SALINAN
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : 333 TAHUN 2009
TENTANG
IZIN PENGOPERASIAN ALAT PENGOLAHAN (INSINERATOR)
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN INFEKSIUS
PT, JASA MEDIVEST
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang a. bahwa limbah bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi untuk
menimbulkan pencemaran dar/atau kerusakan lingkungan hidup oleh
karena itu perlu dilakukan pengelolaan dengan baik, melalui perangkat
perizinan, yang memuat ketentuan-ketentuan yang harus ditaati oleh
Penanggungjawab Kegiatan;
b. bahwa derdasarkan asi evaluasi administrasi surat dari
PT. Jasa Medivest Nomor 03/IV/SRI/KLH/09 tanggal 24 Februari
2009 tentang Permohonan Tzin Pengoperasian Insinerator berikut
dokumennya;
c. bahwa berdasarkan hasil evatuasi teknis hasil uji coba pembakaran
Timbah bahan berbahaya dan beracun (infeksius) yang dilakukan
tangeal 6 Maret 2009;
4. bahwa berdasarkan hal tersebut di atas dan sebagai pelaksanaan
ketentuan Pasal 40 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Baban
Berbahaya dan Beracun sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999, maka
dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup tentang Izin Pengoperasian Alat Pengolahan (Insinerator)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Infeksius kepada
PT. Jasa Medivest.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3699);
00% OMIANG BVEY XVA PPIDT 6002 LO/FT2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815) yang
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Noor
85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 190, Tambaban Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3910);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 94 Tahun 2006;
5. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbehaya dan
Beracun;
6. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan
‘Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,
7. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep-05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1204/MENKES/SK/X/2004 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009
tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Behan Berbahaya
dan Beracun,
tu 2 ai 8
2000 ONIANA. BYEY XV PPEPT 6002 L0/TTMEMUTUSKAN:
Menetapkan ei
PERTAMA KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP_TENTANG
IZIN PENGOPERASIAN ALAT PENGOLAHAN _ (INSINERATOR)
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN INFEKSIUS:
PT. JASA MEDIVEST.
KEDUA : Memberikan Izin Operasi Alat Pengolahan (Insinerator) Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun Infeksius kepada Penanggungjawab Kegiatan :
1, Nama : PT. Jasa Medivest
2.Bidang usaha ; Jasa Pengelolaan Limbah Medis dan Pelayanan
Pemusnahan
3.Alamat Kantor: Ji. Pajajaran No. 72
Cicendo, Bandung
4.Lokasi Kegiatan : Jalan Interchange Dawuan, Desa Dawuan Tengah
Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat
5. Telepon / Fax. : (022) 6003768 / 6003758
KETIGA Dalam melaksanakan pengoperasian slat pengolahan (insinerator) limbah
bahan berbahaya dan beracun infeksius, Penanggungjawab Kegiatan wajib
memenuhi persyaratan dan kewajiban sebagai berikut
1. Mematuhi ketentuan terhadap jenis limbah B3 yang diizinkan untuk
dibakar dengan alat insinerator :
a. Jenis Jimmbah B3 yang dibakar adalah Jimbah infeksius (medis/klinis),
limbah terkontaminasi infeksius dan dan atau obat-obat kadaluarsa.
b.Sumber limbah berasal dari rumah sakit, Klinik, industri farmasi serta
limbah medis dari instansi tertentu.
c.Kandungan maksimum jenis limbah B3 yang terkontaminasi infeksivs
yang boleh diumpankan kedalam insineretor dalam setiap kali
pengumpanan :
i, Plastik 33%
ji. Kertas 30%
Kaca dan logam : 10%
‘Majun, limbah cair dari kegiatan rontgen : 10%.
4. Tidak diizinkan membakar limbah sebagai berikut :
i. limbah fase gas;
ii, limbah mengandung mercuri (Hg);
iii, limbah radioaktif;
iv. limbah yang mudah meledak;
v. limbah yang mengandung senyawa Polychlorinated Biphenils
(PCB) dan atau yang mengandung senyawa halogen tinggi lebih
besar dari 1000 ppm.
slaman di 8
00m OWIANT HVEY ShiPr 600Z LO/TTroom
€. Nilai Heating valve rata-rata limbah yang dibakar : 5000 kkal/ke.
f. Kapasitas maksimum limbah B3 yang diizinkan diumpankan dalam
setiap kali pembakaran adalah 500 kg. perjam.
2. Spesifikas Insinerator yang digunakan sebagai bert:
Jenis insinerator
Kapasitas insinerator
Jenis operasi
‘Suhu di rang bakar pertama
Suhu di ruang bakar kedva
‘Volume rang bakar pertama
Volume ruang bakar kedua
Tinggi cerobong
Diameter cerobong
Alat Pengendali Emisi Gas
Buang
lat Pengendali Dioksin
CEM (Continous Emission
Monitoring)
3. Sistem operasinal insinerator =
Step-hearth-incinerator
500 ke/jam
‘Continous
800°C - 900°C
000°C — 1100%C
Bm
23m
20 m
0,8 m
Rotary Lime dan activated
carbon contactor, fabric filter
(bag house atau dust collector)
dan Induced Draft Fan
Ceramic Tube Heat Exchanger
dan Exhaust Gas Quench
Mengukur CO (mg/m’), CO,
(Sovol), O2 (vol). dan efisi
pembakaran
alir proses operasional insinerator sebagaimana lampiran I;
‘pengumpanan limbah dilakukan dengan cara sistem mekanis hidrolik
dengan kapasitas muat limbah 125 kg/15 menit;
pemusnahan limbah dibakar secara bertahap diruang bakar pertama
(Primary Burner) dengan temperatur berkisar 800 °C — 900 °C, gas
yang dihasilkan dibakar kembali diruang bakar kedva (Secondary
Burner) dengan temperatur berkisar 1000 °C-1100°C;
gas yang dihasilkan dilewatkan pada alat pena panas untuk
didinginkan sampai_mencapai
suhu 450°C untuk mencegah
terbentuknya dioksin dan selanjutnya didinginkan Kembali secara
cepat sampai suhu 150°C sebelum masuk ke alat penyaring udara;
beberapa tahapan lanjutan dilakukan untuk netralisasi asam yang.
terbentuk, pemisahan padatan melalui cyclone, penyaringan lanjutan
melalui Fabric Filter, Effluent Scrubber dan Mist Eliminator sebelum
akhimya gas dilepas ke udara ambient melalui cerobong,
4, Melakukan pemantauan dan pencatatan dengan ketentuan sebagai berikut:
a
mencatat keluar masuknya limbah B3 dalam suatu daftar neraca
limbah berdasarkan waktu, jenis, karakteristik dan jumlahnya, baik
yang masuk maupun keluar dari tempat penyimpanan limbah B3
termasuk residv hasil pembakaran sebagaimana Lampiran I] dan
Lampiran 111;
ONTANA HYEY
Harn 4 os 8
XV STIPE 600z LO/TT5008)
b.
c
mencatat temperatur gas bakar di ruang bakar pertama dan ruang
baker kedua selama pembakaran limbah B3 infeksivs;
mengukur dan mencatat secara terus menerus dengan menggunakan
alat CEM (Continous Emission Monitoring) sesuai dengan
kemampvan spesifikasi alat_khususnya untuk parameter CO, CO, Oz
dan Effisiensi Pembakaran;
mengukur secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk parameter
sebagaimana tabel 1
Tabel
Parameter at
Partikel 50 mg/Na
Sulfur Dioksida ($O2) 250 | mp/Nm?
Nitrogen Dioksida (NO2) 300 mg/Nm>
Hidrogen Fluorida (HF) 10 mgNm
Hidrogen Klorida (HCI) 70 mg/Nm
Karbon Monoksida (CO) 100 | mgNmn}
Total Hidrokarbon (sebagai CH.) 35 myNm?
Arsen (As) 1 mg/Niny
Kadmium (Cd) 02 mg/Nm}
Kromium (Cr) 1 myNm}
Timbal (Pb) 5 ng/Nmo!
Merkuri (Hg) 02 mg/Nm?
Talium (TI) 02 me/Nm’ |
Opasitas _ 10 % |
Catatan
Kadar maksimum pada tabel di atas dikoreksi terhadap 10% Oksigen (O:)
dan pada kondisi normal (25°C, 760 mmHg) dan berat kering (dry
basis).
i. konsentrasi karbon dioksida (mg/Nm*);
ii, konsentrasi excess (kelebihan) Oksigen di cerobong (%);
iii, kecepatan gas saat keluar ruang bakar;
iv. waktu tinggal gas di rvang bakar (detik);
vv, efisiensi pembakaran insinerator (EP) sama atau lebih besar
99,99%;
Vaslaman 56a
OMLANa HVIY Xd SFIET 6002 40/41e. mengukur dan mencatat konsentrasi dan Efisiensi Penghancuran dan
Penghilangan/DRE untuk senyawa POHCs, PCBs, PCDFs, PCDDs,
secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali
Tabel 2. Baku Mutu DRE (Destruction and Removal Efficiency)
‘No Parameter DRE.
1 | POHCs 99,99 %
2. | Polychlorinated biphenils (PCBs) 99,9999%
3. | Polychlorinated dibenzofuran 99,9999%
4 | Polychlorinated dibenzo-p-dioksin 99,9999%
f mengukur dan mencatat kualitas udara sekeliling dan kondisi
metcorologi sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam sebulan
meliputi:
i. arah dan kecepatan angin
kelembaban
iii. temperatur
iv.curah hujan
5. Melaksanakan tata cara penyimpanan limbah B3 dengan ketentuan
sebagai berikut
a. mengatur seluruh limbah B3 infeksius yang akan dibakar disimpan
menurut jenis dan karakteristiknya pada tempat yang sudah ditentukan
termasuk residu hasil pembakaran;
b. waktu penyimpanan limbah B3 infeksius paling Jama 24 jam dan
langsung dibakar atau dimusnahkan di insinerator atau;
¢. bila limbah B3 infeksius disimpan dalam ruang pendingin dengan
minimum temperatur — 5°C (minus lima derajat celcius) hanya boleh
disimpan paling lama 7 (tujuh) hari;
4. pengelolaan lebib lanjut abu hasil pembakaran (residu) di
kepada penimbun limbah B3 yang telah mempunyai
Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
@. mencegah terjadinya tumpahan, ceceran limbah B3 yang disimpan
dan melakukan prosedur rumah tangga (housekeeping) yang baik.
rahkan
dari
6. Apabila ada timbah cair yang dihasilkan dari pengoperasian insinerator
dan atau ceceran tumpahan limbah B3 harus diolah lebih Janjut dan atau
apabila dialirkan ke sistem instalasi pengolah air limbah dan hasil
pengolahan yang dibuang ke media harus memenuhi Tabel 4 Baku Mutu
Limbah Cair Kegiatan Pengolahan Limbah Industri B3 Keputusan Kepala
Bapedal Nomor Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
7. Memberikan simbol dan label pada kemasan yang, sesuai dengan jenis dan
karakteristik limbah B3;
Hetnean 6 8
9000) OMIANA HYUY AWA OFIPT 600g L0/7TKEEMPAT
KELIMA
1008
8. Melaksanakan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
sesuai dengan lingkup kegiatannya;
9. Penanggungjawab Kegiatan bertanggungjawab atas_penanggulangan
kecelakaan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
kegiatan sebagaimana yang dimaksud dalam Surat Keputusan ini;
10 Penanggungjawab Kegiatan wajib menjaga kinerja operasi alat pengolah
Jimbah B3 (insinerator) dan alat pengendali pencemaran udara_serta
dioxin. Apabila Penanggungjawab Kegiatan akan melakukan perubahan
dawatau penambahan danatau pengurangan alat pengolah limbah B3
(insinerator) dan alat pengendali pencemaran udara serta dioxin maka
‘wajib diberitahukan kepada Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk
mendapat persetujuan.
Penanggungjawab Kegiatan wajib melaporkan realisasi kegiatan pengoperasian
alat pengolah insinerator limbah B3, sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KETIGA sekurang-kurangnya | (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan dan ditujukan
kepada
1. Menteri Negara Lingkungan Hidup u.p. Deputi Bidang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa;
3. Gubernur Jawa Barat u.p. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Barat;
4, Bupati Kerawang up. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten,
Karawang.
1. Sebagai pelaksanaan fungsi pengawasan perizinan limbah B3. maka
pejabat yang berwenang pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup
dan/atau Provinsi dan/atau Kabupate/Kota, sebagaimana dimaksud pada
Diktum KEEMPAT, dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kewajiban-kewajiban yang dilakukan oleh Penanggungjawab Kegiatan,
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali;
2. Hasil evaluasi dari pengawasan dimaksud dapat dijadikan sebagai dasar
pertimbangan untuk membatalkan dan/atau mencabut Surat Keputusan ini
apabila Penanggungjawab Kegiatan tidak melaksanakan kewajibannya.
Halaman dif
OMIANa BYaY Xvd 9: PT 6007
LoseKEENAM : 1. Lampiran dari izin ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini;
2. Permohonan perpanjangan izin diajuken 2 (dua) bulan sebelum masa
berlaku izin ini berakhir;
3. Keputusan ini berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan;
4. Apabila dikemudian hari ditemukan kekeliruan pada Keputusan ini, maka
injau ulang sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Jakarta
pada tanggal_;_09 Juli 2009
Menteri Negara
Lingkungan Hidup,
td
Ir, Rachmat Witoelar
Salinan ini sesuai dengan aslinya
_Deputi 1V MENLH
Sig WZ
ef Keputusan ini disampaikan kepada Yeh
1. Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa di Yogyakarta;
2. Gubernur Jawa Barat u.p. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat;
3. Bupati Karawang w.p. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang,
800) ONTANA HVV XV OFT 6002 L0/FTara0u.At TEABYONY “IT
pn
“énpey em unySuy ereBoy YatUOH
BOE TATED RTE EPG
eusyey ip vexed
-Auenerey uaredngey dnp ueBumBury spre sreday ‘én Sueaeny uedna
syoseg emer tsupnoig Apis UeBurs2ur] impag eyedan "én weseg wmaL MAAR
‘euyedEo 1p emer [PUISIy 6
nxq ee
caw
sw
sick 8
vais saxneva ca ever yas
Sa 29 9 nvener vannnsye
wonpaye ese Ld i592
Wy erseindodeag UL: ONVINGL
6002 NAHYLL E€E | YOON
1M NVONMDDNIT WEVOAN RYGLNSI NWSALNTX
NYU
od
[a HVBEAIT NYNVAINIANGS BYEWAT LYWNO?
Zz L0/¥T
F:PT 600)
xvd
ONIANA BYAY
6000Lampiran tL
‘Kepurusan Menterl Negara Lingkungan Hidup
NOMOR _: 333 TAHUN 2009
TENTANG : I2in Pengoperasion Alat Pengolahan (Insinerstor)
imbah BS Infeksius PT. Jasa Medivest,
TANGOAL : 09 Juli 2009
FORMAT NERA‘ 1. BAHAN BERBAHAYA sRACUN
‘Nama Perseahane
Bidang we
Perle waky
Gas aa RAR OR TATA
TOTAL ae
| RCRA TERT TOR FRSUREATYANG | PERERA LINDO
RDA] TORR] KADALUARSA
[BRIAR
7 GRARFAATEAN
SDISERANEANKE PIHAK KETIOA
CST
TPERLARUANTATIVA
Ta
Resou + C1 esa
TUMCAN UBABAW YANG BEOUM
TEARELOUA™. Der. Tos
TOTAL IUMLAN URBAN YANG (ony TOW
Bastsa,
FIRGUA FENCELGLARN
Las Sevavea PERIOD.
SKALA WAXTY PENAATAN IASCOWVA) * ao = os
KETERANGAN:
PT TRESIDY 8
in pees ean sce abn ince, eon hn mw yah dv psa dei
gin mk ae tn
(Piha Pembees)
Ditetapkan di Jakarta
pada tangs! _09 Juli 2008
‘Menteri Negara Lingkungan Hidup.
nd
Ir, Rachmat Witeclar
Salinas ini sesuai dengan astinya
Deputl IV MENLH.
ina Bahan Berbahaya dan Beracen
an ini disampaikan kepada Yth
at Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Jawa di Yogyakarta;
2. Gubernur Jawa Barat w.p. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat;
5. Bupati Karawang u.p. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang.
O10 ONTAN BYE XV -LPEVT 6002 L0/FTi
i
|
|
{
epi en Bunfer122F2N HOA * Keel“
ampongy 10aN84
om
vowne
ROTTS RHO
event = pengtemig,
somek
Suy009 ">
eA ng en FD
YOAV YSNISHH SESORI UT AVHOVIC
oot 60
eooe umn o&e
tps webu PaFEN ES ese
TUNYSIEIYT
XW LP:PT 600% L0/FT
OuLANa HVaY
ram