Professional Documents
Culture Documents
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Untuk Mengaplikasikan rasio rasio di atas, akan di sajikan laporan neraca dan
laporan laba rugi PT Bank Depati Amir
B. Rasio Liquiditas
Rasio Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Denga kata lain, dapat
membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat
mencukupi permintaan kredit yang diajukan.Semakin besar rasio ini semakin likuid.
Untuk melakukan pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio yang
masing masing memiliki maksud dan tujuan.
1. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya terhadap para deposan ( pemilik simpanan giro, tabungan, dan
deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus
untuk mencari Quick Rasio sebagai berikut :
Cash Assets
Quick Ratio = Total Deposit 100%
Untuk mencari besarnya Quick Ratio dapat kita gunakan contoh neraca di atas
sebagai berikut:
a. Cash Assets:
- Kas
- Giro pada Bank Indonesia
- Giro pada bank lain
- Aktiva likuid dalam valuta asing
Jumlah cash assets
b. Deposito:
- Giro
- Tabungan
- Deposito Berjangka
Jumlah Deposit
Rp 45.600.000,00
Rp 320.400.000,00
Rp 110.000.000,00
Rp 330.000.000,00
Rp 806.000.000,00
Rp 835.000.000,00
Rp 150.250.000,00
Rp 340.500.000,00
Rp1.326.250.000,00
806.000 .000
Quick Ratio = 1.326 .250 .000 100% = 60,77%
Rp 80.000.000,00
Rp150.000.000,00
Rp230.000.000,00
Rp 230.000 .000,00
Rp 1.326 .250.000,00
100% = 17,34%
3. Banking Ratio
Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang
dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah
tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai
kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari Banking Ratio sebagai berikut:
Total Loans
Banking Ratio = Total Deposit 100%
Untuk mencari besarnya Banking Ratio dapat kita gunakan contoh neraca di
atas sebagai berikut:
a. Loans
- Pinjaman yang diberikan dalam Rp
Rp1.250.000.000,00
- Pinjaman dalam valuta asing
Rp 540.000.000,00
Jumlah Loans
Rp1.790.000.000,00
b. Total deposit
Rp1.326.250.000,00
Rp 1.790 .000.000,00
Banking Ratio = Rp 1.326 .250.000,00 100%= 135%
4. Assets to Loan Ratio
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio,
menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank.
Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio sebagai berikut:
Total Loans
Total Assets
100%
Untuk mencari besarnya Assets to Loan Ratio dapat kita gunakan contoh
neraca di atas sebagai berikut:
Untuk mencari besarnya Assets to Loan Ratio dapat kita gunakan contoh
neraca di atas sebagai berikut:
a. Total Loans
: Rp1.790.000.000,00
b. Total Assets
: Rp3.340.000.000,00
Assets to Loans ratio =
Rp 1.790 .000.000,00
Rp 3.340 .000.000,00
100% = 54%
Rp 806.000.000,00
Rp 1.601.750 .000,00
100% = 50,3 %
Rp1.790.000.000,00
Rp 1.326.250.000,00
Rp
750.000,00
Rp
65.000.000,00
Rp
14.000.000,00
Rp
95.000.000,00
Rp
21.500.000,00
Rp
72.000.000,00
Rp 268.250.000,00
1.790 .000.000,00
1.326 .250 .000,00+268.250 .000,00 = 112 %
Pengukuran Risiko-risiko
1. Investment Risk Ratio
Investment Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko yang terjadi
dalam investasi surat-surat berharga , yaitu dengan membandingkan harga pasar
surat berharga dengan harga nominalya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
besar kemampuan bank dalam menyediakan alat-alat liqud.
Untuk mengetahui rasio ini, harus diketahui terlebih dahulu harga pasar dari
securities yang dibeli serta harga nominalnya.
Rumus untuk mencari Investment Risk Ratio sebagai berikut :
Market value of securities
InvestmenT Risk Ratio = Statement value of securities 100 %
2. Liquidity Risk
Liquidity Risk merupakan rasio untuk mengukur risiko yang akan dihadapi
bank apabila gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para deposannya dengan
harga likuid yang dimilikinya.
Rumus untuk mencari Liquidity Risk sebagai berikut:
Liquid AssetsShort term borrowing
Liquidity Risk =
Total Deposit
100 %
Untuk mencari besarnya Liquidity Risk dapat kita gunakan contoh sebagai
berikut :
a. Liquid Assets/Cash assets
Rp 806.000.000,00
b. Short term borrowing
- Giro
Rp 835.000.000,00
- Kewajiban segera yang harus dibayar
dalam rupiah
Rp 40.750.000,00
- Kewajiban segera yang harus dibayar dalam
Valuta Asing
Rp 725.500.000,00
Jumlah Short-term borrowing
Rp1.601.750.000,00
c. Total deposit
Rp1.326.250.000,00
806.000.000,001.601.750 .000,00
Liquidity Risk =
= 182,6 %
1.326 .250.000,00
3. Credit Risk Ratio
Cresit Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko terhadap kredit yang
disalurkan dengan membansingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang
disalurkan.
Rumus untuk mencari Credit Risk Ratio sebagai berikut :
Bad debts
Credit Risk Ratio = Total Loans 100 %
Atau Capital Risk
Capital Risk Ratio =
Equity Capital
Risk Assets
100 %
Untuk perhitungan ratio ini diperlukan data tentang jumlah Bad Debts.
4. Deposit Risk Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kegagalan bank membayar
kembali deposannya.
Rumus untuk mencari Deposit Risk Ratio sebagai berikut :
Equity Capital
Deposit Risk Ratio = Total Deposit 100 %
Untuk mencari besarnya Deposit Risk Ratio dapat kita gunakan contoh beraca
di atas sebagai berikut :
a. Equity Capital
b. Total Deposit
Deposit risk ratio =
268.250 .000
1.326 .250 .000,00
Rp 268.250.000,00
Rp1.326.250.000,00
100 % = 20,2 %