Professional Documents
Culture Documents
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN II
KELEMBABAN RELATIF UDARA PADA TEMPAT BERBEDA
NAMA
: WIWIK ASPIANTI T
NIM
: H41112280
KELOMPOK
: II (DUA) A
: MASRAYANI SULAIMAN
MUHAMMAD IQRAM
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi
air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada
suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur
dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya
dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering),
thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi
evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka
kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang (Soemarto, 1986)
Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuranpengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban sekilas diperoleh dengan
psikrometer. Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa
ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer
secara
basah di bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya kurang dari 100%.
Nilai sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling
Psychrometer dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya
(Umar, 2012).
Kelembaban relatif akan diukur dengan menghembus udara pada dua buah
termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan
lainnya kering (bola kering) pendekatan gravimetricmerupakn pengukuuran
langsung (oleh sebab itu merupeken yang paling akurat. Untuk kelembaban udara
dijadikanpatokan untuk kalibrasi instrument_ instrumentpengukuran kelembaban
air lainnya. Etimasi kasar (tapi praktis) untuk kelembaban relative berdasarkan
data kerapatan uap air dan suhu udara dapat dilkukan dengan menggunakan
penyajian hubunga antra suhu udra, kerapatan uap air, suhu bola basah, dan
kelembaban (Syehan, 1990).
Menurut Umar (2012), tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat
sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Suhu
Tekanan udara
Pergerakan angina
Kuantitas dan kualitas penyinaran
Vegetasi
Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada dalam percobaan ini adalah thermometer (air
raksa/ alkohol), sling psychrometer, karet gelang, botol air dan tabel kelembaban
relatif udara.
III. 2
Bahan
Bahan yang digunakan adalah kapas, dan air.
III. 3
Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :
2.
3. Dibasahi sumbu tersebut dengan air secukupnya, kemudian diayunayunkan dengan cara diputar-putar di udara seperti baling-baling.
4. Dilakukan pengamatan setiap 3 menit pada thermometer basah dan kering.
Untuk pembacaan kelembaban relatifnya dapat dicocokannya pada skala
yang terdapat pada alat.
5. Dicatat hasil pembacaan pada skala termometer disetiap lokasi
pengamatan yang berbeda dan dibuat dalam bentuk table.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan
Basah (C)
Termometer biasa
Kering (C)
KR %
Tempat
Dalam Ruangan
Rata-rata
Di Bawah Pohon
(Canopy)
Rata-rata
Pelataran MIPA
Rata-rata
26
27
26
26
28
29
28
28
87
87
87
87
27
25
26
26
27
26
26
26
28
26
27
27
29
28
27
28
94
94
94
94
87
87
94
89
IV.2 Pembahasan
Pada percobaan kelembaban udara dilakukan pada tiga tempat berbeda
yaitu dalam ruangan (Laboratorium Biologi Dasar), di ruangan terbuka (pelataran
MIPA), dan di bawah pohon (Canopy). Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan termometer dan sling psychrometer. Dan setiap alat dibagi atas
basah dan kering. Pengukuran menggunakan kedua alat ini untuk membandingkan
apakah hasil pengukuran kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda
sama atau berbeda. Termometer digunakan dengan cara dikipas-kipas dan sling
psychrometer dengan cara diputar-putar.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda
pada setiap tempat, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam Ruang Laboratorium
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam
laboratorium sangat tinggi yaitu .... pada Sling pyschrometer dan 87% pada
termometer biasa. Hal ini dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup
sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan
juga tidak terdapat kipas angin, kondisi dalam ruangan relatif tetap sehingga
dalam udara terkandung banyak uap air.
2. Di Bawah Pohon (Canopy)
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di bawah pohon
pada pembacaan sling psychrometer yaitu ... dan pada thermometer biasa
diperoleh 94%. Kelembaban pada daerah ini cukup tinggi dikarenakan banyaknya
vegetasi pada daerah tersebut, serta cuaca akhir akhir ini selalu hujan dan
mengakibatkan kondisi tanah yang becek dan mengandung banyak air, serta
penyinaran matahari yang terhalangi oleh rimbunan pohon.
3. Di Lapangan Terbuka (pelataran MIPA)
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan
terbuka pada sling psychrometer sebesar .... Dan pada termometer biasa diperoleh
sebesar 89%. Ini terjadi disebabkan oleh faktor penyinaran matahari dan cuaca
saat pengukuran. Saat pengukuran dilakukan sekitar pukul 15.00 dimana cuaca
sangat terik dan di pelataran MIPA tidak terlalu banyak vegetasi yang tumbuh
rimbun serta tidak banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat daerah
tersebut sedikit kering.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pada tempat yang berbeda terdapat pula
V.2. Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam praktikum agar di jaga agar
dapat digunakan dengan baik oleh praktikan sehingga semua praktikan bisa
mengerti menggunakan peralatan dalam mengukur kelembaban udara.
DAFTAR PUSTAKA