You are on page 1of 12

HubunganPendidikanAnakUsiaDini(Paud)DenganPerkembanganKognitif

AnakUsiaPrasekolahdiKelurahanTinjomoyoKecamatanBanyumanik
Semarang
TheCorrelationbetweenEarlyChildhoodEducationwithCognitive
DevelopmentofPreSchoolAgedChildreninTinjomoyoVillageBanyumanik
SubdistrictSemarangCity
RistaApriana
Pembimbing:Ns.AnaSubariyati,S.Kep
ProgramStudiIlmuKeperawatan
FakultasKedokteran
UniversitasDiponegoro

ABSTRACT
Thegoldenageofchilddevelopmenthappensatpreschoolageinwhich
80% of the cognitive development is reached at this time. The child cognitive
developmentmustbestimulatedinordertooptimizethedevelopment.Aneffective
early childhood education is very useful to build child cognitive development
structure.Thepurposeofthisresearchwastoknowthecorrelationbetweenearly
childhoodeducationwithcognitivedevelopmentofthepreschoolagedchildrenin
Tinjomoyo village, Banyumanik subdistrict Semarang city. The method of this
researchwasquantitativewithcrosssectionalapproachdoneto54respondentsin
April 2009 in Tinjomoyo village, Banyumanik subdistrict Semarang city. The
correlationbetweenearlychildhoodeducationwithcognitivedevelopmentofpre
schoolagedchildrenwasanalyzedbychisquarecorrelationaltest.Theresultof
this research showed that there was a significant correlation between early
childhoodeducationwithcognitivedevelopmentofpreschoolagedchildrenwithp
value=0.000.Theearlychildhoodeducationdeterminescognitivedevelopmentof
preschool aged children. So that, it is important for parents to know about the
importantroleoftheearlychildhoodeducationfortheirchilddevelopment.
Keywords:earlychildhoodeducation,cognitivedevelopment,preschoolaged
children
Bibliography
:22(19992009)

ABSTRAK
Masaemas(goldenage)perkembangananakterjadipadausiaprasekolah
dimana80%perkembangankognitiftelahdicapaipadamasaini. Perkembangan
kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. PAUD
yangefektifsangatbermanfaatuntukmembangunstrukturperkembangankognitif
anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pendidikan

AnakUsiaDinidenganperkembangankognitifanakusiaprasekolahdiKelurahan
Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. Metode Penelitian ini adalah
Penelitiankuantitatifdenganpendekatan crosssectional yangdilakukanterhadap
54 responden pada periode April 2009 di kelurahan Tinjomoyo kecamatan
Banyumanik Semarang. Hubungan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) dengan
perkembangankognitifanakusiaprasekolahdianalisisdenganmenggunakan chi
square corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikanantaraPendidikananakUsiaDini(PAUD)denganperkembangankognitif
anak usia prasekolah (p value=0,000). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
menentukanperkembangankognitifanakusiaprasekolah.Pentingbagiorangtua
mengetahuipentingnyaperananPAUDbagiperkembangananak.
KataKunci :PendidikanAnakUsiaDini,PerkembanganKognitif,Anak
usiaprasekolah
DaftarPustaka
:22buah(19992009)

PENDAHULUAN
Sejaklahirsampaiusia3tahunanakmemilikikepekaansensorisdandaya
pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalamanpengalaman melalui
sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kirakira 3 tahun mulai memiliki
kepekaanbahasadansangattepatuntukmengembangkanbahasanya(berbicara,
bercakapcakap)(Theo&Martin,2004).
Hasilhasil studi dibidang neurologi mengetengahkan antara lain bahwa
perkembangan kognitifanaktelahmencapai50% ketika anakberusia4tahun,
80%ketikaanakberusia8tahun,dangenap100%ketikaanakberusia18tahun
(Osborn,White,danBloom).Studitersebutmakinmenguatkanpendapatparaahli
sebelumnya,tentangkeberadaanmasapekaataumasaemas(goldenage) pada
anakanakusiadini.Masaemasperkembangananakyanghanyadatangsekali
seumur hidup tidak boleh disiasiakan. Hal itu yang memicu makin mantapnya
anggapanbahwasesungguhnyapendidikanyangdimulaisetelahusiaSDtidaklah

benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini supaya tidak terlambat.
Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)(martini,2006).
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukanbagianaksejaklahirsampaidenganusiaenamtahunyangdilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembanganjasmanidanrohaniagaranakmemilikikesiapandalammemasuki
pendidikanlebihlanjut.Pendidikan AnakUsiaDini(PAUD)justrubelumbanyak
mendapatperhatian.Saatini,pendidikanusiadinibarudiperoleholehsebagian
kecil anak di Indonesia. Hasil pendataan Depdiknas pada tahun 2002, baru 28
persen dari 26,1 juta anakusia 06tahunyang mendapatpendidikan usia dini.
Sebagianbesardiantaramereka,yakni2,6juta,mendapatkanpendidikandengan
jalan masuk ke Sekolah Dasar pada usia lebih awal. Sebanyak 2,5 juta anak
mendapatpendidikandiBinaKeluargaBalita(BKB),2,1jutaanakbersekolahdiTK
atauRaidhatulAtfhal,dansekitar100.000anakdikelompokbermain(playgroup).
Rasio jumlah lembaga pendidikan dan anak usia dini diperkirakan 1:8. Data
tersebutmemperlihatkanbahwapendidikananakusiadini(PAUD)belumcukup
mendapatkan perhatian padahal kapasitas perkembangan kognitif anak sudah
dapatterbentukpadausiadinijauhdibawahusiasekolah(Enung,2006)
Haltersebutmerupakansuatumasalahyangperlumendapatkanperhatian
dimanamasihbanyakpihakyangbelummengetahuipentingnyapendidikananak
usia bagi perkembangan kognitif anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan keikutsertaan anak usia prasekolah dalam program PAUD dan

perkembangan kognitif anak usia prasekolah serta untuk mengetahui hubungan


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia
prasekolah.manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan bagi
pendidik PAUD untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga metode yang
digunakan sesuai dengan tahap perkembangan anak, memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya mengikutsertakan anak dalam program
PAUDuntukmerangsangperkembangankognitifanaksertamemberikaninformasi
bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan pada komunitas
PAUD.
BAHANDANCARAKERJA
Penelitianinimerupakanpenelitiandeskriptifkorelatifdenganpendekatan
Crosssectional.PenelitianinidilakukandiRW06kelurahantinjomoyokecamatan
banyumanik. Total Jumlah anak yang berusia 34 tahun adalah 115 anak.
penelitianinidilakukandenganmelakukanpengujiantesIQpada54anak.
Pengumpulan data untuk tiap variabel menggunakan tes IQ dan lembar
pertanyaan yang berisi 4 pertanyaan kareketristik responden. Tes IQ berisi 27
pertanyaanyangdisertaidengangambar.
Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel penelitian
dengan menggunakan uji Chi Square dimana dengan membandingkan p value
dengantingkatkesalahan(alpha)yangdigunakanyaitu5%atau0,05.
HASILPENELITIAN
Respondenyangmempunyaiusia3,54tahunyaitusebanyak29anak
(53,7%).Respondenyangmempunyaiusia33,5tahunsebanyak25anak(46,3

%).Sebanyak27anak(50%)mempunyaijeniskelaminlakilakidan27anak(50
%)mempunyaijeniskelaminperempuan.Sebagianbesarrespondenberasaldari
sukujawayaitu49anak(90,7%),3responden(5,6%)berasaldarisukusundadan
sisanya2responden(3,7%)berasaldarisukubangsalainnya.
HasilpenelitiankeikutsertaanPAUDmenunujukkansebanyaksebanyak
25responden(46,3%)tidakmengikutiPAUDdansebanyak29responden(53,7%)
mengikutiPAUD
HasildaripenelitiantesIQmenunujukkansebanyak6responden(11,1%)
mempunyai IQ low normal, sebanyak 32 responden (59,3%) mempunyai IQ
everage, sebanyak 13 responden (24,1%) mempunyai IQ high everage, dan 3
responden(5,6%)mempunyaiIQsuperior.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden yang memiliki IQ
superiormengikutiprogramPAUDdansemuarespondenyangmemilikiIQdiatas
ratarata( high everage) mengikuti program PAUD. Sebanyak 13 responden
(40,6%)dari32respondenyangmemilikiIQratarata(everage)mengikutiprogram
PAUDdan19respondenlainnya(59,4%)tidakmengikutiprogramPAUD.Semua
respondenyangmemilikiIQdibawahratarata(lownormal)tidakmengikutiPAUD.
Uji analisa secara statistik hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
denganperkembangankognitifanakusiaprasekolahmenggunakanujiChiSquare
dengantingkatkesalahan(alpha)0,05,diperolehhasilyangsignifikan(p=0,000)
yang berarti p value< 0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga ada
hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan
kognitifanakusiaprasekolah.

PEMBAHASAN
Dari54respondenyangberjeniskelaminperempuansebanyak27anak
(50%)danyangberjeniskelaminlakilakisebanyak27anak(50%).Lakilakidan
perempuan menunjukkan pola skor yang berbeda pada pengukuran intelegensi
konvensional oleh karena itu ada anggapan dari para ahli bahwa masalah
perbedaanjeniskelaminharusdipertimbangkandalammelakukaninterpretasites
IQ.Secaraumumperempuancenderungmenunjukkanskoryanglebihtinggidari
padalakilakidalamhal:pengucapankataataufonologis,informasisemantikdalam
ingatan jangka panjang, komprehensi, gerakan motorik halus, dan kecepatan
persepsi.Lakilakicenderungmenunjukkanskorlebihtinggidaripadaperempuan
dalam hal: transformasi visual, gerakan motorik yang terarah pada sasaran
tertentu,spasialdanfluidreasoning(Raden,1999).
Hasil penelitian tentang umur responden didapatkan bahwa sebanyak 25
responden(46,3%)memilikiumur33,5tahundansebanyak29responden(53,7%)
memiliki umur 3,54 tahun. Perkembangan tingkat kognitif atau taraf intelegensi
seseorangsangatpesatpadausiaprasekolahdanmulaimenetappadaakhirmasa
remaja.Tarafintelegensitidakmengalamipenurunan,hanyapenerapannyasaja
yang berbeda hal ini dikarenakan pada usia diatas 65 tahun kemampuan alat
inderamengalamipenurunan(Raden,1999).
Hasilpenelitiansukubangsamenunjukkanbahwasebanyak49responden
(90,7%)dari jawa,sebanyak 3responden(5,6%)darisunda,dansebanyak 2
responden(3,7%)darisukulainnya.Kelompokbudayayangberbedamenunjukkan
profilintelegensiataukecerdasanyangberbedapula.Beberapabutirpertanyaan

atau persoalan yang diajukan dalam pengukuran intelegensi atau kecerdasan


terkaitsecarakhususdenganbudayatertentusehinggajikasubjekyangdievaluasi
tidak terbiasa dengan budaya tersebut, maka butir pertanyaan yang diajukan
kepadanya terkesan asing dan tidak dapat menjawab. Jika subjek terlalu asing
dengan beberapa butir persoalan yang diajukan, hasil pengukuran dapat saja
menunjukkanskoryangrendah(Raden,1999).
Sebanyak 29 responden (53,7%) mengikuti program PAUD hal ini
dikerenakan banyak alasan yang mendasari orangtua mengikutsertakan anak
dalamPAUD.Salahsatunyaadalahkesibukanorangtuadalambekerjasehingga
orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak akan informasi dan
pembelajaran. Selain itu, alasan orangtua mengikutsertakan anak dalam PAUD
antara lain : menambah kemampuan sosialisasi anak, mendapatkan sarana
bermainyanglebihlengkapdanedukatifbaikuntukkemampuankognitif,motorik,
ataupunpendidikanbudipekertiyangbaik.
Sebanyak 25 responden (46,3%) tidak mengikuti program PAUD, masih
banyaknyaorangtuayangtidakmengikutsertakananaknyadalamprogramPAUD
dikarenakan adanya anggapan bahwa anak berusia 3 tahun atau kurang masih
perlumemusatkankegiatannyadirumahdenganorangtuadankeluargalainnya.
Selainitu,anakdibawahusia4tahunbelumdapatmembedakanperilakuyangbaik
danburuk.Anggapansepertiinimembuatorangtuatakutmembaurkananaknya
terlaludalamdenganorangorangyangbarudikenalnya,karenatakutterpengaruh
denganhalhalyangburuk.
Masih banyaknya jumlah responden yang tidak mengikuti PAUD dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi orang tua untuk mengikutsertakan


anaknyadalamprogramPAUDmasihkurang.Banyakfaktoryangmempengaruhi
motivasiorangtuauntukmengikutsertakananaknyadalamprogramPAUDantara
lain tingkat pengetahuan, kepribadian, sikap, citacita, lingkungan, kemampuan
ekonomi,dsb.
Perkembangan Kognitif pada penelitian ini dinyatakan dengan skor IQ,
dimanaskorIQinimerupakanukuranyangmenunjukkantarafkemampuankognitif
atautarafintelegensiseseorang.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwasebanyak6
responden(11,1%)mempunyaiIQlownormal,32responden(59,3%)mempunyai
IQ everage, 13 responden (24,1%) mempunyai IQ high everage, 3 responden
(5,6% ) mempunyai IQ superior. Banyak faktor yang mempengaruhi taraf
perkembangan intelegensi atau kognitif seseorang adalah faktor hereditas dan
faktorlingkungan.Berdasarkanbeberapapenelitianmenunjukkkanbahwaperanan
faktor hereditas terhadap perkembangan kognitif atau intelegensi seseorang
terutama karena adanya rangkaian hubungan antara pertalian keluarga dengan
ukuranIQ.SebagaimanahasilpenelitiandariErlenmeyerKimlingdanJarvik,1963,
bahwa umumnya individu yang mempuanyai hubungan keluarga cenderung
mempunyaiIQrelatifsamaatausimilar.RisetlainyangdilakukanolehJenks,1972
danMunsinger,1978menyimpulkanbahwaIQanaklebihsimilardenganIQorang
tuanya. Selain faktor hereditas, taraf intelegensi atau kognitif seseorang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Tingkat kognitif atau intelegensi seseorang
sangatlahditentukanolehpengalamandanpengetahuanyangdiperolehnyadari
lingkungan. Banyak studi maupun penelitian yang mendukung bahwa faktor

lingkungan mempengaruhi tingkat kognitif atau intelegensi seseorang. Sebagai


contoh dalam penelitian Kamin,1978, anakanak angkat yang hidup dalam
lingkunganyangbaikmengalamipeningkatanIQsampai5poin,sedangkananak
anak angkat yang hidup dalam lingkungan kurang baik tidak mengalami
peningkatan taraf intelegensi. Selain dipengaruhi oleh faktor hereditas dan
lingkungan,tingkatkognitifatautarafintelegensijugadipengaruhiolehusia,jenis
kelamin,ras,budaya,danasupannutrisi(Monty&Fidelis,2006).
Berdasarkananalisadenganujistatistikchisquaredidapatkanhasilbahwa
semuarespondenyangmemilikiIQsuperiormengikutiprogramPAUDdansemua
responden yang memiliki IQ diatas ratarata( high everage) mengikuti program
PAUD.Didapatkannilaix2 sebesar22,95danpvaluelebihkecildari0,05yaitu
sebesar0.000sehinggahasiltersebutmenunjukkanbahwaadahubunganyang
signifikan antara pendidikan anakusia dini dengan perkembangan kognitifanak
usiaprasekolah.HalinisesuaidenganpendapatparatokohbahwaPAUDsangat
efektifdalammembangunstrukturkognitifanak(Martini,2006)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 anak yang mengikuti
programPAUDmemilikiskorIQsuperiordan13anakmemilikiskorIQdiatasrata
ratahalinikarenapendidikananakusiadinimembentukdanmengembangkanjiwa
eksploratif,kreatifdankepribadianyangintegralyangpentingbagipembentukan
strukturkognitifataukecerdasan(Enung,2006).
Pelaksanaan PAUD yang efektif sangat bermanfaat bagi perkembangan
struktur kognitif anak, yaitu melalui pemberian kesempatan pada anak untuk
memperoleh pengalaman langsung dari berbagi aktivitas pembelajaran yang

sesuai. Pelaksanaan PAUD yang efektif juga bermanfaat bagi pengembangan


dasardasarpengetahuanalamatau metematika danbahasa,baikbahasalisan
maupunmembacadanmenulis.SelainitupelaksanaanPAUDyangefektifjuga
dapatmemotivasianakuntukmemikirkandanmengemukakanjawabanyangbenar
terhadap suatu konflik.Pendidikan anakusia dini jugamemberikan kesempatan
padaanakuntukmelakukanberbagaikegiatansehinggadapatmengembangkan
kemampuankognitifnya(Theo&Martin,2004).
Padapenelitianinijugadidapatkanhasilbahwaterdapat6anakyangtidak
mengikutiprogramPAUDmenunjukkanskorIQdibawahrataratahalitukarenadi
dalamperkembangananakterdapatmasakritis,begitujugapadaperkembangan
kognitifnya, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar dapat
berkembangoptimal.Sehinggajikapadamasakritis,rangsangan/stimulasitersebut
tidakdiberikanmakabesarkemungkinantugastugasperkembangankognitiftidak
dapat dicapai secara optimal atau bahkan mengalami keterlambatan (Martini,
2006).

KESIMPULAN
Daripenelitianinidiperolehgambaranbahwaperingkatyangpalingtinggi
adalah anak dengan kategori usia tiga setengah tahun sampai empat tahun.
Kategori jenis kelamin, sama antara perempuan dengan lakilaki. Kategori suku
bangsa yang paling tinggi adalah suku jawa. Peringkat jumlah responden yang
palingtinggiadalahskorIQeverage(ratarata),peringkatyangkeduaadalahIQ
higheverage(diatasratarata),selanjutnyaadalahIQlownormal(dibawahrata

rata), dan peringkat jumlah responden yang paling rendah adalah IQ superior
(cerdas).PendidikanAnakUsiaDini(PAUD)mempunyaihubunganyangsignifikan
dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di kelurahan Tinjomoyo
kecamatanBanyumanikSemarang.
SARAN
Orangtuadankeluargahendaknyamampumeningkatkanpemahamannya
tentang pentingnya PAUD bagi perkembangan anak sehingga orang tua
termotivasi untuk mengikutsertakan anak dalam program PAUD. Bagi tenaga
pendidikPAUD,hendaknyaterusmeningkatkankualitasdankuantitaspelaksanaan
PAUD melalui program beasiswa atau tugas belajar bagi para guru PAUD,
symposium,seminar,pelatihan,danpengkajianbukubukubaru.Bagipemerintah
hendaknyameningkatkankebijakankebijakannyadibidangPAUDantaralainbisa
dilakukandenganmemfasilitasiimplementasiPAUDdilapanganmelaluistimulasi
dana rintisan program dan dukungan kelembagaan, meningkatkan jumlah
pengiriman berbagai acuan dan bulletin dukungan, alat permainan edukatif,
workshopPAUD,pertemuanpertemuankonsultatifsertamonitoringdansupervisi
sampai ke pelosokpelosok daerah. Bagi kader kesehatan hendaknya dapat
mengembangkan program PAUD masyarakat. Bagi perawat dapat
mengimplementasikanilmukeperawatanpadakomunitasPAUD.

DAFTARRUJUKAN
Enung,F.Psikologiperkembangan:perkembanganPesertadidik.2006.Bandung:
CVPustakaSetia.
Martini, J. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak:
pedomanbagiorangtuadanguru.2006.Jakarta:PTGrasindo.
MontyP.&Fidelis. MendidikKecerdasan,PedomanBagiOrangTuaDanGuru
DalamMendidikAnakCerdas.2003.Jakarta:PustakaPopularObor
RadenC.P.PerkembanganIntelegensiAnak.1999.Bandung:Angkasa.
Theo,R&Martin,H.PendidikanAnakusiadini:tuntunanpsikologisdanpedagogis
bagipendidikdanorangtua.2004.Jakarta:PTGramediaWidiasarana.
(). pendidikan usia dini. Diakses tanggal 2 januari. Harian sore Sinar
Harapan. Pendidikan usia dini harus diprioritaskan. Rabu 27 april 2005.
http://www.wikipedia.com/
(). pendidikan usia dini. Diakses tanggal 30 desember.
http//www.google.com//
Webmaster, Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, diakses tanggal 10 Januari
2009jam07.00,www.eldiinacenter.com

You might also like