Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesehatan merupakan Hak Asasi
Manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia serta
memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia. Oleh karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk
memelihara kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat (Depkes RI, 2010).
Rendahnya status gizi masyarakat yang dialami oleh banyak negara
berkembang termasuk Indonesia merupakan salah satu indikator derajat
kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa
(Depkes RI, 2005). Penanggulangan masalah gizi di Indonesia masih
terkonsentrasi pada empat masalah utama gizi kurang seperti kurang energi
protein, anemia gizi besi, kurang vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan
iodium. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah salah satu
masalah gizi yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah yang serius
mengingat dampak secara langsung maupun tidak langsung dapat
adalah anak-anak dan bayi yang berada dalam fase tumbuh kembang, dan
12.989 adalah wanita usia subur yang berpotensi untuk hamil dan melahirkan
anak (Dinkes Jateng, 2004).
Berdasarkan data Register Klinik dan data uji laboratorium BPP GAKI
tahun 2011, menunjukkan bahwa sebesar 78% pasien yang datang ke klinik
BPP GAKI berjenis kelamin wanita, distribusi pasien terbanyak di usia 20-45
tahun, dan distribusi pasien terbanyak berasal dari Jawa Tengah dengan
kedatangan pasien dari Kabupaten Magelang sebesar 42,43% (Dinkes Jateng,
2004). Pasien yang berkunjung ke Balai GAKI akan diberikan rangkaian
pelayanan untuk mengetahui kondisi/gangguan yang dialami kemudian
sampai pada tahapan rehabilitasi. Hal ini yang menjadi latar belakang
mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan magang di Institusi BPP GAKI
Magelang.
Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi mahasiswa
dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan dan keterampilan di bidang
keilmuan
kesehatan
masyarakat.
Kegiatan
ini
untuk
meningkatkan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan latihan kerja di institusi atau
instansi tempat magang untuk meningkatkan pengetahuan dan membentuk
sikap serta keterampilan kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui struktur organisasi dari Balai Penelitian dan Pengembangan
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (BPP GAKI).
b. Mengetahui pelayanan klinis yang diberikan pada pasien hipotyroid di
BPP GAKI.
c. Mengetahui pelayanan fisioterapi yang diberikan pada pasien
hypotyroid di BPP GAKI.
d. Mengetahui pelayanan gizi yang diberikan pada pasien hypotyroid di
BPP GAKI.
e. Mengetahui pelayanan psikologi yang diberikan pada pasien hypotyroid
di BPP GAKI.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman nyata yang terkait dengan aplikasi ilmu
kesehatan masyarakat di dunia kerja.
b. Mendapatkan kesempatan pengalamanan nyata mengaplikasikan teori
yang telah diperoleh dari proses perkuliahan ke dalam dunia kerja.
c. Mengetahui permasalahan yang ada di tempat magang yang dapat
digunakan sebagai bahan penelitian dalam penyusunan tugas akhir.
2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakat
a. Memperoleh informasi dari Stakeholder di tempat magang yang
berguna untuk meningkatkan kualitas lulusan Jurusan Kesehatan
Masyarakat.
b. Menjalin kerja sama dengan institusi tempat magang sehingga dapat
mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya.
3. Bagi Institusi Tempat Magang
a. Institusi magang dapat memanfaatkan tenaga magang sesuai dengan
kebutuhan di unit kerjanya.
b. Institusi magang mendapatkan alternatif calon karyawan yang telah
dikenal mutu, dedikasi dan kredibilitasnya.
c. Laporan magang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
informasi mengenai situasi umum institusi tempat magang tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan pengganti
dari Gondok Endemik (GE), serta mencakup semua akibat kekurangan
iodium terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang dapat dicegah dengan
pemulihan kekurangan iodium. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI)
kekurangan iodium secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup
lama (Panjaitan, 2008). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah
masalah gizi akibat kekurangan asupan Iodium sehingga terjadinya gangguan
hormonal yang akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan (kretinisme) dan
perkembangan mental, gangguan sistem syaraf, gangguan bicara dan
pendengaran (Depkes RI, 2010).
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium terdiri dari spektrum yang luas
mencakup
keterbelakangan
mental,
penurunan
kapasitas
intelektual,
Neonate
yang dialami individu. Penentuan prevalensi gondok atau ukuran tiroid kini
menggunakan metode ultrasonografi. Parameter pemeriksaan GAKI secara
rinci adalah
1. Prevalensi Gondok
Perubahan ukuran kelenjar tiroid merupakan respon yang dilakukan
tubuh dalam menanggapi perubahan asupan iodium. Perubahan ukuran
kelenjar tiroid merupakan indeks yang telah lama digunakan untuk
mendeteksi tingkat kekurangan iodium. Ukuran tiroid secara tradisional
ditentukan dengan metode palpasi, akan tetapi WHO sudah tidak
merekomendasikan palpasi untuk dilakukan. Ukuran tiroid kini ditentukan
dengan ultrasonografi. Metode ultrasonografi ini lebih efektif dan lebih
tepat, terukur dan mudah dilakukan (WHO, 2007).
Tabel 2.2 Kriteria Epidemiologi Keparahan GAKI Berdasarkan Prevalensi
Gondok Pada Anak Usia Sekolah
Indikator
None
Prevalensi
gondok
0.0 4.9
20.0 29.9
Severe
30
10
Iodine Intake
Iodine Status
Insufficient
Insufficient
Insufficient
Adequate
Above requirement
11
Tabel 2.5 Kriteria konsentrasi EIU untuk ibu menyusui dan anak dibawah
2 tahun
Population Group
Median Urinary
Iodine (g/l)
Iodine Intake
Lactating
women
and
childern less than 2 years of
age
< 100
Insufficient
100 199
Adequate
12
adalah
protein
yang
menjadi
prekusor
dalam
C. Iodium
1. Definisi Iodium
13
14
kebutuhan
konsumsi.
UNICEF,
ICCIDD,
dan
WHO
15
16
17
memiliki
anak
dengan
tingkatan
gondok
berat
ternyata
18
ibu yang rendah, sehingga hal ini menunjukkan suatu hubungan yang
negatif. Kebanyakan ibu memilih bahan makanan yang mengandung zat
yang dapat menghambat masuknya iodium dalam tubuh, sedangkan untuk
pemilihan jenis bahan makanan yang mengandung iodium sangatlah
kurang. Hal ini dikarenakan ibu tidak mengetahui mana bahan makanan
yang dapat menghambat dan mengandung iodium, sehingga dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan akan mempengaruhi
pengetahuan seesorang (Hariyanti dan Veni, 2013).
Pengetahuan mengenai penggunaan garam juga menjadi fakor
penyebab terjadinya GAKI. Penelitian Hariyanti dan Veni (2013)
menunjukkan bahwa penggunaan garam berdasarkan jenis garam dalam
pengolahan makanan di lapangan juga mempengaruhi tingkatan gondok
pada responden. Semua responden yang memiliki tingkatan gondok yang
tinggi ternyata penggunaan garamnya termasuk dalam kategori rendah
yaitu tidak mengandung iodium. Ibu responden belum dapat membedakan
mana garam yang mengandung iodium dan tidak mengandung iodium.
Rata-rata orang tua responden juga tidak mengetahui ciri fisik dari garam
beriodium dan manfaat dari garam beriodium, mereka hanya memahami
bahwa garam memiliki manfaat memberikan rasa asin pada makanan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua responden yang memiliki
anak yang mengalami grade gondok tinggi menggunakan garam yang
tidak beriodium. Hal ini mengakibatkan tingkat gondoknya lebih besar
dibanding responden lain (Hariyanti dan Veni, 2013).
4. Lokasi Tempat Tinggal
19
Angka
kejadian
GAKI
lebih
sering
ditemukan
di
daerah
E. Penanggulangan GAKI
Permasalahan GAKI akan berlanjut menjadi masalah nasional karena
berkaitan dengan sumber daya manusia yang akhirnya menghambat tujuan
20
untuk
21
kegiatan
pemasyarakatan
informasi,
advokasi,
manusia.
Juga
terkait
pentingnya
mengkonsumsi
garam
22
23
24
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan magang magang mahasiswa bidang keilmuan Gizi
akan dilaksanakan di BPP GAKI
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan
No
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
Minggu ke1
2
3
B. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan magang mahasiswa bidang keilmuan Gizi akan
dilaksanakan di
Nama Instansi : Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (BPP GAKI)
Alamat Instansi : Kapling Jayan, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
56553 Telp. 0293 7894335
Unit Kerja
: Klinik GAKI
C. Waktu Kegiatan
Kegiatan magang mahasiswa di BPP GAKI dilaksanakan pada tanggal
4 Agustus 31 Agustus 2014.
DAFTAR PUSTAKA
25
Andersson M, Takkouche B, Egli I, Allen HE, de Benoist B. 2005. Global Iodine
Status and Progress Over The Last Decade Towards The Elimination of
Iodine Deficiency. Bulletin World Health Organization.
25
26
27