You are on page 1of 34

Komunikasi public (Khalayak)

Merupakan komunikasi antara seseorang (Pembicara) kepada sekelompok


hadirin (khalayak)
Pada suatu waktu dan tempat.
Komunikasi dengan publik ini, apabila dilakukan dengan menggunakan sarana
(media) seperti surat kabar, radio, TV, majalah, internet, maka akan dsebut
sebagai Komunikasi Massa
Banyak faktor yang menjadi penghambat dalam komunikasi, dapat dibedakan
menjadi :
1.
Hambatan yang bersifat teknis
Seperti kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan. Kondisi fisik yang
tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi maupun method ataupun
cara berkomunikasi yang baik belum diketahui. Hamabatan yang bersifat teknis
ini, meliputi juga faktor pekerjaan.
2.
Hambatan Perilaku
Seperti : pandangan yang sifatnya apriori (tidak suka), prasangka negative,
suasana selalu tidak mau mengalah. Faktor kepentingan pribadi si penerima
turut mempengaruhi atau menjadi penghambat.
Apabila ada rasa tidak mempercayai atau kecurigaan, maka hamper dapat
dipastikan bahwa komunikasi akan mengalami distorsi atau bahkan ditolak sama
sekali.
Sebaliknya, apabila ada saling percaya dan saling menghargai, komunikasi yang
acak-acakan pun entah bagaimana bisa diterima dengan baik.
Mengembangkan kredebilitas
Katakan yang sebenarnya. Berbohong bisa memberikan keuntungan
sesaat, tapi begitu kebohongan terbongkar, kredebilitas anda hancur dan sulit
sekali diperbaiki.
Tindakan sesuai dengan kata-kata.
3.
Hambatan Bahasa
Agar dipergunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti ataupun gerakgerik yang dapat memperjelas ucapan.
Penggunaan istilah dan bahasa yang berbunga-bunga.
Yang dimaksud dengan bahasa berbunga-bunga adalah penggunaan sejumlah
kata yang rumit sementara satu kata saja sudah cukup. Misalnya : harga naik
menjadi harga mengalami penyesuaian.
Selain itu ad istilah-istilah. Istilah ini sebenarnya merupakan bahasa khusus yang
sama-sama dimiliki oleh anggota suatu profesi atau pekerjaan tertentu. Bagi
mereka istilah ini sangat berharga karena sudah mengandung makna yang baku
dan dengan demikian bisa menghemat waktu. Tapi sekali lagi, istilah ini hanya
berlaku bagi mereka yang mengerti saja.
4.
Hambatan Struktur (Organisasi)
Karena dibedakan tingkat dalam organisasi, terkadang seorang bawahan takut,
malu apabila harus berhubungan dengan atasannya apalagi pimpinannya
seorang yang berwibawa dan disegani. Karena rasa tersebut maka komunikasi
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Untuk menghindari hal ini,
usahakanlah pemimpin harus lebih bersifat terbuka, supel, mau bergaul dengan
bawahan apalagi meluangkan waktu diluar jam dinas untuk bersenda gurau
selayaknya seorang sahabat.dan juga sebaliknya, bawahan juga harus punya
keberanian menghadapi atasan.

5.
Hambatan Latar Belakang Sosial Budaya
Ini disebabkan oleh suku, adat, tradisi misalnya berbicara dengan orang Solo,
lain kalau berbicara dengan orang Batak. Disamping itu latar belakang
pendidikan, kebiasaan berteman atau keberadaan lingkungan. Seorang sarjana
kadang-kadang sulit berbicara tukang becak, seorang ayah mengalami kesulitan
bicara dengan anaknya yang remaja.
6.
Hambatan Karena Proses Komunikasi
Umumnya terjadi karena faktor saringan. Contoh dari proses penyaringan
adalah pada saat kita mengirimkan pesan secara berantai melalui lebih dari satu
orang.
Memang sering kali kita tak dapat berhadapan langsung dengan orang yang kita
tuju, namun yang penting disadari adalah terjadinya distorsi dalam komunikasi
yang diakibatkan proses penyaringan yang panjang.
Faktor-faktor penunjang keberhasilan komunikasi.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Keterpercayaan
Adanya Hubungan (Pertalian)
Kepuasan
Kejelasan
Kesinambungan dan Konsisten
Kemampuan pihak pendengar (Penerima Berita)
Saluran pengirim Berita

http://iwangrone.blogspot.com/
A. Pengertian Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam sebuah
organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Namun dalam bagian
ini yang akan dibahas hanyalah tatap muka di antara organisasi dan lingkungan eksternalnya. Brooks
menguraikan tipe komunikasi publik ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya
terlibat dalam mengirimkan pesan kepada publik.
Kualitas yang membedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelomok kecil adalah:
1.
Komunikasi publik berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Sedangkan pada komunikasi
interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbale balik di antara si pembicara dengan si
penerima yag terlibat. Pada komunikasi organisasi publik, si pembicara mendominasi hubungan.
2.
Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerima tetap pada komunikasi intepesonal
biasanya hanya 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih 5 7 orang penerima.
3.
Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dengan pendengar. Hal ini
menjadikan kurangnya interksi secara langsung antara si pembicara dengan si pendengar lebih-lebih
bila pendengarnya makin banyak.
4.
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh
pendengar.
B.

Tujuan Komunikasi Publik


Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk member informasi kepada
sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil
produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara
organisasi dengan masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik juga dapat digunakan untuk
member hiburan. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan. Di
samping adanya tujuan umum juga terdapat tujuan khusus yang perlu ditetapkan. Tujuan-tujuan
khusus ini dinyatakan dalam bentuk pernyataan dalam kalimat yang lengkap.

Penyampaian Komunikasi Publik


Persiapan persentasi yang baik hendaklah diikuti dengan cara penyampaian yang baik sehingga
memungkinkan komunikasi itu efektif. Kualitas penyampaian persentasi lisan ditentukan oleh pesan
yang sengaja dimaksudkan dan juga oleh pesan yang tidak sengaja disampaikan. Pembicara
bertanggung jawab memberikan persentasi yang berharga dank arena itu bertanggung jawab untuk
menyampaikan seefektef mungkin. Untuk menyampaikan persentasi lisan dengan baik perlulah
diperhatikan beberapa hal seperti bertkut:
1.
Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam
menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak
mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah
menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si
pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu
persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor
pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.
2.

Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu
diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara
yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang
disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya,
sehingga mengurangi perhatian pendengar.
3.

Ketepatan
Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana
pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun henhaknya disesuaikan dengan situasi tersebut.
Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya
bersifat formal. Di smping mempertimbangkan kondisi dan topic pembicaraan, juga dipertimbangkan
apa yang diharapkan si pendengar untuk didengar.
4.

Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perncanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian persentasi,
si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topic pembicaraan
yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar. Persiapkanlah
materi yang diperlukan dan rencanakanlah bagaimana strategi penyampaian yang dikira cocok dengan
pendengar.
http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com/2011/09/komunikasi-publik.html
TEKNIK KOMUNIKASI
A.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Tak dapat di ingkari bahwa sesungguhnya sebagian besar aktifitas manusia
sehari-hari melibatkanKOMUNIKASI. Sehingga ada yang mengumpamakan
bahwa komunikasi itu serupa dengan bernafas, kita tidak pernah memikirkan
cara melakukannya. Kita begitu terbiasa dengan tingkah laku komunikasi kita,
sehingga proses tersebut terasa alamiah bahkan mudah dan sederhana. Tidaklah
dapat di bayangkan sebuah masyarakat manusia betapapun kecilnya dapat
bertahan apalagi berkembang tanpa komunikasi. Komunikasi
merupakan PROSES SOSIAL yang fundamental dalam masyarakat. Melalui
proses komunikasi ini pulalah proses personal berlanjut untuk saling berbagi
rasa dan arti.
Istilah komunikasi mempunyai banyak arti.

Bagi orang awam, mungkin akan di artikan sebagai alat atau media pengirim
informasi ; seperti misalnya telepon, telegram, internet, radio atau televisi.
Sebenarnya kalau di telusuri, istilah komunikasi ini berasal dari bahasa latin
yaitu dari kata COMMUNIS, yang berarti sama (Common).
Apabila kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan, maka kita harus
menetapkan terlebih dahulu suatu dasar/titik temu yang sama.
Ada tiga unsure utama dari definisi komunikasi, yaitu :
1.
Komunikasi harus di pandang sebagai proses
Ini mengandung arti bahwa komunikasi merupakan suatu aliran yang melalui
serangkaian tahapan/langkah dan bukan suatu peristiwa yang tersendiri.
2.
Pengiriman informasi, arti dan pengertian
Informasi tidak dikirimkan begitu saja, tetapi harus diterima dan dimengerti.
Apabila informasi dikirimkan dan diterima tetapi tidak dimengerti, maka
komunikasi dalam arti sebenarnya tidaklah tercapai dan terjadilah hal yang
disebut MISCOMMUNICATION.
3.
Mencakup aspek manusia dan bukan manusia.
http://iwangrone.blogspot.com/2012/02/teknik-komunikasi-bagian.html
KOMUNIKASI PUBLIK : "RETORIKA"
Filsuf dari negeri bambu China,orang yang menembak banyak, belum tentu
seorang penembak yang baik. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti
seorang yang pandai bicara. tapi orator harus banyak bicara dan harus menarik
kalau ingin didengarkan oleh audiennya kalau tidak massa akan bubar, tentu
saja dalam berbicara harus memasukan bumbu humor dan nilai yang mudah
dipahami oleh berbagai kelompok pendengar
Kata retorika mengingatkan kita pada tokoh sejarah yang luar biasa walaupun
tidak kejamanan, seperti soekarno presiden pertama kita yang luar biasa sekali
dalam setiap orasinya selalu bisa menghipnotis massa yang luar biasa sekali
atau sekaliber Hitler yang terkenal kejam tapi soal orasinya dunia
mengakuinya. Dijaman sekarang siapa tak kenal da'i sejuta ummat atau Aa Gym
yang bisa menghimpun masa begitu luar biasa seperti layaknya konser musik
bedanya mereka santun tak kenal tawuran.
Retorika itu apa ?
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian
berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan fikiran dan perasaan
kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita
Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan
pendekatan Psikologi massa.
Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah
drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu mendramatisir
keadaan khalayaknya. (Dramaturgical Theory) Sedang Walter Fisher, bahwa
setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita
mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah.
(Narrative Paradigm)
Wikipedia mengartikan retorika (dari bahasa Yunani , rhtr, orator,
teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk
menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau

argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum


The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara
umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi
Lebih lanjut Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan
penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah
berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan
ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan
diatas) dan praktek kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks
tertulis dan visual. politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan
lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato,
persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai,
keprcayaan dan pengharapan mereka.
Dalam doktrin retorika Aristoteles terdapat tiga teknis alat persuasi politik yaitu
deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif memfokuskan diri pada
apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat
sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus
pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak,
pertanggungjawaban atau ganjaran.Retorika demonstartif memfokuskan
pada epideiktik, wacana memuji atau penistaan dengan tujuan memperkuat sifat
baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.
Retorika sebagai kesenian berbicara baik (kunst gut zu redden atau ars bene
dicendi) yang dicapai ebrdasarkan bakat alam dan keterampilan teknis Lebih
luas lagi Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika di
Sirikkusa ibu kota Sislia Yunani abab ke 5 SM). Retorika adalah memberikan suatu
kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis yang terdiri dari Gorgias, Lysias,
Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5 SM). Retorika adalah ilmu yang
mengajarkan orang tentang keterampilan, tentang menemukan sarana persuasif
yang objectif dari suatu kasus (Aristoteles) Study yang mempelajari
kesalahpahaman serta penemuan saran dan pengobatannya (Richard awal abad
ke 20-an)
Retorika adalah yang mengajarkan tindak dan usaha yang efektif dalam
persiapan, penetaan dan penampilan tutur untuk membina saling pengertian
dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.
Seni berbicara (bhs Yunani); awalnya digunakan dalam perdebatan di ruang
pengadilan, atau perdebatan-perdebatan antar personal.Dari definisi beberapa
artikel ada beberapa batasan tentang retorika :
Retorika adalah pers yang tidak tertulis, tetapi dipidatokan sebagai media
propaganda untuk membentuk pendapat umum.
Retorika adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi, mengurangi jiwa
manusia secara positif ke arah kebenaran, dan menekankan jiwa-jiwa manusia
(Plato
Retorika sebagai seni berbicara memang memiliki daya persuasi yang sangat
tinggi, dengan menggunakan bahasa lisan yang indah (irama, mimik, dan
intonasi suara).
Sejarah perkembangan retorika
Objek studi retorika setua kehidupan manusia. Kefasihan bicara mungkin
pertama kali dipertunjukkan dalam upacara adat: kelahiran, kematian, lamaran,
perkawinan, dan sebagainya. Pidato disampaikan oleh orang yang mempunyai
status tinggi. Dalam perkembangan peradaban pidato melingkupi bidang yang
lebih luas. Sejarah manusia, kata Lewis Copeland dalam kata pengantar

bukunya tentang pidato tokoh-tokoh besar dalam sejarah, terutama sekali


adalah catatan peristiwa penting yang dramatis, yang seringkali disebabkan oleh
pidato-pidato besar. Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita sekarang,
kepandaian pidato dan kenegarawanan selalu berkaitan. Banyak jago pedang
juga terkenal dengan kefasihan bicaranya yang menawan.
Uraian sistematis retorika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse, sebuah
koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu diperintah para tiran.
Tiran, di mana pun dan pada zaman apa pun, senang menggusur tanah rakyat.
Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Diktator ditumbangkan dan
demokrasi ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi tanah rakyat kepada
pemiliknya yang sah. Di sinilah kemusykilan terjadi. Untuk mengambil haknya,
pemilik tanah harus sanggup meyakinkan dewan juri di pengadilan. Waktu itu,
tidak ada pengacara dan tidak ada sertifikat tanah. Setiap orang harus
meyakinkan mahkamah dengan pembicaraan saja. Sering orang tidak berhasil
memperoleh kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai bicara.
Untuk membantu orang memenangkan haknya di pengadilan, Corax menulis
makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon (Seni Kata-kata). Walaupun
makalah ini sudah tidak ada, dari para penulis sezaman, kita mengetahui bahwa
dalam makalah itu ia berbicara tentang teknik kemungkinan. Bila kita tidak
dapat memastikan sesuatu, mulailah dari kemungkinan umum. Seorang kaya
mencuri dan dituntut di pengadilan untuk pertama kalinya. Dengan teknik
kemungkinan, kita bertanya, Mungkinkah seorang yang berkecukupan
mengorbankan kehormatannya dengan mencuri? Bukankah, sepanjang
hidupnya, ia tidak pernah diajukan ke pengadilan karena mencuri. Sekarang,
seorang miskin mencuri dan diajukan ke pengadilan untuk kedua kalinya. Kita
bertanya, la pernah mencuri dan pernah dihukum. Mana mungkin ia berani
melakukan lagi pekerjaan yang sama. Akhirnya, retorika memang mirip ilmu
silat lidah.
Di samping teknik kemungkinan, Corax meletakkan dasar-dasar organisasi
pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian: pembukaan, uraian, argumen,
penjelasan tambahan, dan kesimpuln. Dari sini, para ahli retorika kelak
mengembangkan organisasi pidato. Walaupun demokrasi gaya Syracuse tidak
bertahan lama, ajaran Corax tetap berpengaruh. Konon, Gelon, penguasa yang
menggulingkan demokrasi dan menegakkan kembali tirani, menderita halitosis
(bau mulut). Karena ia tiran yang kejam, tak seorang pun berani
memberitahukan hal itu kepadanya. Sampai di negeri yang asing, seorang
perempuan asing berani menyebutkannya. Ia terkejut. Ia memarahi istrinya,
yang bertahun-tahun begitu dekat dengannya, tetapi tidak memberitahukannya.
Istrinya menjawab bahwa karena ia tidak pernah dekat dengan laki-laki lain, ia
mengira semua laki-laki sama. Gelon tidak jadi menghukum istrinya. Tampaknya,
sang istri sudah belajar retorika dari Corax.
Masih di Pulau Sicilia, tetapi di Agrigenturn, hidup Empedocles (490-430 SM),
filosof, mistikus, politisi, dan sekaligus orator. Ia cerdas dan menguasai banyak
pengetahuan. Sebagai filosof, ia pernah berguru kepada Pythagoras dan menulis
The Nature of Things. Sebagai mistikus, ia percaya bahwa setiap orang bisa
bersatu dengan Tuhan bila ia menjauhi perbuatan yang tercela. Sebagai politisi,
ia memimpin pemberontakan untuk menggulingkan aristokrasi dan kekuasaan
diktator. Sebagai orator, menurut Aristoteles, ia mengajarkan prinsip-prinsip
retorika, yang kelak dijual Gorgias kepada penduduk Athena.

Tahun 427 SM Gorgias dikirim sebagai duta ke Athena. Negeri itu sedang tumbuh
sebagai negara yang kaya. Kelas pedagang kosmopolitan selain memiliki waktu
luang lebih banyak, juga terbuka pada gagasan-gagasan baru. Di Dewan
Perwakilan Rakyat, di pengadilan, orang memerlukan kemampuan berpikir yang
jernih dan logis serta berbicara yang jelas dan persuasif. Gorgias memenuhi
kebutuhan pasar ini dengan mendirikan sekolah retorika. Gorgias menekankan
dimensi bahasa yang puitis dan teknik berbicara impromtu (kita bahas pada Bab
II). Ia meminta bayaran yang mahal; sekitar sepuluh ribu drachma ($ 10.000)
untuk seorang murid saja. Bersama Protagoras dan kawan-kawan, Gorgias
berpindah dari satu kota ke kota yang lain. Mereka adalah dosen-dosen
terbang.
Protagoras menyebut kelompoknya sophistai, guru kebijaksanaan Sejarahwan
menyebut mereka kelompok Sophis. Mereka berjasa mengembangkan retorika
dan mempopulerkannya. Retorika, bagi mereka bukan hanya ilmu pidato, tetapi
meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika. Mereka tahu bahwa rasio
tidak cukup untuk meyakinkan orang. Mereka mengajarkan teknik-teknik
memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk menyentuh hati
pendengar. Berkat kaum Sophis, abad keempat sebelum Masehi adalah abad
retorika. Jago-jago pidato muncul di pesta Olimpiade, di gedung perwakilan dan
pengadilan. Bila mereka bertanding, orang-orang Athena berdatangan dari
tempat-tempat jauh; dan menikmati adu pidato seperti menikmati
pertandingan tinju. Kita hanya akan menyebutkan dua tokoh saja sebagai
contoh: Demosthenes dan Isocrates.
Berbeda dengan Gorgias, Demosthenes mengembangkan gaya bicara yang tidak
berbunga-bunga, tetapi jelas dan keras. Dengan cerdik, ia menggabungkan
narasi dan argumentasi. Ia juga amat memperhatikan cara penyampaian
(delivery). Menurut Will Durant, ia meletakkan rahasia pidato pada akting
(hypocrisis). Berdasarkan keyakinan ini, ia berlatih pidato dengan sabar. Ia
mengulang-ulangnya di depan cermin. Ia membuat gua, dan berbulan-bulan
tinggal di sana, berlatih dengan diam-diam. Pada masa-masa ini, ia mencukur
rambutnya sebelah, supaya ia tidak berani keluar dari persembunyiannya. Di
mimbar, ia melengkungkan tubuhnya, bergerak berputar, meletakkan tangan di
atas dahinya seperti berpikir, dan seringkali mengeraskan suaranya seperti
menjerit.
Demosthenes pernah diusulkan untuk diberi mahkota atas jasa-jasanya kepada
negara dan atas kenegarawanannya. Aeschines, orator lainnya, menentang
pemberian mahkota dan memandangnya tidak konstitusional. Di depan
Mahkamah yang terdiri dari ratusan anggota juri, ia melancarkan kecamannya
kepada Demosthenes. Pada gilirannya, Demosthenes menyerang Aeschines
dalam pidatonya yang terkenal Perihal Mahkota. Dewan juri memihak
Demosthenes dan menuntut Aeschines untuk membayar denda. Aeschines lari
ke Rhodes dan hidup dari kursus retorika yang tidak begitu laku. Konon,
Demosthenes mengirimkan uang kepadanya untuk membebaskannya dari
kemiskinan. Persaudaraan karena profesi!
Duel antara dua orator itu telah dikaji sepanjang sejarah. Inilah buah pendidikan
yang dirintis oleh kaum Sophis. Tetapi ini juga yang membentuk citra negatif
tentang kaum Sophis. Seorang tokoh yang berusaha mengembangkan retorika
dengan menyingkirkan Sophisme negatif adalah Isocrates. Isocrates percaya
bahwa retorika dapat meningkatkan kualitas masyarakat; bahwa retorika tidak
boleh dipisahkan dari politik dan sastra. Tetapi ia menganggap tidak semua
orang boleh diberi pelajaran ini. Retorika menjadi sebuah pelajaran elit, hanya

untuk mereka yang berbakat.


Ia mendirikan sekolah retorika yang paling berhasil tahun 391 SM. Ia mendidik
muridnya menggunakan kata-kata dalam susunan yang jernih tetapi tidak
berlebih-lebihan, dalam rentetan anak kalimat yang seimbang dengan
pergeseran suara dan gagasan yang lancar. Karena ia tidak mempunyai suara
yang baik dan keberanian untuk tampil, ia hanya menuliskan pidatonya. Ia
menulis risalah-risalah pendek dan menyebarkannya. Sampai sekarang risalahrisalah ini dianggap warisan prosa Yunani yang menakjubkan. Gaya bahasa
Isocrates telah mengilhami tokoh-tokoh retorika sepanjang zaman: Cicero,
Milton, Massillon, Jeremy Taylor, dan Edmund Burke.
Salah satu risalah yang ditulisnya mengkritik kaum Sophis. Risalah ini ikut
membantu berkembangnya kebencian kepada kaum Sophis. Di samping itu,
kaum Sophis kebanyakan para pendatang asing di Athena. Orang selalu
mencurigai yang dibawa orang asing. Apalagi mereka mengaku mengajarkan
kebijaksanaan dengan menuntut bayaran. Yang tidak sanggup membayar tentu
saja melepaskan kekecewaannya dengan mengecam mereka.
Socrates, misalnya, hanya sanggup membayar satu drachma untuk kursus yang
diberikan Prodicus. Karena itu, ia hanya memperoleh dasar-dasar bahasa yang
sangat rendah saja. Socrates mengkritik kaum Sophis sebagai para prostitut.
Orang yang menjual kecantikan untuk memperoleh uang, kata Socrates, adalah
prostitut. Begitu juga, orang yang menjual kebijaksanaan. Murid Socrates yang
menerima pendapat gurunya tentang Sophisme adalah Plato.
Plato menjadikan Gorgias dan Socrates sebagai contoh retorika yang palsu dan
retorika yang benar, atau retorika yang berdasarkan pada Sophisme dan retorika
yang berdasarkan pada filsafat. Sophisme mengajarkan kebenaran yang relatif.
Filsafat membawa orang kepada pengetahuan yang sejati. Ketika merumuskan
retorika yang benar yang membawa orang kepada hakikat Plato membahas
organisasi, gaya, dan penyampaian pesan. Dalam karyanya, Dialog, Plato
menganjurkan para pembicara untuk mengenal jiwa pendengarnya. Dengan
demikian, Plato meletakkan dasar-dasar retorika ilmiah dan psikologi khalayak. Ia
telah mengubah retorika sebagai sekumpulan teknik (Sophisme) menjadi sebuah
wacana ilmiah.
Aristoteles, murid Plato yang paling cerdas melanjutkan kajian retorika ilmiah. Ia
menulis tiga jilid buku yang berjudul De Arte Rhetorica. Dari Aristoteles dan ahli
retorika klasik, kita memperoleh lima tahap penyusunan pidato: terkenal sebagai
Lima Hukum Retorika (The Five Canons of Rhetoric). Inventio (penemuan). Pada
tahap ini, pembicara menggali topik dan meneliti khalayak untuk mengetahui
metode persuasi yang paling tepat. Bagi Aristoteles, retorika tidak lain daripada
kemampuan untuk menentukan, dalam kejadian tertentu dan situasi tertentu,
metode persuasi yang ada. Dalam tahap ini juga, pembicara merumuskan
tujuan dan mengumpulkan bahan (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan
khalayak.
Aristoteles menyebut tiga cara untuk mempengaruhi manusia. Pertama, Anda
harus sanggup menunjukkan kepada khalayak bahwa Anda memiliki
pengetahuan yang luas, kepribadian yang terpercaya, dan status yang terhormat
(ethos). Kedua, Anda harus Menyentuh hati khalayak perasaan, emosi, harapan,
kebencian dan kasih sayang mereka (pathos). Kelak, para ahli retorika modern
menyebutnya imbauan emotional (emotional appeals). Ketiga, Anda Meyakinkan

khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Di sini
Anda mendekati khalayak lewat otaknya (logos).
Di samping ethos, pathos, dan logos, Aristoteles menyebutkan dua cara lagi
yang efektif untuk mempengaruhi pendengar: entimem dan contoh. Entimem
(Bahasa Yunani: en di dalam dan thymos pikiran) adalah sejenis silogisme
yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk
menimbulkan keyakinan. Disebut tidak lengkap, karena sebagian premis
dihilangkan.
Sebagaimana Anda ketahui, silogisme terdiri atas tiga premis: mayor, minor, dan
kesimpulan. Semua manusia mempunyai perasaan iba kepada orang yang
menderita (mayor). Anda manusia (minor). Tentu Anda pun mempunyai perasaan
yang sama (kesimpulan). Ketika saya ingin mempengaruhi Anda untuk mengasihi
orang-orang yang menderita, saya berkata, Kasihanilah mereka. Sebagai
manusia, Anda pasti mempunyai perasaan iba kepada orang yang menderita .
Ucapan yang ditulis miring menunjukkan silogisme, yang premis mayornya
dihilangkan.
Di samping entimem, contoh adalah cara lainnya. Dengan mengemukakan
beberapa contoh, secara induktif Anda membuat kesimpulan umum. Sembilan
dari sepuluh bintang film menggunakan sabun Lnx. Jadi, sabun Lux adalah sabun
para bintang fihn.
Dispositio (penyusunan). Pada tahap ini, pembicara menyusun pidato atau
mengorganisasikan pesan. Aristoteles menyebutnya taxis, yang berarti
pembagian. Pesan harus dibagi ke dalam beberapa bagian yang berkaitan secara
logis. Susunan berikut ini mengikuti kebiasaan berpikir manusia: pengantar,
pernyataan, argumen, dan epilog. Menurut Aristoteles, pengantar berfungsi
menarik perhatian, menumbuhkan kredibilitas (ethos), dan menjelaskan tujuan.
Elocutio (gaya). Pada tahap ini, pembicara memilih kata-kata dan menggunakan
bahasa yang tepat untuk mengemas pesannya. Aristoteles memberikan
nasihat ini: gunakan bahasa yang tepat, benar, dan dapat diterima; pilih katakata yang jelas dan langsung; sampaikan kalimat yang indah, mulia, dan hidup;
dan sesuaikan bahasa dengan pesan, khalayak, dan pembicara.
Memoria (memori). Pada tahap ini, pembicara harus mengingat apa yang ingin
disampaikannya, dengan mengatur bahan-bahan pembicaraannya. Aristoteles
menyarankan jembatan keledai untuk memudahkan ingatan. Di antara semua
peninggalan retorika klasik, memori adalah yang paling kurang mendapat
perhatian para ahli retorika modern.
Pronuntiatio (penyampaian). Pada tahap ini, pembicara menyampaikan
pesannya secara lisan. Di sini, akting sangat berperan. Demosthenes
menyebutnya hypocrisis (boleh jadi dari sini muncul kata hipokrit). Pembicara
harus memperhatikan olah suara (vocis) dan gerakan-gerakan,anggota badan
(gestus moderatio cum venustate). Tetapi, orator harus berpedoman pada dasardasar yang di dalamnya terdapat kebenaran dan kebajikan.
Abad pertengahan
Sejak zaman Yunani sampai zaman Romawi, retorika selalu berkaitan dengan
kenegarawanan. Para orator umumnya terlibat dalam kegiatan politik. Ada dua
cara untuk memperoleh kemenangan politik: talk it out (membicarakan sampai

tuntas) atau shoot it out (menembak sampai habis). Retorika subur pada cara
pertama, cara demokrasi. Ketika demokrasi Romawi mengalami kemunduran,
dan kaisar demi kaisar memegang pemerintahan, membicarakan diganti
dengan menembak. Retorika tersingkir ke belakang panggung. Para kaisar
tidak senang mendengar orang yang pandai berbicara.
Abad pertengahan sering disebut abad kegelapan, juga buat retorika. Ketika
agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. Banyak
orang Kristen waktu itu melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh
orang-orang Yunani dan Romawi, para penyembah berhala. Bila orang memeluk
agama Kristen, secara otomatis ia akan memiliki kemampuan untuk
nmnyampaikan kebenaran. St. Agustinus, yang telah mempelajari retorika
sebelum masuk Kristen tahun 386, adalah kekecualian pada zaman itu.
Dalam On Christian Doctrine (426), ia menjelaskan bahwa para pengkhotbah
harus sanggup mengajar, menggembirakan, dan menggerakkan yang oleh
Cicero disebut sebagai kewajiban orator. Untuk mencapai tujuan Kristen, yakni
mengungkapkan kebenaran, kita harus mempelajari teknik penyampaian pesan.
Satu abad kemudian, di Timur muncul peradaban baru. Seorang Nabi
menyampaikan firman Tuhan, Berilah mereka nasihat dan berbicaralah kepada
mereka dengan pembicaraan yang menyentuh jiwa mereka (Alquran 4:63).
Muhammad saw. bersabda, memperteguh firman Tuhan ini, Sesungguhnya
dalam kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya.
Ia sendiri seorang pembicara yang fasih dengan kata-kata singkat yang
mengandung makna padat. Para sahabatnya bercerita bahwa ucapannya sering
menyebabkan pendengar berguncang hatinya dan berlinang air matanya. Tetapi
ia tidak hanya menyentuh hati, ia juga mengimbau akal para pendengarnya. Ia
sangat memperhatikan orang-orang yang dihadapinya, dan menyesuaikan
pesannya dengan keadaan mereka. Ada ulama yang mengumpulkan khusus
pidatonya dan menamainya Madinat al-Balaghah (Kota Balaghah). Salah
seorang sahabat yang paling dikasihinya, Ali bin Abi Thalib, mewarisi ilmunya
dalam berbicara. Seperti dilukiskan Thomas Carlyle, every antagonist in the
combats of tongue or of sword was subdited by his eloquence and valor. Pada
Ali bin Abi Thalib, kefasihan dan kenegarawanan bergabung kembali. Khotbahkhotbahnya dikumpulkan dengan cermat oleh para pengikutnya dan diberi
judul Nahj al-Balaghah (Jalan Balaghah).
Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam
peradaban Islam. Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti
retorika. Tetapi, warisan retorika Yunani, yang dicampakkan di Eropa Abad
Pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli balaghah. Sayang, sangat
kurang sekali studi berkenaan dengan kontribusi Balaghah pada retorika modern.
Balaghah, beserta maani dan bayan, masih tersembunyi di pesantren-pesantren
dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional.
Retorika modern
Retorika modern diartikan sebagai seni berbicara atau kemampuan untuk
berbicara dan berkhotbah (Hendrikus, 1991); sehingga efektivitas penyampaian
pesan dalam retorika sangat dipengaruhi oleh teknik atau keterampilan
berbicara komunikator. Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun
(400-1400). Di Eropa, selama periode panjang itu, warisan peradaban Yunani
diabaikan. Pertemuan orang Eropa dengan Islam yang menyimpan dan
mengembangkan khazanah Yunani dalam Perang Salib menimbulkan

Renaissance. Salah seorang pemikir Renaissance yang menarik kembali minat


orang pada retorika adalah Peter Ramus. Ia membagi retorika pada dua bagian.
Inventio dan dispositio dimasukkannya sebagai bagian logika. Sedangkan
retorika hanyalah berkenaan dengan elocutio dan pronuntiatio saja. Taksonomi
Ramus berlangsung selama beberapa generasi.
Renaissance mengantarkan kita kepada retorika modern. Yang membangun
jembatan, menghubungkan Renaissance dengan retorika modern adalah Roger
Bacon (1214-1219). Ia bukan saja memperkenalkan metode eksperimental,
tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi
retorika. Ia menyatakan, kewajiban retorika ialah menggunakan rasio dan
imajinasi untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik. Rasio, imajinasi,
kemauan adalah fakultas-fakultas psikologis yang kelak menjadi kajian utama
ahli retorika modern.
Aliran pertama retorika dalam masa modern, yang menekankan proses
psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologi membahas teori
pengetahuan; asal-usul, sifat, metode, dan batas-batas pengetahuan manusia.
Para pemikir epistemologis berusaha mengkaji retorika klasik dalam sorotan
perkembangan psikologi kognitif (yakni, yang membahas proses mental).
George Campbell (1719-1796), dalam bukunya The Philosophy of Rhetoric,
menelaah tulisan Aristoteles, Cicero, dan Quintillianus dengan pendekatan
psikologi fakultas (bukan fakultas psikologi). Psikologi fakultas berusaha
menjelaskan sebab-musabab perilaku manusia pada empat fakultas atau
kemampuan jiwa manusia: pemahaman, memori, imajinasi, perasaan, dan
kemauan. Retorika, menurut definisi Campbell, haruslah diarahkan kepada upaya
mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan,
dan mempengaruhi kemauan.
Richard Whately mengembangkan retorika yang dirintis Campbell. Ia
mendasarkan teori retorikanya juga pada psikologi fakultas. Hanya saja ia
menekankan argumentasi sebagai fokus retorika. Retorika harus mengajarkan
bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara
baik. Baik Whately maupun Campbell menekankan pentingnya menelaah
proses berpikir khalayak. Karena itu, retorika yang berorientasi pada khalayak
(audience-centered) berutang budi pada kaum epistemologis aliran pertama
retorika modern.
Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles lettres (Bahasa
Prancis: tulisan yang indah). Retorika belletris sangat mengutamakan
keindahan bahasa, segi-segi estetis pesan, kadang-kadang dengan mengabaikan
segi informatifnya. Hugh Blair (1718-1800) menulis Lectures on Rhetoric and
Belles Lettres. Di sini ia menjelaskan hubungan antara retorika, sastra, dan
kritik. Ia memperkenalkan fakultas citarasa (taste), yaitu kemampuan untuk
memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apa pun yang indah. Karena
memiliki fakultas citarasa, Anda senang mendengarkan musik yang indah,
membaca tulisan yang indah, melihat pemandangan yang indah, atau
mencamkan pidato yang indah. Citarasa, kata Blair, mencapai kesempurnaan
ketika kenikmatan inderawi dipadukan dengan rasio ketika rasio dapat
menjelaskan sumber-sumber kenikmatan.
Aliran pertama (epistemologi) dan kedua (belles lettres) terutama memusatkan
perhatian mereka pada persiapan pidato pada penyusunan pesan dan

penggunaan bahasa. Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis justru


menekankan teknik penyampaian pidato. Gilbert Austin, misalnya memberikan
petunjuk praktis penyampaian pidato, Pembicara tidak boleh melihat melantur.
Ia harus mengarahkan matanya langsung kepada pendengar, dan menjaga
ketenangannya. Ia tidak boleh segera melepaskan seluruh suaranya, tetapi
mulailah dengan nada yang paling rendah, dan mengeluarkan suaranya sedikit
saja; jika ia ingin mendiamkan gumaman orang dan mencengkeram perhatian
mereka. James Burgh, misal yang lain, menjelaskan 71 emosi dan cara
mengungkapkannya.
Dalam perkembangan, gerakan elokusionis dikritik karena perhatian dan
kesetiaan yang berlebihan pada teknik. Ketika mengikuti kaum elokusionis,
pembicara tidak lagi berbicara dan bergerak secara spontan. Gerakannya
menjadi artifisial. Walaupun begitu, kaum elokusionis telah berjaya dalam
melakukan penelitian empiris sebelum merumuskan resep-resep penyampaian
pidato. Retorika kini tidak lagi ilmu berdasarkan semata-mata otak-atik otak
atau hasil perenungan rasional saja. Retorika, seperti disiplin yang lain,
dirumuskan dari hasil penelitian empiris.
Pada abad kedua puluh, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu
pengetahuan modern khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan
sosiologi. Istilah retorika pun mulai digeser oleh speech, speech communication,
atau oral communication, atau public speaking. Di bawah ini diperkenalkan
sebagian dari tokoh-tokoh retorika mutakhir:
1. James A Winans
Ia adalah perintis penggunaan psikologi modern dalam pidatonya. Bukunya,
Public Speaking, terbit tahun 1917 mempergunakan teori psikologi dari William
James dan E.B. Tichener. Sesuai dengan teori
James bahwa tindakan ditentukan oleh perhatian, Winans, mendefinisikan
persuasi sebagai proses menumbuhkan perhatian yang memadai baik dan tidak
terbagi terhadap proposisi-proposisi. Ia menerangkan pentingnya
membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis seperti kepentingan pribadi,
kewajiban sosial dan kewajiban agama. Cara berpidato yang bersifat percakapan
(conversation) dan teknik-teknik penyampaian pidato merupakan pembahasan
yang amat berharga. Winans adalah pendiri Speech Communication Association
of America (1950).
2. Charles Henry Woolbert
Ia pun termasuk pendiri the Speech Communication Association of America. Kali
ini psikologi yang amat mempengaruhinya adalah behaviorisme dari John B.
Watson. Tidak heran kalau Woolbert memandang Speech Communication
sebagai ilmu tingkah laku. Baginya, proses penyusunan pidato adalah kegiatan
seluruh organisme. Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Logika adalah
dasar utama persuasi. Dalam penyusunan persiapan pidato, menurut Woolbert
harus diperhatikan hal-hal berikut: (1) teliti tujuannya, (2) ketahui khalayak dan
situasinya, (3) tentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi
tersebut, (4) pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Bukunya yang
terkenal adalah The Fundamental of Speech.
3. William Noorwood Brigance
Berbeda dengan Woolbert yang menitikberatkan logika, Brigance menekankan
faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Keyakinan, ujar Brigance,

jarang merupakan hasil pemikiran. Kita cenderung mempercayai apa yang


membangkitkan keinginan kita, ketakutan kita dan emosi kita. Persuasi meliputi
empat unsur: (1) rebut perhatian pendengar, (2) usahakan pendengar untuk
mempercayai kemampuan dan karakter Anda, (3) dasarkanlah pemikiran pada
keinginan, dan (4) kembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar.
4. Alan H. Monroe
Bukunya, Principles and Types of Speech, banyak kita pergunakan dalam buku
ini. Dimulai pada pertengahan tahun 20-an Monroe beserta stafnya meneliti
proses motivasi (motivating process). Jasa, Monroe yang terbesar adalah cara
organisasi pesan. Menurut Monroe, pesan harus disusun berdasarkan proses
berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence.
Beberapa sarjana retorika modern lainnya yang patut kita sebut antara lain A.E.
Philips (Effective Speaking, 1908), Brembeck dan Howell (Persuasion: A Means
of Social Control, 1952), R.T. Oliver (Psychology of Persuasive Speech, 1942). Di
Jerman, selain tokoh notorious Hitler, dengan bukunya Mein Kampf, maka
Naumann (Die Kunst der Rede, 1941), Dessoir (Die Rede als Kunst, 1984) dan
Damachke (Volkstumliche Redekunst, 1918) adalah pelopor retorika modern
juga.
Dewasa ini retorika sebagai public speaking, oral communication, atau speech
communication -diajarkan dan diteliti secara ilmiah di lingkungan akademis. Pada
waktu mendatang, ilmu ini tampaknya akan diberikan juga pada mahasiswamahasiswa di luar ilmu sosial. Dr. Charles Hurst mengadakan penelitian tentang
pengaruh speech courses terhadap prestasi akademis mahasiswa. Hasilnya
membuktikan bahwa pengaruh itu cukup berarti. Mahasiswa yang memperoleh
pelajaran speech (speech group) mendapat skor yang lebih tinggi dalam tes
belajar dan berpikir, lebih terampil dalam studi dan lebih baik dalam hasil
akademisnya dibanding dengan mahasiswa yang tidak memperoleh ajaran itu.
Hurst menyimpulkan:
Data penelitian ini menunjukkan dengan jelas bahwa kuliah speech tingkat dasar
adalah agen synthesa, yang memberikan dasar skematis bagi mahasiswa untuk
berpikir lebih teratur dan memperoleh penguasaan yang lebih baik terhadap
aneka fenomena yang membentuk kepribadian.
Penelitian ini menjadi penting bagi kita, bukan karena dilengkapi dengan data
statistik yang meyakinkan atau karena berhasil memberikan gelar doktor bagi
Hurst, tetapi karena erat kaitannya dengan prospek retorika di masa depan.
Public speaking
Istilah lain adalah public Speaking (PS) yang cakupannnya lebih luas lagi yang
secara harfiyah artinya berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau
pidato. Secara luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di
depan orang banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC),
presentasi, diskusi, briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair
radio termasuk melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak
(publik), meskipun tidak face to face.
Menjadi Great Public Speaker dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
Practice Latihan pidato di depan kawan-kawan, keluarga, bahkan anjing/kucing,
atau siapa saja yang bisa mendengarkan; di depan cermin; menggunakan
recorder.
Building Skill membangun keterampilan PS dengan memahami teknik PS,
meliputi persiapan dan penyampaian.
Persiapan
Persiapan Mental

Rileks! Atasi gugup dengan menarik nafas panjang/dalam; menggerakan badan;


berdiri tegak layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap, lalu
tersenyumlah!
Know the room! Jadikan seakan-akan ia kamar Anda sendiri.
Know the audience! Kenali karakteristik dan pandang mereka sebagai teman
akrab.
Know your material! Anggaplah Anda yang paling tahu.
Persiapan Fisik
Pastikan kondisi badan dan suara fit, segar, dan normal
Kenakan pakaian yang serasi dengan susana acara.
Jangan memakan keju, mentega, atau minum susu, soda, teh, kopi, sekurangkurangnya sejam sebelum tampil.
Jabatlah tangan Anda agar darah mengalir membuat gerakan tangan Anda
lebih alami saat berbicara di podium.
Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral.
Persiapan Materi
Baca literatur dan cari sumber data sebanyak mungkin. Semakin banyak
pengetahuan dan wawasan, Anda pun kian percaya diri.
Susun pointer atau outline.
Anda punya empat pilihan penguasaan materi: Membaca naskah (Reading from
complete text), menggunakan catatan (Using notes) berupa garis besar materi
(outline) ini cara terbaik, menggunakan hapalan (memory) pilihan terburuk
karena komunikasi dengan audience berkurang, terutama soal kontak mata; dan
menggunakan alat bantu visual sebagai catatan (Using Visual Aids as Notes).
Pembukaan
Start Low and Slow
Dont apologize.
Teknik pembuka a.l. langsung menyebut pokok persoalan yang akan dibicarakan;
mengajukan pertanyaan provokatif, menyatakan kutipan teori, ungkapan,
peristiwa, atau pepatah.
Penyampaian
Teknik pemaparan: deduktif gagasan utama ke perincian; teori ke empiris;
induktif kasus ke kesimpulan; empiris ke teori; kronologis Urutan peristiwa.
Audible bicaralah agak keras agar cukup terdengar (Audible)
Clarity ucapkan setiap kata dengan jelas (Clarity).
Gunakan kata berona (colorfull word) yang melukiskan sikap, perasaan,
keadaan. Misalnya, kata terisak-isak lebih berona daripada kata menangis;
kata matanya berbinar-binar -> bergembira, dll.
Kalimat aktif (action words) lebih dinamis daripada kalimat pasif.
Penutup
Langsung tutup, ucapkan salam, jika materi pembicaraan sudah disampaikan
atau waktu sudah habis.
Teknik penutup: menyimpulkan, menyatakan kembali gagasan utama dengan
kalimat berbeda, mendorong audience untuk bertindak (Appeal for Action),
kutipan sajak, kitab suci, pribahasa, atau ucapan ahli, memuji khalayak, dll.
Elemen public speaking
Teknik Vokal
Intonasi (intonation) nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam
melafalkan kata-kata.
Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata-kata
tertentu yang dianggap penting.
Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat.

Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata; pelafalan kata


(pronounciation).
Infleksi lagu kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama
bagi setiap kata. Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun
(go down) tunjukkan akhir kalimat.
Eye Contact
1. Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
2. Pandang tepat pada matanya!
Gesture
Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
Sesuai dengan kata-kata.
Gunakan untuk penekanan pada poin penting,
Jangan berlebihan. Less is more!
The most important gesture: to SMILE!
Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu, mulut
atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan, kaki.
Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) Tubuh
siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) gerakan tubuh itu sendiri; dan
Kembali (The Return) kembali ke posisi semula atau keadaan normal.
Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di
atas.
Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung
pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremasremas jari, dan menggaruk-garuk kepala.
Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita
lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di
videoconferencing, atau di televisi, lakukan gerakan tubuh alakadarnya (smaller
gestures).
Humor
Bumbu Public Speaking.
Use Natural Humor! Dont try to be a stand up comedian!
Gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar
untuk tertawa.
Teknik humor a.l. Exaggeration melebihkan sesuatu secara tidak proporsional.
Misalnya, ungkapan hujan lokal bagi pembicara yang menyemburkan air liur;
parodi meniru gaya suatu karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan
penambahan agar lucu, misalnya mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru
bernada humor; teknik belokan mendadak membawa khalayak untuk meyakini
bawa kita akan berbicara normal, namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya
atau tidak disangka-sangka pada akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai
seorang wanita, namun kami tidak bisa menikah karena keluarganya merasa
keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena keluarganya yang tidak setuju itu
adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan
bermerk Parisj van Java yaitu tipikir-pikir tidak ada.
Mengatasi Rasa Takut
Para pakar Public Speaking (PS) lazimnya memberi tips sebagai berikut guna
mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. 1. Relax Your Body! Lakukan
relaksasi agar tubuh rileks, santai, tidak tegang. Ambil nafas dalam-dalam,
tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan-lahan. Pada saat yang sama, lemaskan
lengan, bahu, dan tangan biarkan semuanya terkulai. Ulang berkali-kali sebelum
tampil.

2. Relax your Voice! Lakukan relaksasi suara, misalnya dengan menyuarakan


vokal AEIOU secara naik-turun, ragam nada, mirip nyanyi.
3. Practice! Sering berlatih, di depan cermin atau di depan kawan-kawan
terdekat, bahkan di depan kucing peliharaan Anda. Sering ikut terlibat dalam
diskusi atau acara talkshow melalui telepon di radio juga sangat bagus untuk
berlatih public speaking.
4. Prepare! Lakukan persiapan fisik, mental, materi. Fisik harus fit. Mental harus
kuat, percaya diri, anggaplah diri Anda yang paling tahu dan orang lain ingin
tahu ayang Anda ketahui. Siapkan data dan referensi topik pembicaraan
sebanyak mungkin. Makin luas wawasan, Anda akan kian percaya diri. Ada
nasihat bagus dari Jack Valenti, penulis naskah pidato Presiden Amerika, Lyndon
Johnson: The most effective antidote to stage fright is total monkish
preparation (Obat paling mujarab mengatasi demam panggung dalah
melakukan persiapan total).
Ringkasnya, atasi rasa gugup atau takut PS dengan melakukan tiga hal:
perencanaan, persiapan, dan latihan. Kita persiapkan topik atau yang akan
dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya. Being prepared is half the
battle to overcoming anxiety. Persiapan adalah setengah pertempuran untuk
mengatasi rasa takut.
Banyak orang melakukan public speaking berbicara di depan umum, seperti pidato.
Beberapa menikmatinya, namun kebanyakan merasa takut. Kunci sukses utama pembicara
adalah ringkas dan fokus!
Pada akhir musim semi tahun 2005, trainer public speaking, Elliot Essman, menulis
bukuYou Have A Voice: Key Rules For Public Speaking Success. Pengalamannya
selama 25 tahun ia saring dan disarikan dalam Tiga Aturan Dasar Public Speaking ala
Elliot (Elliots Three Basic Rules of Public Speaking).
Berikut ini Tiga Aturan Dasar Public Speaking tersebut sebagaimana dipublikasikan
situsbuildingyourself.com yang saya terjemahkan dan tafsirkan secara bebas.
Less is more. Bicaralah singkat saja. Jangan berusaha menyampaikan banyak hal
dalam pembicaran Anda.
Some things work and some things dont. Beberapa hal berjalan baik dan beberapa
hal tidak. Anda hanya dapat pelajari apa yang mampu memikat hadirin. Pilih tema atau
materi yang pas buat hadirin.
You only have one enemy. Audiens hanya tahu apa yang Anda katakan kepada mereka.
Mereka tidak bisa melihat ke dalam otak Anda. Kebiasaan Anda mengkritik diri sendiri
membuat Anda sendirilah yang menjadi musuh utama Anda.
Kejelasan
Kejelasan (Clarity) adalah tugas nomor satu seorang pembicara (job number one
for a speaker).
Untuk mencapai kejelasan, hal utama dilakukan adalah bicara singkat, tidak
berlama-lama atau berpanjang lebar. Fokuslah pada apa yang hendak atau harus
disampaikan. Jangan bernafsu menyampaikan semua hal dalam satu
kesempatan berbicara.
Pembicaraan pendek lebih disukai dan efektif ketimbang pembicaraan panjang
yang cenderung melenceng, meluas, dan tidak fokus. Pembicaraan panjang
cenderung membingungkan audiens. Terlalu banyak yang harus mereka serap.

Materi
Siapkan dan pilih tema atau materi yang menarik dan dibutuhkan audiens. Raba-lah
kebutuhan informasi mereka atau yang mereka ingin dengar dari pembicaraan Anda.
Anda harus memilih dan memilah materi apa yang penting, tidak penting, juga yang tidak
Anda kuasai. Anda juga harus mengedit sendiri dan menyusun isi pembicaraan Anda.
Berbicara membutuhkan fokus. Pemburu yang mengejar dua kelinci, biasanya gagal
menangkap satu pun. Pembicara yang baik fokus pada poin-poin penting, mengulangi poin
penting, dan menggunakan materi yang relevan untuk mendukung poin-poin penting.
Audiens = Teman Anda
Anda hanya memiliki satu musuh. Anda sendirilah musuh itu. Sekutu terbesar Anda sebagai
pembicara adalah audiens Anda. Mereka adalah pasukan Anda, teman Anda, bukan musuh
Anda. Mereka ingin Anda berhasil! Wasalam.
http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/10/komunikasi-publikretorika.html
Komunikasi Publik

Komunikasi publik atau public communication kini menjadi kajian yang makin hangat dari
waktu ke waktu. Menilik pada istilahnya, komunikasi publik merupakan salah satu jenis
atau bentuk komunikasi itu sendiri. Perlu dibedakan pengertian antara komunikasi publik
dengan komunikasi massa. Dari segi cakupannya, komunikasi publik lebih besar ketimbang
komunikasi massa.
Komunikasi massa mengandung pengertian yang lebih spesifik yakni berkomunikasi melalui
media massa atau communicating with media. Saluran komunikasi massa adalah media
massa itu sendiri seperti suratkabar, majalah, website, radio, dan televisi. Adapun
komunikasi publik jangkauannya lebih luas lagi. Selain menggunakan media massa,
komunikasi publik juga menggunakan e-mail, blog, jejaring sosial seperti Facebook dan
Twitter, Yahoo Messengger, Handphone (SMS), dan medium lain yang bisa menjangkau
khalayak luas/banyak seperti aksi demo, seminar, diskusi, dan sebagainya.
Dari segi teknis, komunikasi publik dikenal dengan banyak istilah, yaitu:
- Urusan publik (public affairs),
- Informasi publik (public information),
- Hubungan publik (public relation) atau humas (hubungan masyarakat).
Mengacu pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi publik merupakan
kombinasi antara hubungan dengan media masa (media relations), jangkauan
komunitas (community outreach), komunikasi krisis (crisis communication), relasi
pelanggan (customer relations), perencanaan acara (event planning), komunikasi

risiko (risk communication).


Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasan,
informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak. Sarananya, bisa media massa,
bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial,
kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat pembaca, reklame,
spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Jelasnya, komunikasi publik
memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan
secara efektif dan efisien.
Komunikasi publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang
komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk komunikator publik profesional
antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji
ramalan cuaca, dan sebagainya.
Dengan hadirnya kecanggihan teknologi komunikasi saat ini, banyak orang bisa melakukan
komunikasi publik. Sekadar contoh, jika kita mengunggah sebuah komentar pada sebuah
kolom komentar yang dapat diakses banyak orang, maka hal itu sudah termasuk dalam
kategori komunikasi publik. Jika kita mengatakan sesuatu di ruang publik yang dapat
diakses banyak orang, maka aktivitas komunikasi publik sudah terjadi. Ciri utama
komunikasi publik adalah penyampaian pesan penting untuk diketahui publik atau biasa
dikenal dengan informasi publik. Ini mengandung pengertian bahwa materi informasi
publik adalah hal-hal yang menyangkut urusan publik (public affairs) dan diharapkan bisa
menggugah reaksi dari banyak orang.
Ada tantangan besar agar bisa melakukan komunikasi publik secara baik dan benar. Pada
tataran lembaga, biasanya urusan komunikasi publik ini dibebankan kepada bagian atau
divisi public relation (PR). Untuk menjalankan tugasnya, PR harus mampu mengembangkan
model komunikasi yang berkualitas. Ukuran kualitas di sini adalah kemampuan mengemas
sebuah sistem pengelolaan informasi dan pengemasan informasi yang dibutuhkan publik
secara akurat dan menarik. Sebab, dengan adanya informasi yang sesuai dengan kebutuhan
publik maka kepuasan publik akan bisa tercapai, sementara dengan informasi yang
berkualitas maka kredibilitas lembaga di mata publik juga makin meningkat.
Aktivitas komunikasi publik pada dasarnya berkaitan dengan tindakan sosialisasi dan
pendidikan terhadap publik. Komunikasi publik, tidak hanya berlaku untuk publik luar
melainkan juga untuk publik internal. Karena jika di antara publik internal tidak ada relasi
yang harmonis, maka akan berdampak buruk terhadap citra organisasi. Kondisi tersebut
justru memproduksi pesan negatif dan melahirkan citra negatif organisasi di mata publik.
Pada konteks ini, maka public relations harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman,
sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan organisasi. Melalui
pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih banyak berisikan tentang apa dan
siapa serta apa manfaat keberadaan organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan
melalui media massa atau media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran.
Faktor Penting
Ketika membicarakan pelayanan informasi kepada publik, maka bentuk kemasan yang
menarik tetap merupakan suatu keharusan, betapa pun relatifnya definisi menarik itu
yang tentunya akan bergeser pula sesuai tren pada masa tertentu. Di sisi lain, sejalan
dengan situasi faktual saat ini, kewajiban lembaga pemerintah khususnya para praktisi
public relations adalah mendukung penyebaran dan pemerataan informasi publik ke
seluruh lapisan masyarakat.

Praktisi public relations atau petugas humas dapat mengarahkan unsur-unsur potensial
agar dapat membentuk opini publik sesuai dengan citra yang diinginkan oleh organisasi.
Bagaimanapun juga kita harus memahami bahwa opini publik dan citra organisasi tentu
saja merupakan faktor penting yang menentukan sukses atau gagalnya aktivitas dan
pelaksanaan program organisasi.
Ditulis oleh: Ariyanto RM
Trainer Qualified Training Centre Sumatera Barat
http://ariradenmas.blogspot.com/2012/07/strategi-komunikasi-publik.html

KOMUNIKASI KEPADA MASYARAKAT


10.47 KINO-CHAN NO COMMENTS

LBM 2 :
STEP 1
Penyuluhan :
Cara menerangkan dan menjelaskan ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada
suatu kelompok hingga memperoleh info dengan menggunakan alat peraga sebagai
media penyampaian, dengan tujuan mengganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru
yang berakibat pada kualitas seseorang menjadi lebih baik.
Presentasi:
Cara untuk menerangkan suatu topik dengan menggunakan media dengan waktu yang
singkat.
Briefing:
pengarahan yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan agar semua yang terlibat
mempunyai konsep yang sama.
Audience
Peserta atau seseorang (pendengar:audio) yang mengikuti suatu kegiatan.
Individu atau masyarakat yang mendengrkan, melihat, memahami materi-materi yang
disampaikan dalam penyuluhan.
Survey
Kegiatan meninjau, mengecek suatu kegiatan yang akan dilakukan.
STEP 2
1. Apa saja langkah-langkah penyuluhan yang perlu diperhatikan?
2. Kriteria penyuluhan yang baik dan efektif?
3. Persiapan apa saja untuk penyuluhan?
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyuluhan?
5. Manfaat yang didapat dari penyuluhan?

6. Kendala dan solusi dalam penyuluhan?


7. Point-point yang harus dilakukan agar presentasi menarik?
8. Metode penyuluhan?
9. Faktor-faktor yang berperan keberhasilan penyuluhan?
10. Apa saja media penyuluhan?
11. Bagaimana komunikasi yang baik dalam penyuluhan?
12. Bagaimana cara mengendalikan audience agar mau memperhatikan penyuluhan
yang diberikan?
13. Apa tujuan penyuluhan?
14. Kapan kondisi yang baik untuk penyuluhan?
15. Bagaimana presentasi yang baik untuk penyuluhan?
16. Bagaimana seseorang bisa jadi audience yang baik?
17. Siapa saja yang berhak menerima penyuluhan?
18. Hubungan antara metode penyuluhan dengan keefektifan penyuluhan?
19. Syarat menjadi penyuluh yang baik?
20. Kendala dalam presentasi?
21. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam briefing?
STEP 3
1. Apa saja langkah-langkah penyuluhan yang perlu diperhatikan?
Praacara: penentuan tema penyuluhan, penentuan tujuan, penentuan sasaran,
penyiapan bahan (naskah penyuluhan), membuat susunan acara.
Penyuluhan: bahasa yang mudah dipahami, rileks, ramah, pakaian rapi dan sopan,
menmbuhkan suasana yang komunikatif.
Isi: cara penyampaiannya tidak berbelit-belit, jelas, menarik, dan sesuai tujuan
Pasca penyuluhan: evaluasi, sesi tanya jawab, pengenalan keadaan.
o Mengenal masalah, masyarakat dan wilayahnya,
o Menentukan prioritas
o Menentukan tujuan penyuluhan
o Menentukan sasaran penyuluhan
o Menentukan isi penyuluhan,
o Menentukan Metode penyuluhan
o Memilih alat peraga yang akan digunakan
o Evaluasi penyuluhan.
2. Naskah Penyuluhan yang baik?
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan sasaran
Isinya tidak menyimpang dari tujuan (tepat sasaran)
Menggunakan sarana dan prasarana
Menarik untuk audience

3. Kriteria penyuluhan yang baik dan efektif?


Komunikatif, audience memperhatikan, penyuluhnya profesional, penyuluh mampu
mengubah perilaku audience menjadi lebih baik, audiencenya aktif, menggunakan
metode yang tepat.
4. Persiapan apa saja untuk penyuluhan?
penentuan tema penyuluhan
penentuan tujuan
penentuan sasaran
penyiapan bahan (naskah penyuluhan)
membuat susunan acara
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyuluhan?
Tingkat pendidikan audience
Sosial ekonomi
Adat istiadat/budaya
Ketersediaan waktu
Kepercayaan masyarakat kepada penyuluhnya
Adanya keterkaitan antara materi dengan penyuluhnya
6. Manfaat yang didapat dari penyuluhan?
Perilaku masyarakat berubah ke arah yang lebih baik
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat itu sendiri
Meningkatkan peran serta keaktifan masyarakat
7. Kendala dan solusi dalam penyuluhan?
Kendala:
Pemikiran masyarakat yang primitif: kurang kesadaran masyarakat
Keterbatasan media
Lokasi dan fasilitas yang kurang memadai
Masyarakat yang acuh tak acuh
Bahasa yang kurang dipahami oleh audience
Kurang profesionalnya penyuluh dalam menguasai audience
Cara penyampaian kurang luwes
Solusi:
Pemateri harus menggunakan bahasa yang dimengerti
Pemateri menguasai materi
Harus menyiapkan media yang sesuai

Penyuluh lebih berinteraksi dengan masyarakat


Diselingi canda agar tidak bosan
Tidak monoton
8. Metode penyuluhan?
Metode diktatik: metode yang dilakukan cuma satu arah.
Ex: ceramah, leaflet.
Metode sokratik: Penyuluhan dengan interaksi 2 arah.
Ex: demonstrasi, curah pendapat, diskusi, seminar.
9. Apa saja media penyuluhan?
Media cetak: visual. Ex: buku, buklet, leflet,
Media elektronik. Ex: film, TV, video, radio, telepon.
10. Bagaimana komunikasi yang baik dalam penyuluhan?
Komunikasi yang mampu mengajak auidience ikut berperan dalam penyuluhan:
audience memahami, bertanya, berperan aktif.
Bahasa yang mudah dipahami
Menyampaikan pesan yang mudah dimengerti.
Menggunakan bahasa dan cara penyampaian yang sopan.
Memperhatikan faktor sosial dan budaya.
11. Bagaimana presentasi yang baik untuk penyuluhan?
Jangan membiasakan tergantung pada teks
Pelajari dulu siapa audience anda
Latar belakang pendidikan, jabatan mereka
Biasakan interaksi
Jangan biarkan audience jenuh
12. Kapan kondisi yang baik untuk penyuluhan?
13. Bagaimana seseorang bisa jadi audience yang baik?
14. Siapa saja yang berhak menerima penyuluhan?
15. Hubungan antara metode penyuluhan dengan keefektifan penyuluhan?
16. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam briefing?
17. Arti penyuluhan kesehatan?
18. Arti pend komunikasi dalam masyarakat dan keluarga kaitannya dalam upaya
mengubah perilaku kesehatan?
19. Mengapa proses pendidikan komunikasi dalam keluarga lebih efektif untuk
mengubah perilaku masyarakat?
20. Bagaimana agar perubahan perilakunya bertahan lama?
STEP 4

Mapping

1. Kapan kondisi yang baik untuk penyuluhan?


Disaat sasaran penyuluhan memiliki ketersediaan waktu yang memungkinkan untuk
mengikuti penyuluhan. Penyuluhan perlu dilaukan dalam kondisi dimana penyuluhan
tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Sumber : Turner, 2008, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta : Salemba Humanika
a. Waktu penyuluhan sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran
b. Suasana tempat penyuluhan yang tenangm, nyaman, jauh dengan keramaian
c. Jumlah sasaran yang tidak terlalu banyak
Sumber: Kulpak Siti Thomas Z, SKM.MKes
2. Bagaimana seseorang bisa jadi audience yang baik?
Tidak terlalu memilih siapa yang berbicara, tetapi apa yang dibicarakan.
Tidak berbicara semasa orang lain sedang berbicara dengannya, atau kepadanya.
Tidak menyampuk atau memotong bicara orang lain.
Senantiasa memberi tumpuan kepada apa yang diperkatakan
Senantiasa cuba memahami apa yang, didengari sama ada yang tersurat atau
tersirat.
Menghormati orang yang berbicara, walaupun lebih muda usia dari padanya.
Bersikap terbuka dan tidak membuat kesimpulan terlalu awal.

3. Siapa saja yang berhak menerima penyuluhan?


Pendidikan dan penyuluhan diberikan ketika ada suatu pemberitahuan sec umum
mengenai hal yg baru dan belum diketahui sec umum oleh khalayak umum, contoh
penemuan penyakit berbahaya, penemuan vaksinasi, imunisasi,dll.
tempatnya disesuaikan dg tujuan sasaran, contohnya: misal tujuan sasarannya adl
masyarakat pedesaan maka penyuluhan atau pendidikan tsb dpt dilakukan dibalai desa
setempat atau tempat sekitar desa tsb.
Sumber: www.publikasi.or.id
21.
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan
kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga
yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga
dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk
dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu
hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di
berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat
dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat
pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/4/Chapter%20II.pdf
4. Hubungan antara metode penyuluhan dengan keefektifan penyuluhan?
Tingkat keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat dipengaruhi oleh
metode yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian pesan tersebut
(Mulyana,2005)
Dengan diberikannya penyuluhan maka responden mendapat pembelajaran yang
menghasilkan suatu perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui,
yang dulu belum dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari
penyuluhan agar masyarakat dapat mengetahui, menyikapi dan melaksanakan perilaku
hidup sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap maupun
tindakan atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut (Depkes RI,2002)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6813/1/09E01341.pdf

1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan


Pada metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran
dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari
penyuluh.
Kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang ingin dicapai kurang
efektif, karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan
membimbing sasaran secara individu, selain itu juga membutuhkan banyak
tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama.
2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Metode ini
cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan
kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Salah satu cara efektif
dalam metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah. Dalam
pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil seperti transfer
informasi, tukar pendapat, umpan balik, dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman. Namun pada metode ini terdapat
kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktifitifan
3. Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang banyak.
Ditinjau dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, tapi terbatas
hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan saja. Metode
pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan tapi, jarang bisa
mewujudkan perubahan perilaku.
Koermen, Imam, dkk. (1997). Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Depdikbud. Jakarta
UT.

5. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam briefing?


1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi
ideal/baik:
a. pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas,
menarik dan sesuai dengan tingkat intelejensi siswa.
b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan,
mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan
menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses
interaksi dan transaksi komunikasi.
c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat
pembelajaran yang baik.
d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi misalnya

pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.


e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).
f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang
menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan
pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.
g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi
jelas dan terprogram dalam pengelolaan.
2. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.
3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru
dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat.
4. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi mulai dari
proses penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan
hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).
5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas
dan efisiensi ketercapaian.
6. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun progresif.
7. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan perbaikan.
8. aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dibentuk
dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak
menghambat proses komunikasi pembelajaran.
Sumber :McLuhan, Marshall. (1968). The new education dalam J.A. Battle & Robert
Shannon, The new idea in education. New York London: harper & Row Publishers
Materi utama yang disampaikan, harus singkat padat dan jelas
Teknik penyampain materi
Ada sesi tanya jawab dalam waktu yang singkat
Adanya feedback dari orang-orang yang diberi pengarahan
Sumber : http://www.scribd.com/doc/47441145/Buku-Panduan-Team-Briefing-Indosdm

6. Arti penyuluhan kesehatan?


Penyuluhan kesehatan (azrul azwar) yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan/menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu, dan mengerti ,tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang
ada hubungannya dengan masyarakat.
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat


untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan (Effendy, 2003).
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21935/.../Chapter%20II.pdf

7. Arti pend komunikasi dalam masyarakat dan keluarga kaitannya dalam upaya
mengubah perilaku kesehatan?
Pengubahan perilaku kesehatan sedikit banyak tergantung pada cara penyampaian atau
cara mengkomunikasikannya dengan tepat. Dibentuk dulu strategi-strategi yang akan
digunakan kemudian disempurnakan dengan media dan pengkomunikasian yang baik.
Strategi tadi harus dilaksanakan secara lengkap dan berkesinambungan dalam
mengubah perilaku baru masayarakat menjadi lebih baik.
Sumber : Effendy, Fery dan Makhfudli, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori
dan Praktek dalam Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika
8. Mengapa proses pendidikan komunikasi dalam keluarga lebih efektif untuk mengubah
perilaku masyarakat?
Menurut Walgito (2004:205) di samping keterbukaan dalam komunikasi, komunikasi di
dalam keluarga sebaiknya merupakan komunikasi dua arah, yaitu saling memberi dan
saling menerima di antara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua arah akan
terdapat umpan balik, sehingga dengan demikian akan tercipta komunikasi hidup,
komunikasi yang dinamis,. Dengan komunikasi duah arah, masing-masinng pihak akan
aktif, dan masing-masing pihak akan dapat memberikan pendapatnya mengenai
masalah yang dikomunikasikan. Dalam komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai
saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh
penerima.sehingga dalam komunikasi masyarakat lebih baikk karena adanya kontrol
yang dilakukan sesama anggota keluarga untuk saling memberi pengawasan atas
tindakan sesama anggota keluarga.

9. Suhendi, H. Hendi dan Ramdani Wahyu. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga.

Bandung: Pustaka Setia.


10. Bagaimana agar perubahan perilakunya bertahan lama?
Lakukan tindak lanjut akan tujuan yang di capai.
Berikan contoh nyata kepada sasaran.
Lakukan penyuluhan-penyuluhan selanjutnya.
Dalam melakukan metode penyuluhan berikan metode yang mudah di terima sasaran.
Berkaitan dengan alat peraga: gunakan alat peraga yang baik agar penyuluhan anda
jelas.
Lakukan control sosial
(Antonoff, Michael, "Presentations that Persuade", Personal Computing, 27
July 1990, 60-68.)
http://kinochancute.blogspot.com/2012/04/komunikasi-kepada-masyarakat.html
Pengertian masyarakat menurut para ahli seperti Selo Sumardjan, Karl Marx, Indan Encang,
Paul B Horton dan C. Hunt, JL. Gillin dan J.P Gillin, M.J. Herskovitz, Hasan Sadily dan
sebagainya pada intinya memiliki beberapa poin penting sebagai berikut yaitu orang,
kebudayaan, hidup bersama, organisasi, keanggotaan, kumpulan manusia, melakukan kegiatan
dalam kelompok, setia dalam sistem. Masyarakat juga bisa dibilang sebagai banyaknya individu
atau perseorangan yang terikat dalam suatu ikatan yang di sebut adat atau hukum dan hidup
bersama menjalaninya. Terus apa hubungannya antara masyarakat dengan Perencanaan
Wilayah dan Kota atau Penataan Ruang yang merupakan inti dari blog ini? Tentunya dalam
perencanaan wilayah dan kota di kenal istilah partisipasi masyarakat, peran serta masyarakat
atau pemberdayaan masyarakat serta istilah-istilah lainnya dalam Community Development.
Nah, untuk itulah dasar - dasar mengenai apa itu masyarakat perlu di ketahui terlebih dahulu.

Pengertian Masyarakat adalah orang orang yang saling berinteraksi dalam suatu ikatan atau
sistem di mana mereka berada. Bisa dibilang juga bahwa pengertian masyarakatadalah suatu
jaringan yang menghubungkan antar entitas yang saling tergantung antara satu individu dengan
individu lainnya yang bersifat teratur.

Definisi masyarakat menurut para ahli yang sebelumnya di sebutkan pada paragraf pertama
tadi adalah sebagai berikut :

Selo Sumardjan
Pada intinya, masyarakat itu merupakan kumpulan orang yang hidup bersama - sama yang
akhirnya menciptakan kebudayaan.

Koentjaraningrat
Kehidupan manusia yang satu yang secara kontinyu berinteraksi satu sama lain berdasarkan
sistem adat. Mereka memiliki suatu identitas yang sama.

J.L Gillin dan J.P Gillin


Pengertian masyarakat adalah kelompok terbesar manusia yang mempunyai sikap, kebiasaan,
perasaan persatuan serta tradisi yang sama satu sama lainnya.

Karl Marx
Dengan adanya pertentangan antar kelompok yang berbeda secara ekonominya menyebabkan
masyarakat menjadi struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan.

Paul B. Horton dan C. Hunt


Definisi Masyarakat adalah kumpulan manusia yang secara relatif dapat hidup secara
berkelompok dalam jangka waktu yang lama, mereka relatif mandiri, punya wilayah tersendiri
untuk ditinggali, kebudayaan mereka sama dan selalu beraktivitas dalam kelompok.

Indan Encang
Kelompok manusia yang sudah lama hidup serta bekerja sama, yang menyebabkan mereka
dapat mengorganisir serta berpikir mengenai dirinya sendiri sebagai 1 kesatuan sosial,
tentunya ada batasan tertentu.

M.J Herskovitz
Beberapa orang/individu dalam suatu kelompok yang telah terorganisir serta mengikuti cara
hidup tertentu yang berbeda dengan masyarakat lainnya.

Hasan Sadily
Arti masyarakat menurut Hasan Sadiliy merupakan badan atau perkumpulan orang yang
menjalani hidup bersama.

Itulah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian masyarakat, walaupun kata - kata dari
para ahli tersebut tidak benar - benar persis seperti itu diakibatkan berbagai versi terjemahan,
tetapi paling tidak maksudnya sudah seperti yang tertulis di atas. Dari situ dapat dilihat
beberapa poin penting mengenai masyarakat yang sudah di bahas di paragraf pertama tadi.

Unsur Masyarakat
Berikutnya perlu di ketahui bahwa terdapat apa yang merupakan faktor atau unsur dari
masyarakat, yang menurut Soerjono Soekanto, masyarakat mengandung unsur-unsur seperti
berikut ini :

Paling tidak ada 2 orang individu;

Mereka menyadari satu kesatuan mereka;

Jangka waktu dalam berhubungan termasuk lama. Hubungan itu melahirkan manusia
yang baru yang tetap selalu berkomunikasi dan membuat berbagai aturan yang
berhubungan dengan keterkaitan/hubungan antar masyarakat tersebut.

Mereka menjadi sebuah sistem, yang hidup secara bersama-sama yang pada akhirnya
melahirkan apa yang di sebut kultur / kebudayaan serta saling berhubungan antara
sesama masyarakat;

Sekedar tambahan, kata masyarakat pada dasarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
musyarak, sedangkan untuk bahasa Inggrisnya, masyarakat = society. Semoga dengan sedikit
catatan ringkas ini dapat membuat pembaca mengerti akan pengertian masyarakat yang
merupakan hal dasar dalam mempelajari tentang Partisipasi Masyarakatserta Pemberdayaan
Masyarakat dalam perencanaan wilayah dan kota.

http://dokter-kota.blogspot.com/2012/10/pengertian-masyarakat.html

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Teori, Fungsi,


Model dan Definisi
Pengertian Komunikasi - Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya

membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam
definisinya secara khusus mengenai komunikasi itu sendiri menurut Hovland adalah proses
mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behaviour of
other individuals). (Definisi Komunikasi Teori, Fungsi, Model)
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Beberapa definisi komunikasi : (Emilia, dr. Ova, M.Med.Ed, Ph.D., SpOG. Dkk, 2006, Modul
Pelatihan Keterampilan Presentasi, Yogyakarta:UGM )
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Theodore M. Newcomb:
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari
rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Carl I. Hovland:
Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan)

Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Everett M. Rogers:


Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima
atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Harold Lasswell:
Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa
Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Komunikasi terbagi dua yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal yaitu suatu proses
komunikasi dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang. Simbol-simbol yang
digunakan selain sudah ada yang diterima menurut konvensi internasional seperti simbol
lalu-lintas, alfabet latin, simbol matematika, juga .terdapat simbol-simbol lokal yang hanya
bisa dimengerti oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan komunikasi non
verbal adalah proses komunikasi dengan menggunakan kode non verbal.

Kode non verbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language), maupun
bahasa tubuh (body language).

Unsur-unsur penting lainnya dalam komunikasi adalah dengan adanya : sumber, pesan,
media, penerima, efek dan umpan balik.

1.
Sumber
Adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa
terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya partai, organisasi atau
lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
source, sender atau decoder.

2.
Pesan
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat
disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

3.
Media.
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima.
4.
Penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima
bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam
bahasa Inggris disebut audience atau receiver.
5.
Efek
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari
pengetahuan,
sikap
dan
tingkah
laku
seseorang.
(De
Fleur,
1982)
6.
Umpan
Balik.
Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang
diterima.

Dalam ilmu komunikasi juga dikenal beberapa macam tipe komunikasi. Joseph A. DeVito
seorang professor komunikasi di City University of New York dalam bukunya
Communicology membagi komunikasi atas empat macam yaitu : komunikasi intrapribadi,
komunikasi antarpribadi, komunikasi publik dan komunikasi massa.

1.
Komunikasi
Intrapribadi
(Intrapersonal
Communication)
Merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau dengan kata lain proses
berkomunikasi dengan diri sendiri.

2.

Komunikasi

Antarpribadi

(Interpersonal

Communication)

Merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace (1979) bahwa Interpersonal communication is
communication involving two or more people in a face to face setting

3.
Komunikasi
Publik
(Public
Communication)
Sesuai namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesanpesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih
besar.
4.
Komunikasi
Massa
(Mass
Communication)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di
mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya
massal melalui alat yang bersifat mekanis separti radio, televisi, surat kabar dan film.

Seperti telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada khalayak disebut
komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan
yang sangat penting terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk mencapai
komunikasi yang efektif, seorang komunikator selain dituntut untuk mengenal dirinya terlebih
dahulu, maka ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractiveness) dan
kekuatan (power).

Faktor lain yang menentukan berhasil tidaknya komunikasi adalah homophily, yakni
adanya kesamaan yang dimiliki oleh seorang komunikator dengan khalayaknya misalkan
dalam hal bahasa, pendidikan, agama, usia dan jenis kelamin. Dalam berkomunikasi juga
terdapat tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk menciptakan kesesuaian, kesamaan, dan
pemahaman yang sama tentang informasi, ide, pemikiran dan sikap terhadap orang, pihak
atau kelompok tertentu.

Untuk mencapai semuanya itu kita harus menempatkan setiap manusia dalam posisi
sentral, menghormati dan menghargainya secara proposional.

http://www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-komunikasi-teori-fungsi.html

https://www.scribd.com/doc/165553066/Komunikasi-Public-Copy

You might also like