Professional Documents
Culture Documents
Asan Etanoat
Asam Asetat
Asam Metanakarboksilat
Asetil Hidroksida (AcOH)
Hidrogen asetat (HAc)
Asam Cuka
CH3COOH
60.5 g/mol
1049 g cm-3, cairan
1049 g cm-3, padatan
16,5 o C (289,6 +-0,5 K)
(61,6 o F)
118,1 0 C (391,2+-0,6K)
(244,5oF)
Cairan tak berwarna atau
kristal
4,76 pada 25oC
titer dan biasanya diletakan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya
berupa larutan.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen
(artinya secara stokiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini
disebut sebagai titik ekuivalen.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bias
menghitung kadar titrant.
Secara umum perumusan dalam menentukan konsentrasi liter adalah
menggunakan rumus berikut :
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka
rumus diatas dapat kita tulis sebagai :
N x Va = N x Vb
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
Valensi Asam x Ma x Va x = Valensi Basa x Mb x Vb
Keterangan ;
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
Erlenmeyer
Pipet Tetes
Pipet Ukur
Gelas Kimia
UKURA
N
50 mL
100
mL
10 mL
100
JUMLA
H
1
1 set
3
2
1
2
7 Piler
8 Corong
9 Labu takar
BAHAN
N
O NAMA BAHAN
1 HCl 0,2 M
2 NaOH 0,2 M
Asam cuka
3 perdagangan
4 PP
mL
100
mL
1
1
1
JUMLAH
10 mL
100 mL
(Secukupnya)
5 mL
secukupnya
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan larutan sampel cuka perdagangan
1. Larutan cuka perdagangan di sebut dengan larutan induk.
2. Pipet 10 mL asam cuka perdagangan, lalu masukkan ke dalam labu takar
1000 mL (Pengenceran 100 kali) dan encerkan dengan aquades sampai tanda
batas. Larutan ini disebut larutan sampel.
3. Larutan asam cuka siap di analisis
B. Standarisasi larutan NaOH
1. Ambil larutan HCl 0,2 M dan masukkan ke dalam
enlemeyer 1000 mL sebanyak 10 mL dan teteskan 3
tetes PP.
2. Pasang buret pada statif yang telah disiapkan.
Seperti gambar disamping
3. Masukkan NaOH 0,2 M ke dalam buret menggunakan
corong,
4. Lakukan titrasi.
5. Catat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi.
6. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
C. Titrasi Cuka Perdagangan
1. Ambil 5 mL larutan sampel asam cuka lalu masukkan ke dalam labu
Enlemeyer 100 mL dan tetesi dengan 3 tetes PP.
2. Ambillah buret yang telah diisi NaOH, pasang pada langkah b.2 dan 3.
(Usahakan NaOH pada buret penuh/sudah pada tanda batas).
3. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali pengulangan.
4. Catat volume NaOH yang digunakan pada setiap pengulangan.
5. Hitung kadar asam cuka perdagangan.
HASIL PENGAMATAN
Titrasi asam cuka
perdagangan
NO.
SAMPEL
1
1
2
2
3
3
Volume rata-rata
10
10
10
10
mL
mL
mL
mL
Volume
NaOH
(0,2M)
4,5 mL
4,5 mL
4,5 mL
4,5 mL
PERTANYAAN
1. Apa yang dimagsud dengan :
a. Larutan induk
Adalah :
b. Larutan sampel
Adalah :
c. Standarisasi NaOH
Adalah :
d. Titik ekuivalen
Adalah : suatu kejadian dimana asam dan basa tepat habis bereaksi
e. Titik akhir titrasi
Adalah : Suatu kejadian (waktu) di mana titrasi harus dihentikan tepat
pada saat indikator menunjukkan perubahan warna
2. Kenapa larutan NaOH perlu di standarisasi?
Karena :
3. Berapakah kadar asam cuka perdagangan setelah di analisis? Apakah sama
dengan yang tertera di label kemasannya?
Jawaban: