You are on page 1of 6

PENANGANAN

Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum
ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.3,9,10
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik, pengobatan hanya
bersifat suportif tergantung kondisi keadaan pasien. WHO tidak merekomendasikan
pemberian steroid dosis tinggi.2 Penggunaaan jangka panjang sistemik kortikosteroid
dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping yang serius pada pasien dengan ISPA
berat, termasuk infeksi oportunistik, nekrosis avascular, infeksi baru bakteri dan
kemungkinan terjadi replikasi virus yang berkepanjangan. Oleh karena itu,
kortikosteroid harus dihindari kecuali diindikasikan untuk alasan lain.5,23
Terapi oksigen pada pasien ISPA berat dengan ketentuan berikan terapi oksigen
pada pasien dengan tanda depresi napas berat, hipoksemia (SpO2<90%) atau syok,
mulai terapi oksigen dengan 5 L/menit lalu titrasi sampai SpO290% pada orang
dewasa yang tidak hamil dan SpO2 92-95% pada pasien hamil, pulse oximetry,
oksigen, selang oksigen dan masker harus tersedia di semua tempat yang merawat
pasien ISPA berat.5
Pada pasien pneumonia komunitas dan diduga terinfeksi MERS-CoV, dapat
diberikan antibiotik secara empirik (berdasarkan epidemiologi dan pola kuman
setempat) secepat mungkin sampai tegak diagnosis. Terapi empirik disesuaikan
berdasarkan hasil uji kepekaan.5
Pada pasien ISPA berat harus hati-hati dalam pemberian cairan intravena,
karena resusitasi cairan secara agresif dapat memperburuk oksigenasi, terutama
dalam situasi terdapat keterbatasan ventilasi mekanis.5
Harus dilakukan pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat bila
terdapat tanda-tanda perburukan klinis, seperti gagal napas, hipoperfusi jaringan,
syok, dan memerlukan perawatan intensif (ICU).5.7,8
PENCEGAHAN
Kewaspadaan kesehatan umum untuk menurunkan resiko infeksi seperti :4

Mencuci tangan dengan air dan sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan kotor
1

gunakan antiseptik.
Menjaga higiene perorangan, berperilaku hidup bersih dan sehat
Mematuhi praktek-praktek pengamanan makanan seperti menghindari daging
yang tidak dimasak atau penyediaan makanan dengan kondisi sanitasi yang

baik, mencuci buah dan sayuran dengan benar,


Menghindari kontak yang tidak perlu dengan hewan-hewan yang diternakkan,

hewan peliharaan dan hewan liar.


Tidak menyentuh hidung dan mulut setelah kontak.
Pencegahan dengan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), menghindari kontak

erat dengan penderita, menggunakan masker ,menjaga kebersihan tangan dengan


sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee
concerning MERS CoV menyatakan bahwa MERS CoV merupakan situasi serius dan
perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat.
Hal yang dilakukan Kementerian Kesehatan
1. Peningkatan kegiatan pemantauan di point of entry, pintu masuk negara.
2. Penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia.
3. Pemberitahuan keseluruh Dinkes Provinsi ttg kesiapsiagaan menghadapi MERS
CoV, sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu Burung, RSUD dan RS Vertikal tentang
kesiapsiagaan dan tatalaksana MERS CoV.
5. Menyiapkan dan membagikan 5 (lima)

dokumen

terkait

persiapan

penanggulangan MERS CoV, yang terdiri dari :


- Pedoman umum MERS CoV
- Tatalaksana klinis
- Pencegahan Infeksi
- Surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk Negara.
- Diagnostik dan laboratorium

Semua protocol pengendalian dan pencegahan infeksi MERS-CoV di fasilitas


kesehatan mengikuti pedoman pengendalian infeksi pada penyakit flu burung.3,5
Kewaspadaan standar

Terapkan secara rutin di semua fasilitas pelyanan kesehtan untuk


semua pasien
Tindakan pencegahan standar meliputi :
-

Kebersihan tangan dan pneggunaan alat pelindung diri (APD)


untuk menghindari kontak langsung dengan darah pasien, cairan
tubuh, sekret (termasuk sekret pernafasan) atau kulit lecet atau

luka.
Kontak dekat dengan pasien ysnh mengalami gejala pernafasan
(misalnya batuk atau bersin) pada saat memberikan pelayanan,
gunakan pelindung mata karena semprotan sekresi dapat

mengenai mata.
Pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam
Pengelolaan limbah yang aman, pembersihan disinfeksi

Tindakan pencegahan -

peralatan serta pembersihan lingkungan


Gunakan masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter dari

droplet
-

pasien
Tempatkan pasien dalam kamar tunggal, atau berkelompok

dengan diagnosis penyebab penyakit yang sama.


Jika diagnosis penyebeb penyakit tdak mungkin diketahui,
kelompokkan pasien dengan diagnosis klinis yang sama dengan

pemisahan minimal 1 meter.


Batasi gerakan pasien dan pastikan bahwa pasien memakai

Tindakan pencegahan -

masker medis saat berada di luar kamar.


Pastikan bahwa petugas kesehatan menggunakan APD (sarung

penularan

tangan, baju lengan panjang, pelindung mata dan respirator

udara

melalui

partikulat (N95 atau yang setara) ketika melakukan prosedur


tindakan yang menimbulkan aerosol.
Tabel 2. langkah-langkah pengendalian infeksi.5

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO Guidelines for Investigation of Cases of Human Infection with Middle


East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). In: Organization WH,
editor. Geneva: WHO; 2013.
2. Depkes. Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle
East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV). In: Indonesia KKR,
editor. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan; 2013.
3. Depkes. Pedoman Umum Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory
Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV). In: Indonesia KKR, editor. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2013.
4. ECDC. Severe Respiratory Disease Associated with Middle East Respiratory
Syndrome Corona Virus (MERS-CoV). In: Control ECfDPa, editor. Stockholm:
ECDC; 2014.
5. Depkes. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Saluran Pernapasan Akut Berat
Suspek Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV). In:
Indonesia KKR, editor. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid Risk Assessment
and

updates

on

MERS-CoV.

Available

from:

http://ecdc.europa.eu/en/healthtopics/coronavirusinfections/Pages/publications.aspx.
6. European Centre for Disease Prevention and Control. Rapid Risk Assessment
and

updates

on

MERS-CoV.

Available

from:

http://ecdc.europa.eu/en/healthtopics/coronavirusinfections/Pages/publications.aspx.
7. Sprenger M; Coulombier D. Middle East Respiratory Syndrome coronavirus two years into the epidemic Euro Surveill. 2014;19(16):pii=20783.
8. Tsiodras S BA, Mentis A, Iliopoulos D, Dedoukou X, Papamavrou G, Karadima
S et al.. A case of imported Middle East Respiratory Syndrome coronavirus
infection and public health response, Greece, April 2014. Euro Surveill.
2014;19(16):pii=20782.
9. Hemida MG, Perera RA, Wang P, Alhammadi MA, Siu LY, Li M, et al. Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) coronavirus seroprevalence in domestic
4

livestock in Saudi Arabia, 2010 to 2013. Euro Surveill. 2013;18(50):20659.


10. Reusken CB, Ababneh M, Raj VS, Meyer B, Eljarah A, Abutarbush S, et al.
Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV) serology in
major livestock species in an affected region in Jordan, June to September
2013. Euro Surveill. 2013;18(50):20662.
11. Perera RA, Wang P, Gomaa MR, El-Shesheny R, Kandeil A, Bagato O, et al.
Seroepidemiology for MERS coronavirus using microneutralisation and
pseudoparticle virus neutralisation assays reveal a high prevalence of antibody
in dromedary camels in Egypt, June 2013. Euro Surveill [Internet]. 2013;
2013;18(36):pii=20574.

Available

from:

Available

from:

http://www.eurosurveillance.org/ViewArticle.aspx?ArticleId=20574
12. Reusken CB, Haagmans BL, Muller MA, Gutierrez C, Godeke GJ, Meyer B, et
al. Middle East respiratory syndrome coronavirus neutralising serum antibodies
in dromedary camels: a comparative serological study. Lancet Infect Dis. 2013
Aug 8.
13. Memish ZA CM, Meyer B, Watson SJ, Alsahafi AJ, Al Rabeeah AA, et al.
Human infection with MERS coronavirus after exposure to infected camels,
Saudi Arabia, 2013. Emerg Infect Dis. June 2014.
14. Alagaili AN, Briese T, Mishra N, Kapoor V, Sameroff SC, de Wit E, et al.
Middle East respiratory syndrome coronavirus infection in dromedary camels in
Saudi Arabia. MBio. 2014;5(2):e00884-14.
15. Chu DKW PL, Gomaa MM, Shehata MM, Perera RAPM, Zeid DA, et al.
MERS Coronaviruses in Dromedary Camels, Egypt. Emerg Infect Dis. 2014
Jun.
16. Hemida MG CD, Poon LLM,. Perera RAPM, Alhammadi MA, Ng H-Y, et al.
MERS coronavirus in dromedary camel herd, Saudi Arabia. . Infect Dis. 2014
July.
17. Reusken CBEM ML, Feyisa A, Ularamu H, Godeke G-J, Danmarwa A, et al.
Geographic distribution of MERS coronavirus among dromedary camels,
Africa. Emerg Infect Dis
18. van Doremalen N BT, Munster VJ. Stability of Middle East respiratory
syndrome coronavirus (MERS-CoV) under different environmental conditions
2013

[cited

2013

20

September].

Available

from:
5

http://www.eurosurveillance.org/ViewArticle.aspx?ArticleId=20590.
19. Cotten M, Watson SJ, Zumla AI, Makhdoom HQ, Palser AL, Ong SH, et al.
Spread, circulation, and evolution of the Middle East respiratory syndrome
coronavirus. MBio. 2014;5(1).
20. The National Center for Biotechnology Information (NCBI), BLAST tree view.
Available

from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/blast/treeview/treeView.cgi?

request=page&blastRID=NCMS8DB6014&queryID=gb|KF192507.1|
&entrezLim=&ex=&exl=&exh=&ns=100&screenWidth=1229&screenHeight=
983.
21. H. R. Abdallah BF. Typology of camel farming system in Saudi Arabia.
Emirates Journal of Food and Agriculture. 2013;25(4).
22. Dijkstra F, van der Hoek W, Wijers N, Schimmer B, Rietveld A, Wijkmans CJ,
et al. The 2007-2010 Q fever epidemic in The Netherlands: characteristics of
notified acute Q fever patients and the association with dairy goat farming.
FEMS immunology and medical microbiology. 2012 Feb;64(1):3-12.
23. European Centre for Disease Prevention and Control. Severe respiratory
disease associated with Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERSCoV)

Seventh

update,

24

September

2013.

Available

from:

http://ecdc.europa.eu/en/publications/Publications/RRA_MERSCoV_7th_update.pdf.

You might also like