You are on page 1of 56

CRS Radikulopati

Oleh :
Riva arira
Eva hanifah
Preceptor : dr. Gatot C. Pratama, SpS

SMF SYARAF
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSAU SALAMUN
2013

Status pasien

Nama : Ny S
Umur : 72 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl.patiukur 8
Agama : islam
Tanggal masuk : 19 september 2012
Tanggal pemeriksaan : 21 oktober 2012

Anamnesis
Keluhan utama : nyeri pinggang
Perjalanan penyakit:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang
sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan semakin memburuk
sejak 1 hari SMRS hingga pasien kesulitan untuk bergerak
dan berjalan. Keluhan awalnya terjadi 2 bulan yang lalu
disebabkan oleh tertimpa kardus-kardus yang berisi
sepatu ditempat kerjanya. Awalnya pasien merasakan
nyeri pada lengan kanan dan punggungnya dan hanya
terasa sedikit nyeri pada pinggangnya. Lalu pasien
membawanya ke tukang pijet kurang lebih 3 kali. Sejak 1
bulan yang lalu pasien merasa nyeri pinggangnya yang
semakin memburuk hingga pasien kesulitan untuk berjalan
dan beraktifitas.

Pasien merasakan nyeri nya menjalar hingga


kekaki kanan. pasien merasa lebih membaik jika
berbaring dan nyeri memburuk jika pasien berdiri
dan pasien merasakan adanya rasa kesentrum
pada kakinya ketika batuk dan bersin.
Pasien juga mengatakan adanya rasa baal-baal
pada kakinya yang mulai terasa sejak 3 hari yang
lalu.
Pasien menyangkal adanya demam,nyeri kepala,
mual-muntah, dan gangguan pencernaan dan
BAK.

Pasien menyangkal mempunyai riwayat


penyakit darah tinggi
Pasien menyangkal mempunyai penyakit
kencing manis
Pasien menyangkal mempunyai riwyat
operasi
Pasien menyangkal mempunyai riwayat
penyakit kuning
Pasien menyangkal keluarga mempnyai
penyakit yang sama seperti pasien.

Keadaan umum Jasmani

Keadaan umum: Sakit sedang


Tanda vital
TD : 120 /80
Nadi : 84 x/min
RR : 24 x/min
Suhu : 35,8 C

Status Interna

Kepala : Normocephal
Mata : CA(-), SI (-), pupil isokor
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), kaku kuduk (-)
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis dbn
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : regular, bunyi ttambahan jantung ( - )
Paru Inspeksi : simetris, otot bantu pernafasan (-)
Palpasi : strem fremitus d = s
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, Rh -/-, wh -/Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : peristaltic (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : NT epigastrik -, Hepar & Lien tidak teraba
Ekstremitas : Edema (-/-), akral hangat, CP < 2 s

Status Neurologis

Kepala : Normocephal
Mata : pupil bulat, isokor, (RC +/+)
Leher : kaku kuduk (-)
Nervus cranial :
- N. I (Olfaktorius) : Normal
- N. II (Optikus) : Tajam Penglihatan : normal
Lapang Pandang : normal
- N. III (Occulomotoris), N. IV (Troklearis) & N. VI (Abducens)
Strabismus : -/Nistagmus : -/Eksoftalmus : -/Pergerakan bola mata dbn / dbn
- N. V (trigeminus) : Menggigit : dbn / dbn
Membuka mulut : dbn / dbn
Sensibilitas : dbn / dbn
Reflek kornea : dbn
Sensibilitas muka : dbn / dbn

Status Neurologis
- N. VII (Facialis) : Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata : dbn / dbn
Pipi saat Tersenyum : simetris
- N. VIII (vestibulokoklearis) : dbn
- N. IX (Glossofaringeus) : Pengecapan lidah : tidak dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dilakukan
- N. X (Vagus) : Arkus faring : dbn
Berbicara : dbn
Menelan : dbn
- N.XI (acesorius) : Mengangkat bahu : dbn / dbn
Memalingkan kepala : dbn / dbn
- N. XII (Hipoglossus) : Pergerakan lidah : dbn / dbn
Tremor lidah : dbn / dbn
Artikulasi : dbn / dbn

Status neurologi

Kekuatan kontraksi
5

Tanda meningens
kaku kuduk:brudszunski: Kernig: +/Laseque : +/Gerakan involunter ; -

Status Neurologis
Refleks Fisiologis

Bisep N/ N
Trisep N/ N
Radius N/ N
Ulna N N
Patella: menurun/ N
Achilles: menurun /N

Refleks Patologis

Babinski - / Chaddok - / Oppenheim: -/Gordon: -/-

Status Neurologis
Pemeriksaan sensoris
terasa baal pada kaki
Pemeriksaan koordinasi (tidak
dilakukan)

Pemeriksaan mental
Umum
Kesadaran : Compos
mentis GCS 15
Hubungan psikik : Baik
Emosi : baik

Fungsi luhur
Tangan dominan : Kanan
Orientasi waktu : baik
Orientasi orang : baik
Oreintasi tempat : baik
Ingatan jangka pendek :
baik
Ingatan jangka panjang :
baik
Kalkulasi : baik

Resume

Pasien perempuan 57 tahun datang


dengan nyeri pinggang yang menjalar ke
kaki kanan disertai dengan baal dari paha
sampai telapak kaki. Nyeri juga terasa
memburuk saat pasien batuk,bersin dan
menggerakkan badan. Adanya nyeri tekan
pada bagian punggung. Fefleks fisiologis
pada kaki kanan menurun. Keluatan motorik
kaki kanan menurun. Kernig (+) lasegue (+)

Differential diagnosa
Radikulopati lumbosacral L5-S1 ec
infection
Radiculopati lumbosacral L5-S1 ec trauma
Radiculopati lumbosacral L5-S1 ec tumor

Usulan pemeriksaan
RADIOLOGI
Rontgen
X-ray : lumbar dan sacrum
MRI
Myelografi

Diagnosis kerja
Radikulopati lumbosacral L5-S1
e.c trauma

Terapi
Non-farmakologis:
Tirah baring
Fisioterapi
Farmakologi:
NSAID:
Tramadol: 50mg x1
ketorolac: 3x300mg
Gabapentin
galepsi: 3x300mg

Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad sanatationam : ad bonam

LOW BACK PAIN

DEFINISI
nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah dapat berupa nyeri lokal, nyeri
radikuler, atau keduanya. Nyeri ini terasa
diantara tepi iga terbawah dan lipat
bokong bawah yaitu disekitar lumbal atau
lumbosakral dan sering disertai dengan
penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.

EPIDEMIOLOGI
sepuluh penyebab penderita datang berkunjung
ke dokter.
Hampir 80% penduduk negara industri pernah
alami NPB.
Banyak ditemukan pada pekerjaan kasar.
Data dari Jawa Tengah 40% penduduk > 65
tahun pernah menderita NPB.
Prevalensi pria (18,2%) berbanding wanita
(13,6%).

KLASIFIKASI
Bergantung onset:
Akut: < 6 minggu
Sub akut: 6- 12 minggu
Kronis: > 12 minggu

Faktor Risiko
Faktor fisik :
Onset NPB berkisar usia 35-50 tahun, riwayat NPB
sebelumnya, kehamilan terutama trimester tiga,
kebugaran, nyeri kepala.
Faktor pekerjaan / okupasi :
Posisi tubuh statik seperti duduk atau berdiri lama, tubuh
terpapar getaran seperti pengemudi, mengoperasikan alat
bergetar, sering mengangkat / menarik beban berat,
membungkuk, berputar.
Faktor psikososial :
Sikap, depresi, ansietas.

ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Lumbar strain (akut/ kronis)


Iritasi saraf Radikulopati
Bony encroachment
Tulang dan sendi
Penyakit ginjal
Kehamilan
Tumor
Herpes Zoster

Patofisiologi
Daerah lumbosakral memiliki banyak jaringan
peka nyeri yang mengandung reseptor nyeri
(nosiseptor)
Nosiseptor tersebut tidak aktif (silent
nociceptor) tetapi akan teraktivasi atau
tersensitisasi
kulit, jaringan subkutan, kapsul dan sendi,
ligamentum, vertebra, lapisan luar anulus fibrosus,
duramater, dan jaringan epidural fibroadiposa,
dinding pembuluh darah, dan saraf.

Adanya sumber nyeri menyebabkan banyaknya


stimulasi ke kornu dorsalis medula spinalis
sehingga menjadi lebih sensitif terhadap stimulasi
yang tiba (sensitisasi sentral).
Selain nosiseptor ditemukan pula mekanoreseptor
pada kulit, jaringan subkutan, kapsul sendi faset,
periosteum vertebra, dan otot lumbosakral.
Sebagai proteksi nyeri dapat timbul spasme otot
paraspinal dan timbul iskemia otot yang lebih
memperburuk keadaan.

PEMERIKSAAN PADA NPB


ANAMNESIS
Pada anamnesis dapat ditanyakan mengenai :
lokasi
penjalaran
sifat
intensitas nyeri
kapan terjadinya keluhan
keadaan saat awitan dan lamanya nyeri

Selain itu juga ditanyakan mengenai


faktor
yang
memberatkan
dan
meringankan, hubungan dengan posisi
dan waktu, aktivitas harian, serta
pekerjaan sehari-hari yang dilakukan,
adanya defisit neurologi dan riwayat
penyakit dahulu serta status psikologis.

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan dalam posisi tegak, tidur


terlentang, telungkup, dan bagian yang
nyeri diperiksa paling akhir.
Pada posisi tegak dilihat cara berjalan
apakah pasien dapat jongkok dan berdiri
serta fungsi integritas sendi panggul dan
tungkai. Perhatikan tulang belakang,
paraspinal, bokong dan kedua tungkai,
dan nilai mobilitas punggung.

Pada posisi terlentang, cari lesi primer


pada nyeri alih atau metastasis. Dilakukan
pemeriksaan neurologik termasuk tes
Laseque. Hasil pemeriksaan otot, reflek,
dan sensibilitas dapat menyimpulkan tinggi
lesi.
Pada posisi telungkup, perhatikan tulang
belakang, paraspinal, bokong dan cari lesi
primer nyeri alih.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen
MRI/CT Scan
Myelografi

PENATALAKSANAAN NPB
Penanggulangan nyeri pinggang bertujuan
untuk:
Mengatasi rasa nyeri
mengembalikan fungsi pergerakan dan
mobilitas
pencegahan kekambuhan
pencegahan timbulnya nyeri kronik.

1. Informasi dan edukasi


faktor resiko yang patut dihindari dan perjalanan
penyakitnya.
sarankan untuk bed rest untuk mengurangi nyeri dan
tekanan intra diskus.
2. Farmakoterapi
Akut : NSAID atau parasetamol, muscle relaxant,
opioid (nyeri berat)
Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid
(kalau sangat diperlukan).

3. Terapi non farmakologis


Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus),
pengaturan berat badan, posisi tubuh dan
aktivitas, terapi panas, masase, alat bantu
(antara lain korset, tongkat).
Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri
(modalitas termal), latihan kondisi otot,
pengaturan berat badan, posisi tubuh dan
aktivitas.

4. Bedah
Terapi yang paling akhir dipertimbangkan.
Indikasi tindakan bedah pada NPB akut
adalah dugaan sindroma kauda ekuina,
deficit neurologic yang semakin
memburuk atau nyeri yag resisten
terhadap terapi konservatif.

PROGNOSIS
NPB akut yang pertama kali terjadi akan
mengalami perbaikan dalam 2-6 minggu.
Sekurang-kurangnya 60% pasien NPB akut
dapat kembali bekerja dalam 1 bulan dan 90%
pasien akan kembali bekerja dalam 3 bulan.
Umumnya sembuh dalam 2 bulan, hampir 10%
yang akan menjadi kronik.
Usia lanjut, pendidikan rendah, gejala awal berat,
penanganan lambat, disabilitas yang meningkat
beresiko memperlambat perbaikan atau menjadi
kronik.

RADICULOPATHY

RADICULOPATHY

Amerika Serikat
Radiculopathy 3-5% dari populasi,
laki-laki : usia 40-an, wanita :usia 50-60.
Highest prevalence age 45-64

Etiologi

a. Proses kompresif
hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi
diskus,
tumor medulla spinalis, neoplasma tulang,
spondilolisis dan spondilolithesis
traumatic dislokasi, kompresif fraktur
b. Proses inflammatori
Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster
c. Proses degeneratif
Diabetes Mellitus

HNP
Spondilolisis dan Spondiloestesis
Tumor Medulla Spinalis
Neoplasma tulang
Stenosis spinal
Traumatik dislokasi
Kompresif fraktur
Skoliosis

Suspected risk factors


Sedentary lifestyle
Frequent driving
Chronic cough
Pregnancy
Smoking
Heavy lifting

Diskus Intervertebralis potongan aksial

DERMATOME
a specific segmental territory of the skin
to make certain about location of the lesion

Vertebras

Spinal nerves

Cervical

Thoracal

12

12

Lumbal

Sacral

Coccigeus

Tipe-tipe radikulopati

MANIFESTASI KLINIS
Rasa nyeri
Nyeri bersifat tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk,
mengedan, atau bersin.
Paresthesia
Hipesthesia
Kelemahan otot-otot.
Refleks tendon menurun atau bahkan menghilang.

SERVIKAL
Leher terasa kaku, rasa tidak nyaman pada
bagian medial skapula.
Gejala diperburuk dengan gerakan kepala
dan leher, juga dengan regangan pada
lengan yang bersangkutan.
Untuk mengurangi gejala, penderita
seringkali mengangkat dan memfleksikan
lengannya di belakang kepala.

LUMBAL
Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka
Menjalar ke bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki.
Nyeri dapat ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk, bersin,
atau mengedan saat defeasi).
Nyeri mereda ketika :
Umumnya penderita merasa nyaman dengan berbaring telentang disertai
fleksi sendi coxae dan lutut, dan bahu disangga dengan bantal untuk
mengurangi lordosis lumbal.

DIAGNOSIS

ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LAB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Radiologis
foto polos posisi anteroposterior
- Mielografi
- Bone scan

Pemeriksaan Fisik

Abnormalitas postur, deformitas, nyeri tekan & spasme otot.


Pemeriksaan neurologis harus diperhatikan :
Gangguan sensorik (hipesthesia atau hiperesthesia), gangguan
motorik,
perubahan refleks.

Penatalaksanaan Radikulopati
1. Informasi dan edukasi
2. Farmakoterapi
Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant,
opioid (nyeri berat), injeksi epidural.
Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin),
opioid (kalau sangat diperlukan).

3. Terapi nonfarmakologik
Akut : imobilisasi (lamanya tergantung
kasus),posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal
(terapi panas dan dingin), masase, traksi
(tergantung kasus), alat bantu (antara lain korset,
tongkat).
Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri
(akupunktur, modalitas termal), latihan kondisi otot,
rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas.

4. Invasif nonbedah
Blok saraf dengan anestetik lokal.
Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi
pembengkakan edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks saraf.
5. Bedah
Indikasi operasi pada HNP :
Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu : nyeri berat /
intractable / menetap / progresif.
Defisit neurologik memburuk.
Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terapi konservatif tidak berhasil.
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik
dan radiologik.

You might also like