You are on page 1of 3

PENENTUAN TEKANAN UDARA MELALUI KETINGGIAN

KOLOM AIR
Patar Nasib Sianipar
091424034
Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk menentukan tekanan udara di lingkungan dengan menggunakan bejana berhubungan yang
didalamnya diisi dengan air. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 09.21 WIB di laboratorium Fisika Dasar
Universitas Sanata Dharma. Pada saat penelitian berlangsung, suhu ruangan 29C. Untuk memperoleh data dilakukan variasi ketinggian
kolom air. Data-data yang diperoleh diolah menggunakan metode grafik. Tekanan udara dilingkungan yang diperoleh dari percobaan ini
sebesar1059,6 gr/cm2 atau 77,94 cmHg.
Kata kunci: tekanan udara, Hukum Boyle, metode grafik.

I. PENDAHULUAN
Banyak alat yang dibuat untuk mengukur tekanan udara,
beberapa diantaranya manometer tabung terbuka, pengukur
aneroid dan pengukur tekanan ban [1]. Diantara ketiga alat
tersebut, yang paling sederhana adalah manometer tabung
terbuka dimana tabung berbentuk U yang sebagian diisi zat
cair, biasanya merkuri atau air. Namun manometer masih
jarang ditemukan dilaboratorium sekolah, baik SMP maupun
SMA. Untuk itu dibutuhkan modifikasi alat yang
karakteristiknya dapat menyerupai manometer. Yang dapat
digunakan untuk menentukan tekanan udara.
Pada makalah ini akan disajikan hasil penelitian
sederhana. Penelitian ini menggunakan alat yang sederhana
berupa dua buah bejana yang terhubung dengan selang kecil
diisi dengan air. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19
Oktober 2012 pukul 09.21 WIB di laboratorium Fisika
Dasar Universitas Sanata Dharma. Pada saat penelitian
berlangsung, suhu ruangan 29C.

Jika posisi silinder ditinggikan sejauh h maka air akan


mengalir dari silinder ke beker gelas (gambar 2) maka
volume udara didalam tabung akan bertambah menjadi:

II. LANDASAN TEORI


Tekanan udara di lingkungan adalah 1033 gr/cm2 pada
kolom air raksa yang memiliki ketinggian 76 cm yang mana
massa jenis dari merkuri adalah 3,5951gr/cm 3{(76 cm)
(13,5951gr/cm3)=1033gr/cm2} [2]. Sebaliknya, massa jenis
air yang hanya 1gr/cm3 maka tekanan udara akan sesuai
dengan kolom air yang tingginya13,6 kali lebih tinggi dari
kolom air raksa atau lebih dari 10 m.

Setelah nilai P2 dan V2 disubstitusikan ke persamaan (4)


maka diperoleh:

(1)
Tekanan udara yang ada pada silinder akan berkurang
menjadi P2 sehingga tekanan udara menjadi:
(2)
Biasanya bukan hasil kali gh yang dihitung [1], melainkan
hanya ketinggian h yang ditentukan sehingga persamaan (2)
menjadi:
(3)
Persamaan (3) dihubungkan dengan Hukum Boyle [2,3]
maka diperoleh persamaan untuk mendapatkan tekanan
udara (P1). persamaannya dijabarkan seperti dibawah ini:
(4)

Ketika ketinggian air di kedua bejana sama (gambar 1),


kedua tekanan disimbolkan dengan P1, dengan P1 adalah
tekanan udara. Volume udara mula-mula yang ada disilinder
disimbolkan dengan V1.

Gambar 2: posisi setelah silinder dinaikkan

Gambar 1: posisi mula-mula

III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN


Untuk menentukan tekanan udara dilingkungan
digunakan set up percobaan seperti pada Gambar 3. Kedua
bejana berisikan air setengahnya. Selanjutnya lubang dari
silinder ditutup dengan penyumbat karet yang mana

penyumbat karet tersebut sudah di sambungkan terlebih


dahulu dengan selang kecil. Untuk mencegah kebocoran
pada sambungan selang dan penyumbat serta penyumbat
dengan lubang silinder maka semua sambungan tersebut
diberi plastisin. Air yang ada pada silinder dialirkan ke
selang sampai keseluruhan selang terisi penuh dengan air.
Dalam hal ini, tidak boleh ada udara di dalam selang.
Setelah selang penuh, maka ujung selang tersebut
dicelupkan kedalam beker gelas yang sudah terisi air dan
selang dilakban kedinding beker gelas sehingga selang tetap
tercelup di dalam air.
Silinder digantung menggunakan statip. Ketinggian air
pada kedua bejana diatur agar ketinggian permukaan air
sama lalu volume udara pada silinder di ukur dengan
menggunakan skala yang ada pada silinder dan dicatat
menjadi data V1. Silinder ukur ditinggikan sejauh h sehingga
diperoleh volume udara sebesar V2. Data ini yang
selanjutnya akan digunakan untuk memperoleh nilai dari
V. Ketinggian silinder ukur di ubah-ubah berulang-ulang
untuk memperoleh data yang diinginkan.

Gambar 3: set up alat

Berikut ini disajikan data penelitian:


Tabel 1: volume udara disilinder ukur saat tekanan kolom
air yang berbeda
V1 = 162 cm2
No Tekanan
Volume udara, V2
kolom air, h (cm2)
(gr/cm2)
1
14,1
164
2
18,5
166
3
32,2
168
4
44,1
170
5
56,6
172
6
66,4
174
7
77
176
8
81,8
178
Dengan menggunakan persamaan 1 maka V dapat
dihitung nilainya. Adapun hasil dari perhitungannya
ditampilkan dalam tabel 2.
Tabel 2: hasil perhitungan V
No V (cm2)
1
2
2
4

3
4
5
6
7
8

6
8
10
12
14
16

Dari persamaan 5 didapatkan persamaan yang lebih


sederhana yaitu P2/h = V2/V. Agar dapat di sajikan dalam
bentuk tabel maka dihitunglah nilai 1/h dan V 2/V. Adapun
hasil perhitungannya di cantumkan dalam tabel 3.
Tabel 3: hasil perhitungan V2/V dan 1/h
No 1/h (cm2/gr)
V2/V
1
0,070922
82
2
0,054054
41,5
3
0,031056
28
4
0,022676
21,25
5
0,017668
17,2
6
0,01506
14,5
7
0,012987
12,57143
8
0,012225
11,125
Dari data yang ditampilkan pada tabel 3, data tersebut
ditampilkan dalam bentuk grafik. Adapun grafik yang
dihasilkan dari data tersebut adalah:

Grafik hubungan antara V2/V dan 1/h

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan ini tekanan udara dilingkungan
ditentukan dengan metode grafik. Dari grafik diatas dapat
dilihat bahwa bentuk grafiknya adalah linier. Grafik tersebut
mengikuti persamaan 5. Dari grafik tersebut diperoleh nilai
dari gradiennya adalah 1059,6. Nilai dari gradien tersebut
merupakan nilai dari tekanan udara yang diperoleh. Jadi
nilai dari tekanan udara dilingkungan adalah 1059,6 gr/cm 2.
Hasil dari percobaan ini mendekati nilai tekanan udara
dalam teori. Tekanan udara sebesar 1059,6 gr/cm 2 ini sesuai
dengan tinggi kolom merkuri sebesar 77,94 cmHg.
V. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan terbukti bahwa
tekanan udara dapat ditentukan. Tekanan udara dilingkungan
diperoleh sebesar 1059,6 gr/cm 2 atau 77,94 cmHg. Hasil ini
mendekati nilai tekanan udara menurut teori sebesar
1033gr/cm2 atau 76 cmHg.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Edi Santosa yang telah memberikan bimbingan dan Bapak

Ngadiono yang telah membantu penyiapan alat yang


dibutuhkan dalam percobaan.
PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

Douglas C. Giancoli , Fisika Edisi Kelima Jilid 1, Jakarta: Erlangga,


2001.
R.M.Dieffenbach, An algebarometer, Phys. Teach. 41,184 (March
2003).
Alexander Kazachkov dkk, An Atmospheric Pressure Ping-Pong
Ballometer, Phys. Teach. 44,493 (Nov 2006).

You might also like