You are on page 1of 6

KROMATOGRFI GAS

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan teori kromatografi gas
2. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat kromatografi gas dengan baik dan benar
3. Mahasiswa dapat menganalisis suatu senyawa kimia baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dengan menggunakan alat kromatogorafi gas

II. Alat dan Bahan yang digunakan


Alat yang digunakan
1.
2.
3.
4.

Seperangkat alat kromatografi gas


Integrator
Alat penyuntik
Botol sampel

Bahan yang digunakan


1. Etanol

III. Dasar Teori


Kromatografi gas adalah suatu cara pemisahan lain yang penting didalam analisis
kimia. Didalam kromatografi diperlukan adanya dua fase yang tidak saling menyampur, yaitu
fase diam dan fase gerak. Fase diamnya disini dapat berupa zat padat yang ditempatkan
didalam suatu kolom atau dapat juga berupa cairan terserap (teradsorpsi) berupa lapisan yang
tipis pada butir-butir halus pada suatu zat padat pendukung (solid support material) yang
ditempatkan dalam kolom. Fase geraknya berupa gas (gas pembawa) atau cairan.
Campuran yang akan dipisahkan komponen-komponen, dimasukkan ke dalam kolom
yang mengandung fasa diam .Dengan bantuan fase gerak , komponen-komponen campuran
itu kemudian dibawa bergerak melalui fase diam didalam kolom. Perbedaan antaraksi atau
afinitas antara komponen-komponen campuran itu dengan kedua fase, menyebabkan
komponen-komponen itu bergerak dengan kecepatan berbeda melalui kolom. Akibat adanya
perbedaan kecepatan (differential migration), komponen-komponen itu terpisah satu sama
lain.
Pada kromatografi gas cairan (GLC, Gas Liquid Cromatogram), fasa geraknya
berupa gas, fasa diamnya berupa caian. Partisi komponen cuplikan berdasarkan pelarutan uap
komponen itu didalam fase diam. Kromatografi gas-cairan sering disebut juga kromatografo
gas (GC) saja.

Bagian-bagian alat kromatografi gas adalah:


1. Tangki gas pembawa, gas yang bertindak sebagai fase gerak disebut juga gas pembaawa
(carrier gas). Gas-gas pembawa yang biasa digunakan seperti helium, hidrogen, dan nitrogen.
Helium digunakan bila detektornya TCD.
2. Alat pengatur tekanan (regulator). Regulator digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas
yang digunakan. Selain itu ada pengatur laju aliran gas (soap buble flow rate mater).
Pembawa, sehingga gas pembawa dapat diukur kecepatan alirannya.
3. Injektor Port (tempat memasukan cuplikan) adalah cabang untuk memasukan cuplikan
dengan cara menyuntikan.
4. Kolom. Tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen cuplikan.
5. Oven untuk memanaskan kolom adalahsuatu ternostat.
6. Detector untuk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom.
7. Recorder (alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan pada kromatografi gas :

Rasio pemisahan
Waktu retensi
Faktor kapasitas
Faktor selektivitas
Kolom efisiensi
Resolusi kolom

Skema Kromatografi Gas

IV. Prosedur Percobaan


Persiapan
Membuat larutan yang mengandung etanol, butanol, pentanol dengan komposisi tidak
diketahui (digunakan untuk cuplikan)
Membuat larutan yang mengandung etano, butanol, pentanol dengan komposisi
masing-masing diketahui (digunakan untuk larutan baku)
Cara menghidupkan detektor
Menghidupkan GC dan menunggu sampai selesai self test. Membuka keran pada
tabung gas N2. Mengatur tekanan manometer pada tabung sebesar 3,5 kg/cm dengan
keran reduksi tekanan.
Memutar keran carrier gas pada GC yang mempunyai FID kekiri sehingga dicapai
tekanan colomn Head Presure Key lebih dari 100 kpa.
Mengatur kecepatan aliran gas N2 sebagai carrier gas kekanan dan kekiri.
Membuka keran reference gas pada GC (sebagai reference adalah N2 dari tabung yang
sama).

Pengatur halus pada reference gas dapat dibuka atau ditutup dengan menggunakan
obeng yang tersedia khusus untuk GC.
Mengatur seluruh kecepatan aliran gas, tekan: DET A
Menekan SIG 1
Menekan () untuk mengatur tanda + atau signal
Menekan range 4 enter
Menekan oven temp, memasukan 80 enter, menekan inj A, memasukan 100 enter,
menekan Det A temp 120 enter
Menekan FID ignitor, sampai terdengar bunyi
Menghiduokan integrator, memasukan zero (batas bawah) 10 enter, menekan ATT 2
Enter, menekan CHT Sp 0,5 enter
Menekan list dua kali untuk membuat laporan parameter integrator
Setelah lampu not ready pada GC tidak menyala merah, menyuntikan 1 etanol
Menekan secara bersamaan dengan menyuntikan, tombol star pada GC dan integrator
Setelah puncak etanol tampak pada kromatografi, menekan tombol stop pada type
(tipe puncak), area % persen senyawa dalam campuran.
Mengubah temperatur oven menjadi 80 oC
Mengatur oven tercapai (lampu not ready pada GC tidak merah). Menyuntikan 1
etanol dan membuat kromatogramnya
Membandingkan waktu retensinya

V. DATA PENGAMATAN
N
o
1
2
3
4

Komponen

Etanol

Suhu
Integrator
100C

VI. ANALISIS PERCOBAAN

Suhu
Detektor
60C

Suhu
Oven
60C
70C
70C
80C

Waktu
Retensi
1,61 menit
1,40 menit
1,43 menit
1,31 menit

ATT
7
7
5
5

Pada percobaan ini bertujuan untuk membandingkan waktu retensi dan suhu pada oven.
Kromatografi gas termasuk dalam kromatografi kolom dimana fase diamnya cairan terserap
(teradsorbsi) dan fase geraknya berupa gas pembawa.
Pada sampel (etanol) pada saat percobaan dengan suhu oven 60C memerlukan waktu retensi
1,61 menit, bila suhu oven dinaikan menjadi 70C berpengaruh juga terhadap waktu retensi
yaitu menjadi 1,40 menit dan 1,43 menit, dan kemudian dinaikan lagi suhu oven menjadi
80C dan waktu retensi juga ikut berubah yaitu 1,31 menit.
Suhu oven sangat mempengaruhi waktu retensi karena semakin tinggi suhu oven maka
semakin cepat waktu retensi. Prinsip pemisahannya adalah bila BM zat rendah dan titik
didihnya rendah juga zat tersebut akan lebih mudah menjadi gas.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
-

Suhu oven mempengaruhi waktu retensi, jika semakin tinggi suhu oven maka semakin
kecil waktu retensi.
Kromatografi gas dapat digunakan untuk menentukan komponen dan kadar
komponen di dalam suatu sampel dengan cara pemisahan.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Kimia Analitik Instrumen. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. 2012

GAMBAR ALAT

Kromatografi Gas

You might also like