You are on page 1of 5

METODE PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

I. Latar Belakang Masalah


Sebelum membahas tentang penalaran induktif dan penalaran deduktif, lebih baik kita
mengetahui apa itu penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Kemampuan menalar
menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam
dan Hawa, dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuannya itu. Dia mengetahui
apa yang benar dan apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang
indah dan mana yang jelek. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan
pengetahuan ini sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun
pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Manusia mengembangkan
pengetahuannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dan memikirkan
hal-hal baru, menjelajah untuk baru, karena dia hidup bukan sekedar untuk kelangsungan
hidupnya, namun lebih dari pada itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; memberi makna
bagi kehidupan; manusia memanusiakan diri dalam dalam hidupnya.
Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses berfikir dalam menarik
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran
memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis
diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain menurut
logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini
merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tertentu.

II. PEMBAHASAN
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah
proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru
yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Penalaran Deduksi
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif.
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola
berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu
kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat
dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor.
Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut. Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga
hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan
kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi
maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang
disusun secara deduktif. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagianbagiannya
yang khusus.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme


disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain
bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan


arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataanpernyataan
yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang
diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan
kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan
lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami
gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan
generalisasi.
Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode
berpikir induktif.

Macam-macam Penalaran Induktif


a. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan
lain-lain.
b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang
diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat
khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.

Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas
memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan
akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting
artinya karena mempunyai dua keuntungan.
Bersifat ekonomis.
Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya.

KESIMPULAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi
adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus.
Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataanpernyataan yang
khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh
tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis).

DAFTAR PUSTAKA

https://patriciamantiri1128.files.wordpress.com/2012/06/makalah-filsafat.pdf
http://arhamulwildan.blogspot.com/2012/03/metode-penalaran-deduktif-daninduktif.html
http://adammaulanaaa.blogspot.com/2013/04/penalaran-dan-pengertian.html

You might also like