Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ivan dwi santoso
Widiyawati
(1203214199 )
(120321419995)
Latar belakang
Seringkali, orang yang melakukan suatu kegiatan pasti berkeinginan mengetahui baik
atau buruknya kegiatan yang dilakukannya, seperti halnya pada proses pembelajaran.
Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya pembelajaran pastinya diperlukan penilaian.
Penilaian merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrumen tertentu dan hasilnya dianalisis untuk memperoleh suatu
kesimpulan karakteristik belajar siswa. Siswa dan guru merupakan orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka pasti berkeinginan mengetahui proses
dan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil
belajar siswa selain itu juga sebagai motivator bagi siswa dan dari hasil penilaian
tersebut dapat membantu siswa memperbaiki diri dan menentukan tindak lanjut yang
sesuai. Dengan hasil penilaian siswa dapat memahami bagian mana yang harus
diperbaiki dan tindak lanjut apa yang harus dilakukan. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses penilaian hasil belajar. Benjamin S. Bloom
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu
kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta
didik, yaitu: ranah proses berpikir (cognitive domain), ranah nilai atau sikap (affective
domain), dan ranah keterampilan (psychomotor domain). Dalam konteks penilaian
maupun evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah yang harus
dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan penilaian hasil belajar.
1. 2
Rumusan masalah
1. 2.1
Apa pengertian dan jenis-jenis instrumen penilaian?
1. 2.2
Bagaimana cara penyusunan instrumen penilaian pengetahuan (kognitif)?
1. 2.3
Bagaimana cara penyusunan instrumen penilaian psikomotorik?
1. 2.4
Bagaimana cara penyusunan instrumen penilaian sikap (afektif)?
1. 3
Tujuan
1. 3. 1 Mengetahui pengertian dan jenis instrumen penilaian.
1. 3. 2 Mengetahui cara penyusunan instrumen penilaian pengetahuan (kognitif)?
1. 3. 3 Bagaimana cara penyusunan instrumen penilaian psikomotorik?
1. 3. 4 Bagaimana cara penyusunan instrumen penilaian sikap (afektif)?
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian dan jenis instrumen penilaian
2. 1. 1
Pengertian instrumen penilaian
Seperti halnya dalam suatu percobaan instrumen merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam rangka pengumpulan
data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan. Jadi
instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang pendidikan,
instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor
kegiatan
menafsirkan
atau
1
input
input
juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Tes ini
merupakan post-test atau tes akhir proses.
c. Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanaan setelah berakhirnya pemberian
sekelompok atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman
di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian ,
sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum
yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester.
Ditinjau dari bentuk-bentuk tes, tes dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Tes Objektif
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan
jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing
items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa
kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah
disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Tes
objektif dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu :
- Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki
jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau symbol. Ada
dua bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan langsung dan
-
hanya menebak.
Bentuk soal pilihan ganda
siswa
dalam:
menghasilkan,
mengorganisasi,
Fungsi Tes
Beberapa fungsi tes diantaranya:
-
solving);
Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sihingga
tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat
proses berfikir siswa.
Dipihak lain kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini
antara lain adalah:
-
Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat
menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes
objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah
pertanyaan;
Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat
kemampuan
menghubungkan,
memilih,
mengorganisasikan,
objek
menjadi
membandingkan,
lebih
rinci.
menganalisis,
membedakan, mengkategorikan.
Ditandai
dengan
menemukan,
kemampuan
mengalokasikan,
mensintesiskan,
menyimpulkan,
menghasilkan,
2. 3
terhadap suatu objek, fenomena atau masalah. Ranah afektif merupakan ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan
tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya
terhadap mata pelajaran fisika, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran
fisika di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai
pelajaran fisika yang diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap
guru dan sebagainya.
Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada
tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan
dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan
dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan
dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap
selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya
menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah
afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:
a. Laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim,
b. Pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam
ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:
a. Menerima (receiving): jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau
kemauan siswa untuk ikut dalam stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, baca
buku, dan sebagainya). Dipandang dari segi pengajaran, jenjang ini
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
3.1.1 Instrumen penilaian pendidikan adalah alat yang memenuhi persyaratan
akademis yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor
yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar,
perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan
keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Jenis instrumen penilaian terdiri
dari instrumen penilaian tes dan instrumen penilaian non-tes.
3.1.2 Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis,
dan kemampuan mengevaluasi.
Saran
Kita sebagai pendidik harusnya memahami mengenai insstrumen penelitian serta
dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran, karena dalam kurikulum tahun 2013,
telah dinyatakan bahwa tuntutan penilaian harus mencakup tiga ranah (yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor) dan berorientasi pada proses.
DAFTAR PUSTAKA
evaluasi
(jenis
dan
bentuknya),
(online).