You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Kesehatan adalah

hak asasi manusia dan merupakan investsi, juga

merupakan karunia Tuhan, oleh karenya perku dipelihata dan ditingkatkan


kualitasnya.
Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai peranan yang sangat pentinmg
dalam peningkatan kualitas kesehatan, dan merupakan pilar-pilar utama dalam
pencapaian Indonesia Sehat 2010/2013. Masalah perilaku menyangkut kebiasaan,
budaya, dan masalah-masalah lain yang tidak mudah diatasi. Untuk itu semua
perlu peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk hidup sehat,
perlunya pengembangan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
UU no 14 th 1969 ttg ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja yg
memuat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moral kerja serta perlakuan yg sesuai dg martabat manusia dan moral agama, dan
pemerintah membina perlindungan kerja yg mencakup norma kesehatan dan
higene persh, norma keselamatan kerja, norma kerja dan pemberian ganti rugi,
perawatan, rehabilitasi dlm kecelakaan kerja, menekankan perawat sebagai tenaga
kesehatan untuk melaksanakan tugas mengenai kesehatan pekerja dengan baik.
B.

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui dan memahami kesehatan pekerja (okupasi)
2.
Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat kerja.
3.
Mengetahui dan memahami manajerial kesehatan kerja

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Kesehatan Kerja
1. Pengertian
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan /kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja /masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggitingginya, baik fisik, mental maupun
sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit /
gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum
Higene perusahaan / lingk. kerja adalah spesialisasi dlm ilmu higene
beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor
penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui pengukuran yang hasinya dipergunakan unt dasar tindakan
korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja
dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja
serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya
Keselamatan kerja adalah keselamatan yg bertalian dg mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
2. Landasan Hukum Kesehatan kerja.
a.
b.
c.
d.
e.

U.U No.14 tahun.1969 tentang ketentuan Pokok Tenaga Kerja.


U.U No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
U.U No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
U.U No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Beberapa keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dengan
Departemen lain yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja.
f. P.P No.32 tahun. 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
g. Permenkes RI No 986/ 1992 dan Keputusan Dirjen P2M-PL No.
HK.00.06.44 dan No.00.06.6.598 mengenai beberapa Aspek Persyaratan
Lingkungan Rumah Sakit.

h.

SK Menkes No.43 Tahun 1988 tentang cara pembuatan obat yang baik

(CPOB).
i. Konvensi No. 155/1981, ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk
merumuskan melaksanankan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya
di bidang kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungannya.
3. Gangguan Kesehatan Dan Daya Kerja
Beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan dan daya kerja :
a. Beban kerja :
1) Fisik
2) Mental
3) Sosial
b. Beban tambahan akibat lingk.kerja :
1) gol. fisik -gol. Fisiologis
2) gol. kimia -gol. Psikologis
3) gol. Biologis
c. kapasitas kerja :
1) ketrampilan
2) jenis kelamin
3) keserasian/fittness usia
4) gizi
5) ukuran tubuh
d. faktor bahaya
1) Suara
2) Suhu
3) Cahaya
4) Radiasi ro / ra, infrared, ult. Violet
5) Tekanan tinggi
6) Getaran
7) Bahan kimia
8) Debu, uap, gas, larutan
9) biologics
10) fisiologis
11) mental-psikologis
12) tuli, ggn komunikasi
13) heat stroke, heat cramps,
14) hyperpyrexia
15) frostbite
16) gangguan penglihatan, silau, kecelakaan
17) kelainan kulit, kelainan ssn darah
18) katarak pada lensa mata
19) conjunctivitis photoelectrica
20) caisson disease
21) kelelahan, ggn. gerak, penglihatan

22) pneumoconiosis, dermatosis


23) keracunan, dermatitis, metal fume
24) fever
25) hewan, tumb, parasit, kuman dll
26) konstruksi mesin, sikap, cara kerja
27) hubungan sosial tk, monoton
e. Faktor Fisik
faktor fisik adalah faktor didalam tempat kerja yg bersifat fisika
diantaranya adalah :
1) iklim kerja
2) kebisingan
3) pencahayaan
4) Getaran
5) gelombang mikro, dll
f. Faktor Kimia
1) Debu
2) uap menyebabkan
3) gas menyebabkan
4) larutan menyebabkan
5) awan, kabut menyebabkan
g. Ergonomi
Mempermasalahkan hal-ihkwal

: menyebabkan pneumoconiosis, silicosis


: metal fume fever, dermatitis, keracunan
: keracunan mis h2s, co dll
: dermatitis, keracunan dll
: keracunan
manusia kerja dg tujuan membina

keserasian antara kesanggupan tenaga kerja dg sarana kerjanya, tata kerja


dan lingkungannya shg diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja tinggi
dan akhirnya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.sikap
tubuh dlm kerja :
1) semua pekerjaan sebaiknya dalam sikap duduk / duduk-berdiri
bergantian
2) semua sikap tubuh yang tak alami hindari. bila tak mungkin
usahakan beban statik diperkecil
3) tempat duduk harus menjamin relaksasi otot-otot, tidak ada penekanan
pada paha shg terjaga sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha.
h. Gizi Kerja
gizi kerja adalah nutrisi (zat makanan) yg diperlukan pekerja unt
memenuhi kebutuhan sesuai dg jenis pekerjaan, sehingga kesehatan dan
daya kerja menjadi setinggi-tingginya. gizi pd umumnya: mempelajari
bgmn memberikan makanan sebaik-baiknya shg kesehatan tubuh optimal
dipertimbangkan dlm menyusun menu :
1) pola makan
: kebiasaan makanan pokok

2) kepercayaan/agama : pantang makanan tertentu


3) keuangan
: ekonomis tetapi tetap bergizi
4) daya cerna
: makanan yg biasa dimakan masyarakat sekitar
5) praktis
: mudah diselenggarakan
6) volume
: cukup mengenyangkan
7) variatif
: jenis menu bervariasi
i. Faktor Internal Mempengaruhi Tenaga Kerja :
1) ekonomi
2) pengetahuan ttg. Gizi
3) prasangka buruk thd. bahan makanan
4) faddisme: kesukaan berlebihan thd. jenis makanan tertentu
5) Lingkungan kerja :
6) tekanan panas: air 1,9 - 2,8 l, garam 0,1- 0,2 %
7) pengaruh kronis bahan kimia: vit c mengurangi pengaruh racun
8) logam berat, larutan organik, fenol, sianida dll
9) parasit & mikro organism
10) psikologis
11) kesejahteraan tinggi, tanpa perhatian gizi & olah raga
B.

Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja


1. Gol. Fisik
a. Suara
: tuli
b. Radiasi
:
1) Rontgen
: penyakit darah. Kelainan kulit
2) infra merah
: katarak
3) ultraviolet
: konjungtivitis fotoelektrik
c. suhu:
1) panas
: heat stroke, heat cramps
2) dingin
: frostbite
d. tekanan udara
: tinggi (caisson disease)
e. cahaya
: silau, asthenopia, myopia
2. Golongan kimia
a. Debu
: silikosis, pneumoconosis, asbestosis
b. Uap
: metal fume fever, dermatitis
c. Gas
: H2S, CO
d. Larutan
: dermatitis
e. awan/kabut : insektisida, racun jamur
3. Golongan biologis
a. Anthrax
b. brucella (kulit), dll
4. Golongan fisiologis (ergonomi)
a. konstruksi mesin / tata letak / tata ruang
b. sikap badan, dll
5. Golongan mental psikologis
a. Monotoni

b. hubungan kerja (stress psikis), organisasi, dll


C.

Manajerial Keperawatan Okupasi


Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas
kerja yang optimal.Kesehatan kerja adalah semua upaya untuk menyerasikan
kapasitas kerja, beban kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat yang ada di sekelilingnya
(Depekes, 1995; 2) Hygiene Perusahaan dan Kesehatan kerja (Hyperkes) adalah
bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat
pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi
konsumen dari hasil produksi perusahaan tersebut sehingga dapat terhindar dari
penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan pekerjaan dan
lingkungan pekerjaan, dan dapat meningkatkan derajat kesehatan. Langkahlangkah Manajerial Keperawatan Kerja Dalam pelaksanaan kesehatan kerja
memerlukan langkah- langkah manajerial untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan pekerja. Langkah-langkah Usaha Kesehatan Kerja (UKK) merupakan
langkah utama dalam manajemen keperawatan okupasi. UKK yang dapat
dilakukan di perusahaan adalah :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
2.
3.
4.
5.
6.

akibat kerja
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja
Pemberantasan kelelahan tenaga kerja
Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja
Perlindungan masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya-bahaya pencemaran

yang berasal dari perusahaan


7. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk industri
8. Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan seperti
kebersihan, pembuangan limbah, sumber air bersih dan sebagainya

Ruang lingkup kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara


pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun psikis
dalam hal cara/metoda kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan yang setinggi-tingginya baik secara fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja

didalam

pekerjaannya

dari

kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan


kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaannya yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
Kapasitas Kerja, Beban kerja dan Lingkungan Kerja Kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam
kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga komponen
tersebut akan menghasilkan kesehatan kerja yang baik dan optimal. Kapasitas
kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta
kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seseorang pekerja dapat melakukan
pekerjaannya secara baik. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental.
Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah
dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat
kerja. Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising, debu, zat kimia, dll)
dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban tambahan tersebut
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau
penyakit akibatnya. Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh
faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status
kesehatan kerja dari masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahayabahaya kesehatan ditempat kerja dan kingkungan kerja tetapi juga faktor-faktor
pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor-faktor lainnya.

Lingkungan Kerja dan Penyakit Yang Ditimbulkannya Penyakit akibat


kerja dan atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan
oleh pemaparan terhadap lingkungan kerja. Dewasa ini terhadap kesenjangan
antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan berperan
dan usaha-usaha untuk mencegahnya. Juga masih terdapat pendapat yang sesat
bahwa dengan mendiagnosis secara benar penyakit-penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja, sudah membuat
sutuasi terkendalikan. Walaupun merupakan langkah yang penting namun hal ini
bukan memecahkan masalah yang sebenarnya. Pendekatan tersebut tetap
membiarkan lingkungan kerja yang tidak sehat tetap tidak berubah, dengan
demikian potensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan yang tidak diinginkan
juga tidak berubah' Hanya dengan diagnosa" dan "pengobatan/ penyembuhan"
dari lingkungan kerja, yang dalam hal ini disetarakan berturut-turut dengan
"pengenalan/evaluasi" dan "pengendalian efektif" dari bahaya-bahaya kesehatan
yang ada dapat membuat lingkungan kerja yang sebelumnya tidak sehat menjadi
sehat. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya-bahaya
dilingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja
utamanya terhadap para pekerja, ditempuh 3 langkah utama yaitu :
1. Pengenalan lingkungan kerja
2. evaluasi lingkungan kerja dan
3. pengendalian lingkungan dari berbagai bahaya dan resiko kerja.
Pengenalan lingkungan kerja Pengenalan dari berbagai bahaya dan risiko
kesehatan dilingkungan kerja biasanya pada waktu survai pendahuluan dengan
cara melihat dan mengenal ("walk-through survey"), yang salah satu langkah
dasar yang pertama-tama harus dilakukan dalam upaya program kesehatan kerja.
Beberapa diantara bahaya dan resiko tersebut dapat denganmudah dikenali, seperti
masalah kebisingan disuatu tempat, bilamana sebuah percakapan sulit untuk
didengar, atau masalah panas disekitar tungku pembakaran atau peleburan yang
dengan segara dapat kita rasakan.
Beberapa hal lainnya yang tidak jelas atau sulit untuk dikenali seperti zatzat kimia yang berbentuk dari suatu rangkaian proses produksi tanpa adanya
tanda-tanda sebelumnya. Untuk dapat mengenal bahaya dan resiko lingkungan

kerja dengan baik dan tepat, sebelum dilakukan survai pendahuluan perlu
didapatkan segala informasi mengenai proses dan cara kerja yang digunakan,
bahan baku dan bahan tambahan lainnya, hasil antara hasil akhir hasil sampingan
serta limbah yang dihasilkan.
Kemungkinan terbentuknya zat-zat kimia yang berbahaya secara tak
terduga perlu pula dipertimbangkan. Hal-hal lain yang harus diperhatikan pula
yaitu efek-efek terhadap kesehatan dari semua bahaya-bahaya dilingkungan kerja
termasuk pula jumlah pekerja yang potensial terpapar, sehingga langkah yang
ditempuh, evaluasi serta pengendaliannya dapat dilakukan sesuai dengan prioritas
kenyataan yang ada.
Evaluasi Lingkungan kerja menguatkan dugaan adanya zat/bahan yang
berbahaya dilingkungan kerja, menetapkan karakteristik-karakteristiknya serta
memberikan gambaran cakupan besar dan luasnya pemajanan. Tingkat pemajanan
dari zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja yang terkendali selama survai
pendahuluan harus ditentukan secara kualitatif dan atau kuantitatif, melalui
berbagai teknik misalnya pengukuran kebisingan, penentuan indeks tekanan
panas, pengumpulan dan analisis dari sampel udara untuk zat-zat kimia dan
partikelpartikel (termasuk ukuran partikel) dan lain-lain. Hanya setelah didapatkan
gambaran yang lengkap dan menyeluruh dari proses pemajanan kemudian dapat
dibandingkan dengan standar kesehatan kerja yang berlaku, maka penilaian dari
bahaya atau risiko yang sebenarnya terdapat dilingkungan kerja yang telah
tercapai.
Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi atau
menghilangkan pemajanan terhadap zat atau bahan yang berbahaya dilingkungan
kerja. kedua tahapan sebelumnya pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin
sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hal ini hanya dapat dicapai dengan
teknologi pengendalian yang adekuat untuk mencegah efek kesehatan yang
merugikan dikalangan para pekerja. Walaupun setiap kasus mempunyai keunikan
masing-masing, terdapat prinsip-prinsip dasar teknologi pengendalian yang dapat
diterapkan, baik secara sendiri maupun dalam bentuk kombinasi, terhadap
sejumlah besar situasi tempat kerja untuk memulainya ada beberapa pertanyaan
yang perlu dikemukakan, dan jawabanya diharapkan dapat memberi pedoman

terhadap jenis teknologi pengendalian yang paling tepat dan mungkin untuk
dilaksanakan.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan agar diperoleh produktifitas
kerja yangoptimal. Kesehatan kerja adalah semua upaya untuk menyerasikan
kapasitas kerja, beban kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat yang ada di sekelilingnya
(Depekes, 995; 2). Langkah-langkah Manajerial Keperawatan Kerja, diantaranya:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
2.
3.
4.
5.
6.

akibat kerja
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja
Pemberantasan kelelahan tenaga kerja
Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja
Perlindungan masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya-bahaya pencemaran

yang berasal dari perusahaan


7. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk industri
8. Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan seperti
kebersihan, pembuangan limbah, sumber air bersih dan sebagainya.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap
orang dan merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu,
siapapun, kelompok manapun, dimanapun, harus senantiasa memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Murwani Anita, Skep. 2003. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta.
Fitramaya.

11

Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.
Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-dan-tugas perawat.html
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-dan-fungsi-perawatkomunitas.html

12

KESEHATAN KERJA
DAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Kesehatan Kerja dan Keperawatan Kesehatan Kerja yang akan sangat
berguna terutama untuk mahasiswa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

13

makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun
dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Maret 2014


Penulis

14

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Kerja..........................................................................................2
B. Langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja.................................................6
C. Manajerial Keperawatan Okupasi ..............................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii

15

You might also like