You are on page 1of 20

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Disusun Oleh:
1. Aji Saputra

(120210102069)

2. Handoko

(120210102089)

3. Nur Karim

(120210102092)

4. M. Najib Sholakhudin

(120210102087)

5. Roby Hidayatur R

(120210102043)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas beberapa jenis persamaan
differensial parsial bagi sejumlah proses fisika tertentu, metode pemecahan, dan
penafsiran fisika pernyataan fungsi pemecahannya. Pemecahannya akan lebih
dititik beratkan fungsi pemecahan khususnya, yang memenuhi sejumlah syarat
batas (bagi ruang) dan syarat awal (bagi waktu) yang diberikan dengan
menerapkan metode pemecahan pemisahan varibel pada beberapa koordinat
diantaranya koordinat kartesis, koordinat silinder dan koordinat bola.
Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam
penggambaran keadaan fisis, dimana besaran-besaran yang terlibat didalamnya
berubah terhadap ruang dan waktu. Secara umum, proses fisika yang bergantung
pada dua atau lebih variabel bebas terumuskan dalam pernyataan persamaan
diferensial parsial, disingkat PDP. Sebagai contoh, bila kita meninjau gelombang
tali, besaran simpangan tali y dan rentangan setimbangnya, selain bergantung
pada waktu t juga pada tempat peninjauannya, yakni kedudukan x bagian tali
tertentu. Penerapan hukum kedua Newton memberikan persamaan diferensial
parsial bagi simpangan y dalam variabel bebas x dan t.
1.1

Metode Sparasi Variabel untuk Penyelesaian PDP Secara Umum


Penyelesaian PDP dengan metode pemisahan variabel dapat dituliskan

dalam bentuk :
U=X.Y
dengan, X = X(x) ; Y = Y(y)
sehingga :
U(x,y) = X(x) Y(y)
di mana X(x) dan Y(y) masing-masing adalah fungsi x dan y, yang kita
akan coba tentukan. Karena alasan ini metode tersebut sering kali disebut metode
pemisahan variabel.

Contoh Soal
1.

Selesaikan PD Parsial

Dimana,
Penyelesaian

Sehingga PDP menjadi : X(x) Y(y) = 4 X(x) Y(y)


Atau,

Sehingga,

Karena,

Dari identitas diperoleh :


C = 8 , k/4 = -3 k = -12
Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :

Latihan Soal
1.

Selesaikan PD Parsial

Dimana,
Penyelesaian

Sehingga PDP menjadi : X(x) T(t) + X(x) T(t) = X(x) T(t)


Atau,

Sehingga,

Karena,

Dari identitas diperoleh :


C = 4 , k - 1 = -3 k = -2
Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :

1.2

Pemecahan PDP dengan Metode Sparasi Variabel Koordinat Kartesis,


Koordinat Bola dan Koordinat Silinder

1.2.1 Penyelesaian persamaan Laplace dalam berbagai koordinat

1. Persamaan Laplace di dalam koordinat kartesian


Dapat dituliskan:

Dapat dituliskan penyelesaiannya dengan sparasi variabel :

Dapat dituliskan persamaan lain dalam bentuk diferensial:

Apabila penyelesaian komponen X, Y, dan Z dapat dituliskan:

E mn

m 0 n 0

Am emx Bm e mx

m0

m 0

C n eny n 0 Dn e ny

n 0

cos m 2 n 2 2
1

F mn

m 0 n 0

sin m 2 n 2 2
1

Dengan penyelesaiannya selengkapnya dengan penurunan matematis dapat


dituliskan:
2. Persamaan Laplace di dalam koordinat silinder
Persamaan Laplace dalam koordinat silinder:

Dapat dituliskan penyelesaiannya:

Dibagi pada R, Z, persamaan Laplace di dalam koordinat silindris:

Menghasilkan variabel terpisah membentuk:

Karena antara satu suku dengan yang lain tidak bergantung satu sama lain:

Dapt dituliskan identik dengan persamaan diferensial:

Dengan mensubstitusikan n = x maka dapat dikenal sebagai Persaman Bessel:

Dengan metode Frobenius, dengan mencoba penyelesaian:

Dengan menentukan persamaan indisial:

Untuk k = m menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien:

Dapat diperoleh penyelesaian:

Dengan:

Dari persamaan 28 dikenal sebagai fungsi Bessel orde ke-m, apabila k = -m , kita
dapat menuliskan J-m x dapat dituliskan persamaan lengkapnya:

Dengan demikian dapat diperoleh penyelesaian adalah sebuah deret:

3. Persamaan Laplace di dalam koordinat bola


Persamaan Laplace dalam bentuk bola adalah:

Dapat dituliskan penyelesaiannya:

Dibagi pada

persamaan Laplace di dalam koordinat bola:

Yang harus berarti suku pertama ruas kiri sama dengan suatu tetapan K misalnya,
dan sisa suku lainnya adalah K, suku pertama kita selesaikan dengan menulis :

r2

=0

Yang menghasilkan persaman euler :


r = ez
Menghasilkan penyelesaian :
R = Arn + Br-n-1

untuk

R = A ln r + B r-

untuk

n=-

Dimana n = m1 yang akar persamaan karakteristik memenuhi :


K = n (n+1)
Adanya penyelesaian untuk S
Menghasilkan persamaan dengan variabel terpisah :
= m2

Dengan penyelesaian persamaan berikut :


= A cos m + A sin m
serta :
sin2

+ cot

n (n + 1) = m2

Dengan mensubtitusikan :
u = cos
Didapatkan :

= - sin

serta

= sin2

- cos

Melalui perhitungan menghasilkan Persamaan Differensial Lagendre secara


umum :

1 u dd 2u dd n n 1 1 mu
2

Untuk m = 0 dinamakan persamaan diferensial Lagendre orde ke n, dengan


menerapkan metode Frobensius, kita dapat mencoba penyelesaian :
= a u+k
Dengan menentukan persamaan indisial :
k(k 1) = 0
Untuk k = 0 menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien a :
a = -

a-2

Dapat diperoleh penyelesaian :


= a0 1

a1 cos -

cos2 +

cos4 + .

cos3 + .

= 0 + 1
dengan menguji setiap komponen n baik pada 0 dan 1 :

0 untuk n yang bernilai genap


1 untuk n yang bernilai ganjil
Dari ketentuan yang diperoleh dari persamaan didapatkan :
0 = a0 1-

= 1 yang berarti a0 =

Sehingga :
P4 cos

= -

cos2 +

cos4

Dengan demikian untuk m = 0 penyelesaian persamaan Laplace di dalam


koordinat bola adalah :
(r,,) = Anenz + Bne-nz Pn cos
Contoh Soal :
1.

Pecahkan persoalan nilai batas dari persamaan laplace


2u 2u

0
x 2 y 2

dengan metode pemisahan variabel dengan syarat batas berikut :


u ( x,0) f1 ( x ) 0,
u (0, y ) g1 ( y ) 0,

u(x,b) f 2(x), 0 x a
u(a,b) g 2(y) 0, 0 y b

Penyelesaian :
Substitusi solusi sparasi variabel u(x,y) = X(x) Y(y) dalam Persamaan
2u 2u

0
x 2 y 2

sehingga menghasilkan persamaan :

X + kX = 0, Y kY = 0

Gunakan syarat batas, maka diperoleh :


u(x,0) = X(x)Y (0) = 0 Y (0) = 0
u(0,y) = X(0)Y (y) = 0 X(0) = 0

pers (1)

u(a,y) = X(a)Y (0) = 0 X(a) = 0


Persamaan 1 memiliki 3 macam solusi yang bergantung pada nilai k. Untuk k=0
diperoleh X= 0, solusinya : X ( x) A1 x A2
Substitusi syarat batas u(x,0) , sehingga memberikan solusi, untuk k < 0, misal k =
2
-2, suku pertama persamaan 1 menjadi : X ' ' X 0

Yang mempunyai solusi

X ( x) B1e x B2

(pers 2)

Substitusi syarat batas untuk u(0,y) dan u(a,y), diperoleh :


X (0) B1e 0 B2 e 0 0
B1 B2 0 B1 B2
X (a ) B1e a B2 e a 0
B2 e a B2 e a 0
B2 e a e a 0

untuk, k = 2 > 0, diperoleh solusi : c1 cos x c2 sin x


Dengan substitusi syarat-syarat batas pada X, membuat c1 = 0,
n

n
x,
a

n 1,2, . . .

dan jadi
Xn(x) sin

n
x,
a

n 1,2, . . .

(pers 3)

Kembali lagi ke Y dengan k n , kita mendapat :


2

Y An cosh n y Bn sinh n y

Dengan menyelesaikan Y(0) = 0, diperoleh An = 0, dan jadi


Yn Bn sinh n y

(pers. 4)

n
n
Dari persamaan 3 dan 4, kita memperoleh solusi : Bn sin a x sinh a y
Dengan prinsip superposisi solusi, kita memperoleh bentuk umum solusi :

u ( x, y ) Bn sin
n 1

n
n
x sinh
y
a
a

Akhirnya syarat batas u(x,b) = f2(x) mengakibatkan bahwa


nb
n
sin
x
a
a

f 2 ( x) Bn sinh
n 1

m'
x
a

Kalikan persamaan diatas dengan

kemudian integrasikan atas interval

0 < x < 0, kita punya :


a

Bn

f
nb

a sinh

( x) sin

n
xdx,
a

n 1,2, . . .

1.2.2 Penyelesaian Persamaan Gelombang dalam Berbagai Koordinat :


1. Persamaan Gelombang 2 Dimensi dalam system koordinat Cartesian

Secara umum persamaan gelombang dituliskan :

= v22

a
Dengan proses
faktorisasi
sparasi
variabel :
2
n
Bn
f
(
x
)
sin
xdx
,
n 1,2, . . .
2
nb 0
a
a sinh
x,y,z. ta= X (x) Y (y) Z (z) T (t)

Persamaan gelombang dua dimensi di dalam system koordinat cartesian :

t
2

v2

Dengan membaginya persamaan 61 dengan variabel X


persamaan :

1
T

T v
t

1
X

X 1 Y

x Y y
2

T diperoleh

Dengan menuliskan ruas kiri sama dengan W2 serta suku pertama dan kedua ruas
kanan sama dengan v2p2 dan v2q2 :
2

d T w
dt
v d X v p
T dt
v d Y v q
T dt

1
T

2 2

Memiliki penyelesaian secara umum :


T = A cos wt + B sin wt
X = C cos px + D sin px
Y = E cos qy + F sin qt
Dengan tetapan-tetapan A, B, C, D, E, F,

yang ditentukan oleh syarat

batasnya. Misalnya gelombang itu ialah gelombang di permukaan bidang segi


empat yang beretepikan x = 0, y = 0, x = a dan y = b
Dalam hal ini syarat batasnya adalah f (x,y,t) = 0 di tepi-tepi tersebut. Syarat
batas demikian akan memberikan hubungan :
C=0
D sin pa = 0 yang berarti pa = m dengan m = 0,1,2, 3, . . . .
E=0
F sin qb = 0 yang berarti qb = n dengan n = 0,1,2, 3, . . . .
Sehingga penyelesaiannya dapat dituliskan :
m
n

f ( x, y , t ) Gmn cosWmnt H mn sin Wmnt sin


x sin

a
b

dengan
m 2 n 2 n 2 2

a2
b2
adapun koefisien G mn dan H mn ditentukan oleh syarat batas yang
2

2
Wmn v

bersangkutan dengan waktu t

Seandainya pada saat t = 0, f (x,y,0) = f 0 dan df/dt = f (x,y,0) = u 0 maka Gmn dan
Hmn dapat diperoleh dari persamaan :
m
x sin
a
m
uo Wmn sin
x sin
a
f o Gmn sin

n
y
b
n
y
b

Yang dengan menerapkan rumus Euler-Fourier didapat :


Gmn

4
m
n
f 0 sin
x sin
y dx dy

ab 0 0
a
b

H mn

4
abWmn

a b

a b

sin

0 0

m
n
x sin
y dx dy
a
b

2. Persamaan Gelombang dalam system koordinat sferis (bola)

Merupakan gelombang yang memancar dari suatu titik sumber


gelombang di dalam medium yang isotroop, sehingga medannya berbentuk
permukaan bola, berarti amplitudonya adalah simetri bola (hanya tergantung pada
jari dari titik pusat/sumber), sehingga dipakai koordinat sferis untuk
menyelesaikan persamaan differensialnya.
Secara umum persamaan gelombang dituliskan :

= v2

r2

Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :


( r, t ) = R (r) T (t)
Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :
W2 = v2k2
Persamaan differensialnya akan terpecahkan seperti :
(r , t )

1
A cos kr B sin kr C cos wt D sin wt
r

Contoh Soal :

1. Sebuah membran bujur sangkar dengan a = b =1 dan c = 1/ ditempatkan pada


bidang xy. Membran tersebut direntangkan dengan fungsi f (x,y) = x(x -1)y(y
-1), 0 < x < 1, 0 < y < 1. tentukan posisi setiap titik pada membran untuk t > 0
Penyelesaian :
Kita mempunyai g(x,y) = 0, dan sehingga Bm,n = 0. untuk m,n = 1,2,3, . . . , kita
punya :
1 1

Bm, n 4 x x 1 y y 1 sin mx sin ny dx dy


0 0
1

4 y y 1 sin nx dy x x 1 sin mx dx

Jika salah satunya m atau n genap, Bmn = 0


Jika keduanya m dan n adalah ganjil,

Bm , n

64
m3n3
6

Jadi solusinya adalah

64
2 2
u(x, y, t) 6 3 3 sin mx sin ny cos m n t
l 0 k 0 m n

64

sin 2k 1x sin 2l 1y

3
6
3

2k 1 (2l 1)

l 0 k 0
cos 2k 1 2 2l 1 2 t

Latihan Soal :
1.

Sebuah membran bujur sangkar dengan a = 4 cm dan b = 2 cm dan c 2 = 12,5


dyne/cm ditempatkan pada bidang xy. Membran tersebut direntangkan
dengan fungsi f (x,y) = 0,1(4x-x2)(2y-y2). Tentukan posisi setiap titik pada
membran untuk t > 0

Gelombang Permukaan Bidang Segi empat


Penyelesaian :
4
mx
ny

0,1( 4 x x 2 )(2 y y 2 ) sin


sin
dxdy

( 4)(2) 0 0
4
2
2 4

Bmn

1
mx
ny
( 4 x x 2 ) sin
dx ( 2 y y 2 ) sin
dy

20 0
4
2
0
4

409,6
, m dan n gasal
6 m3n3

dengan demikian
409,6

u(x,y,t)

m3n3 cos
m 1 n 1

mx
ny
sin
sin
4
2
dengan m dan n gasal


m 2 4n 2 t

1.1.3 Penyelesaian Persamaan Difusi dalam Berbagai Koordinat :


Persamaan difusi sangatlah banyak dalam kehidupan masyarakat yaitu difusi debu
dan gas difusi panas (konduksi panas).
1. Persamaan Difusi dalam system koordinat Cartesian :
Di dalam sistem koordinat kartesian, persamaan difusi dapat dituliskan

x y z
2

D
t

Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan
penyelesaian :
(x, y, z, t) = e-at X(x) Y(y) Z(z)
Dengan mensubtitusikan persamaan 1 kepersamaan 2 :

X 1Y1 Z
Y y Z z

x
Yang menghasilkan penyelesaian yang berbentuk :
a 1

D X

X Am cos mx Bm sin mx

Y Cn cos ny Dn sin ny
Z Ek cos kz Fk sin kz

Dengan :

Sehingga penyelesaian lengkapnya :

x, y, z , t e Dm t Am cos mx Bm sin mx
m 1 n 1 k 1

2. Persamaan Difusi dalam Sistem Koordinat Silindris :

Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan

nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan

penyelesaian :

Dengan mensubtitusikan persamaan 82 ke 81 :

Dengan menuliskan :

Yang menghasilkan penyelesaian berbentuk :

Didapatkan persamaan :
2 2 R R a
1 2
2
2

R 2 R D
2

Yang berarti masing-masing ruas harus sama dengan tetapan m2 misalnya ruas kiri
sesudah

disamakan

dengan

m2

merupakan

persamaan

Bessel

yang

penyelesaiannya diberikan oleh fungsi Bessel Jm x dengan :


a

x
n2
D

1
2

Begitu pula untuk ruas kanan sama dengan m 2 akan menghasilkan penyelesaian
yang berupa fungsi harmonic.
Sehingga penyelesaian lengkapnya :

, z , , t e at Amn J m x Bmn J m x Cm cos m Dm sin m

E e
n

nz

Fn e nz

Contoh Soal :
1. Tentukan distribusi suhu u(x,t) pada logam yang lebarnya l dimana logam
mula-mula mempunyai distribusi suhu mantap yaitu 0 dan 100 pada x = l.
jika pada keadaan tak mantap,
bersuhu 0
Penyelesaian :
Syarat batas untuk keadaan mantap :

t C, kedua ujung logam dipertahankan

U0(0,0) = 0 dan U0 = (l,0)= 100


Karena keadaan awal adalah keadaan mantap maka
U0 = (x,0) memenuhi pers. laplace

d 2 u 0 ( x ,0 )
0
dx 2

Penyelesaian PD sebelumnya adalah U0 = ax + b


Dengan menerapkan syarat batas, diperoleh b = 0 dan a = 100/l. jadi penyelesaian
keadaan mantap :

u 0 ( x,0)

100
x
l

d 2F 2
F k F 0 atau 2 k F 0
dx
sin kx
dimana : F ( x)
cos kx
22
2

e-k t sin kx

dan, u
ue

-k 22t

e cos kx

( n / l ) 2 t

sin

nx
l

nx
l
n 1
selanjutnya, pada t 0, kita menginginkan u u 0

u bn e ( n / l ) t sin
2

nx
100
u0
x
l
l
n 1
ungkapan diatas merupakan deret fourier sinus dari f(x) 100 x/l
sehingga koefisien b n :

u bn sin

2
nx
2 100
nx
200 (1) n 1
f
(
x
)
sin
dx

x
sin
dx

l 0
l
l 0 l
l

bn

jadi,
u(x,t)

200 (1) n 1 ( n / l ) 2 t
nx
e
sin

n 1 n
l

You might also like