Professional Documents
Culture Documents
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan
karakter.
F. Elemen perubahan
Dalam kurikulum 2013, perubahan tersebut meliputi: pertama,
dari segi kompetensi lulusan, ada upaya meningkatkan sekaligus
menyeimbangkan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kedua, Kompetensi
yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi
matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Ketiga, kompetensi
dikembangkan pada:
jenjang SD/MI melalui Tematik Integratif dalam semua mata
pelajaran
SMP/MTS melalui mata pelajaran.
mata pelajaran wajib dan pilihan.
mata pelajaran wajib, pilihan dan vokasi.
Elemen perubahan dalam kurikulum 2013 mempengaruhi struktur
kurikulum yang saat ini biasa digunakan. Pada jenjang SD/MI, struktur
kurikulum dilaksanakan secara holistik dan integratif. Berfokus kepada
alam, sosial dan budaya. Sistem pembelajaran dilaksanakan dengan
pendekatan sains, Jumlah matapelajaran dipadatkan dari 10 menjadi 6
sementara jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran.Pada jenjang SMP/MTs, teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) menjadi media semua matapelajaran. Selanjutnya,
pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan
ekstrakurikuler. Sedangkan jumlah matapelajaran dirampingkan dari 12
menjadi 10, dan jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan
pendekatan pembelajaran. Pada jenjang SMA/MA, mengalami perubahan
sistem, yakni ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan.
Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa serta
jumlah jam bertambah 2 JP/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran. Pada jenjang SMK, penyesuaian jenis keahlian
berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini. Selain itu dilakukan
penyeragaman mata pelajaran dasar umum. Mata pelajaran produktif
disesuaikan dengan tren perkembangan Industri. Di samping itu,
dilakukan pengelompokan mata pelajaran produktif sehingga tidak
terlau rinci pembagiannya.
G. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
PELUANG
ANCAMAN
(OPPORTUNIT
(THREATS)
IES)
Dengan
1. Pemerintah
1. Belum ada
kurikulum ini,
daerah
evaluasi
guru
sangat
yang
beranggapan
berperan
menyeluruh
bahwa dengan
dalam
pada
tidak perlu
pengemban
kurikulum
menjelaskan
gan
KTSP
materinya
kurikulum ini
sehingga
sehingga
sehingga
dikhawatirka
setiap siswa
sekolah
n pada
memahami ilmi
berpeluang
kurikulum ini
secara
untuk dapat
akan
berbeda-beda
melengkapi
mengalami
sesuai dengan
sarana dan
hal yang
fakta yang
prasarana
sama
2.
Cakupan
ditemukan di
Sekolah
kurikulum di
lapangan.
dengan cara
Banyak guru
Indonesia
mengajukan
yang belum
dipersempit
prososal ke
siap karena
dengan
Pemerintah
kurang
target UN
Daerah.
kreatifnya guru 2. Persamaan
baik dari
dalam
kesempatan
pemerintah
mendesain
pendidikan
daerah
pembelajaran
bagi siswa
maupun
yang efektif.
baik di kota
pusat
Konsep
3. Terlalu
maupun di
pendekatan
dekatnya
daerah
scientific masih
jarak
bahkan
belum
sosialisasi k
daerah
dipahami,
urikulum
pelosok
apalagi
3. Kurikulum
2013
tentang
2013
dengan
metoda
Pendidikan
implementa
pembelajaran
Menengah
sinya
yang kurang
disesuaikan
sehingga
aplikatif
dengan
banyak
disampaikan.
kurikulum
sekolah
Guru belum
Perguruan
yang belum
KELEMAHAN
(WEAKNESESS)
1.
2.
3.
4.
10
diperhatikan
dalam kurikulum
ini.
7. Penilaian siswa
dilakukan secara
menyeluruh
(komprehensif)
tidak hanya dari
niai ujian tetapi
juga dari nilai
kesopanan, religi,
praktek, sikap dan
lain lain.
8. Ada
pengembangan
karakter dan
pendidikan budi
pekerti yang telah
diintegrasikan ke
dalam semua
program mata
pelajaran
9. Siswa dituntut
untuk aktif, kreatif
dan inovatif dalam
pemecahan
masalah.
10.Kurikulum berbasis
kompetensi sesuai
dengan tuntutan
fungsi dan tujuan
pendidikan
nasional.
11.Kompetensi
menggambarkan
secara holistik
domain sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan.
12.Beberapa
kompetensi yang
dibutuhkan sesuai
dengan
perkembangan
kebutuhan
(misalnya
pendidikan
sepenuhnya
mampu
merancang
RPP dan
penilaian
autentik belum
sepenuhnya
dikuasai oleh
guru.
5. Guru kurang
kreatif dalam
mengembangk
an buku ajar
karena sudah
disediakan
pemerintah.
6. Guru juga tidak
pernah
dilibatkan
langsung
dalam proses
pengembanga
n kurikulum
2013.
7. Guru dan siswa
dianggap
memiliki
kapasitas yang
sama.
8. Tidak ada
keseimbangan
antara
orientasi
proses
pembelajaran
dan hasil
dalam
kurikulum
2013.
9. Keseimbangan
sulit dicapai
karena
kebijakan ujian
nasional (UN)
masih
diberlakukan.
10.Mata pelajaran
Tinggi
siap
sehingga
melaksanak
siswa
an kurikulum
nantinya
ini.
menjadi siap 4. Kurikulum
2013
menghadapi
bersifat
dunia
sentralistik
kampus
mutlak
sehingga
membawa
kelemahan
dan
ketidakefekti
fan dalam
kerangka keBhinekaan
5. Kurikulum
2013 kurang
atau tidak
melibatkan
komponen
utama
pendidikan,
yaitu guru.
Guru dan
sekolah
lebih banyak
didudukan
sebagai
pelaksana
dari
kurikulum
tersebut.
11
karakter,
no-UN
metodologi
dikesampingka
pembelajaran
n padahal juga
aktif,
memberikan
keseimbangan soft
kontribusi
skills dan hard
besar untuk
skills,
mewujudkan
kewirausahaan).
tujuan
13.Kurikulum 2013
pendidikan.
tanggap terhadap 11.Kurikulum
perubahan sosial
2013
yang terjadi pada
ditetapkan
tingkat lokal,
tanpa ada
nasional, maupun
evaluasi dari
global. . Untuk
pelaksanaan
tingkat SD,
kurikulum
penerapan sikap
sebelumnya
masih dalam
yaitu KTSP.
12.Pengintegrasia
ruang lingkup
n mata
lingkungan sekitar,
pelajaran Ilmu
sedangkan untuk
Pengetahuan
tingkat SMP
Alam (IPA) dan
penerapan sikap
Ilmu
dituntut untuk
Pengetahuan
diterapkan pada
Sosial (IPS)
lingkungan
dalam mata
pergaulannya
pelajaran
dimanapun ia
Bahasa
berada.
Indonesia
Sementara itu,
untuk jenjang
untuk tingkat
pendidikan
SMA/SMK, dituntut
dasar tidak
memiliki sikap
tepat karena
kepribadian yang
rumpun ilmu
mencerminkan
mata
kepribadian
pelajaran-mata
bangsa dalam
pelajaran itu
pergaulan dunia.
14.Menuntut adanya
berbeda.
13.Penyusunan
remediasi secara
materi ajar
berkala.
15.Tidak memerlukan
belum runtut
dokumen
sesuai tahap
kurikulum yang
berpikir siswa,
lebih rinci karena
guru harus
Pemerintah
memilah dan
12
menyiapkan
semua komponen
kurikulum sampai
buku teks dan
pedoman
pembahasan
sudah tersedia
16.Sifat pembelajaran
kontekstual.
17.Meningkatkan
motivasi mengajar
dengan
meningkatkan
kompetensi
profesi, pedagogi,
sosial, dan
personal.
18.Buku, dan
kelengkapan
dokumen
disiapkan lengkap
sehingga memicu
dan memacu guru
untuk membaca
dan menerapkan
budaya literasi,
dan membuat
guru memiliki
keterampilan
membuat RPP, dan
menerapkan
pendekatan
scientific secara
benar.
19.Kompetensi yang
ingin dicapai
adalah kompetensi
yang berimbang
antara sikap,
keterampilan, dan
pengetahuan,
disamping cara
pembelajarannya
yang holistik dan
menyenangkan.
20.Proses
pembelajaran
menentukan
materi esensial
mengingat
materi yang
harus dikuasai
siswa cukup
banyak.
14.Materi yang
harus dikuasai
siswa banyak
dan luas serta
kurang
mendalam.
15.Konten
kurikulum
masih terlalu
padat yang
ditunjukkan
dengan
banyaknya
mata pelajaran
dan banyak
materi yang
keluasan dan
kesukarannya
melampaui
tingkat
kemampuan
siswa
16.Standar proses
pembelajaran
menggambark
an urutan
pembelajaran
yang kurang
rinci sehingga
membuka
peluang
penafsiran
yang beraneka
ragam dan
berujung pada
pembelajaran
yang berpusat
pada guru.
17.Beban belajar
terlalu berat,
13
menekankan
aspek kognitif,
afektif,
psikomotorik
melalui penilaian
berbasis tes dan
portofolio saling
melengkapi.
Daftar Pustaka
sehingga
waktu belajar
di sekolah
terlalu lama.