Professional Documents
Culture Documents
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN
FORENSIK
Pendahuluan
Kedokteran
Forensik
Pengantar (lanjutan..)
Bagaimana ?
Di Masyarakat
kerap terjadi
peristiwa
pelanggaran
hukum
menyangkut
tubuh manusia
Memanfaatkan
ilmu secara
optimal & penuh
kejujuran.
Sejarah Forum
Pemeriksaan KF
thd
korban
hidup / mati / bag
tubuh manusia
Untuk Apa ?
Menemukan
kelainan
Bilamana timbul
Penyebab &
sebab cedera
Penyebab,
mekanisme, saat
& cara kematian
Identifikasi
6. Radiologi Forensik
7. Traumatologi Forensik
8. Psikiatri Forensik
Pemeriksaan dilakukan terhadap pelaku,
dimana
diduga pelaku melakukan kejahatan
karena adanya gangguan jiwa. Bagian ini
dilakukan oleh psikiater ataupun psikolog.
9. Laboratorium Forensik
DNA, dll
Pelbagai
pemeriksaan
laboratorium
penunjang
Lingkup pelayanan
Patologi Forensik
Pemeriksaan kedokteran forensik atas
korban mati, benda tubuh
Forensik Klinik
Pemeriksaan kedokteran forensik atas
korban hidup
Mediko-legal
Konsultasi masalah kedokteran hukum
Penunjang
Pengantar (lanutan..)
Pelanggaran hukum
Dokter Klinik
(Attending physician)
Ax, Px, Dx, Tx
Dokter /
RS
Ax
Px Forensik (klinik & / Patologi)
Px Penunjang
Cari bukti pidana (= KUHP/KUHAP)
V et R (sesuaikan Per UU KF)
Dokter Forensik
(Assessing physician)
MUSIBAH
Kriminal
PELAKU
KORBAN
HIDUP/
MATI
POLISI
RS : UGD/
IKF
PASIEN
LEGE ARTIS
KLINIS
REKAM
MEDIS
BB MEDIS
LEGE ARTIS
FORENSIK
VISUM et
REPERTUM
Px (PL/PLPD)
Penunjang :
Jadi Singkatnya :
1. ada surat permintaan penyidik
2. ada surat persetujuan
keluarga/korban/terdakwa untuk
pemeriksaan
3. Ada legalitas hukum pengiriman
BB/korban/terdakwa untuk pemeriksaan
Kerahasiaan :
Kerahasiaan hukum, medis oleh profesi
masing-masing
Tanpa/bebas rahasia dalam forum sidang
pengadilan khususnya para saksi/saksi
ahli dan penyidik
kerahasiaan medis dan hukum tetap
terjaga di luar forum pengadilan sebelum
dan sesudah perkara selesai
ada sanksi terhadap para personalia
pemegang rahasia
Informed Consent :
1. Prinsipnya merupakan hak korban/keluarga
korban untuk dilakukan pemeriksaan
berdasarkan informasi dari pihak penyidik
(Pasal 134 KUHAP)
2. Penyidik perlu koordinasi dengan tim medis
dan keluarga korban untuk ,menentukan
macam pemeriksaan (PL, otopsi, TKP,
penunjang, dll)
3. Penyidik memiliki Pasal 222 KUHP dalam
menentukan pemeriksaan jenazah (PL, otopsi)
VISUM et REPERTUM
Perundangan V et R
Menurut Peristiwa
V et R perlukaan
Vet R kejahatan seksual
V et R jenazah
V et R psikiatrik
V et R hidup
V et R mati
Menurut Sifat
SISTEMATIKA V et R
1. Pembukaan Pro Justitia
(pojok kiri atas)
2. Pendahuluan :
identitas (peminta, pemeriksa, korban),
TKP,
waktu & macam pemeriksaan
TAHAPAN PELAKSANAAN
VISUM
1.Penerimaan (ada permintaan
dari penyidik)
2.Diperiksa dengan lengkap
3.Penulisan Rekam medis secara
rinci (sketsa gb. luka)
4. Lab. Penunjang
5. Laporan V et R diketik
6. Penyerahan BB ke penyidik
Perbedaan :
V et R
Korban/penderita
Merupakan pasien
Pembuat
Dokter
Awal
kontrak
permintaan
pemeriksaan
Format laporan
Penyerahan laporan
Masa berlaku
Informed consent
Tidak diperlukan
Harus ada
Administrasi KF
Dasar administrasi
Operasional Administrasi
Wassalam