You are on page 1of 6

Makalah Bahasa Indonesia - "Resensi...

"
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Untuk mengetahui informasi dari sebuah buku kita dapat memperolehnya melalui
membaca resensi buku tersebut. Kolom resensi ini biasanya termuat dalam surat kabar atau
majalah. Buku yang diresensi merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi,
masyarakat pembaca dapat memperoleh informasi penting tidaknya buku itu dibaca dengan
berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut.
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi
pembaca. Didalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi.
Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan
yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala
sesuatu tentang resensi yaitu pengertian atau definisi, tujuan, batasan resensi dan sebagainya.
II. Perumusan Masalah
Dari makalah ini maka akan didapat rumusan masalah sebagai berikut;
1. Apa itu pengertian dari resensi dan apa tujuannya?
2. Apakah hanya buku yang bisa diresensi?
3. Bagaimana cara meresensi sebuah buku dan apa dasar-dasarnya?

BAB II
PEMBAHASAN
Resensi
A. Pengertian Resensi
Kata Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau
recensere yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa
Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah
recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut Kamus Istilah Sastra yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), resensi
adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini
memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku
yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk
tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan
isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap suatu buku. Bentuk tulisan ini bergerak di
subyektivitas presensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadaminta (dalam Romli 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara
bahasa sebagai pertimbangan dan perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan

atau kekurangan buku tersebut, menarik tidaknya tema isi buku, kritikan, dan memberi
dorongan kepada khalayakn tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau
dibeli. Perbincangaan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai
dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya
adaalh laporan, ulasan dan pertimangan baik buruknya, kuat-lemahnya, baik-tidaknya, benarsalahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi
buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto kopi sampul buku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000), resensi berarti hasil pembahasan dan
penilaian terhadap sebuah buku. Jadi, arti resensi mengarah kepada mengulas secara singkat,
memberi penilaian, mengungkap, membahas, membandingkan, atau mengkritik sebuah buku.
Sedangkan Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai Suatu tulisan atau ulasan mengenai
nilai sebuah hasil karya atau buku (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul
istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan
buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan
ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan
kepada masyarakat pembaca.
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang garapan resensi cukup
luas. Apabila diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi
maupun nonfiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset;
(c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
B. Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Apa sebenarnya
tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima
tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan
terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh
fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan
dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti
berikut.
Siapa pengarangnya?
Mengapa ia menulis buku itu?
Apa pernyataannya?
Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?
Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarangpengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku;
setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang
ditulis dalam resensi;
tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber
informasi.

Selain memiliki tujuan-tujuan tersebut, resensi juga memiliki dasar-dasar resensi.


Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar resensi. Apa sajakah dasardasarnya? Berikut ini penjelasannya.
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang dapat
diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan
itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi
yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera,
tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi
yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau
majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media
cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan
mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi
ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang
dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya,majalah sastra tidak menampilkan
resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan
masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat. Selain itu, peresensi
ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah),
dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
C. Bagaimana Cara Menulis Resensi?
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi
pembaca. Di dalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi.
Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan
yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam penulisan resensi dibutuhkan
langkah-langkah sebagai berikut,
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku.
Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan
halaman), format, hingga harga.
Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya
apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan,
psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta
permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagianbagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian
yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.
Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata,
terutama untuk buku ilmiah.

Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya
(banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar
(outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis. Mengoreksi dan
merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan
sebelumnya. Selain itu kita juga perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi
buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?
a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak
harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu
diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga
judul aslinya.);
pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera
pada buku.);
penerbit;
tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
tebal buku;
harga buku (jika diperlukan).
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang
diperoleh;
membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun
oleh pengarang lain;
memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
memaparkan keunikan buku;
merumuskan tema buku;
mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
mengungkapkan kesan terhadap buku;
memperkenalkan penerbit;
mengajukan pertanyaan;
membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal berikut:
sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
keunggulan buku;
kelemahan buku;
rumusan kerangka buku;
tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
adanya kesalahan cetak
Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.

a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan
jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu
sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan
ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsisyang sudah
dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian
diinterpretasikan;
organisasi atau kerangka buku;
bahasa;
kesalahan cetak;
membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri
maupun karya pengarang lain;
menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan
keunggulan dan kelemahan buku.
Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter
bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan
karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat
dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar,
tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap,
menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik
oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri
membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Untuk itu,
kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara
ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan
kelemahan resensi kita.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kata Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere
yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal
dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie.
Resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan
keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Dalam menulis sebuah resensi hendaklah menggunakan bahasa yang denotatif karena ingin
menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang
Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf
yang padu dengan penalaran yang logis.
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
Meresensi buku memiliki bermacam-macam tujuan, diantaranya yaitu menyampaikan
informasi kepada pembaca, berupaya memotivasi pembacanya, memperlihatkan kualitas
buku, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
http://definisi-pengertian.blogspot.com/2011/01/pengertian-resensi.html
www.google.com

You might also like