Professional Documents
Culture Documents
Mrs.Cek Ela, a 30-year-old housewife, was admitted to the emergency room in mental
hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and
sometimes cried without any particular reason.
Her family mentioned that there were changes in her behavior since 2 years ago. She
gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all
day long
One year ago, she complained about her hearing voices such as a conversation or
sometimes the voice commenting on her, while the person didnt exist. Letter on, the voice
became more disturbing commanding her to do something which was difficult or impossible
to refuse. The last command forced her to hurt herself.
The premorbid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that
her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She
became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more
deteriorated, lacked of self care and couldnt do house chores. Her speech was limited and the
sentences were very disorganized.
According to her family there was no stressor before these behavioral changes
happened.
In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer
the question. Her answers were in one or two words, not so clear and sometimes she refused
to talk at all.
Summary of Psychiatric Examination:
The Psychopathologies of this patient are poor discriminative insight, command auditoric
hallucination, autism, anxiety, and association disorder sch as incoherence and hemmung.
The conclusion is the reality testing ability of this patient is really disturbed.
Additional information:
The patient has good marital history, no history of schizophrenia or affective disorders in the
family, the level of intelligence is within the normal range, no stressor during the last 12
months and the GAF scale is around 40-31 at the moment of examination.
Physical examination: no abnormality is found
Klarifikasi Istilah
1. Depresi adalah merendahnya corak perasaan
2. Schizoid adalah merujuk pada salah satu dari berbagai karakteristik terkait
schizophrenia, termasuk ciri-ciri yang dianggap mengindikasikan predisposisi
terhadap schizophrenia serta gangguan-gangguan selain schizophrenia yang dialami
oleh anggota keluarga sebagai pengidap schizophrenia atau lowering feeling tone
yang dirasakan sebagai suatu kesedihan yang sering kali ditemukan dalam keluarga
3.
4.
5.
6.
schizophrenia
Premorbid adalah terjadi sebelum berkembangnya penyakit
Isolasi adalah menarik diri dari dunia luar
Disorganisasi adalah tidak terstruktur atau ketidakteraturan
Insight adalah kewaspadaan dan pemahaman penderita pada diri sendiri mengenai
3. Sejak 2 tahun yang lalu terjadi perubahan sikap yang secara bertahap mulai
menyendiri dan suka berada di kamar nya sepanjang hari
4. 1 tahun yang lalu, dia mendengar suara-suara yang berkomentar kepadanya namun
tidak ada orang dan makin lama suara semakin mengganggu dan memerintahkan dia
untuk melakukan suatu yang sulit untuk ditolak. Dia pun dipaksa untuk melukai
dirinya, kondisi semakin memburuk, tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan
melakukan pekerjaan rumah, perkataannya terbatas dan kacau
5. Berdasarkan keluarga, tidak ada stressor, autoanamnesis pasien sangat diam,
menangis dan sulit menjawab pertanyaan, jawabannya tidak jelas dan menolak
menjawab pertanyaan
6. Pemeriksaan Psikiatrik
7. Informasi tambahan
Analisis Masalah
1. Cek Ela 30 tahun dibawa ke rumah sakit jiwa karena percobaan bunuh diri, dia
terlihat depresi dan menangis tanpa alas an yang jelas
a. Jelaskan makna klinis dari percobaan bunuh diri yang!
Jawab:
Beck (dalam Salkovskis, 1998) mendefinisikan percobaan bunuh diri
sebagai sebuah situasi dimana seseorang telah melakukan sebuah perilaku yang
sebenarnya atau kelihatannya mengancam hidup dengan intensi menghabisi
hidupnya, atau memperlihatkan intensi demikian, tetapi belum berakibat pada
kematian.
Faktor Penyebab Bunuh Diri
Bunuh diri bukanlah merupakan satu hal tetapi terdiri dari banyak
fenomena yang tumpang tindih. Oleh sebab itu, tidak ada satupun kasus bunuh diri
yang memiliki etiologi yang sama (Maris dkk.,2000). Schneidman menyebut
bunuh diri sebagai hasil dari psychache. Psychache merupakan rasa sakit dan
derita yang tidak tertahankan dalam jiwa dan pikiran. Rasa sakit tersebut pada
dasarnya berasal dari jiwa seseorang ketika merasakan secara berlebih rasa malu,
rasa bersalah, penghinaan, kesepian, ketakutan, kemarahan, kesedihan karena
menua, atau berada dalam keadaan sekarat (dalam Maris dkk., 2000). Di samping
itu, Mann dari bidang psikiatri mengatakan penyebab bunuh diri berada di otak,
akibat kurangnya tingkat 5-HIAA (5-hydroxyindole acetic acid), reseptor postsinapsis, dan pertanda biologis lainnya (dalam Maris dkk., 2000).
Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri (Maris, dalam Maris
dkk.,2000; Meichenbaum, 2008) :
ini, pikiran yang rusak muncul. Pikiran ini seringkali otomatis, tidak disadari, dan
dicirikan oleh sejumlah kesalahan yang mungkin. Beberapa diantaranya begitu
menyeluruh sehingga membentuk distorsi-distorsi kognitif.Beck (dalam Pervine,
2005) memperkenalkan model kognitif depresi yang menenkankan bahwa
seseorang yang depresi secara sistematis salah menilai pengalaman sekarang dan
masa lalunya. Model ini terdiri dari 3 pandangan negatif mengenai diri, dunia, dan
masa depan. Dia memandang dirinya tidak berharga dan tidak berguna,
memandang dunia menuntut terlalu banyak darinya, dan memandang masa depan
itu suram. Ketika skema kognitif yang disfungsional (automatic thoughts) ini
diaktifkan oleh kejadian hidup yang menekan, individu beresiko melakukan bunuh
diri.
Penjelasan ketiga menyatakan bahwa perilaku bunuh diri itu dipelajari.
Sebagai tambahan, Jamison (dalam Corr, Nabe, & Corr, 2003) mengemukakan
bahwa psikopatologi adalah elemen paling umum pada perilaku bunuh diri. Dia
percaya bahwa sakit mental memainkan suatu peranan penting pada perilaku
bunuh diri. Beberapa kondisi psikopatologis yang difokuskannya adalah mood
disorder, schizophrenia, borderline dan antisocial personality disorder, alkoholik,
dan penyalahgunaan obat-obatan.
2. Penjelasan Biologis
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menemukan penjelasan biologis
yang tepat untuk perilaku bunuh diri. Beberapa peneliti percaya bahwa ada
gangguan pada level serotonin di otak, dimana serotonin diasosiasikan dengan
perilaku agresif dan kecemasan. Penelitian lain mengatakan bahwa perilaku bunuh
diri merupakan bawaan lahir, dimana orang yang suicidal mempunyai keluarga
yang juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Walaupun demikian, hingga
saat ini belum ada faktor biologis yang ditemukan berhubungan secara langsung
dengan perilaku bunuh diri
3. Penjelasan Sosiologis
Penjelasan yang terbaik datang dari sosiolog Durkheim yang memandang
perilaku bunuh diri sebagai hasil dari hubungan individu dengan masyarakatnya,
yang menekankan apakah individu terintegrasi dan teratur atau tidak dengan
masyarakatnya. Berdasarkan hubungan tersebut, Durkheim (dalam Corr, Nabe, &
Corr, 2003) membagi bunuh diri menjadi 4 tipe yaitu:
1. Egoistic Suicide
Masyarakat
membantu
individu
mengatur
hasratnya
Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah
dinikmati.
orang
tersebut
mampu
menyusun,
mengembangkan
dan
memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250).
Berdasarkan PPDGJ III, Gangguan kepribadian Skizoid adalah gangguan
kepribadian yang memenuhi deskripsi berikut :
a) Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
b) Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
c) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain
d) Tampak nyata ketidakpedulian baik terhadap pujian maupun kecaman
e) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
(perhitungkan usia penderita)
f) Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
g) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
h) Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab (kalau
ada hanya satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti
itu
i) Sangat tidak sensitive terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
Untuk diagnosis dibutuhkan setidaknya 3 dari yang diatas
b. Sebutkan faktor yang menyebabkan schizoid !
Jawab:
faktor seperti faktor biologi, genetik (walaupun faktor ini sedikit
kemungkinannya), riwayat pengalaman individu dalam keluarga. Gangguangangguan ini dapat juga disebabkan oleh turunan dari anggota keluarga yang
menderita
schizophrenia.
Faktor
hereditas
juga
memberikan
kontribusi
a. Psikodinamik
Ahli-ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa schizoid dibangun melalui
hubungan ibu dan anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar
untuk member atau menerima kasih sayang (Blueler, 1942; Klien, 1952). Anak
ini menunjukkan bahwa hubungan dan emosi-emosi sebagai hal yang
berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh dari orang lain dan juga
perasaan-perasaan mereka sendiri.
b. Behavioral
Saat kecil, kemungkinan besar orang schizoid tidak diakui dan dicintai oleh
orang tua atau lingkungannya, cenderung diabaikan, mengalami pembedaan
sikap (missal, dengan kakaknya), dan sering mengalami cemoohan dari
sekitarnya.
c. Cognitive
Para ahli kognitif menggambarkan gaya berpikir dari orang schizoid sebagai
orang yang tidak memperbaiki diri (improverished) dan tidak responsive
terhadap tanda-tanda yang menunjukkan emosi (Beck & Freeman, 1990).
Daripada memiliki perangkat keyakinan khusus yang mengarahkannya pada
salah tafsir atas situasi dengan cara yang spesifik, orang schizoid lebih tampak
sebagai orang yang memiliki minat terhadap kehidupan di sekliling mereka,
namun dapat mengakui secara intelektual bahwa orang lain mengalami situasi
yang berbed dengan mereka. Hasilnya mereka cenderung lemah dan tidak
ekspresif, sehingga keterampilan sosialnya rendah.
d. Humanistic
Orang dengan schizoid sering memandang diri mereka seperti boneka, android
(robot), atau budak. Hal ini karena mereka tidak memiliki tujuan hidup dan
self concept yang rendah.
e. Interpersonal
Orang dengan tipe schizoid adalah penyendiri, kurang teman dan menghindar
dari lingkungan. Hal itu karena mereka tidak nyaman dan tidak tertarik
membangun hubungan sosial.
c. Apa yang menyebabkan keadaan schizoid pasien bertambah berat (perjalanan
penyakit, hubungkan dengan usia)!
Jawab:
Isolasi dan tak ada interaksi social sama sekali ini merupakan symptom
negative dari schizophrenia dimana hal ini diakibatkan oleh disfungsi /
gangguan pada jalur mesocortical. Pada jalur mesokortikal, lebih
banyak reseptor 5HT2A (yang berfungsi untuk menghambat pengeluaran
dopamine) daripada reseptor D2, sehingga hipofungsi dopamine terjadi.
Jalur mesokortikal yaitu dari Ventral Tegmental Area menuju ke
prefrontal cortex. Sistem ini mengatur fungsi eksekusi dan kognisi
pada bagian Dorsolateral Prefrontal Cortex (DLPFC), serta fungsi
emosi dan afek pada bagian Ventromedial Prefrontal Cortex (VMPFC).
3. Sejak 2 tahun yang lalu terjadi perubahan sikap secara bertahap mulai menyendiri dan
suka berada di kamar nya sepanjang hari
a. Jelaskan Makna klinis perubahan sikap secara bertahap mulai menyendiri dan
suka berada di kamar nya sepanjang hari!
Jawab:
Menarik diri dan mengurung diri didalam kamar sepanjang hari (tidak ada
interaksi sosial) hal itu menunjukan bahwa pasien sedang
mengalami fase
prodromal yang ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi kehidupan,
sebelum terganggunya fase aktif gejala,dan tidak disebabkan oleh gangguan afek
atau gangguan penggunaan.
faktor yang menyebabkan sehingga seseorang menarik diri dari pergaulan sosial.
Faktor-faktor itu antara lain:
Tidak percaya diri dalam kehidupan sosial. Seseorang yang menarik dari
dari kehidupan sosial karena merasa dirinya kurang dapat diterima oleh
kelompok, merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa yang bisa
ditonjolkan, berprasangka bahwa dia kurang bisa diterima oleh lingkungan
sosial adalah faktor utama dan alasan yang terbanyak mengapa seseorang
menarik diri dari pergaulan sosial. Termasuk dalam kelompok ini adalah
penyandang cacat fisik, orang-orang dengan krisis PD (percaya diri), orang
Selain
fenomena
kehidupan
lingkungan
perkotaan,
orang-orang
yang
membutuhkan dengan tingkat privasi lebih besar adalah individu yang tumbuh
dalam keluarga menengah keatas. Individu yang tumbuh dalam lingkungan
menengah keatas akan mengembangkan sikap individulis dan rasa terhadap
kebutuhan sosial akan rendah.
Idealisme pribadi tidak sejalan dengan nilai sosial. Ini lebih banyak di
ditemukan pada para pemikir, filosof, ataupun Nabi sekalipun. Mereka
menganggap, masyarakat sudah sakit, sehingga tatanam kehidupan sosial
harus diperbaiki. Jika idelaisme yang dipegang bisa merubah masyarakat
secara umum, maka individu tersebut menjadi idola dalam masyarakat. Lain
halnya, jika idealisme yang dipegang tidak pernah sejalan atau diterima dalam
kehidupan sosial masyarakat, maka menarik diri dari pergaulan sosial tidak
bisa dihindarkan. Menarik diri dari kehidupan sosial dalam bentuk ini, pada
dasarnya akan membuat sakit secara personal, karena akan menumbuhkan
pemikiran-pemikiran yang ekstrim, yang sudah jauh dari realita kehidupan
sosial setempat.
Kehidupan sosial, jangan hanya dilihat dalam bentuk interaksi
pemenuhan kebutuhan, tetapi, merupakan sarana terapi untuk menjaga
tingkahlaku normal agar tetap sesuai dengan norma-norma sosial. Memang
terkadang, nilai sosial tidak sesuai dengan harapan pribadi, tetapi bukan
menjadi alasan menarik diri secara sosial, karena akan lebih berbahaya lagi
secara pribadi, karena akan mengambangkan sikap yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat setempat. Menyendiri memang adalah sebuah
kebutuhan pribadi untuk intropeksi dan berpikir sejenak untuk menjalani
kehidupan sosial.
4. 1 tahun yang lalu, dia mendengar suara-suara yang berkomentar kepadanya namun
tidak ada orang dan makin lama suara semakin mengganggu dan memerintahkan dia
untuk melakukan suatu yang sulit untuk ditolak. Dia pun dipaksa untuk melukai
dirinya, kondisi semakin memburuk, tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan
melakukan pekerjaan rumah, perkataannya terbatas dan kalimatnya kacau
a. Jelaskan Makna klinis dari:
1. Halusinasi auditori
Jawab:
temporalis.
Ffytche hypothesis
Ffytche menyimpulkan bahwa halusinasi tidak dapat timbul melalui
mekanisme hodological atau topological yang berdiri sendiri,
halusinasi dapat timbul bila terdapat kombinasi antara kedua teori itu.
memori suara yang pernah didengar pasien ter-recall kembali pada saat
serangan.
Namun jenis command yang muncul dapat juga diciptakan oleh pasien
sendiri tanpa adanya suatu memori command tersebut.
2. Kondisi memburuk tidak bisa mengurus dirinya sendiri serta tidak bisa
melakukan pekerjaan rumah
Jawab:
Penderita Skizofrenia mengalami kerusakan yang parah sehubungan
dengan fungsi mentalnya, dimana penderita skizofrenia tidak dapat
mengendalikan dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan terutama yang
menimbulkan konflik dari realitas yang dihadapinya. Kemudian penderita
skizofrenia akan menarik dirinya ke dalam dunia fantasinya sehingga adatistiada, kebiasaan sosial dan perawatan diri tidaklah lagi dihiraukan oleh
penderita. (Loebis, 1993).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya gangguan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Pada Skizofrenia terdapat gejala-gejala positif dan negative. Gejala
positif adalah tanda yang biasanya pada orang kebanyakan tidak ada, namun
pada pasien Skizofrenia justru muncul. Gejala positif adalah gejala yang
bersifat aneh, antara lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan
pembicaraan, dan perubahan perilaku (Kaplan& Sadock, 2004).
Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya perilaku tertentu,
seperti perasaan yang datar, tidak adanya perasaan yang bahagia dan gembira,
menarik diri, ketiadaan pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial,
keadaan
fungsional
berbagai
neurotransmitter
dan
sistem
c. Pasien yang terlihat diam, kadang menangis merupakan tanda dari gangguan
afektif dalam hal ini adalah episode depresi yang mana pasien memiliki
perasaan kecil hati, tak bahagia rendah diri tak ada harapan hilangnya gairah
hidup, hipoaktif.
6. Pemeriksaan Psikiatri
a. Makna klinis dari poor discriminative insight autism , anxietas
Jawab:
Insight derajat 1 pasien tidak menyadari bahwa dia sakit
Autis gejala primer dari skizofrenia
b. incoherence, dan hemmung, gangguan membedakan khayalan dan kenyataan
Jawab:
Inkoherensi: gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimat pun
sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya. Suatu waham yang aneh mungkin
diterangkan secara incoherent. Inkoherensi itu boleh dikatakan merupakan
asosiasi yang longgar secara ekstrim. Seorang penulis pernah menerima surat
antara lain sebagai berikut, Saya minta dijanji, tidur, lahir, dengan pakaian
lengkap untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan Allah dengan suami
jodohnya yang menyinggung segala percobaan
Terhambat ( hemmung ): gangguan spesifik bentuk pikiran dimana pasien
pikirannya berhenti sejenak
Ganggan membedakan khayalan dan kenyataan merupakan tanda
skizofrenia
7. Informasi tambahan
a. Interpretasi dari GAF scale
Jawab:
40-31
Beberapa gangguan tes realitas atau komunikasi (bicara tidak logis, tidak jelas,
tidak relevan) atau gangguan berat pada beberapa bidang seperti pekerjaan atau
sekolah, hubungan keluarga, pertimbangan berpikir atau mood (menghindari
teman, menelanarkan keluarga, tidak bekerja, memukul anak lebih kecil,
menyimpang dirumah, gagal disekolah)
b. Indikasi dan Cara pemeriksaan GAF scale
Jawab:
GAF (Global Assesment Functioning) adalah skala numerik (0 sampai
100) yang digunakan oleh dokter kesehatan mental dan dokter untuk menilai
subyektif fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis orang dewasa, misalnya,
seberapa baik atau adaptif satu pertemuan berbagai masalah-dalam-hidup.
Indikasi
untuk menilai subyektif fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis orang dewasa,
misalnya, seberapa baik atau adaptif satu pertemuan berbagai masalah-dalamhidup
Tujuan diagnosis multiaksial
- Informasi komprehensif sehingga membantu perencanaan terapi dan
-
meramalkan outcome
Format mudah dan
sistematik
sehingga
membantu
menata
dan
90-81
80-71
70-61
60-51
50-41
30-21
20-11
Bahaya melukai diri sendiri atau orang (usaha bunuh diri tanpa
harapan jelas, sering melakukan kekerasan, kegembiraan manik)
atau kadang gagal mempertahankan higiene pribadi minimal
(mengusap feces) atau gangguan jelas dalam komunikasi
(inkoheren , membisu)
10 - 1
Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah
(kekerasan
rekuren)
atau
ketidakmampuan
persisten
ke kesadaran
halusinasi: persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli
eksternal yang nyata; mungkin terdapat atau tidak terdapat interpretasi waham
mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), 3) Jenis suara
atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang atau yang setengah terbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide berlebihan yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus-menerus
arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
medikasi neuroleptika
adanya gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih
harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
Aksis Multiaksial:
Aksis I
F20 Skizofrenia
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
Diagnosis multiaksial
Terdiri dari 5 aksis :
Schizophrenia Organic
Personality
syndrome
Malignant
disorders
(demensia,
syndrome
+
Delusi
Halusinasi
+
+
delirium, amnesia)
+
-/+
(auditory)
Inkoheren
Katatonik
Gangguan
+
+/+
+
-
+/-
+/+
afektif
Alogia
Avolition
Gangguan
+
+
+
+
+
sosial
Gangguan
+/-
kesadaran
Derealisasi
dan
depersonali
sasi
Demam
Kejang
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
Pada kasus :
Aksis I
: F20 Skizofrenia
Aksis II : F60.1 Gangguan kepribadian Skizoid
Aksis III : Aksis IV : Aksis V : GAF 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)
Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan mental berat berupa schizophrenia dan schizoid
personality disorder
c. Etiologi
Jawab:
Ada beberapa etiologi schizophrenia antara lain:
Genetik/Riwayat keluarga
Schizophrenia
Psikosis afektif
Kembar monozigot (50%)
Kembar dizigot (15%)
Perkembangan saraf
Trauma otak janin
Kelahiran pada musim dingin
Komplikasi obstetric
Berat lahir rendah
CT/MRI abnormal
Ganja
Interaksi gen (cathecol-O-methyl transferase)
Lingkungan
Ekspresi emosi tinggi
Kejadian hidup yang menyedihkan
Penurunan sosio-ekonomi
Neurokimia
Hipotesis dopamine
Peningkatan 5-HT
Penurunan glutamat
d. Epidemiologi dan faktor resiko
Jawab:
Epidemiologi
Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan
diberbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara kasar
hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi
dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa dewasa.
Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih muda yaitu 1525 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu sekitar 25-35 tahun.
Insiden skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan dan lebih besar
di daerah urban dibandingkan daerah rural (Sadock, 2003).
Pasien skizofrenia beresiko meningkatkan risiko penyalahgunaan zat,
terutama ketergantungan nikotin. Hampir 90% pasien mengalami ketergantungan
nikotin. Pasien skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku
menyerang. Bunuh diri merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang
terbanyak, hampir 10% dari pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri
(Kazadi, 2008).
Menurut Howard, Castle, Wessely, dan Murray, 1993 di seluruh dunia
prevalensi seumur hidup skizofrenia kira-kira sama antara laki-laki dan
perempuan
diperkirakan
sekitar
0,2%-1,5%.
Meskipun
ada
beberapa
sangat kecil.
Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah
Resonance
Imaging
(MRI),
dan
Positron
Emission
Tampilan emosi
Sejumlah penelitian menunjukkan orang-orang dengan skizofrenia yang
keluarganya
tinggi
dalam
mengekspresikan
emosi,
lebih
besar
dopamin-D2
telak
sukses
digunakan
pelepasan
pelepasan prolaktin)
d. Dopamin
mengatur
hormon
aktivitas
dopamin
hipofisis
motorik
pada
(terutama
sitem
Lama minimal percobaan antipsikotik adalah 4-6 bulan pada dosis yang
Pemilihan obat
- Antagonis reseptor dopamine:efektif, tapi punya 2 kelemahan utama, yaitu
hanya sebagian kecil pasien tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah
fungsi mental yang cukup normal dan mempunyai efek paling mengganggu
-
Obat-obat lain
- Litium efektif untuk menurunkan gejala psikotik lebih lanjut pada sampai 50%
pasien dengan skizofrenia. Obat yang patut dicoba pada pasien yang tidak
-
Terapi Elektrokonvulsif
Diindikasikan pada pasien dengan skizofrenia katatonik, atau pada pasien
Psikoterapi
mengendalikan kecemasannya .
Hal yang paling penting pada terapi ini adalah untuk mengatasi hal-hal
Asosiasi Bebas.
Pada teknik terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan
perasaan dan mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa
penyuntingan atau penyensoran (Akinson, 1991). Pada teknik ini,
penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi relaks baik fisik
maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita dinyatakan
sudah berada dalam keadaan relaks, maka pasien harus mengungkapkan
hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal.Pada saat penderita tidur di
sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan perasaan yang
ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal itu
merupakan manifestasi dari keadaan over-repressi. Hal yang direpress
biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan agresi. Repressi
terhadap dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili
oleh father dan mother figure. Repressi anger dan hostile merupakan salah
satu bentuk intrapsikis yang biasa menyebabkan blocking pada individu.
memasukkan
penderita
schizophrenia
dalam
proses
dalam
berhubungan
dengan
orang
lain,
yang
dapat
Keluarga
diberi
informasi
tentang
cara-cara
untuk
gangguan
kepribadian skizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun
suatu waktu mereka akan ikut terlibat. Pasien harus dilindungi dari serangan
agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan
ketenangan. Dengan berjalannya waktu, anggota kelompok menjadi penting
bagi pasien skizoid dan dapat memberikan kontak sosial.
b. Farmakoterapi. Dengan antipsikotik dosis kecil, antidepresan
dan
Tunawisma
Konflik keluarga
Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah
Gangguan kesehatan akibat obat antipsikotik
Menjadi korban atau pelaku kejahatan kekerasan
Penyakit jantung, sering berhubungan dengan merokok berat
Dementia
Learning Issue
Schizoid Personality Disorder
A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam berhubungan
dengan orang lain, beberapa individu termasuk tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa
memilih mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih sosial. Beberapa dari kita tipe pengikut,
yang lain memimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal menerima penolakan dari orang lain,
sementara yang lain menghindari inisiatif sosial karena takut dikecewakan.
Kepribadian menunjukkan hubungan yang mendalam antara kebiasaan dengan
perasaan, hubungan, dan pemikiran mengenai diri mereka dan dunia. Menurut Allport,
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang
menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.Mereka akan
berpikir dan berperilaku sesuai dengan tipe-tipe kepribadian yang dimilikinya. Saat pola
perilaku menjadi begitu tidak fleksibel atau maladaptive sehingga dapat menyebabkan
distress personal yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, maka pola
perilaku tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.
Jenis gangguan
kepribadian yang akan menjadi pembahasan saya di sini adalah gangguan kepribadian
skizoid.
B. Deskripsi Kasus
John, pensiunan polisi berusia 50 tahun, memerlukan penanganan selama beberapa
minggu setelah anjingnya ditabrak mobil dan mati. Sejak kematian anjingnya, John merasa
sedih dan lelah. Ia menjadi sulit berkonsentrasi dan juga sulit tidur. Ia tinggal sendiri dan
lebih senang sendirian, membatasi kontaknya dengan orang lain dengan hanya mengatakan
hallo atau apa kabar? sambil terus berlalu. Ia merasa bahwa percakapan sosial hanya
membuang-buang waktu dan merasa canggung bila ada orang lain yang mencoba membina
persahabatan dengannya. Meski ia hobi membaca surat kabar dan tetap mengikuti
perkembangan dari peristiwa terkini, ia tidak memiliki minat yang nyata terhadap manusia.
Ia bekerja sebagai penjaga keamanan dan digambarkan oleh rekan kerjanya sebagai
penyendiri dan ikan yang dingin. Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan
anjingnya, yang dengannya ia merasa dapat berbagi perasaan yang lebih sensitif dan lebih
hangat daripada yang dapat ia bagi dengan orang lain.Saat perayaan, ia akan bertukar
kado dengan anjingnya, membeli hadiah untuk anjingnya dan membungkus sebotol Scotch
untuk dirinya sendiri sebagai hadiah dari binatang tersebut. Satu-satunya peristiwa yang
individu dengan gangguan kepribadian ini berbahaya sehingga kebanyakan orang yang
telah terdiagnosa penyakit ini akan dikucilkan atau dihindari dalam pergaulan.
D. Diagnosa
Gangguan kepribadian skizoid didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut
1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan
keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada awal
masa dewasa
a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain
termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga
b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
c. Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
d. Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
e. Sedikit mempunyai teman akrab
f. Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
g. Emosi dingin, efek mendatar atau tak peduli (detachment)
2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan
mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau disebabkan
oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung pengobatan
medis.
E. Analisis Teoritis
1.
Karen Horney
Karen Horney yang sependapat dengan Freud dalam pandangan tentang pentingnya
masa-masa awal kehidupan dalam membentuk kepribadian di masa dewasa. Namun dia
berbeda dalam hal bagaimana kepribadian terbentuk secara spesifik. Horney merasa bahwa
pada masa kanak-kanak, bukan faktor biologis, namun faktor sosiallah yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian. Tidak ada tahapan universal dalam perkembangan maupun
konflik masa kecil yang tak terelakkan. Namun yang menentukan adalah hubungan sosial
antara anak dan orang tua.
Salah satu faktor penyebab adalah tipe dan pola pengasuhan saat mereka masih anakanak. Ibu atau pengasuh sangat mempengaruhi pembentukan dan tipe kepribadian individu
setelah mereka dewasa. Adanya trauma yang pernah terjadi masa kecil seperti perceraian
kedua orang tua, sering mengalami pemukulan atau diterlantarkan oleh orang tua dapat
mengakibatkan gangguan dalam pembentukan kepribadiannya. Faktor komunikasi dalam
keluarga dimana masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontributor untuk
mengembangkan gangguan tingkah laku. Masalah komunikasi tersebut antara lain sikap
bermusuhan , selalu mengkritik, menyalahkan, kurang kehangatan, kurang memperhatikan
anak, emosi yang tinggi. Komunikasi dalam keluarga amatlah penting dengan memberikan
pujian,adanya tegur sapa dan komunikasi terbuka . Kurangnya stimulasi, kasih sayang dan
perhatian dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang akan
menghambat terbentuknya rasa percaya diri yang menjadi dasar dalam berhubungan dengan
lingkungan sosial.
Dalam teorinya Horney beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting daripada
kepuasan. Jadi dukungan dari pihak keluarga berupa pembelaan, bantuan dalam rumah tangga
dan bimbingan sangat membantu terapi yang akan diberikan pada penderita skizoid.
Horney mengatakan ada sepuluh kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk meminimalisir
kecenderungan neurotik seseorang ; termasuk skizoid, yaitu :
1.
2.
3.
4.
kekuatan
5.
eksploitasi
6.
prestise
7.
kebanggaan personal
8.
9.
Erikson
Erikson mencetuskan tahap/ fase perkembangan kepribadian yang lebih dikenal
dengan sebutan tahapan psikososial. Ada delapan tahapan perkembangan psikososial yang
berlangsung
dalam
jangka
waktu
tertentu.
Dalam
setiap
tahap
terdapat
maladaption/maladaptive (adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga), hal ini berlangsung
jika satu tahap tidak berhasil dilewati dengan baik. Setiap tahapan mempunyai fungsi yang
berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, terutama tahapan-tahapan yang berlangsung
pada masa kanak-kanak. Jika tahapan ini gagal dilewati dengan baik, akan memberikan
pengaruh kurang baik pula terhadap psikologis dan kehidupan sosial individu pada tahapan
berikutnya.
Dalam hal ini, termasuk kecenderungan individu mengalami gangguan schizoid akibat
terganggunya hubungan sosial individu karena ada tahapan psikososial yang gagal dilewati
dengan baik yakni Trust vs Mistrust yang merupakan tahapan dasar sosial pada saat bayi.
Tugas yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan
kepercayaan tanpa harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan, yang
sangat berperan adalah orangtua terutama Ibu. Jika seorang ibu tidak dapat memberikan rasa
hangat dan nyaman, maka bayi akan lebih mengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan
selalu curiga kepada orang lain. Hal terburuk dapat terjadi apabila pada masa kecilnya sudah
merasakan ketidakpuasan yang mengarah pada ketidakpercayaan. Mereka akan berkembang
pada arah kecurigaan dan merasa terancam terus menerus. Hal ini akan berakibat munculnya
frustasi, marah, sinis, maupun depresi dan memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungan
sosialnya. Nantinya dapat terjadi suatu pola kehidupan yang lain di mana bayi merasa tidak
aman ketika berinteraksi secara interpersonal atau dengan lingkungannya.
Jika terlanjur timbul rasa ketidakpercayaan anak, hal ini mungkin berlanjut hingga
tahapan Keintiman vs Isolasi yang berlangsung pada masa awal dewasa. Jika seseorang
dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain secara
baik, akan timbul kecenderungan untuk mengisolasi/ menutup diri sendiri dari cinta,
persahabatan dan masyarakat, selain itu dapat juga muncul rasa benci dan dendam sebagai
bentuk dari kesendirian dan kesepian yang dirasakan. Hal ini dapat mengarah pada gangguan
kepribadian schizoid, di mana individu lebih suka menyendiri, bersikap dingin acuh tak acuh
dan tidak menyukai komunikasi dengan orang lain.
Untuk menghindari kecenderungan schizoid sejak masa bayi orangtua memberikan
kepuasan kepada anaknya berupa pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun psikologis.
Kepuasan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh orangtuanya
akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Yang nantinya menjadi dasar
pembentukan kepercayaan anak dalam kehidupan sosialnya.
3.
Sullivan
Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal
dan hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada lingkungan sosial pasien, dicirikan oleh
rasa kesepian, rasa percaya diri yang rendah, emosi misterius, hubungan yang tidak
memuaskan, dan kecemasan yang semakin meningkat. Jika individu-individu normal merasa
(kebutuhan akan cinta dan kasih sayang), karena penderita bahkan tidak pernah tertarik atau
menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian dalam
keluarga. Penderita lebih senang melakukan aktivitasnya sendiri.
Kebutuhan yang keempat ; untuk merasa dihargai orang lain; tampaknya juga tidak
terlihat pada penderita skizoid ini. Keterbatasan pengungkapan emosi menjadi yang dominan
pada penderita skizoid, sehingga saat diberi pujian sebagai bentuk penghargaan dari orang
lain, penderita tidak terpengaruh, tidak peduli dan emosinya tetap datar.
F. Psikoterapi
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan
treatment, hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan Skizoid beranggapan bahwa
dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali
dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan
gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu sengaja datang
pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan pada
kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh individu bersangkutan.
Test Psikologi
Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian schizoid:
a.
b.
c.
Selain itu, ada juga pengelompokan gejala-gejala menjadi gejala primer dan sekunder (oleh
Bleuler). Gejala primer adalah gejala pokok, sedangkan gejala sekunder merupakan gejala
tambahan.
Gejala primer
Gangguan proses pikiran yang terutama terganggu adalah asosiasi. Gangguannya
berupa terdapatnya inkoherensi, pasien cenderung menyamakan hal, seakan-akan
pikiran berhenti, stereotipi pikiran (ide yang sama berulang-ulang timbul dan
diutarakan olehnya)
Gangguan afek dan emosi afek dan emosi dangkal (acuh tak acuh terjadap dirinya),
parathimi (yang seharusnya menimbulkan rasa senang, malah menimbulkan rasa sedih
pada pasien), paramimi (penderita senang tapi menangis), terkadang afek dan
emosinya tidak mempunyai satu kesatuan, emosi yang berlebihan, hilangnya
kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik, dua hal yang berlwanan
mungkin terjadi bersama-sama
Gangguan kemauan kelemahan kemauan dengan alasan yang tidak jelas, ngativisme
(sikap yang negative atau berlawanan terhadap suatu permintaan), ambivalensi
kemauan (menghendaki dua hal yang berlawanan pada waktu bersamaan),
otomatisme (penderita merasa kemauannya dipengaruhi orang lain atau tenaga dari
KLASIFIKASI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;
- Suara-saura halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
dan sering menyendiri Diagnosis hebefrenia perlu pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan
lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran berikut memang benar bertahan :
Perilaku yang tidak bertanggung jawab, kecenderungan selalu menyendiri, dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;
F20.2 Skizofrenia Katatonik
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :
Stupor atau mutisme
Gaduh-gelisah
Menampilkan posisi tubuh tertentu
Negativisme
Rigiditas
Fleksibilitas cerea (posisi yang dapat dibentuk)
Gejala-gejala lain seperti command autism
Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan
katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang
memadai tentang adanya gejala-gejala lain.
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skozofrenia.
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, heberfrenik, atau katatonik
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-skizofrenia.
F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
Pedoman Diagnostik
Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :
Pasien telah menderita skizofrenia (memenuhi kriteria umum skizofrenia) selama 12
klinisnya)
Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu memenuhi paling sedikit kriteria
untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu
Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi Episode
Depresif, bila masih jelas harus tetap antara (F20.0 F 20.3)
afek menumpul, komunikasi non-verbal yang buruk, perawatan diri dan kinerja yang buruk
Setidaknya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau untuk menegakkan
diagnosis skizofreniaSedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas
dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang
(minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia Tidak terdapat dementia atau
penyakit/ gangguan otak organik lain.
F20.6 Skizofrenia Simpleks
Pedoman Diagnostik
Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada
pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dari :
Gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului halusinasi,
Etiologi
Faktor genetic (dibahas pada factor resiko)
Aktivitas neurotransmitter yang tak seimbang :
- Excessive dopamine release
- Serotonin excess
- Degenerasi neuronal spesifik untuk sistem norepinephrine reward
- Loss of GABAergic in the hippocampus.
- Glutamate antagonis intoxicity
- Decrease of muscarinic and nicotinic receptor in the caudate-putamen,
Epidemiologi
- Sekitar 1% populasi US.
- Tinggi pada orang yang lahir di wilayah perkotaan
- Setara pada pria dan wanita
- Onset timbul lebih awal pd pria. Usia puncak wanita 25-35 sementara pada pria 10-25
Faktor Resiko
- Diperkirakan gen yang telibat adalah: 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p, 13q, 15q, dan 22q. dang
en yang diperkirakan terlibat alpha-7nicotine receptor, DISC 1, GRM 3, COMT, NGR
-
Penatalaksanaan
Tujuan umum pengobatan
- mengurangi keparahan gejala kegilaan
- mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan
-
kemunduran fungsi
dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.
biasanya menetap
Mengevaluasi prognosis dengan melihat riwayat longitudinal dari penyakit, dimulai
dengan riwayat keluarga sampai pada sistem penanganan
Menentukan baik atau buruknya prognosis pada skizofrenia :
Prognosis baik :
Riwayat keluarga ttg gangguan mood / affect
Perilaku dan personalitas premorbid yang baik
Sudah menikah
Onset akut
Gejala kelainan mood terutama kelainan depresif
Gejala positif (Positive symptoms)
Sistem pembantu (support systems) yang baik
Prognosis buruk :
Riwayat keluarga skizofrenia
Riwayat trauma perinatal
Gangguan Afektif
I.
PENDAHULUAN
Gangguan mood cukup sering ditemui (sekitar 3-5% populasi pada satu saat dalam
kehidupannya pernah mengalami gangguan mood), dan ditemui oleh hampir semua spesialis
kedokteran. Gangguan mood perlu diidentifikasi dan diobati atau di rujuk ke spesialis yang
sesuai.
Dua bentuk gangguan mood yang dikenal yaitu depresi dan mania. Keduanya terjadi
sebagai kelanjutan dari keadaan normal ke bentuk yang jelas-jelas patologik-pada beberapa
pasien gejala-gejalanya bisa menjadi bentuk psikotik. Gejala-gejala ringan dapat merupakan
perluasan dari kesedihan atau kegembiraan normal sedangkan gejala-gejala berat dikaitkan
dengan sindrom yang jelas (gangguan mood) yang tampaknya berbeda secara kualitatif dari
proses normal dan membutuhkan terapi spesifik.
II.
DEFINISI
Gangguan afektif adalah gangguan dengan gejala utama adanya perubahan suasana
perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah depresi dengan atau tanpa ansietas yang
menyertainya, atau ke arah elasi (suasana perasaan meningkat).
Afek atau perasaan adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak (seperti
kebanggaan, kekecewaan, kasih sayang) yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen-komponen fisiologis.
Perasaan biasanya digunakan untuk menunjukkan nada perasaan dalam intensitas
yang normal atau wajar, tidak ekstrim, tidak atau kurang disertai dengan perubahanperubahan fisiologis, tidak jelas dalam tingkah lakunya, dan biasanya berlangsung dalam
jangka waktu yang sama.
KLASIFIKASI
Gangguan afektif dibedakan atas :
IV.
kelompok usia adalah secara drastik lebih tinggi dalam kelompok psikiatrik dibandingkan
populasi umum.
V.
ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan ini tidak diketahui. Penyebabnya merupakan interaksi
antara faktor biologis, faktor genetik, dan faktor psikososial. Kelainan metabolit amin
biogenic seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal dilaporkan
ditemukan pada pasien. Pola penurunan terjadi melalui mekanisme yang Kompleks. Bukan
hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik
mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya
seberapa orang pasien.
VI.
waktu. Penyebabnya sering jelas, reaksinya tidak dapat dimengerti, dan Perbaikan setelah
penyebabnya hilang. Meskipun demikian, ketidakbahagiaan yang lama sebagai respons
terhadap stress kronis dapat sulit dibedakan dengan gangguan afektif ringan dan memerlukan
terapi. Dukungan dan Perbaikan lingkungan kehidupan merupakan kunci kesembuhan.
Duka cita atau KEHILANGAN adalah perasaan disforik yang lebih dalam setelah
kehilangan atau trauma berat dan dapat menimbulkan sindrom depresi lengkap, tetapi dengan
berjalannya waktu, gejala-gejala depresi dapat hilang. Proses ini dapat berlangsung
berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan membutuhkan suatu kerja keras yang sering
melibatkan ketidakpercayaan, kemarahan, berkabung, dan akhirnya membaik. Beberapa
individu dengan rasa kehilangan, (misal, lebih dari dua bulan) berkembang menjadi gangguan
depresi mayor.
Tidak ada proses manik patologik yang ekuivalen, yang dapat diterima secara umum,
meskipun beberapa individu ada yang bereaksi terhadap stressor dengan hipomanik.
VII. DIAGNOSA DAN GAMBARAN KLINIS
A. Episode Depresi
Gejala Utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :
- Afek depresi
- Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
- Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
sekarang sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa bertanya dan berlangsung cepat.
Status Mental
Tampilan umum:
o Retardasi psikomotor
o Agitasi psikomotor
- Tangan seperti meremas-remas
- Mencabuti rambut
o Tubuh membungkuk
o Gerak gerik lamban
o Menghindari kontak mata
o
o
o
Alam perasaan:
Murung/sedih
Menarik diri
Segala aktivitas berkurang
Gangguan persepsi:
o Waham
Dosa, tidak berharga, kejar (serasi afek)
o Halusinasi
Akustik (yang menyalahkan atau menuduh)
o
o
o
Gangguan pikiran:
Berpikir negatif tentang kehilangan, rasa bersalah, bunuh diri dan mati
Bisa terhambat
Miskin (tidak produktif)
Gangguan orientasi:
Pada umumnya tidak terganggu
Tambahan:
o Melebih-lebihkan keburukan atau kegagalan diri sendiri Mengurangi kebaikan
atau keberhasilan diri sendiri (perlu cross check dari keluarga dekat/kerabat
dekat/pendamping.
Terapi
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan :
o Terapi keluarga
- Terapi obat :
o Antidepresi (trisiklik, tetnasiklik, MAO-A inhibitor, SSRI dll)
o Lithium carbonate
o Boleh ditambahkan obat anticemas apabila diperlukan
o Boleh diberikan obat antipsikosis apabila ada gejala psikotik
- ECT, Alasan :
o Obat-obatan kurang efektif
o Pasien tidak bisa menenima obat-obatan
o Kesembuhan segena dengan alasan klinis
Gambaran Kognitif
Harga diri meningkat, grandiositas
Gangguan bicara
Kata-kata berirama dan diucapkan dengan keras (klanging)
Desakan pembicaraan
Lompat gagasan
Kadang-kadang inkoheren
Daya nilai buruk, disorganisasi
Paranoia
Waham dan/atau halusinasi.
Gambaran Fisiologik
Tenaga meningkat
Insomnia, kebutuhan tidur berkurang
Nafsu makan menurun
Tanda mania
Agitasi Psikomotor
B. Episode Mania
Gambaran Emosi
Mood meningkat, eforia
Emosi labil
Perubahan sementara yang cepat menjadi depresi akut
Irritabilitas, toleransi terhadap frustasi rendah
Menuntut dan egosentrik
Gambaran Klinik
Tampilan umum : Bersemangat, banyak bicara, melawak, hiperaktif. Ada kalanya
mereka memperlihatkan gejala psikotik dan bingung sehingga perlu difiksasi dan diberikan
suntikan antipsikotik.
Therapeutic community
Kurangi jumlah dan berat stressor
VIII.
Gangguan ini cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan mengalami
kekambuhan. Stresor kehidupan seringkali mendahului episode pertama gangguan mood
dibandingkan episode selanjutnya. Episode depresi yang tidak diobati biasanya berlangsung
selama 6-13 Bulan, sedangkan bila diobati sekitar 3 bulan. Sebagian pasien dengan diagnosis
awal gangguan depresi berat menderita episode manik 6-10 setelah episode depresi awal.
Gangguan depresi bukan merupakan gangguan yang ringan, cenderung menjadi kronik, dan
mengalami relaps. Prognosis diperkirakan baik bila episode ringan, tidak ada gejala psikotik,
dan tinggal di RS dalam waktu singkat.
IX.
DIAGNOSIS BANDING
Depresi
- Gangguan Skizofrenia
terutama katatonik, tetapi tiap jenis skizofrenua dapat terlihat atau
menjadi depresi selama atau setelah satu episode. Adanya penyesuaian
premorbid yang buruk, gangguan proses pikir formal dengan waham
yang tersusun baik dan halusinasi yang kompleks, tidak ada riwayat
siklik, dan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan
-
diagnosis rangkap).
Gangguan Obesif-Kompulsif, Gangguan Kepribadian Ambang dan
Histrionik
Demensia
Pseudodepresi sering terjadi dan sulit membedakannya terutama
pada orang tua. Periksa gangguan memori dan disorientasi.
Mania
-
Gangguan Skizofrenia
Pada kasus-kasus akut sulit membedakannya. Periksa riwayat keluarga
dan riwayat pribadi pada masa lalu.
Gangguan Skizoafektif.
Kerangka Konsep
Skizoid
Skizophrenia
gejala positif
halusinasi
delusi
pikiran dan pembicaraan kacau
Gejala negatif
Alogia (tidak mau bicara)
gangguan afek
Kesimpulan
Cek Ela 30 tahun mengalami Gangguan mental berat berupa schizophrenia dan schizoid
personality disorder