You are on page 1of 17

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER

Disusun oleh :
NURCHOLIS
(2006730070)
Pembimbing :
dr. Hj. Vita Nooraini, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
2011
KETERANGAN UMUM PENDERITA
0

Nama

: Ny. E

Umur

: 37 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Suku bangsa

: Sunda

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Sakuranggalih RT 03/ RW 06, Cianjur

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Status Marital

: Menikah

ANAMNESIS (autoanamnesis pada tanggal 09 Maret 2011 Pukul 10.40 WIB)


Keluhan utama:
Bruntus-bruntus berisi cairan yang terasa perih di daerah perut bagian kiri, dan punggung
bagian kiri dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.
Anamnesis khusus:
Seorang wanita datang dengan keluhan terdapat bruntus-bruntus berisi cairan yang terasa
perih di daerah perut bagian kiri, dan punggung bagian kiri dirasakan sejak 1 minggu sebelum
datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Cianjur. Awalnya hanya terasa nyeri di bagian
daerah perut dan beberapa hari kemudian timbul bercak kemerahan di daerah perut kanan bawah
sejak 1 minggu yang lalu. Bercak kemerahan tersebut awal mulanya selebar kancing baju dan
disertai dengan bruntus berisi cairan sebesar biji kacang hijau di perut bagian kiri. Bercak
kemerahan makin lama makin melebar diikuti dengan bruntus berisi cairan yang makin lama
makin banyak di daerah perut bagian kiri kemudian menjalar ke daerah punggung bagian kiri.
Bruntus-bruntus tersebut disertai dengan rasa perih tetapi tidak gatal. Sebelum muncul bercak
1

kemerahan pasien mengeluh pusing badan terasa lemas. Keluhan demam, pegal-pegal dan nyeri
otot sebelum munculnya bercak kemerahan disangkal. Keluhan terdapat bruntus- bruntus berisi
cairan didaerah kemaluan disangkal. Riwayat terkena api disangkal. Riwayat terkena zat-zat
kimia disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
-

Pasien mempunyai riwayat penyakit cacar pada saat pasien berusia sekitar 4 tahun.

Belum pernah mengeluh keluhan seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga:


-

Tidak ada keluarga yang menderita keluhan seperti ini

Riwayat Pengobatan
-

Pasien belum berobat ke dokter

Pasien mengaku pernah diberikan obat tradisional berupa dedaunan yang digosok ke
daerah lesi namun tidak ada perbaikan

Riwayat Alergi
-

Pasien mempunyai alergi terhadap udang

Alergi terhadap obat-obatan disangkal

Riwayat Psikososial
-

Pasien merupakan Ibu rumah tangga yang tinggal di daerah perumahan yang padat dan
berdekatan.

Disekitar lingkungan rumah tidak ada yang mempunyai keluhan seperti ini.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum

: tampak sakit ringan


2

Kesadaran

: composmentis

Tanda-tanda vital

Nadi

: 80 x/m

RR

: 20 x/m

Suhu

: afebris

Antropometri

BB

: 70 kg

TB

: 166 cm

Status Generalis:
Kepala

Rambut: alopesia (-)


Mata: conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung: sekret (-)
Mulut: hiperemis (-), mukosa buccal basah, erosi (-)
Gigi: karies (-), luka (-)
THT: tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher

KGB: tidak teraba membesar, massa (-)

Thoraks

Paru-paru
o

Inspeksi

: Bentuk dan gerak simetris

Palpasi

: fokal fremitus +/+

Perkusi

: sonor kedua lapang paru

Auskultasi

: VBS ka=ki, wheezing (-), rhonchi (-)


3

Jantung
o

Inspeksi

: iktus kordis tampak

Palpasi

: iktus kordis teraba di ICS V midclavicula sinistra

Perkusi

: batas jantung kanan: linia parasternal kanan ICS

IV
Batas jantung kiri :linia midcalvikula ICS V

Abdomen

Ekstremitas

Auskultasi

: BJ I dan II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Inspeksi

: datar

Palpasi

: suffel, hepatomegali dan splenomegali (-)

Perkusi

: tympani

Auskultasi

: BU (+) Normal

Kulit

: lihat di status dermatologikus

Deformitas (-), udem (-), RCT < 2 dtk

Status Dermatologikus:
Distribusi

Regioner, unilateral, segmental setinggi persarafan thorakal 6-7 sinistra

A/R

Perut bagian kiri, pungung bagian kiri

Lesi

Tampak lesi multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, dengan diameter


terkecil 0,1 cm, dan terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul dan berisikan
cairan jernih.

Efluroesensi

Di atas dasar makula eritem terdapat sekelompok vesikel

Daerah perut bagian kiri

Daerah punggung
bagian kiri

RESUME
Seorang wanita usia 37 tahun datang ke poli kulit RSUD Cianjur dengan keluhan berupa
makula eritema sejak

1 minggu yang lalu, yang kemudian berubah menjadi vesikel yang

menyebar di daerah perut bagian kiri dan punggung kiri. Vesikel terasa nyeri tetapi tidak disertai
pruritic. Sebelum muncul makula eritem penderita mengeluh badan terasa pusing dan lemas.
Keluhan panas badan, pegal-pegal dan nyeri otot sebelum munculnya bercak kemerahan
disangkal. Riwayat varisela (+). Tidak ada kontak dengan keluarga atau orang lain yang
mempunyai keluhan yang sama. Riwayat kontak dengan zat-zat kimia disangkal.
Status generalisata tidak ditemukan adanya kelainan. Status dermatologikus ditemukan distribusi
regioner, unilateral, segmental setinggi persarafan thorakal 6-7 sinistra. A/R Perut bagian kiri,
dan pungung bagian kiri. Karakteristik lesi: multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, dengan
5

diameter terkecil 0,1 cm dan diameter terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul berisi cairan
jernih. Efloresensi: Di atas dasar makula eritem terdapat sekelompok vesikel.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Herpes zoster
Herpes simpleks
Varisela
Dermatitis Kontak Iritan
DIAGNOSA KERJA
Herpes zoster Thorakalis

ANALISA KASUS
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan :
ANAMNESIS

Bruntus-bruntus berisi cairan yang terasa perih di daerah perut bagian kiri, dan punggung
bagian kiri dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.
Bruntus-bruntus tersebut disertai dengan rasa perih tetapi tidak gatal. Sebelum muncul
bercak kemerahan pasien mengeluh pusing badan terasa lemas.
Pasien mempunyai riwayat penyakit cacar pada saat pasien berusia sekitar 4 tahun.
( Varisela + ).
PEMERIKSAAN FISIK
Regioner, unilateral, segmental setinggi persarafan thorakal 6-7 sinistra
Tampak lesi multipel, herpetiformis, berbentuk bulat, dengan diameter terkecil 0,1 cm,
dan terbesar 0,2 cm, berbatas tegas, menimbul dengan berisi cairan jernih.
Di atas dasar makula eritem terdapat sekelompok vesikel

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis :


Herpes zoster
Herpes simpleks
Varisela
Dermatitis Kontak Iritan

Diagnosis banding penyakit


Herpes zoster

Herpes simplek
7

Varisela

D. Iritan

Wanita 37

Pria = wanita

Pria = wanita

tahun

Anak2 &

Semua usia

dewasa

Malaise

Predileksi

Paling sering di

Pinggang ke atas

Seluruh tubuh

Tergantung

thorak dan

(tipe 1) pinggang ke

(menyebar sec.

tempat terkena

unilateral

bwh (tipe 2)

centrifugal)

iritan

Tdak unilateral

Tidak unilateral

Tergantung

Lesi makula
eritem dan
vesikel

onset dan iritan

unilateral
R. Cacar

+/-

R. Kontak

+/-

R. Atopik

Usulan Pemeriksaan tambahan pada pasien ini :

Pemeriksaan lab : leukopeni (72 jam pertama), leukositosis (infeksi sekunder)

Tzanck smear

Dengan membuat sediaan hapus yang


diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil
dari kerok an dasar vesikel dan akan
didapatkan sel datia berinti banyak.
8

Kultur virus dari dasar vesikel

Pemeriksaan dengan mikroskop electron

Tes serologic dan material biopsi

Bagaimana penatalaksanaan pada kasus tersebut?

Umum:
o Menjaga kebersihan tangan
o Kuku di potong pendek
o Pakaian tetap kering dan bersih
o Lepuh jangan dipecahkan
o Menjelaskan tentang penyakit dan penatalaksanaannya

Khusus:
o Salicyl talk 0,5-1 %
o Acyclovir 5 x 800 mg selama 7 hari
o Acid mefenamic 500 mg tab

Penatalaksanaan menurut teori


Sistemik
Antivirus : Diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul

Kostikosteroid
o Prednison 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap.
9

o Indikasinya untuk sindrom Ramsay Hunt. Pemberian diberikan sedini mungkin


untuk mencegah terjadinya paralisis.

Analgesik

Neurotropik : Vit B1, B6, B12

Topikal

Tergantung stadiumnya
Stadium vesikel : Bedak
Erosif : Kompres terbuka
Ulserasi : Salep antibiotika

Bagaimana Prognosis pada pasien ini ?

Quo ad vitam ad bonam : tidak ada gejala atau tanda yang mengarah pada ancaman
kematian. Keadaan umum, kesadaran pasien dan tanda vital pasien masih dalam batas
normal.

Quo ad functionam ad bonam : karena herpes zoster tidak mengganggu fisiologis kulit
secara bermakna.

Quo ad santantionam ad bonam : dengan melakukan pengobatan dan perawatan secara


dini, maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas.
TINJAUAN PUSTAKA
HERPES ZOSTER

DEFINISI
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa.
10

Infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

ETIOLOGI
Virus varisela-zoster

Human (alpha) herpes virus 3 sub famili alpha herpes viridae. Merupakan DNA double helix,
genom virus mengkode lebih daripada 70 protein, termasuk protein yang berhubungan dengan
antigen virus
Masa tunas

: 7-12 hari

Masa aktif

: slama 7 hr

Masa resolusi :1-14 hari


EPIDEMIOLOGI
11

Reaktivasi virus yang terjadi setelah penderita mendapat varisela. Kadang-kadang


varisela ini berlangsung subklinis. Ada pendapat yang menyatakan kemungkinan transmisi virus
secara aerogen dari pasien yang sedang menderita varisela atau herpes zoster.
PATOGENESIS
Virus ini berdiam di basal ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion cranialis.
Kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persyarafan
gangglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang daerah ganglion anterior, bagian
motorik cranialis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.

GEJALA KLINIK

Daerah yang sering terkena adalah daerah thorakal.


Prevalensi wanita dan pria sama.
Umur lebih sering pada usia dewasa.
Gejala prodromal sistemik :
Demam, pusing, malese.

Gejala prodromal lokal:


Nyeri otot tulang, gatal, pegal.
Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat menjadi vesikel yang berkelompok
dengan dasar kulit yang eritematous dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih. Kemudian
menjadi keruh berwarna abu-abu. Dapat menjadi pustul dan krusta. Kadang vesikel berisi darah
(herpes zoster hemoragik). Dapat pula timbul infeksi sekunder hingga timbul ulkus dengan
penyembuhan berupa sikatrik.
Masa tunasnya 7-12 hari.
Masa aktif berupa lesi-lesi baru yang tetap timbul berlangsung kira-kira 1 minggu.
Masa resolusi berlangsung 1-2 minggu.
Dapat juga dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional
Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral.
Dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persyarafan.
Pada susunan syaraf tepi jarang timbul kelainan motorik. Tetapi pada susunan syaraf
pusat dapat terjadi kelainan motorik. Hiperestesi pada daerah yang terkena merupakan gejala
khas. Kelainan pada muka sering di sebabkan oleh karena gangguan pada nervus trigeminus
(ganglion gaseri). Nervus fasialis dan oftikus(ganglion genikulatum).
Herpes zoster oftalmikus
o Infeksi cabang pertama nervus trigeminus, sehingga menimbulkan kelainan pada mata.
12

o Cabang ke 2 dan ke 3 menimbulkan kelainan kulit pada daerah persyarafannya.

Sindrom ramsay hunt


o
o
o
o

Diakibatkan oleh gangguan nervus fasialis dan optikus


Gejalanya paralisis otot muka (bells palsy)
Kelainan kulit yang sesuai dengan persyarafan.
Tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, gangguan pengecapan.

Herves zoster abortif


o Penyakit ini berlangsung dalam waktu yang singkat kelainan kulitnya berupa vesikel dan
eritem.
Herves zoster generalisata
o Kelainan kulitnya unilateral dan segmental.
o Ditambah kelainan kulit yang menyebar secara generalisata berupa vesikel yang soliter
dan ada umbilikasi.
o Biasanya terdapat pada orang tua dan malignansi .
Neuralgia pasca hepatik
o Nyeri yang timbul pada daerah pasca penyembuhan lebih dari sebulan setelah
penyakitnya sembuh.
o Nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan sampai beberapa tahun dengan gradasi
nyeri yang bervariasi.
o Biasanya pada orang yang mendapat herves zoster diatas 40 tahun.
Komplikasi
o Neuralgia pascaherpetik pada usia >40 tahun (10-15 %)
13

o Penderita dengan defisiensi imunologi : HIV, Keganasan, atau berusia lanjut dapat
disertai dengan komplikasi. Vesikel sering menjadi ulkus pada jaringan nekrotik.
Herpes zoster oftalmikus
o
o
o
o
o
o

Ptosis paralitik
Keratitis
Skleritis
Uveitis
Kerioretinitis
Neuritis optik

paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus.

Pengobatan
Sistemik
o Antivirus :
o Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Diberikan pada herves zoster oftalmikus dan pasien dengan defisiensi imun.
Valasiklovir 3 x 1000 mg diberikan pada 3 hari pertama.
Kostikosteroid
14

o Prednison 3 x 20 mg sehari, setelah seminggu


dosis di turunkan secara
bertahap.Indikasinya untuk sindrom Ramsay Hunt. Pemberian diberikan sedini mungkin
untuk mencegah terjadinya paralisis.
o Analgesik
o Neurotropik :Vit B1, B6, B12
Topikal (Tergantung stadiumnya):
o Stadium vesikel (bedak )
o Erosif (Kompres terbuka)
o Ulserasi (Salep antibiotika)
PROGNOSIS
Umumnya baik
Herpes zoster oftalmikus : Bergantung pada tindakan perawatan secara dini

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007 .
2. Macki, Rona M. Clinical Dermatology fifth edition. New York : Oxford University
flash. 2003.
3. Siregar, R.S. Atlas Berwarna saripati penyakit kulit edisi 2. Jakarta : EGC. 2005 .

16

You might also like