Professional Documents
Culture Documents
menempatkan fungsi recht pada staat, hanya sebagai alat perlindungan hak-hak individual
dan kekuasaan negara diartikan secara pasif, yang bertugas sebagai pemelihara ketertiban dan
keamanan masyarakat. Paham Immanuel Kant ini terkenal dengan sebutan
nachtwachkerstaats atau nachtwachterstaats[14].
Friedrich Julius Stahl (sarjana Jerman) dalam karyanya ; Staat and Rechtslehre II, 1878 hlm.
137, mengkalimatkan pengertian Negara Hukum sebagai berikut :
Negara harus menjadi Negara Hukum, itulah semboyan dan sebenarnya juga daya pendorong
daripada perkembangan pada zaman baru ini. Negara harus menentukan secermat-cermatnya
jalan-jalan dan batas-batas kegiatannya bagaimana lingkungan (suasana) kebebasan itu tanpa
dapat ditembus. Negara harus mewujudkan atau memaksakan gagasan akhlak dari segi
negara, juga secara langsung, tidak lebih jauh daripada seharusnya menurut suasana hukum.
Inilah pengertian Negara Hukum, bukannya misalnya, bahwa negara itu hanya
mempertahankan tata hukum saja tanpa tujuan pemerintahan, atau hanya melindungi hak-hak
dari perseorangan. Negara Hukum pada umumnya tidak berarti tujuan dan isi daripada
Negara, melainkan hanya cara dan untuk mewujudkannya[15].
Lebih lanjut Friedrich Julius Stahl mengemukakan empat unsur rechtstaats dalam arti klasik,
yaitu[16] :
1. Hak-hak asasi manusia;
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu (di negara-negara
Eropa Kontinental biasanya disebut trias politica);
3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur);
4. Peradilan administrasi dalam perselisi
Pengertian Negara Hukum Menurut Para Ahli
ARISTOTELES
Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya.
HUGO KRABBE
Bahwa Negara seharusnya Negara Hukum (rechtsstaat) dan setiap tindakan Negara harus didasarkan pada
hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan pada hukum.
F.R. Bothlingk
De staat, waarin de wilsvrijheid van gezagsdragers is beperkt door grenzen van recht (negara, dimana
kebebasan kehendak pemegang kekuasaan dibatasi oleh ketentuan hukum).
Wirjono Prodjodikoro
1. Semua alat-alat perlengkapan dari negara, khususnya alat-alat perlengkapan dari pemerintah dalam
tindakannya baik terhadap para warga negara maupun dalam negara saling berhubungan masing-masing, tidak
boleh sewenang-wenang, melainkan harus memperhatikan peraturan-peraturan hukum yang berlaku;
2. Semua orang (penduduk) dalam hubungan kemasyarakatan harus tunduk pada peraturan-peraturan hukum
yang berlaku.
melanggar hukum.
Prof. Dr. Ismail Suny, SH., M. CL dalam brosur beliau Mekanisme Demokrasi Pancasila mengatakan, bahwa
negara hukum Indonesia memuat unsur-unsur:
1. Menjunjung tinggi hukum
2. Adanya pembagian kekuasaan
3. Adanya perlinduungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi prosedural untuk
mempertahankannya
4. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi
pemberantasan korupsi di suatu negara dan mengambil peran aktif dalam merumuskan tujuan
negara di bidang hukum.
Kemerdekaan Pers merupakan kata kunci dalam memahami makna transparansi dan
akuntabilitas dari penyelenggara negara, maka saya sangat sepakat dengan pendapat dari Ketua
MA Prof Dr. Bagirmanan, SH, MCL yang menyatakan bahwa Jangan sampai tangan hakim
berlumuran ikut memasung kemerdekaan pers yang akan mematikan demokrasi, pers yang
bebas bukan hanya instrumen demokrasi tetapi juga penjaga demokrasi. Hakim sangat
memerlukan demokrasi, Menurut dia, hanya demokrasi yang mengenal dan menjamin
kebebasan hakim atau kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Oleh karena itu jangan sampai
hakim ikut mematikan demokrasi. Jika itu terjadi maka tidak lain berarti hakim sedang
memasung kebebasan atau kemerdekaannya sendiri.
Unsur inipun penting karena tanpa adanya kemerdekaan pers maka kemerdekaan kekuasaan
kehakiman dan kemandirian profesi hukum menjadi hilang tak bermakna
Tiga ciri ini sangat penting untuk mendukung terciptanya negara hukum, karena jika salah satu
ciri ini hilang, maka perdebatan konseptual dan konteksual akan negara hukumpun serta merta
menjadi hilang. Dan masyarakat akan menjadi hilang kepercayaan terhadap kedaulatan hukum
yang justru akan menjauhkan masyarakat dari aspek keadilan dan kepastian hukum
Tujuan Hukum
keadilan
kepastian
kemanfaatan
Menurut kami sendiri hukum bertujuan untuk mencapai kehidupan yang selaras
dan seimbang, mencegah terjadinya perpecahan dan mendapat keselamatan
dalam keadilan.