You are on page 1of 17

WATERPASS

(Laporan Praktikum Perpetaan)

Oleh :
KELOMPOK 5
Ahmad Al Imbron
(1315051003)
Alicya Inmas Mauladika (1315051005)
Aristo Adi Nugroho
(1315051007)
Dian Pratiwi
(1315051014)
Haidar Ali
(1345051001)
Siska
(1315051052)
Wuri Andari
(1315051058)

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan

: Waterpass

Tanggal Percobaan

: 25 dan 26 juni 2014

Tempat Percobaan

: Lapangan futsal Unila

Nama kelompok

: Kelompok 5

Fakultas

: Teknik

Jurusan

: Teknik Geofisika

Bandarlampung, 5 juli 2014


Mengetahui,
Asisten

Aidil Fiterzon
NPM. 1115061007

WATERPASS
Oleh
Kelompok 5
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum perpetaan di lapangan futsal Universitas Lampung.
Adapun tujuan pada praktikum berjudul waterpass ini adalah sebagai syarat
kelulusan matakuliah perpetaan, untuk mengenalkan mahasiswa pada alat
waterpass dan bagian-bagian waterpass, mempelajari cara penggunaan waterpass
serta cara pengolahan data waterpass. Waterpass adalah alat mengukur beda
ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass digunakan untuk
menentukan elevasi/ peil untuk lantai, balok, dan lain-lain yang membutuhkan
elevasi berdasarkan ketinggian titik yang diketahui. Alat ini digunakan untuk
mengecek ketinggian penulangan agar tidak melebihi tinggi rencana dan
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat
datar. Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah waterpass,
statip, patok, rambu ukur dan alat tulis.

DAFTAR ISI

halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB.I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Percobaan...................................................................................1
BAB.II TINJAUAN PUSTAKA
BAB.III PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan.......................................................................................6
B. Prosedur Percobaan................................................................................7
BAB.IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan..................................................................................8
B. Pembahasan............................................................................................8
BAB.V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi dengan mempergunakan
skala

tertentu

dan

digambarkan

pada

bidang

horizontal

dengan

mempergunakan proyeksi tertentu, gambaran penampakan tersebut diberikan


simbol-simbol dan tulisan-tulisan sebagai keterangan simbol-simbol tersebut..
Pembuatan peta suatu daerah dan lingkungan sekitar tentu membutuhkan
data-data yang akurat. Sumber data tersebut adalah lapangan nyata, yaitu
kenampakan-kenampakan yang ada di daerah atau lingkungan tersebut. Akan
tetapi tidak semua data yang ada di lapangan diperlukan, tergantung pada
tujuan peta atau peta yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat peta
iklim maka cukup data-data iklim dari daerah tersebut yang dikumpulkan,
peta tanah, cukup data mengenai jenis tanah dan batas-batasnya dan
seterusnya. Jadi pengambilan data dari lapangan harus selektif.
Dalam praktikum kali ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pembuatan
peta yaitu dengan metode waterpass. Dimana dalam penggunaannya
waterpass digunakan sebagai alat dalam menentukan perbedaan tinggi dari
suatu daerah, dimana tempat praktikum berlangsung. Mengenai bagianbagian waterpass, cara penggunaan, pengolahan data, dan hal-hal penting
lainnya dalam pembuatan peta topografi.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum perpetaan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai syarat kelulusan matakuliah perpetaan
2. Mempelajari bagian-bagian dari waterpass

3. Mempelajari cara mengunakan waterpass


4. Mengolah data hasil pengamatan menggunakan waterpass.

5.
BAB II TEORI DASAR
A. Definisi Waterpass
6. Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke
acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil
di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan
benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila
gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan
benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam
lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka
pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa.
Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran
bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama
ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan
waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang dibutuhkan
untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya,
sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari.
7.
B. Bagian-bagian instrument water
8. Instrument water pass mempunyai beberapa bagian yaitu:
a) Bagian utama untuk pendataran.
9.
Seperti halnya pada bagian sifat datar kekar bagian ini dibuat sama
terdiri atas tiga komponen yaitu:
Landasan kaki.
Peralatan untuk pengaturan.
Fribrarc.

b) Teropong
10.
Sebagai suatu sifat dasar ungkit, maka teropong tidak digabungkan
dengan fribrarch secara kaku tetapi teropong tersebut disangga oleh suatu
pancang putar ditengah-tengahnya.
c) Nivo tabung.
11.
Nivo tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari teropong
yang berfungsi.
d) Sifat Dasar Otomatis.
12.
Dalam alat ukur sifat datar otomatis,garis bidik didatarkan secara
otomatis (dalam batasan tertentu) dengan memakai suatu alat kompensator
optis yang tergantung pada suatu bandul yang dislipkan kedalam berkas
dari sinar melalui teropong.
e) Prinsip Dasar Dari Kompensato
13.
Penempatan instrument dilapangan dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu:
instrument diletakan diantara dua titik yang kan diukur beda tingginya.
Intrument diletakkan diantara dua titik yang dicari beda tingginya

dengan membidiknya kedua titikdan dihimpitnya.


Instrumen diletakkan diluar titik yang dihitunbg beda tingginya.

14.
C. Pembacaan Instrument Water Pass
15. Pembacaan instrument water pass dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Bidik dan arahkan teropong secara kasar pada bak ukur yang didirikan
pertikal pada suatu titik (patok) yang telah ditentukan dengan
menggunakan garis bidik yang ada dalam alat.
2. Bila bayangan kabur perjelas dengan menggunakan sekrup atau memutar
lensa objektif (fokus) sedangkan benang silang perjelas denganmemutar
sekrup pengatur diafragma.
3. Himpitkan benang diafragma dengan sumbu bak ukur,dengan cara
mengatur sekrup diafragma dengan sektup penggerak halus.
lakukan pembacaan sebagai berikut :
16.
Misalnya
Benang Atas (BA)
= 850
Benang Bawah (BB) = 350
Benang Tengah (BT) = 600
5. Pembacaan bak ukur selesai dan harus memenuhi ketentuan sebagai
4.

berikut : BA+BB = 2 BT , atau BA-BT = BT-BB


6. Untuk memadatkan jarak optis digunakan rumus :
17.
Jarak optis = (BA BB)x 100 Sin2 sudut zenith/vertikal.

18.
21.

Dimana :
19.
20.

BA = Benang atas
BB = Benang bawah
BT = Benang tengah

22.
A. Alat dan Bahan

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

23.
Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam pelaksanaan
praktikun ini yaitu:

24.
25.

Gambar 3.1 Waterpass

27.
28.

Gambar 3.2 Patok Kayu

29.
30.

Gambar 3.3 Rambu Ukur

26.

31.
32.

Gambar 3.4 Palu


33.

B. Prosedur Pelaksanaan
34.
Prosedu yang perlu dilakukan dalam praktikum ini
yaitu:
1. Mempersiapan peralatan yang dibutuhkan serta periksa kelengkapan
2. Menentukan Stan/Sleg percobaan terlebih dahulu
3. Mendirikan statif dengan aman sesuai dengan keadaan setempat.
4. Mengkondisikan agar statif tidak ekstrem
5. Memasang alat ukur waterpass diatas statif dan mengeratkan dengan
6.
7.
8.
9.

skrup pengunci hingga aman.


Mensejajarkan unting unting dengan titik pengamatan.
Mengatur gelembung air kotak ketengah dengan skrup A, B, dan C.
Mengecheck kedudukan alat ukur waterpass.
Mengatur fokus pencerahan melalui skrup pengukuran sampai mistar

ukur dapat terbaca


10. Membidik mistar ukur, kemudian membaca benang atas, benang tengah,
dan benang bawah.

11. BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
12.

Adapun data pengamatan yang diperoleh pada praktikum

menggunakan alat waterpass ini adalah sebagai berikut:


13.
Tabel 4.1 Data Pengamatan
3. BACAAN BENANG PERGI
1. T
2. S
6. BELAKANG
7. MUKA
B
T
12.
13.
14.
15.
10. B
11. B
A
A
B
B
B
B
T
A
18. 1

16. P

32. P

48. P

64. P

14.
15.
B. Pemba
hasan

19. 1
0
0
20.
21.
22.
23.
16.
W
17. I
0
5
96
52
61
44
aterpas
8
6
26. 1
27. 1
s
25. I
0
1
28.
29.
30.
31.
adalah
I
5
0
95
58
66
49
5
7
alat
34. 7
35. 8
36.
37.
38.
39.
33. I
9
4
75
82
90
74
9
6
42. 8
43. 8
44.
45.
46.
47.
41. I
1
6
76
83
91
75
I
0
0
50. 7
51. 7
52.
53.
54.
55.
49. I
1
7
64
88
94
82
2
9
58. 7
59. 7
60.
61.
62.
63.
57. I
6
7
76
83
92
74
I
9
1
66. 6
67. 7
68.
69.
70.
71.
65. I
5
2
58
93
98
88
1
0
74. 6
75. 7
76.
77.
78.
79.
73. I
6
3
60
93
98
88
I
9
8
mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya.

Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi/ peil untuk lantai, balok, dan
lain-lain yang membutuhkan elevasi berdasarkan ketinggian titik yang
diketahui. Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian penulangan agar
tidak melebihi tinggi rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran,
sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga dapat digunakan
untuk pembuatan tanda/marking pada kolom/dinding sebagai acuan pekerjaan
lain, seperti acuan untuk pekerjaan dinding panel

17. precast, serta dapat digunakan dalam pengecekan settlement bangunan.


Untuk keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm
pada jarak tidak melebihi 30 meter. Dalam penggunaannya, waterpass
didirikan pada statip (kaki tiga).
18.

19.
20. Gambar 4.1 Waterpass
21.
22.

Berbeda dengan theodolit, penempatan alat waterpass terletak

diantara dua titik atau dua target. Di usahakan penempatannya berada tepat
ditengah antara dua titik atau target. Kemudian sama halnya seperti theodolit,
pada waterpass pun sebelum mengamati target pertama harus dilakukan
centring. Namun penyentringan pada waterpas jauh lebih mudah. Kita hanya
perlu memutar skrup yang ada di bagian bawah waterpass, hingga gelembung
berada di tengah lingkaran hitam. Kemudian tahap pengamatan target dapat

dilakukan. Dalam mengamati target pertama kita bidik dan arahkan teropong
secara kasar pada bak ukur yang didirikan pertikal pada suatu titik (patok)
yang telah ditentukan dengan menggunakan garis bidik yang ada dalam alat.
Kemudian bila bayangan kabur perjelas dengan menggunakan sekrup atau
memutar

lensa

objektif

(fokus)

sedangkan

benang

silang

perjelas

denganmemutar sekrup pengatur diafragma. Selanjutnya himpitkan benang


diafragma dengan sumbu bak ukur,dengan cara mengatur sekrup diafragma
dengan sektup penggerak halus.kemudian lakukan pembacaan benang tengah
dan benang atas. Benang bawah tidak perlu diamati karena dapat dicari
dengan rumus 2(BT) BA. Pembacaan bak ukur harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
23.

BA+BB = 2 BT , atau

24.

BA-BT = BT-BB.

25.

Selanjutnya dilakukan perhitungan jarak optis dengan rumus :

26.
27.

30.

Jarak optis = (BA BB)x 100 Sin2 sudut zenith/vertikal.


Dimana :
BA = Benang atas
28.
BB = Benang bawah
29.
BT = Benang tengah
Untuk hasil data yang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.

31. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
32. Adapun kesimpulan yang didapatkan pada percobaan waterpass ini adalah
sebagai berikut:
1. Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan
ke acuan berikutnya.
2. Waterpass diletakan diantara dua titik atau target saat pengamatan.
3. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif,
lensa okuler, dan penangkap cahaya.
4. Data pemetaan yang dilakukan

berupa

orientasi

lapangan,

pengukuran, pemetaan kerangka peta dan pengukuran titik detail.


5. Sebelum pengukuran dilakukan (menembak target), waterpass harus
di centering terlebih dahulu.
33.
B. Saran
34. Sada saat pelaksanaan praktikum kami menyarankan agar centring
dilakukan dengan benar dan teliti agar data yang didapat benar. Kemudian
saat meletak alat pada statip, usahakan statip berdiri tepat di atas patok dan
tegak lurus agar mempermudah dalam penyentringan.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. DAFTAR PUSTAKA

42.

Ir. Tedjo Mulyono, Ir. M. Muhklisin, Drs. Setio Utomo. 1996. Petuntuk
praktikum ukur tanah1. Bandung : pusat pengembangan pendidikan

politeknik direktoran jendral tinggi departemen pendidikan dan


kebudayaan bandung.
43.

Ir. Iman Subarkah. 1984. Vedemakum lengkap. Jakarta: Idean Darma

44.

Jemes, R. Wishing, B.S. Roy H. Wishing, B.I.E. 1995. Pengantar


pemetaan. Jakarta : Erlangga.
45.
46.

47.
48.

You might also like