You are on page 1of 9

ETIKA PROFESI

DAN
TATA KELOLA KORPORAT

KELOMPOK 8
Fitricia Kartiko Wati
Lestari Suci Karyani
Nasta Aulia Listi

(14MPAXXIXA16)
(14MPAXXIXC21)
(14MPAXXIXB76)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GAJAH MADA
2014

OECD ( Organization for economic coorperation & Development )


Latar belakang
OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) adalah organisasi
untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan, didirikan pada tahun 1948 setelah Perang Dunia
II. OECD adalah sebuah organisasi tingkat negara-negara yang beranggotakan negara kaya
dan dipimpin oleh Amerika Serikat dan Eropa. OECD menyatakan diri bahwa mereka adalah
sebuah organisasi internasional yang ditujukan bagi negara-negara berkembang yang
menerima prinsip-prinsip demokrasi perwakilan dan pasar ekonomi bebas.
Prinsip-prinsip Dasar Corporate Governance
OECD mengembangkan prinsip-prinsip corporate governance sejak tahun 1998.
Prinsip-prinsip good corporate governance dari OECD pertama kali diluncurkan pada tahun
1999; dan menjadi acuan utama dalam penyusunan code of corporate governance bagi
negara-negara di seluruh dunia. Banyak institusi internasional, seperti world bank,
international monetary fund (IMF) dan international organization for securities comission
(OSCO) menjadikan prinsip corporate governance OECD sebagai benchmark bagi penilaian
kondisi corporate governance di suatu negara.
Prinsip-prinsip corporate governance tersebut dijadikan acuan oleh banyak negara di
dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut disusun seuniversal mungkin,
sehingga dapat dijadikan acuan bagi semua negara atau perusahaan dan dapat diselaraskan
dengan sistem hukum, aturan, atau nilai yang berlaku di negara masing-masing. Bagi para
pelaku usaha dan pasar modal prinsip-prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman
dalam mengelaborasi best practices bagi peningkatan nilai (valuation) dan keberlangsungan
(sustainability) perusahaan.
Prinsip-prinsip OECD mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak-hak Pemegang Saham (The rights of shareholders
and key ownership functions)
Adapun hak-hak Pemegang Saham yang dimaksudkan disini adalah hak untuk
(1) menjamin keamanan metode pendaftaran kepemilikan, (2) mengalihkan atau
memindahkan saham yang dimilikinya, (3) memperoleh informasi yang relevan
tentang perusahaan secara berkala dan teratur, (4) ikut berperan dan memberikan
suara dalam rapat umum pemegang saham, dan (5) memilih anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, serta (6) memperoleh pembagian keuntungan perusahaan.
Kerangka yang dibangun dalam suatu negara mengenai corporate governance harus
mampu melindungi hak-hak tersebut.
2. Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham (Equitable treatment
of shareholders)
Seluruh Pemegang Saham harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan
penggantian atau perbaikan (redress) atas pelanggaran dari hak-hak Pemegang

Saham. Prinsip ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas saham-saham
yang berada dalam satu kelas, melarang praktek-praktek perdagangan orang dalam
(insider trading) dan mengharuskan anggota Direksi untuk melakukan keterbukaan
apabila menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan
(conflict of interest). Kerangka yang dibangun oleh suatu negara mengenai corporate
governance harus mampu menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap seluruh
Pemegang Saham, termasuk Pemegang Saham minoritas dan asing.
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan (The role of stakeholders)
Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance
harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders seperti yang ditentukan
dalam undang-undang, dan mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan
dengan para stakeholders tersebut dalam rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan
kerja, dan kesinambungan usaha. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk mekanisme
yang mengakomodasi peran stakeholders dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Perusahaan juga diharuskan membuka akses informasi yang relevan bagi kalangan
stakeholders yang ikut berperan dalam proses corporate governance.
4. Keterbukaan dan transparansi (Disclosure & transparency)
Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance
harus menjamin adanya pengungkapan informasi yang tepat waktu dan akurat untuk
setiap permasalahan yang berkaitan dengan perusahaan. Dalam pengungkapan
informasi ini termasuk adalah informasi mengenai keadaan keuangan, kinerja
perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Di samping itu informasi yang
diungkapkan harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar yang
berkualitas tinggi. Manajemen perusahaan juga diharuskan meminta auditor eksternal
melakukan audit yang bersifat independen atas laporan keuangan perusahaan untuk
memberikan jaminan atas penyusunan dan penyajian informasi.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (The responsibility of the board)
Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance
harus menjamin adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif
terhadap manajemen yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi, serta
akuntabilitas Dewan Komisaris dan Direksi terhadap perusahaan dan Pemegang
Saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh
Dewan Komisaris dan Direksi beserta kewajiban-kewajiban profesionalnya kepada
Pemegang Saham dan stakeholders lainnya.
Berdasarkan prinsip-prinsip dasar GCG di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 (empat)
unsur penting dalam corporate governance (OECD Business Sector Advisory Group on
Corporate Governance, 1998), yaitu:
1. Fairness (Keadilan)
Menjamin perlindungan hak-hak para Pemegang Saham, termasuk hak-hak Pemegang
Saham asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
2. Transparency (Transparansi)

Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat
diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan
kepemilikan perusahaan.
3. Accountability (Akuntabilitas)
Merupakan kejelasan mengenai fungsi, struktur, sistem serta pertanggungjawaban pihakpihak yang terkait didalam perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan dapat
dilaksanakan secara efektif.
4. Responsibility (Pertanggung jawaban)
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan
dipatuhinya nilai-nilai sosial. (FCGI, 2006)
BUMN menambah satu lagi prinsip tersebut yaitu:
5. Independency (Independensi)
Memastikan tidak adanya campur tangan pihak diluar lingkungan perusahaan terhadap
berbagai keputusan yang diambil perusahaan.

PT ANEKA TAMBANG Tbk.


(ANTAM)
Profil perusahaan
Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi
secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Antam
memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan
konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam
membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan
cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.
Antam memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.
Antam didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer
beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk
mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35%
sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Antam
mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002
status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan
yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan
bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta
menurunkan biaya per unit. Antam berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui
proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta
peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. Antam juga akan mempertahankan

kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan


memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai
pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi
lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala
ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari bahwa kegiatan operasi
perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan
masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko
perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di
Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran
perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan
beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting
dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari
konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta
partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci
kesuksesan kegiatan pertambangan.
Visi Antam :
"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar
kelas dunia"
Misi Antam :
Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan
Antam sebagai pemain global.
Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna
dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif.
Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis
pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai
pemegang saham
Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya
organisasi berkinerja tinggi.
Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah
operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.
Struktur organisasi PT ANEKA TAMBANG Tbk.

Penerapan GCG pada PT ANEKA TAMBANG Tbk.


Awal penerapan GCG Antam didasari atas kebutuhan Perusahaan untuk tumbuh,
berkembang serta berkelanjutan. Dual listing di bursa menjadi pendorong Antam untuk
menerapkan GCG sebagai suati sistim, yakni sistem pengelolaan Perusahaan yang baik selain
sejalan dengan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran
dan kesetaraan. Listing Antam di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Australia (ASX)
mengharuskan Antam untuk dapat memenuhi standar GCG yang lebih ketat. Hal tersebut
memberikan dampak pada peningkatan implementasi GCG di Antam, yang pada gilirannya
mengoptimalkan kinerja Antam serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku
kepentingan (stakeholders).
Antam terus berbenah menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk menerapkan
GCG. Pengembangan GCG Antam mengakomodir adanya perubahan yang dinamis dan
terbuka terhadap konsep-konsep baru. Antam telah mengembangkan GCG dengan
membangun aspek infrastruktur GCG, baik hard structure maupun soft structure.
1. Hard structure yang telah dibangun diantaranya adalah dengan dibentuknya Dewan
Komisaris yang terdiri dari Komisaris Independen beserta lima komite penunjang
Dewan Komisaris, meliputi Komite Audit, Komite GCG, Komite NOMINASI
Remunerasi dan Pengembangan SDM, Komite CSR Lingkungan dan Pasca-tambang
(CSR-LPT), dan Komite Manajemen Resiko.
2. Soft structrure GCG yang telah dikembangkan diantaranya:
a. Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP)
Diguna untuk memastikan agar kegiatan usahanya dilaksanakan secara adil,
bertanggungjawa dan transparan. PKP merupakan kumpulan kebijakan yang
disusun berdasarkan prinsip GCG sebagai acuan kegiatan dan pengambilan
keputusan perusahaan serta sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan

b.
c.
d.
e.
f.
g.

dan pengendalian, sekaligus menjadi kriteria penguji dalam mengkaji kesahihan


dari semua keputusan dan peraturan yang dikeluarkan PT Aneka Tamban Tbk.
Management Policy
Standart Operating Procedure (SOP)
Standar Etika (Code of conduct) Perusahaan Dimana harus ditandatangani setiap
tahunnya dan wajib ditaati seluruh insan PT Aneka Tambang Tbk.
Chater Dewan Komisaris
Chater Direksi
Chater Internal Audit.

Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan manajemen


senior terus meningkatkan kapabilitas dalam proses pengawasan dan pengelolaan perusahaan,
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Semua pihak juga berupaya untuk
memperkuat hubungan kerja satu sama lain. Singkatnya, Antam menyadari pentingnya
hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen
dan staf untuk mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di Antam secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk
lima Komite di tingkat Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Nominasi,
Remunerasi dan Pengembangan SDM (NRPSDM), Komite Manajemen Risiko, Komite GCG
dan Komite CSR dan Pasca Tambang.
Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab
masing-masing Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki. Evaluasi
kinerja Dewan Komisaris dilakukan oleh Komite NRPSDM dengan menggunakan sistem
self-assessment atau peer evaluation sebagaimana ditentukan dalam rapat Dewan Komisaris.
Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Evaluasi ini
dilakukan menggunakan kriteria yang disebutkan dalam manual kebijakan perusahaan seperti
tingkat kehadiran di rapat Dewan Komisaris atau rapat Komite. Evaluasi kinerja Direksi
dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key Performance Indicators (KPIs) dan
hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Contoh dari KPI diantaranya pertumbuhan pendapatan,
profitabilitas, struktur biaya, solvabilitas/tingkat hutang, penjualan, kepuasan konsumen,
inovasi, proses operasional, risiko operasional, proses peraturan dan lingkungan, teknologi
informasi yang terintegrasi, iklim organisasi, dan kompetensi karyawan. Evaluasi kinerja
Komite di tingkat Dewan Komisaris menggunakan sistem self-assessment atau peer
evaluation. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran di rapat
Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan aspek benturan
kepentingan, pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite.
Antam mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk mengevaluasi kinerja
manajemen senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci seperti manajemen biaya,
inovasi, proses operasional dan kepuasan pelanggan. Kinerja masing-masing senior
manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada dalam sistem Key
Performance Index. Antam saat ini tengah bersiap untuk mengimplementasikan sistem imbal
hasil berbasis kinerja bagi karyawannya yang akan menghubungkan kinerja masing-masing
individu dengan remunerasi yang diperoleh. Evaluasi kinerja secara kolektif disetujui oleh
Direksi dan setiap senior manajemen. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior
manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat Pimpinan untuk mengevaluasi dan
memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
Praktik GCG Antam telah memperoleh pengakuan dari banyak pihak eksternal. Pada
bulan November 2010 Antam memperoleh berhasil meraih penghargaan Best Overall dalam
ajang GCG Award 2010 dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).

Pemilihan dilakukan berdasarkan survei dan penilaian yang independen terhadap penerapan
prinsip-prinsip GCG di perusahaan, dimana Antam berhasil mendapatkan skor tertinggi.
Kriteria penilaian antara lain adalah
1. perlindungan hak pemegang saham
2. perlakuan adil terhadap pemegang saham
3. peran pemangku kepentingan
4. pengungkapan dan transparansi
5. serta tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
Penilaian atas kriteria-kriteria tersebut dilakukan berdasarkan OECD (Organisation for
Economic Co-operation & Development) Guidelines. IICD juga melakukan assessment
secara independen terhadap informasi publik yang tersedia di website perusahaan maupun
website para regulator bursa. Predikat Best Overall dalam GCG Award dari IICD tersebut
merupakan penghargaan kedua yang diterima Antam, setelah penghargaan yang sama juga
diterima di tahun 2009 lalu. Pada bulan Desember 2010 Antam juga kembali meraih predikat
perusahaan Sangat Terpercaya pada ajang Good Corporate Governance Perception Index
(CGPI) Award 2009. Penilaian CGPI 2009 ini dilakukan oleh Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) melalui empat tahapan terhadap perusahaan publik (emiten),
BUMN, dan perusahaan lain. Keempat tahapan tersebut adalah self assessment, kelengkapan
dokumen, makalah dan observasi. Ajang yang diselenggarakan oleh IICG bekerjasama
dengan Majalah Swa ini bertemakan GCG Sebagai Budaya. Predikat perusahaan Sangat
Terpercaya dalam CGPI Award kali ini merupakan penghargaan kedua yang diterima Antam,
setelah penghargaan yang sama juga diterima di tahun 2009.
Tujuan penerapan GCG di ANTAM adalah sebagai berikut:
1. Tercapainya pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal sehingga meningkatkan
kemakmuran Perusahaan, serta mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
tanpa mengabaikan kepentingan Stakeholders lainnya
2. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang baik antara Shareholders, Dewan
Komisaris, Direksi, dan seluruh Stakeholders Perusahaan
3. Mendukung aktivitas pengendalian internal dan pengembangan Perusahaan
4. Pengelolaan sumber daya secara lebih amanah
5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada Stakeholders
6. Perbaikan budaya kerja Perusahaan
7. Menjadikan Perusahaan bernilai tambah yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh insan
Antam berikut peningkatan kemanfaatan bagi Stakeholders Perusahaan.
Dengan tujuan tersebut PT antam telah menjadikan GCG sebagai salah satu elemen
penting dalam mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan dan juga menjadi perusahaan
pertambangan internasional. tata kelola perusahaan yang baik akan mampu memastikan aset
dikelola secara hati-hati dan dapat dipertanggungjawabkan. selain itu, perusahaan akan
mampu menjalankan bisnisnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dilandasi dengan etika
bisnis yang telah disepakati dan dijunjung tinggi bersama.
Kesimpulan

Jadi dalam hal penerapan GCG, PT ANTAM sudah melaksanakan prinsip-prinsip


GCG dengan sangat baik. Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya beberapa
penghargaan sebagai pelaksana GCG dengan baik. Dimana Tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance, GCG) telah menjadi salah satu elemen penting bagi perusahaan
Antam dalam usaha untuk mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan dan juga menjadi
perusahaan pertambangan internasional. Sebagai salah satu BUMN terbesar dan berpengaruh,
perusahaan Antam memiliki komitmen untuk terlibat dalam pertumbuhan Indonesia dengan
berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan menjadi contoh bagi
perusahaan lain, terutama BUMN, dalam hal implementasi GCG.
Evaluasi kinerja Dewan Komisaris yang dilakukan secara berkelanjutan sangat
membantu perusahaan dalam peningkatan kualitas kinerja dewan komisaris beserta
karyawannya. Serta kebijakan yang diambil mengenai sistem remunerasi merupakan upaya
yang cukup baik untuk meningkatkan kinerja masing-masing individu sehingga shareholder
value juga dapat ditingkatkan.
Dengan GCG PT. ANTAM Tbk. menciptakan agent of change melalui GCG
Champion. Antam membuat program untuk mengakomodasi ide dan inovasi dari berbagai
jabatan di perusahaan. Seluruh hasil inovasi dari program tersebut disimpan dalam portal
perusahaan sehingga dapat diakses oleh seluruh pegawai Antam. Selain itu para direksi harus
melakukan sharing informasi setelah melakukan kunjungan bisnis, agar semua karyawan
mempunyai kesamaan visi dan informasi. PT Antam juga mendapatkan manfaat yaitu dapat
meningkatkan shareholder value, mendapatkan dan menjaga kepercayaan investor dan
kreditor, dapat menarik investor dari luar, memperoleh citra yang baik, dan menciptakan
iklim yang sehat.

Sumber
http://queenaya-84.blogspot.com/2012/03/case-study-pt-antam.html
http://www.antam.com/images/stories/joget/file/annual/2012/AR_ANTAM_2012.pdf
http://arsasi.wordpress.com/2013/05/31/good-corporate-governance-part-2/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27554/3/Chapter%20II.pdf

You might also like