NILAI *Z” SEBAGAI KRITERIA PENIL.
35
AN
MUTU ISI TELUR KONSUMSI D] INDONESIA
Triyantini, R Sunertirs dan Abubabar *)
ABSTRAK
Telur konsumsi mempunyai sifat mudah rusak ter-
tulama di dierah tropis. Kerusakan ini akan lebih cepat
Ghanding dengan di daerah sub-tropis. Oleh karena iia
a penilaian muta telur yang. sesuai
isa. Telah dilakukan penelitian untuk mencoba
nial "Z” setagai kriteria penilaian mutv isi telur konsamsi
di Indonesia. Dari data nilai "Z" yang diperoleh dianalisa
regresi dan korelasinya tethadap H.U. Hasil penelitian me-
‘nunjukkan bahwa antara nilaiZ” dengan H.U. mempunyai
kKorelasi positip dengan pengaruh sebesar 88 persen, Setelah,
discterakan dengan standar USA, ciperoleh standar nila
"2" berturut-turat sebagai berikut silai Z > 1,05; (0,80
1,05), (0,60-0,79) dan < (,60setara dengan Kelas AA, A.B.
dan C. Selain nili "2", indeks putih telur dan indeks
kuning telus, juga merupakan kriteria penilaian mutu isi
telur konsumsi yang dapat digunakan di Indonesia dimana
indeks putih telur dan indeks kuning telur mempunyai
korelesi positip dengan H.U. dengan pengarah masing-
‘masing sebesar 39 persen dan 83 persen. Nilai indeks putih,
felur yang diseriakan dengan standar USA adalah sebagai
berikut: > 0,073, (0,037 ~ 0,073), (0,019 — 0,036) dan
< 0,019 setara dengankelas AA, A.B dan C. sedanekan
iniai indeks kuning telur adalah : > 0,43, (030 — 0.43),
(9,21 ~0,29) dan < 0,21 setara dengan keles AA, A, B
aan C.
* Stal pada Balal Pevelitian Terma, Bogor,
PENDAHULUAN
Telur adalah salah satu komoditi peternakan sebagai
sumber protein hewani yang sudah memasyarakat dan,
hargenya terjangkau oleh hampirsemua lapisan masyarakat,
Sulat satu sifat yang sangai merugikan dari telur
adalah rmudah nusak, lebib-lebih di Indonesia yeng termasuk
diereh tropis, Kerusakan akan terjadi lebih eepat karena
pengaruh temperaturlingkungan yang cukup tinggi (Sabrani.
dan Setiyanio, 1980), Telur yang disimpan dalam keadaan
biasa, putih telur mengakim penguapan air dan gas CO2
‘melalui pori-pori kerabang, juga terjadi perpindahan air dari
putin elur ke dalam kuning telur secara difusi, Dalam waktu
penyimpansn lebih lama, terjadi perpindahan ait dori kaniag
telur ke dalam putih telur, Hal ini mengakibatken menurun-
nya eastisites membrana weelina, sehingua bila telur dipecah
bentuk kuning celur lebih pipih (Romanofl dan Romanoff,
1963). Kerusakan velur juga disebabkan oleh bakteri yang
rmasuk kedlalam telur melalui poripori kerabang (Siadeiman
dan Cotterill, 1977
ang baru ki
war dari tubuh indukayam mem-
punyai kualilas baik, Kemidian menurun selarna penyimpan-
fan Karena pengarul faktor lingkungan. Meaurut Benyamiri
dikk, (1960) dan Nesheim dkk, (1979) cara penilaian kualitas
telur ada 3 macam yaitt
tas telur dinitai berdasarkan : bsik tidaknya ke-
rabeng dan berat telur
2. Kualitas isi telur dinilai dengen cara. peneropongan
terhaclap = besar kecilnya ruang udara dan letsk kuning
telur.
3. Kualitas telur yang dipecah dinilai berdasarkan ; bau,
arom (favor) dant keadaan fisiktelur,
Khusis untuk keadaan fsik telur yang dipecah ada
beberps wkuran yaitu: Haugh Unit (F.U.), indoks kuning
{elur, indeks putih telur, pH putih telur dan war kaning,
teiur
Darl beberapa cara pengukuran kualitastelur, ukuran,
xyang sudah biasa dipakai untuk keperluan pen
pun pemasaran telur khususaya di negatn-nsgaca substropis
adalah Haugh Unit (HU
litian atau
ISSN 0126 - 440036
i Indonesia pemasaran telur Konsumsi belum ber-
asarkan criteria penilaian kualitas, sehingge belum ada
penggolongan harge berdasarkan kualitas telur, Bila ditinjau
ari sudut Konsumen, belum banyak konsumen yang
mengetahui tentang Kuslites telur, disamping itu dava
‘elinya juge terbaus. Hail penelitian yang dilakukan Sirait
(1983) menunjakkan bahwa telur konsumsi selama berada
i pasaran mengalami penurunan muta (1LU) sebesar
+ 16,19% selama 15 hari dan sebagai akibat dari keadaan
{ersebut banyak konsumen yang sebenarnya membeli telur
berkualitas rendah,
Salah situ penyebab belum adanya penggotongin
‘olur konsumsi di Indonesia diduga adalah kacena belum
adanya kriteria mutu yane sesuai dengan Kondisi Indonesia,
baik standar maupun satian ukuran dan timbangan yang
siperlulan, Untuk Kegiatan penelitian, selama ini meng-
sunckan FLU, sebagai kriteria muti; api bagi beberapa
peneliti mengalami kesulitan untuk mempeéroleh peraiatan
yangdipertukan. Sunarlim dan Soekarto (1972) mengatakan
‘aha rilai”Z” adalah merupaken fungsi dari tinggi huning
telur” dan “berat telur", yang mempunyai Kemungkinan
untuk digunakan sebagai Kriteria penilaian mutu telus. Nia
"2? dijabarkan sebagai berikut
_10, tinggi kunjng telur (mm)
3. bert telur (gram)
2
Angks 10 dan 3 adalah konstants, diambil berdasarkan,
persentase kuning telur. Nilai "Z* ini ciharapkan lebih
sesuai digunakan di Indonesia dari pada H.U. karena lebih
‘mudah dikerjakan, terulama dalam menunjang kegiatan
penclitian. Oleh karena itu perfu dilakukan peaelitian lebih,
Janjut untuk memperaleh standar nitai°Z” yang dapat dice
komendasikan,
MATERL DAN METODA,
Peneltian dilatsanakan di Laboratorium Teknologi
Pasci Panen Hasil Ternak, Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Penelitian mengeunakan 120 but telur ayam dengan kulit
coklat umur schari yang diperoteh dari suat peternakan
yam didaerah Parung, dengan herat berkisar antara 52 ~59
gram, Kemudian dilakukan pengamatan terhadap : berat
telur (garam dan ounce), tings. putih telur (mm), tinggi
kuning tetur (mm), ebar put telur (mm) dan lebar kuning
{chur (mm), Untuk mengokur tinggi kuning telur dan tinggi
putih telur sera Iebar Kuning telur dgn lobar putih telar,
igunakan mikrometer tegak dan penggaris. Dari hasil
engukuran parameter yang tersebut di ates, kemudian
dapat dhitung,
Haugh Uni (FU), dititung meaggunskan “Eee Quatity
Siide Rute", kemudian dikelompokkan menurat siandar
USA (Benyamin ok, 1960) vaina
ISSN 0126 ~ 4400
Kelas AA nit UL > 79
Kelas A nilai HU. 55 - 78
Kelas B nilai HU. 31- 54
Kelas C niaiiUl < 31
wits 2. 10mg kuning tela (mm)
3, berat telur (gram)
Contoh : tinggi kuning tur 18,2 mm
borat telur 54,7 gram
pp ron
3547
Nitai "Z” yang diperoleh, dikelompokkan sesuai
dengan nila HLU, menunut Stardar US.A.
Tndeks putin tetur = {nei Putt telur (mm) _
iebar putthtelur (ram)
tinggi kuning telur (mm)
Indeks kuning telur
Tebar kuning telur (mm)
Darihasil FU. dan nitai"Z” dihitune reeresi dan korelasiaya
menurut Steel dan Tortie (1981).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa statstik diperoleh hast! bahwa
fordapat korelasi positip antara H.U. dengan nilai "2";
dengan koefisien determinssi ° = 0.88 dan persamaan,
regresiy = 028 + 0,009 xatan Z = 0,28 + (009 HU.
Dengan demikian nilai "Z” dapat menggantikan nilai HLU.
dalam penentuan kuslitay is. telur Konsum
Tabel 1. menunjukkan hasil perhitungan nila %
yang disetarakan dengan H.U, menurut standar U.S.A.
Tabel 1. Hasil nilai "Z” yang disetarakan dengan H.U.
Standar U.S.A.
Stundar USA. HU» *
AA > > 105
A 55- 78 OR0- 05
B 31-54 060- 0,79
e <3 < 0.60
*)Benyamin dkk, (1960)
9 Hasil pethitungan yang disetarakan dengen H.U,
Sesuai dengan Tabel 1. maka telur yang mempunyai
nilai"Z” lebih besar dari 1,05 setara dengan kelas Aa,Sesuai dengan Tebel 1. maka telur yang mempunyai
nilsi "2" lebih beser dari 1,05 setara dengan Kelis AA,
nilsi “2” (0.80 - 1,05) setara dengan kelas A, nila "2°
(0,60 - 0,79) setara dengan kelas Bdan yang merapunyai
nilei “2” kurang dari 0,60 setara dengan ielas C.
Seiain nilai “2” yang mempunyai koresi positip
dengan HLU., maka indoks putih telur dan indeks kuning
telur juza mempunyai Korelasi positip dengan H.U. standar
U.S.A. dengan koefisien determinasi masing-masing sebesar
= 0.39 dan r= 0,83 dan persamaan regresi masing-
masing adalah y = 0,276 + 0.0058 X dan y = 0,1705 +
0,0529 X
Tabel 2. be
ideks pu
yang tetah
Kut menunjukkan has! perhitongan
telur (PT) dan inks kuning telur (IKT)
an H.U, standar U.S.A.
abel 2. IPT dan IKT yang disetarakan dengan Standar
US.A
andar USA*) HU) IPT) 1K Tey
AA >19 > 0073 > 043
A 55-78 0.037-0,073 0,30 -0.43
B 31-54 0.019 0.036 021 -0.29
c: <3 < 0019 on
Indeks Putih Telut
Indeks Kuning Telur.
®)Benyamin, dk, (1960)
*) Hasil pethitungan yang disetarakan dengan H.U,
Sesvai dengan Tabel 2. maka telur yang mempunyai
ilai IPT > 0,73 setara dengan Kelas AA, antara (0,37 ~
73) Kelas A, antera (0,19 ~ 0,36) kelas B dan IPT <"0,19
etara dengan kelas C. Romanoff dan Romanoff (1963)
nelaporkan bahwa indeks putih telur yang baru berkisar
mara 0,050 ~ 0,174. Untuk pengamatan indeks kuning
hur, tabel 2 terlihat bahwa IKT > 0,43 setara dengan
clas AA, IKT antara 0,30 ; 0,43 Kelas A, IKT antara
21 ~ 0,29 kelas B dan IKT > ‘0,21 setara dengan kelas
Nesheim dkk (1979) metaporkan bahwa indeks kuning
lur ermasak kualitas baik dengan nilai antara 0,40 — 0,42
an turun menjadi 0.25 atau kurang bila telur sudah di-
mpan beberapa hari
37
KESIMPULAN
Dari_asil penelitian dapat diambil_ kesimpulan
bahwa nilai "2", dapat digunakan sebagai kriteria penilaian
‘mutu isi telur Konsumsi di Indonesia, Untuk menunjang,
Kegiatan penclitian, sein nilai “2” inéeks kuning telur
ddan indeks putih telur juga dapat digunakan sebagai kriteria
Penilaian muta telur
DAFTAR PLSTAKS
Benyamin, EW; JM. Gwin, FL. Faber and W.D,
Termohlen, 1960. Marketing Pouliry Products. John
Wiley and Sons, London,
Nesheim, M.R.; E. Austic and LE, Cord, 1979, Poultr
Production. Lea and Febiger, Philadelphia
Romanoff; A.L. and A.E. Romano, 1963. The Avian Baas
John Wiley and Sons, Inc New York.
Sabrani, M dan Il, Setiyanto, 1980. Proses yang terjadi
di dalam telur selama_penyimpanan, Lembaran
LPP, Th X. No. 1, April 1980. Lembsga Penelitian
Peternakan, Bogor,
Sirait, C.S., 1983, Penurunan mutw telur ayam ras segar
selama pemasaran di daerah Bogor, (ima dan
Peternakan Vol. 1: 3, Pusat Penelitian Dan Pengem-
bangan Peternakan, Bogor.
‘Stadelman, W.F. and OJ, Cotterill, 1977. Fae Science and
Tecinology. Avi Publishing Company, Fic Westport.
Connecticut,
Steel, RG.D. and J.H, Torrie, 1981. Principles and Pro-
cedures of Statistic, McGraw ~ Hill Kogakusha, Ltd,
Tokvo.
Sunerlim, R. dan $.T. Scekerto, 1972. Pengaruh berbagai
Macam pengawet tenpa garam terhadap mutu
felur ayam utuh selama penyimpanan pada sub
kamar. Buletin Penelitian Teknologi Hasit Pertani-
an. Dep. TH.P, Faternets LP.B.
ISSN 0126 - 4400