You are on page 1of 10

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: ny. N

Usia

: 52 tahun

Jenis kelamin

: perempuan

Agama

: Kristen

Alamat

: Komplek Kodam Cipayung

Pekerjaan

: PNS

Suku

: Batak

Tanggal pemeriksaan

: 29 Oktober 2013

II. AUTOANAMNESA
Keluhan utama

: penebalan kulit bersisik, pecah-pecah dan terdapat cairan


yang mengering berwarna kehitaman pada kedua kaki bagian
dalam sejak 1 tahun yang lalu.

Keluhan tambahan

: gatal dan nyeri pada bagian yang menebal.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS TK II Moh. Ridwan
Meuraksa dengan keluhan kulit menebal bersisik, pecah-pecah dan terdapat cairan
yang mengering berwarna kehitaman pada kedua kaki bagian dalam sejak 1 tahun
yang lalu.
Awalnya keluhan kulit gatal disertai kemerahan timbul pada kaki kanan dan
kiri bagian dalam berukuran diameter 1 cm. Karena terasa gatal, kemudian pasien
menggaruknya. Setelah digaruk terus-menerus, pasien mengatakan keluar cairan
berwarna kuning muda sampai kemerahan. Setelah keluar cairan tersebut pasien
mengatakan hilang sementara rasa gatalnya kemudian muncul rasa nyeri. Semakin
1

lama keluhan gatal melebar dan warna kemerahan menghilang menjadi kehitaman,
bersisik, menebal dan kulit menjadi pecah-pecah.
Pasien mengatakan 1 tahun terakhir ini sering mencuci pakaian dengan
deterjen. Sebelumnya pasien sempat berobat ke klinik di kantornya namun tidak rutin.
Saat berobat ke klinik kantor, pasien diberikan obat salep dan obat yang diminum dua
kali sehari namun pasien lupa nama obatnya. Keluhan ini dirasakan pasien tidak
membaik. Keluhan gatal pada daerah-daerah lipatan tubuh dan demam disangkal
pasien. Keluhan gatal saat berkeringat dan kelelahan disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
:
Riwayat menderita penyakit seperti ini sebelumnya disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat bersin-bersin pagi hari disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Terkadang pasien merasa gatal pada seluruh tubuh jika berada dalam
ruangan yang dingin.
Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat penyakit kulit yang sama disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat bersin-bersin pagi hari disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Berat Badan
: 70 kg
Tinggi Badan
: 165 cm
IMT
: BB/(TBxTB)
70/(1,65x1,65) = 25,71

Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 72x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 36,8 C
KEPALA
: Normocephal
MATA
o Konjungtiva anemis
: -/o Sklera ikterik
: -/LEHER
: Pembesaran kelenjar limfe (-)
THORAX
o Inspeksi : Simetris hemitoraks kanan dan kiri.
o Palpasi
: Simetris hemitoraks kanan dan kiri
o Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
o Auskultasi
Cor
: BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
: Vesikuler +/+, ronkhi -/- , wheezing -/ABDOMEN
o Inspeksi : Simetris datar
o Auskultasi : Normal
o Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
o Perkusi : Timpani
EKSTREMITAS
o Akral
: hangat
o Edema
: Status Dermatologis

Lokasi : Regio dorsum pedis medial dextra et sinistra


Efloresensi : plak eritematosa dan hiperpigmentasi,

berukuran

plakat,

sirkumskrip, diskret. Terdapat skuama, likenifikasi, fisura dan krusta


berwarna kehitaman.
RESUME
Perempuan usia 52 tahun datang dengan keluhan kulit menebal
bersisik, pecah-pecah dan terdapat cairan yang mengering berwarna kehitaman
pada kedua kaki bagian dalam sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya keluhan kulit
gatal disertai kemerahan timbul pada kaki kanan dan kiri bagian dalam berukuran
diameter 1 cm kemudian pasien menggaruknya dan keluar cairan berwarna
kuning muda sampai kemerahan. Setelah keluar cairan tersebut pasien
mengatakan hilang sementara rasa gatalnya kemudian muncul rasa nyeri.
Semakin lama keluhan gatal melebar dan warna kemerahan menghilang menjadi
kehitaman, bersisik, menebal dan kulit menjadi pecah-pecah.
Pasien mengatakan 1 tahun terakhir ini pasien sering mencuci pakaian
dengan deterjen. Pasien sempat berobat ke klinik kantor, diberikan obat salep dan
obat yang diminum dua kali sehari namun pasien lupa nama obatnya. Keluhan ini
dirasakan pasien tidak membaik.
4

Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan :


Lokasi
: Regio dorsum pedis medial dextra et sinistra
Efloresensi
: plak eritematosa dan hiperpigmentasi, berukuran plakat,
sirkumskrip, diskret. Terdapat skuama, likenifikasi, fisura dan krusta
berwarna kehitaman.
IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum dilakukan

V.

DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis atopik
Dermatitis seboroik

VI.

DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis kontak iritan
Neurodermatitis

VII.

PEMERIKSAAN ANJURAN
Uji tempel

VIII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Sistemik :
Chlorpheniramine Maleate (CTM) 1 x 1
Loratadine 1 x 1
Cefadroxil 2 x 500 mg
Topikal :

IX.

Fuson cream 3 x 1
Inerson salep 2,5 mg 2 x 1

Edukasi : - Mengganti jenis deterjen


- Hindari menggaruk ditempat lesi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Neurodermatitis
1. Definisi
Neurodermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan kulit paling atas yang
menimbulkan rasa gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak penebalan kulit yang kering,
bersisik dan berwarna lebih gelap, dengan bentuk lonjong dan tidak beraturan. Disertai gejala
garis kulit tampak menonjol (likenifikasi), akibat garukan atau gosokan berulang karena
berbagai rangsangan pruritogenik.
2. Sinonim
Dermatitis

Garukan

Terlokalisir,

Liken

Simpleks

Kronis,

Neurodermatitis

Sirkumskripta.
3. Etiologi
Penyebab neurodermatitis masih belum diketahui secara pasti. Dapat timbul akibat
dari iritasi menahun dan garukan yang berulang-ulang meningkatkan terjadinya
neurodermatitis.
Penyakit ini biasanya berhubungan dengan : 1) Dermatitis Atopik, 2) Psoriasis, 3)
Kecemasan, depresi ataupun penyakit psikis lainnya.
4. Faktor Resiko
Neurodermatitis sering terjadi pada rentang umur 30 dan 50 tahun. Wanita lebih sering
terkena dari pada laki-laki. Lebih berkembang jika dalam keluarga terdapat riwayat eczema,
psoriasis dan kondisi kulit yang serupa. Dapat juga disebabkan oleh :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengenakan pakaian dengan ketat dan berasal dari sintetis atau woll,
Kulit kering,
Paparan terus-menerus alergen dan bahan iritan,
Panas,
Gigitan serangga,
Stress,
6

g. Jaringan parut (keloid).


5. Gejala Klinis
Gejala primer neurodermatitis adalah kulit yang sangat gatal, muncul tunggal didaerah
leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul alat kelamin.
Rasa gatal sering hilang timbul. Sering timbul pada saat santai atau sedang tidur, akan
berkurang saat beraktifitas. Rasa gatal yang digaruk akan menambah berat rasa gatal tersebut.
Gejala klinis neurodermatitis yang muncul adalah : kulit yang gatal pada daerah
tertentu, terjadi perubahan warna kulit, kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan
dan sudah terjadi bertahun-tahun.
1. Diagnosa Banding
Dermatitis Atopik
Dermatitis Kontak Alergi dan Iritan
Dermatitis Herpetiformis
Dermatitis Numularis
Phytopatodermatitis
Myxedema
Psoriasis, Plaque
Dermatitis Seboroik
Tinea cruris
Liken Planus
Liken Amiliodosis
2. Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dengan berdasarkan tanda khas dari pemeriksaan fisik pada kulit
dan riwayat gatal dan garukan.
3. Pemeriksaan Tambahan
Neurodermatitis sering muncul bersamaan dengan psoriasis dan dermatitis maka harus
disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan tambahan.
a.

Patch Test
Test ini menentukan unsur apa yang menyebabkan suatu reaksi alergi di dalam pasien,
dapat menyingkirkan gejala dermatitis kontak alergika. Test ini memakai berbagai alergen
7

dengan potensial yang rendah dan di pertahankan sampai dua hari. Jika terdapat suatu tanda
bengkak dibawah alergen berarti hipersensitiv terhadap bahan tersebut.
b.

Skin Biopsi
Pengambilan sedikit jaringan kulit pada dearah lesi dan kemudian dilihat hasilya di
bawah suatu mikroskop. Bantuan Prosedur ini mendiagnose suatu infeksi/peradangan kulit
atau kondisi kulit lain.
Gambaran klinis yang didapatkan : suatu hyperkeratosis, akantosis, spongiosis dan
penebalan parakeratosis. Papillary kulit mengalami fibrosis kearah vertical sampai ke lapisan
kolagen, ini merupakan tanda khas dari neurodermatitis.
4. Pengobatan
Pengobatan utama dari neurodermatitis adalah untuk mengurangi pruritus dan
memperkecil luka akibat garukan atau gosokan. Gol pharmacotherapy adalah untuk
mengurangi rasa sakit dan untuk mencegah komplikasi.
Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksi
inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga membantu
mengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksi radang yang
akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan
wajah). Pada pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-poten, pemakaian highpotent steroid hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit yang tebal.
Anti-depresan atau anti-anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu
pertimbangan untuk pemberiannya. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik topical ataupun oral. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku
yang dapat mencegah gatal dan garukan.
Macam-Macam Obat

Corticosteroids
Memiliki kegunaan sebagai anti-inflamasi, yang berguna mengurangi pruritus,
menipiskan liken, dan mengurangi reaksi inflamasi.
Clobetasol (Temovate)
Termasuk dalam kelas 1 superpotent steroid topical : suppresses mitosis dan
meningkatkan

sintesis

protein

sehingga

mengurangi

vasokontriksi.
Fluocinolon 0,01% atau 0,025% cream (Synalar, Fluonid)
8

inflamasi

dan

menyebabkan

Merupakan topical steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel, juga
sebagai imunosuprosor, anti-proliferasi, dan anti-inflamasi.
Hydrocortisone Valerate cream 0,02% (Westcort)
Salah satu derifat dari adrenokortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada kulit atau
selaput lendir eksternal.
Fluocinonide cream 0,1% atau 0,05% (Lidex)
Merupakan topical corticosteroid yang menghambat proliferasi sel.
Anti-pruritic
Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan histamine secara endogen.
Sehingga dapat, mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini
bekerja menstabilkan membrane saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls saraf,
dan menghasilkan anastesi local.
Diphenhydramine (Benadryl, Benylin, Diphen, Allermax)
Mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh pelepasan histamine.
Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)
Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel efektor di pembuluh darah dan
traktus respiratori.
Hydroxyne (Atarax, Vistaril)
Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar, dan menekan aktifitas dari histamine pada
subcortikal diregio CNS.
Doxepin (Sinequan, Zonaton)
Penghambat aktifitas histamine dan asetilkolon. Penggunaannya dapat memberikan
efek sedasi, dan penyerapannya tinggi pada pemberian secara topical.
Immunosuppressant
Tacrolimus (Protopic)
Mekanisme kerja di LCS tidak diketahui. Dapat mengurangi gatal dan reaksi
inflamasi. Juga menghambat transkripsi dari gen yang mengkode IL-3, IL-4, IL-5, GM-CSF,
dan TNF-ALPHA, melibatkan pada fase awal dari aktifasi T-Cell.
Immune Modulator
Pimecrolimus (Elidel)
Merupakan turunan dari ascomycin, suatu unsur alami yang diproduksi Streptomyces
hygroscopicus var ascomyceticus.
9

Edukasi Pasien
Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini akan bertambah berat jika
terus digaruk oleh pasien.
Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
Memilih sabun yang lembut.
Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangi iritasi.
Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.
Manajemen stress yang baik.
5. Komplikasi
Penggarukan yang terjadi berulang-ulang dapat menimbulkan suatu infeksi atau
peradangan kulit. Dapat pula meninggalkan jaringan parut dan perubahan warna kulit yang
bertambah gelap (hiperpigmentasi).
6. Prognosis
Luka dapat sembuh sepenuhnya, dapat timbul jaringan parut dan perubahan warna kulit.
Dapat relaps karena stress atau tekanan mental, dan karena kontak dengan penyebab alergi.
Tidak sembuh bila pengobatan tidak tuntas.

10

You might also like