You are on page 1of 5

Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan

bagaimananosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai


saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana
nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling
relevan (Tamsuri, 2007)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Melzack & Wall pada
tahun 1965. Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf
besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis.
Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan aktivitas
subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme
sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan ikut terhambat. Substansi gelatinosa (SG) yang ada pada
bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran sebagai
pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini dapat
memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum mereka
sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.Rangsangan serat
besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini
dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan
reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil
akan menghambat aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
Impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.Teori ini mengatakan
bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan
impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut
kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron deltaA dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk
mentranmisi impuls melalui mekanisme pertahanan.Selain itu, terdapat
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang
melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat
seorang terapis menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang
dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang

dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan


membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri.
Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek
yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri.Alur saraf desenden
melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu
pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.Neuromedulator ini
menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan
substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo
merupakan upaya untuk melepaskan endorfin.
Pada cornu dorsalis medula spinalis terdapat mekanisme neural,
yang berfungsi sebagai gerbang, yang dapat mengatur rangsang dari
syaraf perifer ke SSP. Secara anatomis, gerbang tersebut terletak di
substansia gelatinosa.Hantaran rangsang syaraf dari serabut aferen
perifer, ke sel Transmisi medula spinalis, diatur oleh mekanisme gate
control di cornu dorsalis.Mekanisme ini dipengaruhi oleh jumlah relatif
serabut besar dan serabut kecil. Serabut berdiameter besar ( A ),
bermyelin, berdaya konduksi cepat, menghantar rangsang bukan nyeri
(raba, tekan). Serabut berdiameter kecil (serabut bermyelin C &
serabut), berdaya konduksi lambat, menghantar rangsang
nyeri.Aktifitas serabut besar cenderung menghambat transmisi
(menutup gerbang), sedang aktifitas serabut kecil cenderung
memudahkan transmisi.Bila perangsangan pada sel Transmisi mencapai
ambang kritis, terjadi nyeri pada daerah persyarafan yang
bersangkutan, disertai pola dan pengalaman karakteristik dari nyeri
tsb. Mekanisme gate control ini juga dipengaruhi impuls yang
desendens dari SSP. Secara singkat dikatakan bahwa perangsangan
serabut besar ( A ) yang berdaya konduksi cepat, seperti
perangsangan titik akupunktur, akan menimbulkan impuls bukan nyeri.
Ini menghambat impuls nyeri yang timbul karena perangsangan serabut
kecil pada substansia gelatinosa medeula spinalis.Karenanya gerbang
menutup dan nyeri tidak dapat dirasakan. Man & Chen, tahun 1972,
mengemukakan teori two gate control, yang merupakan pengembangan
dari teori gate control .Dihipotesiskan bahwa ada lagi gerbang, yang
disebut gerbang utama, yang terletak di thalamus. Jadi bila dilakukan
akupunktur pada daerah yang dipersyarafi oleh nervi cranialis, impuls
bukan nyeri tersebut akan langsung menuju gerbang utama di thalamus,
yang akan menghambat nyeri dari seluruh bagian tubuh, tanpa perlu
menutup gerbang pertama di substansia gelatinosa. Juga dikatakan

bahwa formatio reticularis mempunyai peranan yang unik dan ikut ambil
bagian dalam inhibisi nyeri ini.
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat.Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.Upaya
menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan
substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme
pertahanan.Selain itu, terdapatmekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal,
yang lebih cepat yang melepaskanneurotransmiter penghambat. Apabila masukan
yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang
perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari
serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan
klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke
otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi
nyeri.Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen,
sepertiendorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari
tubuh.Neuromedulatorini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat
pelepasan substansi P. tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo
merupakan upaya untuk melepaskan endorfin (Potter, 2005)

Gate Control Theory


( Teori Pengendalian Gerbang )

Teori gate control


n Dikemukanan oleh Melzack dan wall pada tahun 1965
n Teori ini mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau bahkan
dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
n Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi gelatinosa (SG) yg ada
pada bagian ujung dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai peran
sebagai pintu gerbang (gating Mechanism), mekanisme gate control ini
dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum
mereka sampai di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.

n Impuls nyeri bisa lewat jika pintu gerbang terbuka dan impuls akan di
blok ketika pintu gerbang tertutup
n Menutupnya pintu gerbang merupakan dasar terapi mengatasi nyeri
n Berdasarkan teori ini perawat bisa menggunakannya untuk memanage
nyeri pasien
n Neuromodulator bisa menutup pintu gerbang dengan cara
menghambat pembentukan substansi P.
n Menurut teori ini, tindakan massase diyakini bisa menutup gerbang
nyeri.
Melzack & Wall menjelaskan melalui gate control theory bahwa sensasi nyeri
akan dirasakan bila impuls / rangsangan nyeri dari sumber nyeri berhasil
dihantarkan oleh serabut saraf ke pusat nyeri di sistem saraf pusat (otak)
melalui gerbang nyeri (pain gate). Gerbang nyeri dapat ditutup dengan cara
mengaktifkan serabut saraf A melalui rangsangan raba, tekanan, sentuhan,
atau getaran (rangsangan TENS) pada sumber nyeri, sehingga impuls nyeri tidak
diteruskan ke medula spinalis dan juga ke otak dan akhirnya seseorang tidak
merasakan sensasi nyeri.
Gambar Gate control theory. A) saat gerbang nyeri terbuka, rangsangan nyeri
dapat dihantarkan ke otak sehingga timbul rasa nyeri. B) rangsangan dari TENS
mengaktifkan serabut saraf A untuk menutup gerbang nyeri, sehingga rasa
nyeri tidak muncul.
TEORI PENGONTROL NYERI (GATE CONTROL THEORI )
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana
nosireseptor/reseptor nyeri dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini
dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul,
namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.Upaya
menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden
dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan
substansi C melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls melalui mekanisme
pertahanan.Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal,
yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter penghambat. Apabila masukan
yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang terapis
menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan

menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari


serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan
klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke
otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi
nyeri.Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan
dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh.Neuromedulator ini
menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P.
tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk
melepaskan endorfin (Potter, 2005).
Respon fisiologis terhadap nyeri
1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat, dan superficial)
a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
b) Peningkatan heart rate
c) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
d) Peningkatan nilai gula darah
e) Diaphoresis
f) Peningkatan kekuatan otot
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas GI

You might also like