You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN II
KELEMBABAN RELATIF UDARA PADA TEMPAT BERBEDA

NAMA

: WIWIK ASPIANTI T

NIM

: H41112280

KELOMPOK

: II (DUA) A

HARI/ TANGGAL : KAMIS/ 4 APRIL 2013


ASISTEN

: MASRAYANI SULAIMAN
MUHAMMAD IQRAM

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN KELAUTAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kelembaban merupakan salah satu faktor lingkungan abiotik yang
berpengaruh terhadap aktifitas organisme di alam. Kelembaban merupakan jumlah
uap air di udara, sedangkan kelembaban mutlak adalah sejumlah uap air dalam
udara yang dinyatakan sebagai berat per satuan udara (misalnya gram per
kilogram udara). Jumlah upa air yang terdapat di udara (pada kejenuhan tertentu)
dipengaruhi oleh temperature dan tekanan, sehingga kelembaban nisbi adalah
persentase uap air sebenarnya ada dibandingkan dengan kejenuhan di bawah
temperature dan tekanan tertentu. Kelembaban merupakan salah satu faktor
ekologis yang mempengaruhi aktifitas organisme seperti penyebaran, keragaman
harian, keragaman vertical dan horizontal (Umar, 2012).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan
adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan
diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas.
Kelembaban udara pada suatu ekosistem banyak dipengaruhi oleh berbagai
factor,baik faktor biotik maupun abiotik. Misalnya saja dengan suhu, vegetasi,
tekanan udara dan lain sebagainya (Karim, 1985).
Untuk membuktikan apakah ada tempat yang berbeda memilki
kelembaban relatif udara yang berbeda pula, maka dapat percobaan ini dilakukan.

I.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan kelembaban relatif udara pada tempat/ lokasi
yang berbeda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk melatih keterampilan dalam membaca dan mengoperasikan peralatan
sederhana dalammengukur kelembaban udara relatif.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan Kelembaban Relatif Udara dilaksanakan pada hari Kamis, 4
April 2013, pukul 14.30-18.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 4 April
2013, Pukul 14.30-18.00 bertempat di dalam Laboratorium Biologi Dasar,
Pelataran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan CANOPY
Biologi, Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini


dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah
humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan
dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di
udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 C (86 F), dan
tidak melebihi 0,5% pada 0 C (Handoko, 1994).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban
nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan
jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.Kapasitas udara
untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut
mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas
(Handoko,1994).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan

potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup
dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap
sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi
air udara ber hubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan, 2002).
Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada
suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur
dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya
dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering),
thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi
evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka
kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang (Soemarto, 1986)
Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuranpengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban sekilas diperoleh dengan
psikrometer. Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa
ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer

secara

sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu


dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat
dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud
tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur
perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 1980).
Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer
basah dan kering, baik secara manual maupun dengan alat Sling Psychrometer dan
Hygrograf. Apabila pembacaan pada kedua termometer basah dan kering sama,
maka kelembaban nisbinya adalah 100%, tetapi apabila pembacaan termometer

basah di bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya kurang dari 100%.
Nilai sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling
Psychrometer dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya
(Umar, 2012).
Kelembaban relatif akan diukur dengan menghembus udara pada dua buah
termometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan
lainnya kering (bola kering) pendekatan gravimetricmerupakn pengukuuran
langsung (oleh sebab itu merupeken yang paling akurat. Untuk kelembaban udara
dijadikanpatokan untuk kalibrasi instrument_ instrumentpengukuran kelembaban
air lainnya. Etimasi kasar (tapi praktis) untuk kelembaban relative berdasarkan
data kerapatan uap air dan suhu udara dapat dilkukan dengan menggunakan
penyajian hubunga antra suhu udra, kerapatan uap air, suhu bola basah, dan
kelembaban (Syehan, 1990).
Menurut Umar (2012), tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat
sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Suhu
Tekanan udara
Pergerakan angina
Kuantitas dan kualitas penyinaran
Vegetasi
Ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).

Kelembaban yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air


yang ada dalam 1 meter kubit udara (gram uap air/m 3 udara). Kelembaban spesifik
adalah bilangan yang menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab
atau basah (gram uap air/kg udara basah). Kelembaban spesifik pada gerakan
vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau kondensasi.

Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat kekenyangan suatu


massa udara dengan uap air. Kelembaban relative dinyatakan dengan
perbandingan antara perbandingan antara jumlah uap air yang besar-besar ada
dalam udara dengan jumlah uap air yang maxsimum dikali seratus dinyatakan
dalam persen (%) (Karim, 1986).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan
keinginan.Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan
potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke
dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut
akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan
potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt
cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat
kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan,
1994).
Temperatur dan kelembaban sangat berpengaruh pada lingkungan darat.
Efek pembatas dari temperature bertambah hebat apabila kelembaban dalam
keadaan ekstrim, yaitu tinggi maupun rendah interaksi antara temperature dan
kelembaban seperti interaksi pada factor lain yaitu tergantung kepada nilai nisbi
dan nilai mutlak dari setiap factor (Suryati, 2007).
BAB III
METODE PERCOBAAN

III. 1 Alat

Alat yang digunakan pada dalam percobaan ini adalah thermometer (air
raksa/ alkohol), sling psychrometer, karet gelang, botol air dan tabel kelembaban
relatif udara.
III. 2

Bahan
Bahan yang digunakan adalah kapas, dan air.

III. 3

Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :

A. Pengukuran Kelembaban Secara Manual.


1. Disediakan dua buah termometer (skala 1-100), yang mana salah satu dari
thermometer tersebut pada bagian ujung pangkal dibagian yang
mengandung air raksa/alcohol, kemudian dibalut dengan kapas secukupnya
dan diikat dengan karet gelang.
2. Dibasahi kapas secukupnya dengan cara dicelupkan ke dalam botol air.
3. Digantung kedua thermometer (basah dan kering) pada tempat yang
dipilih) sambil dikipas-kipas selama kurang lebih 3 menit.
4. Dilakukan pengamatan setiap selang waktu 3 menit sebanyak 3 kali pada
setiap tempat yang dipilih (dalam ruangan (laboratorium), luar ruangan
(pelatarsn MIPA), tempat terbuka dan di bawah pohon (Canopy Biologi).
5. Dicatat nilai dari hasil pembacaan pada kedua thermometer (basah dan
kerimg) dalam bentuk tabel.
B. Pengamatan Kelembaban Udara dengan Sling Psikrometer
1. Diambil, Sling psychrometer kemudian thermometer basah dan kering
ditarik keluar dari kotak skala pada alat tersebut

2.

Diperhatikan sumbu yang menghubungkan antara tempat pembasahan


dengan ujung thermometer basah. Kalau tidak tersambung, disambungkan
pada ujung thermometer basah.

3. Dibasahi sumbu tersebut dengan air secukupnya, kemudian diayunayunkan dengan cara diputar-putar di udara seperti baling-baling.
4. Dilakukan pengamatan setiap 3 menit pada thermometer basah dan kering.
Untuk pembacaan kelembaban relatifnya dapat dicocokannya pada skala
yang terdapat pada alat.
5. Dicatat hasil pembacaan pada skala termometer disetiap lokasi
pengamatan yang berbeda dan dibuat dalam bentuk table.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan

Basah (C)

Termometer biasa
Kering (C)

KR %

Tempat
Dalam Ruangan
Rata-rata
Di Bawah Pohon
(Canopy)
Rata-rata
Pelataran MIPA
Rata-rata

26
27
26
26

28
29
28
28

87
87
87
87

27
25
26
26
27
26
26
26

28
26
27
27
29
28
27
28

94
94
94
94
87
87
94
89

IV.2 Pembahasan
Pada percobaan kelembaban udara dilakukan pada tiga tempat berbeda
yaitu dalam ruangan (Laboratorium Biologi Dasar), di ruangan terbuka (pelataran
MIPA), dan di bawah pohon (Canopy). Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan termometer dan sling psychrometer. Dan setiap alat dibagi atas
basah dan kering. Pengukuran menggunakan kedua alat ini untuk membandingkan
apakah hasil pengukuran kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda
sama atau berbeda. Termometer digunakan dengan cara dikipas-kipas dan sling
psychrometer dengan cara diputar-putar.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda
pada setiap tempat, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam Ruang Laboratorium
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam
laboratorium sangat tinggi yaitu .... pada Sling pyschrometer dan 87% pada
termometer biasa. Hal ini dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup

sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan
juga tidak terdapat kipas angin, kondisi dalam ruangan relatif tetap sehingga
dalam udara terkandung banyak uap air.
2. Di Bawah Pohon (Canopy)
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di bawah pohon
pada pembacaan sling psychrometer yaitu ... dan pada thermometer biasa
diperoleh 94%. Kelembaban pada daerah ini cukup tinggi dikarenakan banyaknya
vegetasi pada daerah tersebut, serta cuaca akhir akhir ini selalu hujan dan
mengakibatkan kondisi tanah yang becek dan mengandung banyak air, serta
penyinaran matahari yang terhalangi oleh rimbunan pohon.
3. Di Lapangan Terbuka (pelataran MIPA)
Kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan
terbuka pada sling psychrometer sebesar .... Dan pada termometer biasa diperoleh
sebesar 89%. Ini terjadi disebabkan oleh faktor penyinaran matahari dan cuaca
saat pengukuran. Saat pengukuran dilakukan sekitar pukul 15.00 dimana cuaca
sangat terik dan di pelataran MIPA tidak terlalu banyak vegetasi yang tumbuh
rimbun serta tidak banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat daerah
tersebut sedikit kering.

BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Pada tempat yang berbeda terdapat pula

perbedaan kelembaban relatif

udaranya dimana tempat yang kualitas penyinarannya rendah akan tinggi


kelembabannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kelembaban
relatife udara pada lokasi berbeda ialah kualitas penyinaran matahari, vegetasi,
pergerakan angin, suhu, dan ketersediaan air.
2. Alat yang digunakan dalam mengukur kelembaban relatife udara yaitu sling
psychometer yang digunakan dengan cara diayunkan di udara dan termometer
dry and wet yang digunakan dengan cara dikipas-kipas.

V.2. Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan dalam praktikum agar di jaga agar
dapat digunakan dengan baik oleh praktikan sehingga semua praktikan bisa
mengerti menggunakan peralatan dalam mengukur kelembaban udara.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, 1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian.


Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA-IPB, Bogor.
Karim, 1985. Biologi. Pakar Raya, Bandung.
Lakitan, 2002. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Richard, Lee, 1988. Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University Press, Yokyakarta.
Soemarto, C D., 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Suryati, 2007. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syehan, Ersin, 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Umar, M R., 2012. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,
Makassar.

You might also like