Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas dan lama kerja efek farmakologik bergantung pada dosis yang diberikan
dan kinetika distribusi obat. Untuk sebagian besar obat efek farmakologik (E) didapatkan
proporsional dengan log dosis. Gambar 2.1 Menunjukan suatu kurva yang khas dari log dosis
respon. Daerah linier dari kurva log dosis respon biasanya adalah betul untuk rentang dosis
20-80% dari efek maksimum farmakologik. Di luar rentang ini, hubungan itu tidak lagi linier.
Hubungan antara efek farmakologik atau E dan konsentrasi obat dalam tubuh dapat diperoleh
secara matematik, karena pada umumnya dosis yang lebih besar menghasilkan konsentrasi
obat yang lebih besar dalam tubuh. Untuk obat model kompartemen satu respon
farmakologik proporsional dengan log konsentrasi dalam suatu rentang tertentu. Secara
sistematik hubungan tersebut dapat ditunjukan oleh persamaan berikut, dimana m adalah slop
dan e adalah intersep ekstrapolasi.
E = m log C + e
Penyelesaian log C dihasilkan persamaan
log C =
Konsentrasi obat dalam tubuh yang mengikuti modal kompartemen satu terbuka sesudah
dosis intravena digambarkan sebagai berikut :
Log C = log C0
2,3
E = E0
2,3
Respon farmakologik pada setiap waktu sesudah dosis intravena dari suatu obat dapat
dihitung secara teoritik dengan persamaan diatas. Dari persamaan ini efek farmakologik
menurun sesuai dengan slop Km/2,3. Penurunan efek farmakologik dipengaruhi oleh kedua
tetapan eliminasi K dan slop m. Untuk obat dengan harga m besar respon farmakologik
menurun dengan cepat menghendaki pemberian dosis ganda pada jarak yang kecil untuk
mempertahankan efek farmakologik. Lebih lanjut, persamaan di atas memprakirakan efek
farmakologik akan turun secar linier sehubungan dengan waktu untuk obat yang mengikuti
model kompartemen satu dan log dosis respon farmakologik yang linier.
Hubungan antara farmakokinetika dan respon farmakologik dapat ditunjukan dengan
mengamati proses depresi dari aktivitas otot sesudah pemberian dosis intravena dari (+)
tubokurarin. Penurunan efek farmakologik adalah linier sebagai fungsi dari waktu. Untuk
setiap respon farmakologik slop dari setiap kurva adalah sama. Karena harga setiap slop yang
menyangkut Km adalah sama, maka kepekaan dari reseptor untuk (+)- tubokurarin pada
setiap tempat kerja dianggap sama.
Hubungan Antara Dosis Dan Lama Aktivitas, telf injeksi IV bolus tunggal.
Sesudah pemberian dosis intravena, dengan menganggap model kompartemen satu,
waktu yang diperlukan setiap obat untuk menurun ke konsentrasi C diberikan oleh persamaan
berikut, dengan menganggap obat segera memberikan obat.
t =
, (
Dengan menggunakan Ceff untuk menyatakan konsentrasi efektif minimum, lama kerja obat
dapat diperoleh sebagai berikut :
teff =
2,3 (
log
Beberapa penggunaan praktis digambarkan oleh persamaan ini. Sebagai contoh, dosis dua
kali lipat tidak akan menghasilkan lama kerja efektif dari aksi farmakologi dua kali lipat.
Dilain hal, t yang dua kali lipat atau penurunan K yang Bersangkutan akan menghasilkan
penurunan lama kerja yang proporsional.
Pengaruh dosis waktu paruh eliminasi pada lama kerja
Persamaan tunggal dapat diturunkan untuk menggambarkan hubungan dosis, D0 dan
waktu paruh eliminasi, t pada waktu efektif untuk aktivitas terapetik, teff . persamaan
tersebut diturunkan seperti dibawah ini.
ln
= ln
Karena
/
0
In Ceff = In
Kteff = In
teff = In
Kt
In C
= 1,44 t In
dari persamaan di atas, kenaikan t akan menaikan teff dalam proporsi yang langsung. Akan
tetapi, kenaikan dosis D0 tidak langsung menaikan teff secara proporsional.
Pembahasan teoritik efek farmakologik dan dosis
Hubungan antara efek farmakologik dan dosis dikemukakan oleh Wagner dengan
menggunakan pendekatan kinetik untuk teori reseptor obat. Laju perubahan jumlah kompleks
obat reseptor dapat dinyatakan sebagai db/dt. Diperoleh persamaan diferensial :
= K C (a b) bK
K1 cs (a-b) = laju pembentukan kompleks reseptor dan b K2 = laju disosiasi kompleks
reseptor.
Pada keadaan tunak, db/dt = 0 dan persamaan berkurang menjadi :
K1Csa- K1CsbK2-0
=
Untuk banyak obat respons farmakologik (R) adalah proporsional dengan jumlah reseptor
yang diduduki.
R=
Total respon farmakologik yang dihasilkan oleh suatu obat adalah sukar untuk diukur dalam
hal intensitas dan lama respon obat. respon farmakologik gabungan merupakan ukuran dari
total respon farmakologik dan dinyatakan secara matematik sebagai perkalian dari dua faktor
yakni lama dan intensitas aksi obat yang dijumlah pada suatu periode waktu. Farmakologik
gabungan didapat jika kurva konsentrasi obat dalam plasma terhadap waktu dapat
digambarkan secara memadai dengan suatu model farmakokinetik.
Obat + reseptor
(Sc)
(a-b)
K1
K2
Respons
Model teori reseptor obat : a = jumlah total reseptor obat, c = konsentrasi obat, S = jumlah
mol obat yang berkombinasi dengan satu reseptor ( konstan untuk tiap obat), b = jumlah
kompleks obat reseptor.
Obat diberikan secara intravena dalam dosis terbagi. Dengan obat ini, total respon
gabungan meningkat secara berarti, bila total dosis diberikan dalam dosis terbagi jumlah
besar.dengan pemberian obat dalam dosis tunggal, dua dosis, empat dosis, dan delapan dosis
diperoleh respon gabungandengan rentang 100 ke 138,9 %, menggunakan respon dosis
tunggal sevagai standart 100%. Pembagian lebih lanjut akan menyebabkan berkurangnya
kenaikan, secara proporsional. Prosen kenaikan yang sebenarnya dalam respon gabungan
tergantung pada t obat dan jarak waktu pemberian .
Dosis tunggal
Dosis
jam
272
139,4
62,53
276
148,2
71,46
148,5
74,41
149,0
75,61
422
76,27
76,44
76,71
76,81
Total
Respons
422
548
585,1
590,2
% respons
100
130
138,7
138,9