Termodinamika dan | topix
Kesetimbangan Energi 3
E, Syamsir, F. Kusnandar
dan P. Hariyadi
Tujuan Instruksional Khusus:
!
| Setelah menyelesaikan sub-topik 3.1 Ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan
}) pengertian dan konsep dasar termodinamika (termasuk gas, uap, peruahan
Pendahuluan
Aspek penting dalam pembahasan energi adalah hukum termodinamika.
Termodinamika adalah cabang jimu yang mempelajati perubahan energi dari
satu bentuk energi ke bentuk energi (ainnya. Untuk dapat memahamé teori ter
modinamika dengan lebih baik, ci antaranya diperlukan pemahaman tentang
prinsip, sifat dan hukum gas ideal dan non-ideal, dan pengertian tekanan gas,
Gas dan uap setara alam berkaitan dengan pangdin dan sistem pengolahen
pangan, Di antaranya adelah penggunaan wap air (Stearn) sebagai media pema-
nas, dimana dipertukan pengetahuan tentang sifat-sifat gas tersabut. Demikian
juga dalam proses evaporas! atau penguapan air deri bahan pangen akan terjadi
erubahan fase dati air menjadi uap, dimana sifat-sifat dari fase cair dan fase
vap akan berbeda. Demikian juga, gas yang terlarut dalam bahen pangan,
seperti oksigen dan uap ait mempengaruhl umur simpan produk. Prinsip-prinsip
sifat gas inf sangat penting diketahui dalam perhitungan-perhitungan termodina-
mika. Modul ini tidak membahas sifat gas dan uap secara khusus. Untuk lebih
memahami prinsip termodinamika ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari kem=
bali prinsip-prinsip gas dan uap dalam mata kuliah Kimia Dasar dan Fisike Dasar.
Pengertian Termodinamika
Termodinamika adalah cabang imu yang mempelajari hubungan antara
energi panas (heat) dengan bentuk enerai lainnya, seperti energi kinetik, energi
potensial, panas, energi kimia, energi nuklir, energj listrik, energi mekanik, dsb,
‘Fopikc 3. Termtodtnamika dan Kesetimbangan Ener) 1Termodinamika didasarkan pada dua hukum termodinamika, yaituhukum
termodinamika 1 dan II. Hukum Termodinamika 1 berkaitan dengan masalah
pertukaran enegi, sedangkan hukum termodinamika IT berkaltan dengan arah
dari pertukaran energi. Dalam Kegiatan Belajar I ini akan secara garis dibahas
tentang prinsip-prinsip hukum termodinamika, terutama yang berkaltan dengan
aplikasinya dalam proses pengolahan pangan.
Sistem Termodinamika
Pembahasan tentang termodinamika dibatasi pada suatu daerah tertentu
yang disebut dengan sistem. Sistem adalah bagian tertentu dari alam semesta
yang dibatasi oleh suatu bidang batas yang nyata maupun tidak nyata dari
daerah di juar sistem itu, Daerah di luar sistem tersebut dinamakan lingkungan.
Dalam sistem termodinamika, danat terjadi perpindahan massa zat dan perpin-
dahan energi dari dalam sistem ke lingkungannya atau sebaliknys. Energi meu-
Pun masa zat-zat dapat melewati bidang batas ini, baik dari lingkungan ke sistem
maupun dari sistem ke lingkungan (Gambar 1). Perpindahan energi dati sistem
ke lingkungan atau dari lingkungan ke dalam sistem adalah dalam bentuk panas
(heat) atau Kerja. Untuk memecehkan masalah termodinamtika secara sederhana,
sering dipergunakan sistem ideal. Sebagai contoh, sistem yang berupa gas did:
sarkan pada sifet-sifat gas yang ideal,
Lingkungan
‘Gambar 1. Perpindahan massa dan energi dalam sistem termodinamika
Berdasarkan pada kemungkinan perpindahan massa zat dan energi, sistem
termodinamika divedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem terbuka, sistem ter-
tutup dan sistem terisolasi, Suatu sistem dikatakan terbuka apabia memungkin-
kan terjadinya pertukaran baik massa zat maupun energi antara sistem dengan
Jingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup apabila tidak terfaci
pertukaran massa zat antara sistem dan lingkungannya, tetapi masih memung-
kinkan terjadinya perpindahan energi. Sistem terisolas) adalah apabila dalam sis-
tem tersebut tidak memungkinkan terjadi perpindahan massa zat dan energi
antara sistem dan lingkungannya,
Perpindahan energi dalam sistem termodinamika dapat bersifat steady
state atau unsteady state. Pada kondisi steady state, massa zat akan tetap dan
laju aliran panas yang masuk atau keluar dari sistem adalah konstan (tidak dipe-
ngaruhi oleh perubahan waktu). Sedangkan pada kondisi unsteady state, massa
zat dari sistem akan tetap, tetapi laju aliran panas dari sistem dipengaruhi oleh
perubahan waktu,
Sifat dati sistem dapat dinyatakan secara intensif (seperti tekanan, densitas
atau suhu) maupun secara ekstensif (volume, massa atau mol), Sifat intensif
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 2tidak tergantung pada jumlah bahan di dalam sistem, sedangkan sifat ekstensif
‘tergantung pada jumlah dari bahan di dalam sistem.
Energi Dalam Sistem Termodinamika
Energi yang terlibat dalam perpindahan energi dalam sistem termodinamika
adafah energi yang dimiliki sistem (E), energi panas (Q), kerja (W), dan entalpi
(H), Energi dapat dinyatakan dalam satuan Joule dalam Sistem Intemasional
atau BTU dalam sistem British. Dalam hal ini energi dalam merupakan energi
yang dimiliki oleh sistem, sehingga bersifat intrinsik, Sedangkan energi panas
dan kerja bukan merupakan sifat dari sistem. Hubungan antara panas, kerja dan
energi dalam sistern tertutup dapat dinyatakan dengan persamaan 1. Persamzan
ini merupakan prinsip dari hukum termmodinamika pertama. Hukum ini merupakan
bukum Konservasi energ) dan hukum kesetimbangan energi, dimana energi Yang
masuk dan keluar deri sistem harus dalam keadaan setimbang.
Q=se+w (y
Energi yang dimiliki sistem (AE)
Sistem mungkin mempunyai 3 jenis energi, yaitu energi kinetik (EK), energi
potensial (EP) dan energi dalam (L). Energi kinetik disebabkan oleh pergerakan
dari sistem, misainy@ energi untuk mengalirkan air di dalam pipa. Energi paten-
sial atau energi tersimpan dapat disebabkan oleh pasisi dari sistem (misainya air
disimpan di dalam tanki pada ketinggien tertentu). Energi dalam disebabkan oleh
pergerakan secara acak dari bahanpada koncisi tertentu, baik sebagai ekibat dari
Pemanasan, reaksi kimia, atau energi nuklir. Jumlah dari ketiga jenis energi ter-
sebut terakumulasi menjadi total energi dari sistem yang sering dinyatakan
dengan simbol E.
Karena energi dalam sistem bersifat intrinsik, maka total energi yang dimi-
tiki sistem tidak dapat ditentukan nilal mutfaknya. Namun perubahan total energi
dalam sistem dapat ditentukan, sehingga energi yang dimilki sistem sering
Ginyatakan dengan AE (Itiat persamean 1).
Energi panas (Q)
Energi panas (heat) merupakan energi peraiihan dari satu benda ke benda
Jain yang disebabkan oleh adenya perbedean suhu, Jumlah panas biasanya
dinyatakan sebagai hasil kali dari massa benda (m), panas jenis (C;) dan peru-
bahan suhu (AT ) (lihat persamaan 2). Energi panas dapat bertanda posit apa-
bila panas ditambahkan ke dalam sistem, atau bertanda negatif apabila panas
meninggalkan sistem.
Q= mCaT @)
Kerja (W)
Kerja (work) merupakan energi yang dihasiikan dari suatu gaya yang
bergerak pada suatu jarek tertentu, Kerja dinyatakan sebagai hasil dari gaya (F)
dan jarek (x) dimana gaya bergerak (Gambar 2). Kerja juga dapat dinyatakan
sebagai hasil kali dari tekanan (P) dan perubahan volume (AV) (persamaan 3).
‘Topik 3. Termedinamnika dan Kesetimnbangan Energi 3Kesja bernital positif apabila panas masuk ke dalam sistem dan kerja dllakukan di
sistem (kompresi), dan bernilai negatif apabila bahwa panas meninggalkan
sistem (ekspansi)
W =F (xxi) = PAY Q)
FE
Gambar 2. Kerja yang dihasilkan dari gaya pada jarak tertentu
Entalpi (AH)
Entalpi adalah perubahan energi yang berlangsung dalam sistem. Entalpi
merupakan jumiah dari energi dalam dengan kerja (persamaan 4). Seperti hainya
ehergi dalam, entalp! merupakan sifat intrinsik, sehingga hanya dapat oitentukan
perubahannya saja. aH bernilai positif berarti teriadi penyerapan energi (bersifat
endotermik), sedangken aH Deriei negatf bere teqact pelepasen panas
(bersifat eksotermik). *
AH = AE + PAV + VAP 4)
Proses dalam sistern dapat berlangsung pada tekanan tetap atau pada
volume telap, schingga perubahen entalpi dapat dinitung pada kedua kondisi
tersebut (persamazn 5 dan 6).
Pada kondisi volume tetap (SV = 0): aH = 4E + VAP 6)
Pada kondisi tekanan tetap (AP = 0); aH = AE + PAV 6)
Paras jenis dan panas laten
Panas jenis adalah jumiah panas yang menyertai perubahan 1 unit suhu per
satuan massa. Panas jenis sering ditulis dengan simbol C, yang dapat dinyatakan
dalam satuan Inggris (BTU/lb*F) atau sistent metrik (J/kgK). Panas jenis alr di
atas suhu bekunya adalah 1 BTU/Ib'F atau 4186,8 J/kgK. Panas jenis padatan
Topik 3, Terinodinamika dan Kesetinbangen Energi 4non-lemak adalah 0,2 BTU/lb°F atau 837,36 J/kgk, sedangkan untuk lemak
adalzh 0,4 BTU/lo°F. Untuk bahan pangan yang juga mengandung komponen
Jain (seperti protein, lomak, karbohidrat, dan mineral), maka panas jenisnya akan
dipengaruhi oleh fraksi Komponen penyusunnya. Dalam hal ini, panas jenis
Ginitung dari masing-masing fraksi Komponen penyusunnya (persamaan 7).
Tabel 1 memperiihatkan panas jenis beberapa bahan pangan yang memiliki
kadar air yang berbeda, Jumiah panas yang dipertukan untuk menaikkan/
menurunkan suhu bahan sering disebut dengan panas sensibel yang dapat
dinyatakan dengan persamaan 2.
Cp sus = EXCy) = XC + XaCon + KaCpa + XsCoa + XaCon a”
Perubahan fase dari benda akan terjadi pada suhu tetap, Untuk itu, yang
digunakan bukan panas jenis, tetapi panas laten, Panas laten adalah jumlah
penas yang menyertai perubahan fase suatu benda yang beriangsung pada suhu
tetap, Misalnya panas laten untuk perubahan fase dari cair menjadi uap atau dari
cir menjadi es. Panas laten dinyatakan dengan satuan J/kg atau BTU/Ib. Panas
Jaten untuk pelelehan sering dinyatakan dengan OH. dan panas untuk pengu-
apan inyatakan dengan AHvzp. Jumlah panas yang diperlukan untuk perubahan
fase (pelelehan atau penguapan) dinyatakzn dengan persamaan 8 dan 9.
Untuk peietehan: Q= mats (8)
Untuk penguapan: Q= MAH ves °)
Produk % H,0
Produk olahan susu
Butter 14
Cream, sour 5
Milky skin ot
Daging segar, ikan, unggas, telur
Codfish 80 | = 3520
‘Ayam 74 3310
Putih telur 87 3850
Kuning telur 48 2810
‘Buah segar, sayuren, jus
i 75 {3370
Jus apel 88 3850
Kacang-kacangan segar 90 3935
Kubis a 3890
Wortef 88 3890
Ketimun 97 4103
Mangca 93 2770
Jus jeruk 37 3890
Bayar 87 3800
‘Strawberi Br 3605
Produk lain
| Roti a 3720
Tepune 13 1800
‘Topik 3, Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 5ntoh 1:
Hitunglah panas jenis susu yang mengandung 2% lemak (Cy=1,675 Kf
kgC), 89,2% air (Com=4,187 K3/kg°C), 2,3% protein (Coo=1,549 KO/kg°C), 4,8%
karbohidrat (Cj4=1,424 1/kq°C) dan 0,7% abu (C;.=0,837 ki/kg°C).
Jawal
Dengan menggunakan persamaan (7), maka panas jenis susu dapat
dihitung sebagai berikut:
Cp SUSU = EOKCp) = XimnCpm + XiCu + XpCop + XeCan * XsCpa
G susu = (0,892)(4,187) + (0,02)(1,575) + (0,033X 1,549) + (0,048)(1,424) +
(0,007)(0,837) ’
CG, susu = 3,894 pkg®C
Perubahan Fase Air Murni
Zat atau benda dapat berubah fase dar) satu bentuk ke bentuk lainnya.
Perubahan fase ini dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Contohnya air dapat
boerubah fase menjadi padat (es) atau uap. Perubahan fase zat dari padat ke cair,
dari cair ke wap, dan sebaliknya akan melibatkan energl. Perubahan fase ini akan
dipengaruni oleh kondisi tekanan dan suhu dimana perubahan fase berlangsung.
Hal ini dapat digambarkan secara sederhana dengan diagram perubahan fase air
(Gambar 3), Pada gambar tersebut diplotkan fase air pada suhu dan tekanan
yang berbeda, apakah berada pada fase padat (es), gas atau cair. Air yang
berada pada garis diagram fase berada pada fase transisi, dimana perubahan
fase terjadi (air dapat berada pada Kondidi campuran air-uap atau air-padat),
Sedangkan air yang berada di luar garis tersebut berada pada fase calr, gas atau
padat seluruhnya Perubahan fase ini akan melibatkan perubahan energi, dimana
energi diperlukan ataukah dilepaskan tergantung pada arah perubahan fese.
Pada kondist standar (760 mmiig), ais akan mendidih ‘pada suhu 100% dan
membeku pada 0°C, Namun pada kondisi tekanan yang berbeda, titik didih dan
beku air akan berubah.
‘Air muri dapat berada dalam tiga fase yang meliputi padat, cair ataupun
gas, tergantung pada suhu dan tekanannya, Perubahar-perubahan fase yang
dapat terjadi adalah (a) meleleh (perubahan fase dari padat menjadi cair), (b)
menguap (perubahan fase dari cair menjadi gas), (c) mengembun (perubahan
fase dari uap menjadi cair); dan (¢) menyublim (perubahan fase dari padat lang-
‘sung menjadi gas.
Gambar 4 memperlihatkan contoh diagram perubahan fase dari calr ke
ap. Perubahan fase dari cair ke uap ini membutuhkan energi, yaitu dengan
mening-katkan suhunya. Mula-mula zat akan meringkat suhunya sehingga
mencapai titk didinnya (dari T1 ke T). Contohnya, air akan mendidih pada suhu
100°C pada tekanan 1 atm. Besarnya energi yang diperlukan dipengaruhi oleh
massa zat cair (m), panas jenis zat c2it (Cx, Joule/kg®C) dan perubehan suhunya
(at).
‘Topik 3, Tertnodinamika dan Kesetimbangan Eners) 6Padat
a Cait
Tekanan wep
Tekanan (kPa)
Gambar 3. Diagram perubahan fase air dari padat, cair, dan uap
sebagai pengaruh dari perubahan suhu dan tekanan
Campuran celran
dan uep %
/
Susp levat
Uap jeruh
Uap jenuh
ts
Gambar 4. Diagram perubahan fase dari cair menjadi uap
Pada Kondisi dimana seluruh zat berada pada subu/titik didihnya dikatakan
cairan tersebut berada pada kondisi jenuh (Saturated liquic). Zat akan mengalami
perubahan fase pada suhu Konstan (T), dimana secara berangsur-angsur zat cair
akan berubah menjadi uap. Pada fase transisi ini akan terdapat campuran antara
zat cair dan uap (jiquid-vapor mixture). Besamya energi yang diperlukan ager
seluruh zat cair berubah fase menjadi uap dipengaruhi oleh massa zat car (Mc)
dan panas laten (H, Joule/kg). Pada kondisi dimana zat berada pada fase uap
pada suhu 7 dikatakan uap berada pada kondisi uap jenuh (saturated vapor).
Apabila uap jenuh dipanaskan Jag) sehingga meningkat suhunya menjadi To,
maka wap akan mencapai kondisi yang disebut uap lewat jenuh (superheated
vapor). Besarnya energi yang diperlukan ayar uap jenuh mencapai kondisi lewat
jenuh dipengaruhi oleh massa uap (m), panas jenis uap (C,.), dan perubahan
suhu (AT2).
Topik 3, Termodinanika dan Kesetinibangan Energi 7Total energi (Q) merupakan jumlah energi untuk zat cair agar meningkat
suhunya hingga titik didinnya pada T1 (Q,), energi untuk perubahan fase pada
suhu tetap (Qz) dan energi uap mencapai kondisi lewat jenuh yang dlinginkan
pada Tz (Q3). Besarnya total energi yang diperlukan untuk perubahan fase dati
air menjadi uap dapat dituliskan dengan persamaan 10.
Q= Attra (10)
dimana Q, = MC,{T - T), Q = MAHvas dan Q, = mC,(T2 - T). Nilai panas jenis
dan panas laten adalah spesifik untuk zat tertentu. Dalam perhitungan, dapat
digunakan Tabel tekanan uap bila suhu diketahut dan digunakan suhu referensi
(Tabel 2 dan 3).
Perubahan fase zat dapat dilakukan pada suhu konstan dan tekanan yang
berubah, tekanan Konstan atau sultu yang berubah atau kedua-duanya dimana
balk suhu maupun tekanan berubah. Pada Gambar 3 terlihat bahwa dengan
merubah suhu pada tekanan tetap, zat berubah dati fase cair ke fase uap,
Gambar 5 memperlihatkan contoh perubahan fase air sebagai akibat peru-
bahan tekanan pada suhu konstan. Pada tekanan 900 mmHg dan suhu 190°C, air
akan berada pada fase cairan jenuh. Bila tekanan diturunkan menjadi 500 mmHg
pada suhu yang same, maka akan terdapat air yang berada dalam fase cair dan
fase vap (campuran uap dan alt). Bila tekanan diturunkan hingga 250 mmHg
pada suhu yang sama, make air seluruhnya aken berubah fase menjadi wap, Hal
yang sama aken terjadi bila suhu dirubah pada suhu konstan (Gambar 6). Air
pada tekanan 14,7 psia dan suhu 213°C akan berada dalam fase vap. Bila
suhunya diturunkan menjadi 212°C pada tekanan konstan, maka akan terdanat
campuran air dan uap. Bila suhunya diturunkan lagi hingga 211°C, maka selurun
uap akan berubah wujudnya menjadi air.
Tabel tekanan uap air
Dalam prases pemanasan di industri pengolzhan pangan, sering digunakan
sebagai media pemanasnya adalah air atau uap air (steam). Air juga merupakan
Komponen penting yang terdapat dalam produk pangan, sehingga ketika produk
pangan mengalami proses pemanasan atau pendinginan, maka air dapat beru-
bah wujud,
Untuk memudahkan seberapa besar enetgi (entalpi) yang dikandung air
pada wujud cair atau uap atau pada kondisi transisi (terjadi campuran air dan
uap), maka disusun tabel uap (Tabel 2 untuk sistem metrik dan 3 untuk sistem
Ingaris), Tabel ini memberikan nilai entalpi dari air pada saat cair jenuh/satu~
rated liquid (hi), campuran calt-uap/ vapor-liquid’ mixture (Ky,), atau uap jenuh/
saturated vapor (h,} yang diukur pada suhu dan tekanan absolut yang berbeda~
beda. Satuan yang digunakan dalam sistem Inggris adafah J/kg untuk entalpi,
SC untuk suhu dan kPa untuk tekanan absolut. Dalam hal ini, tekanan absolut
(Patsas) adalah selisih dari tekanan atmosfir (Pais) dan tekanan vakum (Pyar).
Topik 3. Termadinamika dan Kesetimbangan Energi 8r tBr0U3 vebueqtunesey Uep eMWeUpoUNeL € MIO,
ca moe
vss'9 secu
casts 0
sares'c
reris0
229050
ez00rz sorevo |
1992 reare “|
[geez | ooter0
veseee | etiovo
watee [ri0sv0
race? faster :
seoize | _exevo
wenizz | eoair'o
sroaet__} _ef60r'0
exoizz| oust z
“eae? | ~avaeco
[verti [soar
1887 eri9e'o
[bese ‘eapreo
store eee 0
ei806'% zoreeo | Si oe
wslez ervece Fa
ewe, veeKcG 5% a
‘seer 1008 5 St
see ‘62820 y ia re Z % c re |
zovez | areee y ee, ' =
eee Fu) dem-iie9
no_| tranhamonne weweyen | (oman |__een vations lea miosqe veusye, } f9,)nung
sr ee
“C6EY “OBSTOL) Yaa UEMeS Ween Trusl Te er UUENS Ge) Z REL
a Gut
‘den
Co emaraee —_
(ay dersi99Guava ueduequinasay UEP eyueUIpoUND) “ Ido.
Ts
Bie ares
5] ome
BF eeire
tey'se ‘CBRE
aa TTT
wee ee
oe SRT
“este DuZeoT
owe omar
Vara ‘0827
weve ae
[rover |__ feereD
er ae oe
Teer erage |e
arr oro}
B60 SHOT oe
ere saer'o sh
air ao} ae
Tr wesc) aa
Se poe maa}
ores PORES e
ea — | see
ais eaarre ta
wan ue wr
ea eer |
iar sea | a
‘ewan rsa oto Jee
ee ee
(ieét ‘Opas]) Subbu Genes wejep - yruel ae den weve qe] “ePp = 900 mm Hg pasdommHg P= 290mm Hg
Perubahan fase dari cait
menjadi uap (925)
Pressure (mmHg)
190 “Temperature (°F)
Gambar 5. Perubahan fase zat dari cair menjadi vap (gas) seba-
«gai akibat perubahan tekanan pada suhy Konstan
“Topik 3. Termodinamika dan Kesetimeangan Energii contoh, pada suhu 30°C dan tekanan 4,2415 kPa, entalpi air jenun
adalah 0,12566 Mi/kg, campuran air-uap 2,4307 MJ/kg dan uap jenuh 2,5563
Mi/kg. Oalam sistem Inggris, suhu dinyatakan dalam satuan °F, tekanan absolut
dalam satuan [b/in? dan entalpi dalam satuan BTU/Ib. Sebagai contoh, pada suhu
100°F dan tekanan 0.94924 ibyin?, entalpi air jenuh adalah 67,999 BTUjlb, cam-
puran air-uap 1-37,1 BTU/lb dan ap jenuh 1105,1 BTU/Ib.
Contoh 2:
Hitungiah besarnya energi yang diperfukan untuk merubah 1 kg air bersue
20°C menjaci uap lewat jenuh bersuhu 120°C, Diketahul panas jenis air = 4168
J)kg°C. dan panas jenis Uap alr 1884,8 J/kg°C (semua pengukuran berlangsung
pada tekanan t atm).
Jayab: ‘
Panas yang dibutuhkan untuk mengubah air dari suhy 20°C ke 120°C ada 3
jenis, yaitu panas sensibal dari 20°C ke 100°C (Q,), panas penguapan air pada
LOO°C (Qz) dan panas sensibel dari 100°C ke 120°C (Qs).
Q. = MCAT: = (1)(4168)(100-20) = 3934403
Q = mh pada 100°C (Tabet 2) = (4)(2,25692) = 2,25692 MJ = 2256920 J
(ingat! Ini adalah pads fase transisi)
Qe = MCAT = (1){4884,8)(120-100) = 37696 J
Dengan demikian, total energi (Q) yeng dibutubkan untuk memanaskan air deri
20°C menjadi uap air pada 120°C: Q = Q, + Qe + Qy = 233.440 + 2.256.920 +
37696 = 2,629.016 J = 2,629 M)
Contoh 3:
Berapa banyak panas yang harus dipindahkan untuk.mengubah 1 Ib uap air
pada 220°F menjadi air pada suhu yang sama,
Jawab:
Dengan menggunakant Tabet 3, pada suhu 220°F maka nilai hy = 1153,4
BTU/Ib dan hy = 188,23 BTU/lb, Karena terjadi perubahan fase dart uap/gas
‘menjadi cei, maka panas yatg dilepaskan (Q) adalah selisit dari hy dan hy, yaitu
Q = hy —hy = 1153,4— 188,23 BTU/b = 965,17 BTUsIb
Contoh 4:
Satu tb uap pada suhu 260°F berisi 80% uap dan 20% air. Berapa panes
yang harus dilepaskan Uap ini ketika mengembun pada suhu 200°F,
Jawab:
Topik 3. Termocinamvika dan Kesetimbangen EnergiDalam soa ini, uap yang digunakan tidak murni, tetapl terdiri dari
campuran air jenuh (20% dan uap jenuh (80%).
Dari Tabel 3, pada suhu 260°F, hy = 1167,4 BTU/lb dan hy = 228,76 BTUs
Dengan demikian, panas yang dilepas uap (1 Ib) adalah:
Q = 80%, + 20%hy = 0,8(1167,4) + 0,2(228.76) = 979,672 BTU
Contoh 5:
Berapa panas yang dibutuhkari untuk ‘mengkonversi 1 Ib H,0 (70°F)
menjadi uap pada 14,696 psia (250°F).
Jawab:
Uap pada 14,696 psia, tekanan didihnya adalah 212°F
Namun suhunya lebih dari 212°F (250°F) maka digunakan tabel uap (Tabel 3)
Panas yang dubutuhkan = h, (250°F, 14,696 psia) - h{70°F)
= 1168 BTU/ib ~ 38,052 BTU/ID
= 1130,75 BTUs
‘Topike 3, Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 4‘nilal mutlaknye tetapl hanya dapat enkan perbahaigye |
(heat) (Q) merupakan energi peralihan dari satu
babksh oleh adanya perbedaan sub, dyrla
hhasil kali dari massa benda (m), panias:
) atau Q= my Ener panes or
Topik 3. Tarmodinamika dan Kesetimbangan Energi 5Daftar Pustaka
Canovas,G.V.8. Ma,L. Dan Barletta,B. 1997. Food Engineering Laboratory
Manual. Technomic Publishing Co., Inc. Lancaster.
Hariyadi,P., Purnomo,E.H., Umaryadi,M.E.W. dan Adawiyah,D.R, 1999. Latihan
Soal Prinsip Teknik Pangan, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB.
Maroulis,Z.B. dan Seravacos,G.D. 2003. Food Process Design. Marcel Dekker,
Inc. New York.
Singh,R.P. and Heldman,D.R. 2001. Introduction to Food Engineering. 3rd ed,
Academic Press, San Diego, CA.
Toledo,R.7. 1991. Fundamentals of Food Process Engineering. Van Nostrand
Reinhold, New York.
valentas,KJ., Rotstein,E. Dan Singh,R.P. 1997. Handbook of Food Engineering
Practice, CRC Presss, New York,
Wirakertakusumah,M.A., Hermanianto,D., dan Andarwulan,N, 1989. Prinsip
Teknik Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energt 6Termodinamika dan} top
Kesetimbangan Energi 3
E, Syamsir, f, Kusnandar
dan P. Hariyadi
} Setelah menyelesaikan sud-topik 3.2 inl, mahasiswa mampu menjelaskan
I! prinsip/konsep kesctimbangan energi, mengaplikasikan prinsip kesetim-
| bangan energi di dalam pengolehan pangan, dan melakukan perhi-tungan-
[| perhitungan kesetimbangan energi yang berkaltan dengan proses pengo- |
\ Jahan pangan.
Pendahuluan
Proses pengolahan pangan akan melibatkan sefuriah energi, balk untuk
memanaskan bahan, mendinginkan bahan atau menggerakkan mesin/peralatan
proses. Datam hal proses pemanasan, energi panas dipertukan dari sumber
pemanas, misalnya dengan menggunakan steam (uap air) yang dilewatkan mela-
|i penukar panas (hazt exchanger) atau media pemanas lainnya. Dalam hat pro-
ses pendinginan, energi teriibat untuk proses penguapan refrigeran dimana
panas atau energi diambil dari bahan yang 2kan didinginkan sehingga turun
subunya mencapai sunt yang diinginkan. Eneral juga diperlukan untuk mengge-
rekkan peraletan, misalnya energilistrik diperlukan untuk menggerakkan mesin.
Proses pengolahan pangan sering kali melibatkan perubahan fase zat.
Misalnya dalam proses evaporasi, akan terjadi perubatian fase dari sebagian air
dalam bahan pangan dari cait menjadi uap, Demikian juga, dalam proses pembe-
kuan, akan teriadi perubahan fase dari alr menjadi es, Jumlah energi yang terii-
bat dalam proses tersebut dapat dihitung dengan menggunakan prinsip hukum
kekelalan energi dan kesetimbangan enerai.
Sesuai dengan hukum kekekalan energi, dimana energi tidak dapat dicipta-
kan atau dimusnahkan, maka yang terjadi adalah perubahan bentuk dari satu
energi ke energi lainnya. Misainya energi listrik diubah menjadi energi gerak
(mekanik), energi kimia diubah menjadi panas, dan sebagalnya, Oleh Karena itu,
dalam perhituagan energi dapat digunekan prinsip Kesetimbangan energi seba-
gaimana halnya diterapkan dalam prinsip kesetimbangan massa (Topik 2).
‘Topik 3. Termodinemika dan Kesetimbangan Energi 1Daiam proses pengolahan pangan, di samping terjadi aliran bahan juge
terjadi aliran energi i dalam sistem, Dalam hal ini berlaku kesetimbangan energi
antara energi yang masuk ke dalam sistem dan energi yang keluar dari sistem.
Contobnya adalah dalam proses pembekuan dimana akan dibebaskan sejumlah
energi oleh bahan untuk menurunkan suhunya di bawah suhu bekunya, cimana
energi dari bahan diambil oleh media pendingin, Dalam proses blansir akan
diperiukan energi panas untuk menaikkan suhu bahan hingga mencapai suhu
yang diinginkan, Demikian juga dalam proses pemompaan, akan dipertukan
energi mekanik oleh porpa untuk mengalitkan sejumlah volume bahan cair dart
holding tank ke packing tank, dan sebagainya.
Prinsip Kesetimbangan Energi
Kesetimbangan’ energi pada suatu sistem didasarkan pada prinsipfhukum
kekekalan energi, yaltu bahwa energl tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kesetimbangan energi akan berkesinambungan dengan prinsip kesetimbengan
massa, sehingga prinsip perhitungan yang digunakan kesetimbangan energi
mmirip dengan kesetimbangan massa.
Perhitungan kesetimbangan panas hampir sama dengan kesetimbangan
massa (Topik 2), dimana jumiah panas yang masuk ke dalamn sistem harus sama
dengan panas yang meninggalkan sistem, Seperti halnya perhitungan kesetim-
bangan massa, penyelesaian masalah kesetimbangan paras juga akan lebih
mudah difustrasiken dalam bentuk diagram aliran proses yang melibatkan panas,
mulai dari panas masuk ke dalam sistem hingga meninggalkan sistem. Secara
sederhana, prinsip dasar dari Kesetimbangan energ\ dapat dinyatakan dengan
persarnaan 1 berikut:
Energi yang masuk = energi keluar + akumulasi di dafam sistem (ty
alam kondis! steady state dimana tidak terjadi akumulasi energi di dalam
sistem, maka persamaan di atas dapat disederhanakan lagi sebagai berikut
(persamaan 2):
Energi yang masuk = energi yang keluar @
Secara rinci, tahapan-tahapan yang harus diiakukan dalam menyelesaikan
kasus kesetimbangan eneral adalah sebagai berikut:
1, Gambarlah diagram yang mencerminkan proses, kemudian lengkapi dengan
informasi-informasi baik input maupun output yang tersedia, Dalam hal ini
batas dari sistem dapat merupakan batas yang nyata (misalnya dinding dari
mesin blansir} atau batas yang imaginer.
2, Tetapkan sistem dengan titk-ttik yang mengeliingi sistem tersebut.
3. Gunakaniah simbol atau furuf tertentu untuk mengidentifikasi variabel-
variabel yang tidak diketahui.
4. Buatlah persamaan kesetimbangan energi dan massa (total dan kemponen)
dan selesaikantah dengan menggunakan persamaan matematika. Gunaken
Topli 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 2Tabel tekenan uap (Tabel 2 dan 3 pada sub topik 3.1) biia dipertukan,
Gunakan juga suhu referensi delam proses perhitungan bila dipertuksn,
Contoh
Susu akan disteriisasi dalam sistem UHT dengan menggunakan penukar
panas (heat exchanger) jenis tubular concurrent untuk memanaskannya, Susu
dialirkan ke datam sistem UHT dengan kecepatan 5000 ka/jam untuk melewati
penukar panas pada suhu 135°C selama 6 detik, Susu yang memiliki suhu awal
15°C dan penukar panas yang memiliki tekanan wap 313.18 kPa dan 100% kua-
litas wap ait (artinya seluruh uap air berada dalam fase gas dan digunakan seba-
‘gai media pemanas). Hitunglah laju aliran dari uap air (media pemanas) (me,
kg/jam) yang harus masuk ke dalam penukar panas agar kondisi proses yang
dlinginkan tercanai? Diketahui panas jenis susu adalah 3,894 kI/kg°C.
Jawab:
Langkah pertama adalah membuat diagram proses yang menggambarkan
batas dari sistem. Dalam hal ini, yang menjadi input adalah susu dan uap air
(steam), sedangkan yang keluar adalah produk susu dan kondensat. Diagram
harus diberi keterangan dengan variabel yang diketahui atau tidak diketahui, baik
yang masuk maupun keluar dari sistem, Diagram dari sistem dapat digambarkan
sebagai berikut:
Uap air (m,)
T=543,1 kPa
Kondensat
Te135%C
Kemudian tentukan persamaan kesetimbangan energi yang menggambar-
kan energi yang masuk dan energi yang keluar. Panas jenis dari bahan dapat
dihitung dari panas jenis dari masing-masing Komponen susu sebagai berikut:
Energi yang masuk: dihitung dari kandundan energi dari susu dan uap air
a. Untuk susu yang masuk (gunakan suhu 0°C sebagai suhu reference):
Qq SUS = MEAT, — Tree) = (5000 kg/jam)(3,894 kl/kg°C}(15 ~ 0) = 292,050
ki/jam
‘Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energl 3b. Untuk vap air:
Karena diketahui 100% kualitas uap, berarti semua uap air berada dalam fase
gas. Dengan menggunakan Tebel uap, maka dapat diperoleh milai fi, pade subu
135°C adalah 2726,54 ki/kg, sehingga: .
Qn wap = (ms) (Ne) = (m.)(2726,54 ki/kg)
Energi luar (dari kandungan ener
air)
a. Untuk susu yang keluar (gunakan O°C sebagai suhu reference):
Qan SUSY = ME{T ~ Tr) = (5000 kayJam)(3,894 Kd/kg°C)(135 - OC) =
2.628.450 KIfjam
keluar_dan kor
b. Kondenset uap air
Qost kandensat = (m,)(4,18 kI/kg°C)(135 — 0°C) = (m,)(564,3 kJ/kg}
Kesetimbangan energi:
Qn SUSU + Qp LAP = Qa SUSY + Jour Kodensat
292,050 + m.(2726,54) = 2.628.450 + tne(564,3)
Apabila dissumsikan berat uep dan kondensat adalah sama, maka ms = mM
sehinaga dapat diperoleh laju deri uap air yang masuk ke dalam penuker panas
adalah ; 1215,5 kg/jam
Contoh 2:
Hitunglah jumiah air (suhu 20°C) yang harus dialitkan ke pemindah panas
(hest exchanger) untuk mendinginkan 100 kg/jam pasta tomat dari 90°C ke
20°C, Pasta tomat mengandung 40% total padaten. Suhu air ketika meninggal-
ken pemindah panas tidak melebihi 10°C. Tidak terjadi pencampuran antara
pasta tomat dengan pemindah panas, Diketahul panas Jehis alr = 4187 J/kg
dan panas jenis pasta tomat adalah 2846,76 J/kg.
Jawab
Pertama-tama, dibuat diagram sistem pemindah panas untuk mendinginkan,
pasta tomat dan menentukan variabel-variabel yang tidak diketahui sebagai
berikut:
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 4air dingin (T:.20°C), W kg
Ta(Te> Thi Te - Tr s= 10)
The Ts + 10°C = 30°C
Deri diagram tersebut, maka dapat dibuat persamaan kesetimbangan
energi sebagai berikut:
Panas yang masuk = panas yang keluar
A+ B=B+Q
Panas yang masuk:
Qy = MCAT = (200 kg}(2846.76 Jkgk\(90-20"K) = 19,927 MI
Qy = W kg (4187 J/kgk\(20-20°K) = 0
Panas yang keluar
Qh= = MCAT = (100 kg)(2846.76 I/kgk)(20-20) = 0
Qe = W ka (4187 J/kaK)('30— 20°K) = 41.9700}
Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan energl: Qr + Qs = Q + Q
:
(19,927 M})*10° M3 +0 = 41.870 WI > Wa Bea 475.9 kg
Diketahui hancuran tomat yang mengandung 94,9 % H,0, 5,1 % padatan
dan bersuhu 70°F diblansir dengan menggunakan Uap jenuh nada 1 atm (212°F).
Kondesat up akan mengericerkan hancuran tomat dan suhu hancuran tomat
yang keluar = 190°F. Hitung kensentrasi total padatan hancuran tomat yang
dinasikan. Diketahui C, padatan tomat = 0,5 BTU/IbF.
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi212°F
uap
Hancuran
Hancuran tomat tomet panas
or 190°F
94.9% H.0
5.1% padatant
surah tomat masuk in suhu referens!
Air pada 70°F, nilai hy = 38,052 STU/tb (Tabet uap pada Tabet 2.3), sehingga:
Qual = mhy = (94.9 Ib)(38.052 BTU/Ib) = 3611.13 BTU
Padatan: 100- 94.9 = 5.1 Ib padatan, sehingga Quevaan adalah:
Qu padatan: = MC, (TanarTre) = (5.1)(0,5)(70-0) = 178.5 BTU
Lap masuk
Uap masuk pada suhu 212°F dengan berat x tb. Dari tabel uap (Tabel 2.3),
diperoleh h, = 1150,5 BTU/Ib. Dengan demikian: Qi, uap = mh,= x1150.5 BTU
Produk
Karena kondensat wap akan mengencerkan tomat, maka berat air setelah
proses blansit adalah: (94,9 + x) Ib dengan suhu 190°F. Dari Tabel uap, diper-
oleh: hy = 158,04 BTU/Ib, Dengan Gemikian, Quy ait= mhy = (94,9 + x) (158,04)
BTU
‘Untuk padatan, beratnya akan tetap (5.1 Ib) dengan suhu 190°F. Dengan demi-
Kian,
Qo padatan = mCAT = (5,1)(0,5 BTU/kg’F190-0) = 484.5 BTU
Total keseimbangan entalo|
Qa = Quut
Qnair + Qy padatan + Q, Uap = Qurdir + Qoe padatan
3612,13 + 178,5 + 31150,5 = (94,9 + x)(158,04) + 4845
= 11,7817 tb
Dengan demikian: konsentrasi dari total padatan tomat setelah blansir adalah:
5,1/(94,9+11,7817)*100= 4,78% (terjadi penurunan persen total padatan)
Topik 3. Termodinamika den Kesetimbangan Energi 6Contoh ss
‘Sebanyak 2000 kaleng ikan tuna dipanaskan di dalam retort sehingga men-
capat suhu 116°C, Diinginkan untuk mendinginkan suhu kaleng sebelum dikelu-
arkan dari dalam retort sehingga suturya menjadi 35°C. Berapa banyak air pen-
dingin yang diperlukan untuk mendinginkan, jikka suhu pendingin yang masuk
adalah 20°C dan ketika keluar adatah 30°C. Diketahui panas jenis alr adalah 4,18
Wi/kg°C, panas jenis ikan tuna dalam kaleng = 3,65 KI/kg°C dan panas jenis
kaleng = 0,46 Ki/kg°C. Panas yang dikeluarkan retort selama proses pendinginan
adalah 75.000 43, Diketehul juga, berat kaleng adalah 55 g/kaleng dan berat
tuna datam kateng adalah 450 g/kalena,
Jawad:
Energi dihitung dari energi air pendingin dan energi yang dilepaskan oleh
retort, kaleng dan Ikan tuna sebagat berikut:
Energi dari air pendingin adatah: Qe = myrCy(T~ Tre)
Qe = MaGyTane— Tred
Perubahan tota! energi untuk air:
Que = Qe ~ Qe = MC(Teat = Tn} = (4,18 KI/kg°C}(30 - 20°C)
Panas yang cilepaskan oleh retort, kaleng dar ikan tunas adalah sebagel berikut:
Quen = 75.000 KI
Qaiens = MC exeng (T2- Th)
Quna = ME tora (T2— TH)
Dengan demikian, tatal panas yang dikeluarkan oleh sistem (retort, kaleng
dan tuna) adalah:
Gator = Qaree + Yes + Qoen
Qos = 75.000 KI + (55 g/kaleng)(2000 kaleng)(1 kg/1000 9)(0,46 Ki/kg°C)(116
~ =o) é (950 a/kaleng (2000 kaleny)( kg/3000 4)(3,65 KY/katC)(116 ~ 35°C)
= 349.183,
Kesetimbangan energi:
Qee = Qaasem = Mar (4,18 KI/kg°C)(30 - 20°C) = 345,183,613 > muy = 8.258 kg
Contoh 5: .
Hitung jumlah energi dari uap (121,1°C dan mengandung campuran alt-
wap) yang harus dialirkan Ke dalam pemanas (dalam kg/jam) untuk mengering-
kan 45,4 kg apel segat/jam. Ke dalam sistem pemanas, udara segar bersunu
21,1°C dan kelembaban 0,002 kg H,0/kg udare kering masuk, Suhu udara sete-
lah keluar dari petnanas adalah 76,7°C (170°F}. Apel segar (kadar air 80% w/w
basis basah) dengan suhu 21,1°C masuk ke dalam dehidrator. Apel tersebut
‘Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangen Energi 7bercampur dengan Udara panas, sehingga suhu apel setelah pengeringan men-
jadi 76.7°C dengan kadar air 10%w/w (basis basah). Sedangkan udara panas
meninagalkan pengering pada suhu 43,3°C dengan kelembaban 0,04 kg H:0/kg
udara kering. Diketahui panas jenis (C,) udara kering = 1007 J/ka.K sedangkan
Cy padatan apel = 837,36 J/kg.K.
Jawab:
Langkah pertama edatah membuat diagram proses dan menentukan batas-
batasnya (linat gambar berikut).
Udara, 21,1°C, 0,002 H,O/udara kering {yw/w)
|
Uap jenuh dae ulang
124s |
Udara 433°C
0.04 H,O/ud
co)
Apel 24,1°C keri
30% H,0 454} - - = oe 0"
Kalam 377°C
rh
Q = Input steam (yang akan cihitung)
Qi = H.0 dalam udara segar (wujud vap pada 21,1°C)
Qe = Udara kering dalam udara segar (22,1°C)
Q = HO dalam apel segar (berwujud cair pada 21,1°C)
Q, = Padatan dalam ape! segar (21,°C)
Qs = H,0 dalam udara setelah keluar pangering (uap pada 43,3°C)
Q: = Udara kering setelah kelvvar pengering (43,3°C)
Q; = H,0 dalam apel setelah pengeringar: (berwujud cair pada 37,3°C)
Qe = Padatan dalam apel setelah pengeringan (37,3°C)
Q dan Q, dihitung berdaserkan jumlah udara kering yang masuk ke dalam
sistetn per jam, Yang fain menggunakan kesetimbangan massa pada air
Kesetimbangan enerai:
Jumlah air yang hilang dari apel = jumiah air yang masuk ke dalam udara, yaitu:
QEAFEW*VGH AAV + WAG + QW
Kesetimbangan massa untuk padatan apel :
(0,2) (45,4) = x (0,9); dimana x= berat apel keting
x = 10,09 Ka/jam
Topik 3. Termodinamika dan. Kesetimbangan Energi 8Kesetimbanaan air:
Air hilang dari apel = air diterima oleh udara pengering
45,4 ~ 10,09 = 35,51 ka/jam ,
Per kilogram udara kering -> (0,04 — 0,002) = 0,038 kg alr/kg udara kering
Bila w adalah berat udara kering yang masuk ke dalam pemanas per jam, maka
jumlsh air yang masuk ke udara adalah = 0,038 w kg/jam = 35,51 kg/jam,
maka:
0,038 w = 35,51 > w = 928,21 kg udara kering/jam,
Perhitungan untuk masing-masing komponen energi adalah sebagei berikut:
y= entalpi air dafam udara masuk (uap pada 21,1°C atau 70°F)
baca Tabel uep (Tabel 3 pada sub topik 3.1, h, pada suhu 70°F) = 1092,1 BTU/Ib
= 2,54017 MI/kg
Qh = (929,21 kg udara kering)(0,002 kg air/kg udara Kering)(2,54017 MI/kg) =
4,207 MO/kg
Qe = entalpi udara kering pada 21,1°C = me(TzTrw)
= (929,21 kg udara kering)(1008 3/kg.K)(21,1-0)K = 19,7632 Mi/kg
Q = entalpi air dalam apel masuk (air pada 21,1°C)
Baca Tabel uap (Tabel 3 pada sub topik 3.1) > fy = 38,052 BTUIb = 0,08099
M/kg
Qs 45,4(0,8)(0,08999) = 3,2684 MJ
Q, = entalpi padatan dalam apel (21,1°C) (diketahui Cp padatan apel = 937,36
3ykg.K) . .
= 45,4(0,2)(837,36)(21,1 - 0) = 0,16043 M)
Qs= entalpi air dalam udara kering (43,3°C)
= (929,21 kg udata kering)(0,04 kg air/udara Kering)(hg pada 43,3°C)
{hg dibaca dari Tabe! uap = 2,5802 MJ/kg}, sehingga qs = 95,9019 MI
Qe = Entalpi udara kering setelah keluar pengering (43,3°C)
= (929,21 kg udara kering) 1007/kgk(43,3-0) = 40,5164 MI
Q) = H,0 dalam apel setelah pengeringan (pada 37,3°C)
= (10,09)(0,1)(hr pada 37,7°C)
hy pada 37,7°C (100°F} dibaca pada Tabel uap = 67,999 BTU/lb = 0,15845,
MYkg, sehingga:
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 8Q = (10,09)(0,1)(0,15845) = 0,15845 M)
Q« = Padatan dalam apel setelah pengeringan (37,3°C)
= (10,09(0,9\(837,36)(37.7} = 0,28667 M3
Kesetimbangan energi: Qs + Qe + Qs + Qi +Q=Qs+%+Q +A
4,7207 + 19,7632 + 3,2684 + 0,16043 + q = 95,9019 + 40,5164 + 0,15988,
+ 0,28667
Q = 108,952 M)
Karena perhitungan berdasarkan pada 1 jam operasi, maka panas yang
diperlukan adalah 108,952 MI/jam.
Pada Tabel 3 (pada sub-topik 3.1), hy pada 421,1°C (250°R) = 945,5
BTU/Ib = 2,1992544 MI/kg
Dengan demikian, jumlah uap afr yang olafirkan per jam = (108,952 My
Jam}/(2,199144 MI/kg) = 49,543 kafjam
Contoh 6:
‘Tentukan ganas yang diperlukan untuk mencaitkan (thawing) 200 kg jus
tomat beky (-10°C) kemudian memanaskansiya hingga titik didihnya dan meng-
uapkan air sebanyak 50 kg dari jus. Proses dilakukan peda tekanan etmosfir.
Diasumsikan titik beku dan tik didih jus tomat adalah 0°C dan 100°C. Panas
jenis jus tomat beku = 2,01 b/Kg°C, panas jenis jus tomat cair = 3,98 Ki/kg°C,
ppanas faten untuk pelelehan (Hns)= 333,2 0/kg dan panes laten untuk peng-
‘vapan (AHvep) = 2257 W/kg.
Jawab:
Total energi cihitung untuk keseluruhan proses perubahan fase, mulal dari
padat hingga menjadi uap.
Energi untuk menaikkan suhu ke titik beku: Q, = m2Cpe(Tooku ~ Tacat)
Energf untuk merubah fese jus dari padat ke cair: Qe = MaAHus
Energi untuk menaikkan suhu ke tik didih Qy = msCza(Team - Tone!)
Energi untuk merubah fase dari cair ke wap: Qi = muAHep
Total energi yang diperiukan untuk proses pemanasan dan evaporasi jus tomat
adalah:
Quit = Q + Q + Qs + Q%
Qual = MAC pA(Trcta — Towa} + MeAHGas + M3Cpo(Taen ~ Tava!) + MeAH ap
Quer = (200 kg)(2,01 K/kg°C)(O°C ~-10°C)+(200_kg)(322,2 kA/kg)+(200
KQ)(3,98 KI/kQ?C}(10G ~ O°C) + (58 kg(2257 kJ/kg) = 263,110 k3
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi 10Daftar Pustaka
Canovas,G.V.B., Ma,. Oan Barletta,B. 1997. Food Engineering Laboratory
Manual. Technomic Publishing Co., Inc. Lancaster.
Hariyad,., Purnomo,E.H., Umaryadi,M.E.W, dan Adawiyah,D.R, 1999. Latihan
Soa] Prinsip Teknik Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, IPB,
Maroulis,2.B, dan Saravacos,G.D. 2003. Food Process Design. Marcel Dekker,
Inc, New York, :
Singh,R.P. and Heldman,D.R. 2001. Introduction ta Food Engineering. 3rd ed,
Academic Press, San Diego, CA.
Toledo,R.T, 1991. Fundamentals of Food Process Engineering. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Valentas,K.J., Rotsteln,£. Dan Singh,R.P. 1997, Handbook of Food Engineering
Practice. CRC Presss, New York,
Wirakartakusumah,M.A., Hermanianto,D., dan Andarwulan,N. 1989. Prinsip
Teknik Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Topik 3. Termodinamika dan Kesetimbangan Energi u