

tidak tinggal satu rumah.

cenderung

yang

karena

terlibat

anak-anak

maupun

dukungan keluarga yang termasuk kategori

keluarga

baik fisik

seperti

sakit

sehingga

yang

atau

mengalami

aktivitas

sehari-hari

berat

memilih

psikis yang

atau

mengambil

aktivitas

yang

Pada lansia wanita terlihat bahwa

memerlukan sedikit kegiatan fisik. Dengan

dukungan keluarga berpengaruh terhadap

menurunnya kondisi kesehatan seseorang

kemandirian dalam pemenuhan ADL karena

secara

pada lansia yang mendapatkan dukungan

secara fisik mereka hanya tertarik pada

keluarga dengan baik, jumlah lansia yang

kegiatan yang memerlukansedikit tenaga dan

mandiri dalam pemenuhan ADL lebih besar

kegiatan fisik (Hurlock,1994).

bertahap dalam ketidakmampuan

2. Kondisi Ekonomi

maka dihasilkan lansia yang mandiri dan

Pada kondisi ekonomi responden yang

tidak ketergantungan (Cici, 2001).

mandiri memiliki kondisi ekonomi sedang.

Berdasarkan

teori

kemandirian

Responden dengan kondisi ekonomi sedang

tersebut, dapat dilihat dari hasil penelitian

berusaha tetap bekerja untuk memenuhi

yaitu

kebutuhan hidupnya agar tidak tergantung

dukungan keluarga dengan baik maupun

pada anak atau keluarga lain. Dengan

kurang baik adalah sama. Lansia dengan

bekerja mereka akan memperoleh beberapa

kategori kurang baik sebanyak 1 orang

keuntungan

(2,33%) dan kategori baik sebanyak 25 orang

yaitu

selain

mendapatkan

pada

lansia

yang

dengan

mendapatkan

penghasilan mereka dapat mengisi waktu

(58,14%),

demikian,

dapat

senggang dengan kegiatan yang berguna,

disimpulkan bahwa dukungan keluarga yang

sehingga aktifitas fisik dan psikis tetap

baik maka lansia dapat mandiri dalam

berjalan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

pemenuhan ADL pada lansia .

penelitian Cici (2001) tentang faktor penentu


lansia bekerja.

Keterbatasan Penelitian

3. Kondisi Sosial (dukungan keluarga)


Hubungan sosial antara orang lanjut

Peneliti

menyadari

bahwa

pelaksanaan penelitian ini masih banyak

usia dengan anak yang telah dewasa adalah

kekurangan yang disebabkan karena:

menyangkut keeratan hubungan mereka dan

a. Penelitian merupakan penelitian cross

tanggungjawab anak terhadap orangtua yang

sectional

menyebabkan orang lanjut usia menjadi

mengendalikan faktor-faktor lain

mandiri. Tanggungjawab anak yang telah

dapat mempengaruhi kemandirian dalam

dewasa baik yang telah berumah tangga

pemenuhan Activity Daily Living (ADL).

maupun yang belum, atau yang tinggal satu

Faktor-faktor lain tersebut seperti kondisi

rumah,

kesehatan dan kondisi ekonomi.

tidak tinggal satu rumah tetapi

berdekatan tempat tinggal atau yang tinggal

yang

dilakukan

tanpa
yang

b. Terbatasnya waktu penelitian dan tenaga

berjauhan ( tinggal di luar kota ) masih

peneliti

memiliki

populasi yang dijadikan sampel dalam

kewajiban

bertanggungjawab

menyebabkan

terhadap kebutuhan hidup orang lanjut usia

penelitian

seperti

keberagaman

kebutuhan

sandang,

pangan,

kesehatan dan sosial.

mewakili

Dari hasil penelitian bahwa interaksi


sosial dan peran keluarga yang terlibat
berpengaruh

terhadap

kemandirian

juga

terbatas,

sehingga

karakteristik

dan

reponden

karakterisitik

hanya

dengan

kurang

dilakukan
jenis

pada

kelamin

perempuan.
c. Pada pembuatan kuesioner penelitian ini

lansia.hasil responden mencapai 61%, hal ini

yang

dikarenakan interaksi positif hanya mungkin

keluarga

terjadi apabila terdapat suasana salaing

pemenuhan Activity Daily Living (ADL),

mempercayai,

peneliti belum menemukan standar baku

menghargai

dan

saling

mendukung antara lansia dengan keluarga,

berjudul

untuk
keluarga

dengan

instrumen
yang

hubungan

dukungan

kemandirian

variabel
disesuaikan

dalam

dukungan
dengan

variabel kemandirian dalam pemenuhan


Activity Daily Living (ADL), sehingga
instrument penelitian dibuat berdasarkan
pengetahuan

1. Dari hasil penelitian menunjukkan masih

pemahaman

dari

ada dukungan keluarga yang sedang dan

mengambil

dari

kurang, serta tingkat kemandirian yang

beberapa referensi tentang keluarga dan

tergantung sebagian, maka disarankan

kemandirian

untuk ada pendampingan dari petugas di

peneliti

dan

SARAN

sendiri

dan

lansia,

namun

sebelum

kuesioner itu disebarkan, peneliti sudah

Kampung

Karang

melakukan uji validitas terlebih dahulu.

memberikan

Werdha

informasi

untuk
tentang

pengetahuan kepada anggota keluarga


KESIMPULAN

dalam memberikan dukungan keluarga

Setelah serangkaian proses dilalui,


dalam bab ini peneliti dapat mengambil

Activity Daily Living (ADL) pada lansia.

beberapa kesimpulan.
a. Lansia

wanita

terutama untuk meningkatkan kemandirian


2. Hendaknya

yang

mendapatkan

dijalin

komunikasi

antara

petugas di Kampung Karang Werdha,

dukungan keluarga dalam pemenuhan

Departemen

Activity Daily Living (ADL) dikategorikan

keperawatan agar menjadikan Kampung

menjadi tiga kelompok, yaitu dengan

Karang Werdha Puntodewo 1 sebagai

dukungan baik yaitu sebanyak 25 orang

lahan pendidikan terutama dalam hal

(58,14%), dengan dukungan sedang yaitu

meningkatkan

sebanyak 15 orang (34,88%) dan dengan

pemenuhan Activity Daily Living (ADL)

dukungan kurang

pada lansia.

sebanyak 1

orang

(2,33%).

3. Bagi

Sosial,

peneliti

dan

mahasiswa

kemandirian

selanjutnya

dalam

diharapkan

b. Kemandirian dalam pemenuhan Activity

menggunakan karakteristik populasi yang

Daily Living (ADL) pada lansia wanita juga

lebih beragam dan menggunakan variabel

dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu

yang

lansia mandiri yaitu sebanyak 39 orang

perancu

(90,70%),

tergantung

kesehatan, kondisi ekonomi, dan jenis

sebagian yaitu sebanyak 4 orang (9,30%)

kelamin laki-laki, agar dapat mengetahui

dan

faktor yang paling berpengaruh terhadap

tidak

lansia

ada

yang

lansia

wanita

yang

tergantung total.
c. Ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan kemandirian dalam pemenuhan
Activity Daily Living (ADL) pada lansia
wanita. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien korelasi (r= 0,472) menunjukkan
bahwa arah korelasi positif yang berarti
semakin baik dukungan keluarga, maka
semakin baik juga kemandirian lansia
dalam pemenuhan kebutuhan ADL.

berbeda
lain

yang

menjadi

seperti

usia,

faktor
kondisi

kemandirian dalam pemenuhan Activity


Daily Living (ADL).

DAFTAR PUSTAKA

Lueckenotte. 2000. Pengkajian Gerontologi,

Arikunto, S. 1998. Prosedur Suatu Praktek,

EGC, Jakarta.

Rineka Cipta, Yogyakarta.


Maryam RS, dkk. 2008. Mengenal Usia
Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia,

Lanjut dan Perawatannya, Salemba

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Medika, Jakarta.

Cici. 2001. Hubungan Interaksi dan Peran

McKenzie, J. F, Pinger, R.R, dan Kotecki,

Keluarga dengan Kemandirian Lansia

J.E. 2006. Kesehatan Masyarakat :

dalam Pemenuhan Aktifitas Sehari-

suatu pengantar, Alih bahasa oleh

hari.

Atik Utami, Nova S. Indah Hippy, dan


Iin Nurlinawati, Edisi ke-4, EGC,

Darmojo, B.R., dan H.H. Martono. 2004.

Jakarta.

Buku Ajar Geriatri : Ilmu Kesehatan


Usia Lanjut, FKUI,Jakarta.

Merz, Eva-Maria. 2009. The association of


family support and wellbeing in later

Departemen Kesehatan RI. 2001. Pedoman

life depends on adult attachment

Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut

style.

bagi Petugas Kesehatan, Direktorat

Dibuka

pada

situs

http://web.ebscohost.com.

Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.


Nisfiannoor, M. 2009. Pendekatan Statistika
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman

Modern untuk Ilmu Sosial, Salemba

Pengelolaan : kegiatan Kesehatan di

Humanika, Jakarta.

Kelompok Usia Lanjut, Jakarta.


Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik
Dinas Komunikasi dan Informatika Prov.

dan Geriatrik, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Jatim. 2009. Diperlukan Inovasi dan


Inisiatif

Untuk

Peningkatan

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan

Kesejahteraan Lansia. Dibuka pada

Metodologi

Penelitian

Ilmu

situs http://www.jatimprov.go.id.

Keperawatan, Edisi ke-2, Salemba


Medika, Jakarta.

Efendi F., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan


Kesehatan Komunitas : Teori dan

Notoatmojo,

S.

2003.

Praktik dalam Keperawatan, Salemba

Perilaku

Medika, Jakarta.

Cipta, Jakarta.

Pendidikan

Kesehatan,

PT

dan

Rineka

Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga :

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian

Teori dan Praktek. Diterjemahkan

Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta.

oleh Ina Debora dan Yoakim, EGC,


Potter

Jakarta.

dan

Perry.

2005.

Buku

Ajar

Fundamental Keperawatan : Konsep,


Hidayat,

A.

2009.

Metode

Penelitian

Keperawatan dan Teknik Analisis


Data, Salemba Medika, Jakarta.

Proses dan Praktik, Edisi ke-4, Alih


Bahasa Yasmin Asih, EGC, Jakarta.

S.Tamher-Noorkasiani.
Usia

Lanjut

Asuhan

2009.

Kesehatan

dengan

Pendekatan

Keperawatan,

Salemba

Medika, Jakarta.
Smeltzer, S & Bare BG. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
ke-8, EGC, Jakarta.
Suryo P, Harbandinah P & Bagoes W. 2006.
Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup,
Kemandirian dan Dukungan Keluarga
terhadap
Dibuka

Perilaku

Sehat

pada

Lansia.
situs

isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/.pdf.
Syarifudin, B. 2010. Panduan Keperawatan
dan

Kebidanan

dengan

SPSS,

Grafindo Litera Media, Yogyakarta.

You might also like