You are on page 1of 42

ANTITUSIF

Antitusif :
Narkotik
Codein.
Non narkotik :
Dekstrometorfan.
Noscapin.

Ekspektoran :
Amonium klorida.
Gliseril guaiakolat.
Mukolitik :
Bromheksin.
Ambroksol.
Asetilsistein.

ANTITUSIF NON
NARKOTIK

DEKTROMETORFAN
Tidak berefek analgetik /
bersifat adiktif.
Meningkatkan
rangsang

refleks

secara sentral.

ambang
batuk

Jarang

menimbulkan

kantuk / gangguan GI (beda


dengan codein).
Dalam dosis terapi : tidak
menghambat aktifitas silia
bronkus & efek antitusifnya
bertahan 5 6 jam.

Dosis dewasa : 10 30 mg
diberikan 3 4 x/hr.
Bentuk tablet 10 mg.
Bentuk sirop 10 mg & 15
mg/5 ml.
Dosis
napas.

tinggi

depresi

NOSCAPIN
Alkaloid alam.
Dosis terapi tidak berefek
terhadap
antitusif.

SSP,

sebagai

Pelepasan
poten

histamin

yang

dosis

besar

menyebabkan

bronko-

konstriksi dan hipotensi.


Menghambat

konstraksi

otot jantung dab otot polos


( pada dosis antitusif).

Dosis yang dianjurkan : 3 4


x 15 30 mg/hr.
Dosis tunggal 60 mg : batuk
paroksismal.
Dosis sampai 90 mg :
menimbulkan depresi napas.

EKSPEKTORAN

Ekspektoran
dapat
pengeluaran

obat

yang

merangsang
dahak

dari

saluran napas (ekspektorasi).

Mekanisme kerja : stimulasi


mukosa

lambung

merangsang sekresi kelenjar


saluran
sehingga

napas

(n.vagus)
menurunkan

viskositas dan mempermudah


pengeluaran dahak.

AMONIUM KLORIDA
Jarang

digunakan

kombinasi

sendiri,
dengan

ekspektoran lain / antitusif.


Dosis : 300 mg (5 ml) tiap 2
4 jam.

Dosis

>

dapat

timbul

asidosis metabolik.
Hati-hati penderita dengan
insufisiensi hati, ginjal &
paru-paru.

GLISERIL GUAIAKOLAT
Tersedia

dalam

bentuk

sirop 100 mg / 5 ml.


Dosis dewasa : 2 4 x 200
400 mg/hr.
Efek samping : dosis besar
kantuk, mual, muntah.

MUKOLITIK

Mukolitik obat yang dapat


mengencerkan sekret saluran
napas dengan jalan memecah
benang-benang
dan

mukoprotein

mukopolisakarida

sputum.

dari

BROMHEKSIN
Derivat

sintetik

dari

vasicine, st. zat aktif dari


Adhatoda vasica, rasanya
pahit.

Sebagai

mukolitik

pada

bronkitis atau kln. saluran


napas lain.
Dosis oral dewasa : 3 x 4
8 mg/hr.

Efek samping : mual &


peningkatan transaminase
serum.
Hati-hati pemberian pada
penderita tukak lambung.

AMBROKSOL
Metabolik bromheksin.
Bermanfaat
pada
keratokonjungtivitis
sika
dan
sebagai perangsang produksi
surfaktan pada anak lahir
prematur dengan sindrom
pernapasan.

ASETILSISTEIN
Secara

semprotan

(nebulization) atau tetes


hidung.
Menurunkan
sekret paru.

viskositas

Aktifitas

mukolitik

terbesar pada pH 7 9.
Setelah inhalasi sputum
encer dalam 1 menit, efek
maksimal dalam 5 10
menit.

Tersedia dalam larutan 10


20%.
Efek samping : spasme
bronkus (penderita asma),
mual,
hemoptisis

stomatitis,
&

terbentuk

sekret berlebihan.

Tidak
tidak

boleh

diberi

tersedia

penyedot lendir napas.

jika
alat

BRONCHODILATOR

1.Kromolin & Nedokromil.


Kromolin

sodium

nedokromil

sodium

&

hanya bermanfaat sebagai


profilaksis.
Sedikit

diabsorbsi

saluran cerna.

dari

Harus
digunakan
perinhalasi sebagai bubuk
microfine / larutan aerosol.
Mekanisme
menghambat
sel-sel mast.

kerja
:
degranulasi

ES : iritasi tenggorokan,
batuk, mulut kering.

2.Golongan methylxanthine.
Yang termasuk gol. ini :
theophyline, theobromine
& caffeine.
Preparat theophylline yg
paling sering digunaka :
aminophylline.

Mekanisme kerja :
Pada konsentrasi menghambat enzim
fosfodiesterase.

Menghidrolisis cyclic nucleotide.

Peningkatan konsentrasi cAMP intraseluler.

Relaksasi otot polos.

Dari

ketiga

golongan

methylxantine

theophylline paling selektif


dengan efek pada otot polos
caffein memiliki efek SSP
yang menonjol.

Farmakodimanik :
SSP

caffein

kegelisahan & insomnia,


bronkodilatasi

ringan

pada penderita asma.


Dosis

stimulasi

medular & kejang.

CV

memiliki

efek

kronotropik & inotropik (+)


pada jantung.
GI : menstimulasi sekresi
asam

lambung

pencernaan.

&

enzim

Ginjal
diuretika

merupakan

lemak

OK

pe

filtrasi glomerulus & pe


reabsorbsi

natrium

di

tubulus.
Otot polos : bronkodilatasi.

Otot rangka : memperkuat


kontraksi otot rangka.
Pada diafragma me
respon
ventilasi
pada
hipoksia & mengurangi
sesak.
Dosis oral : 3 4 mg/kg/6
jam.

3.Golongan Simpatomimetik.
Epinefrin :
Merupakan bronkodilator
efektif, mula kerja cepat
pada pemberian subkutan
/

sebagai

perinhalasi.

mikroaerosol

Bronkodilatasi maks. dalam


15 menit setelah inhalasi &
bertahan 60 90 menit.
ES : takikardia, aritmia &
anginapektoris.

Efedrin :
Dibanding
masa

kerja

aktif

pada

peroral.

epinefrin
>

panjang,
pemberian

Isoproterenol :
Merupakan bronkodilator
yang kuat.
Bronkodilatasi

maks.

dalam 5 menit, bertahan


60 90 menit.

Agonis 2 selektif :
Terdiri dari : albuterol,
terbutaline, metaproterenol,
pirbuterol & bitolterol
tersedia dlm bentuk inhaler
& tablet.
Bronkodilatasi maks. dlm 30
menit, bertahan 3 4 jam

You might also like