You are on page 1of 11

Publikasi pada Dentika Dental Journal FKG-USU, 2009, vol 14, no 2, hal. 149152.

Efek pasta gigi dengan xylitol terhadap jumlah


koloni Streptococcus mutans dalam saliva
Effect of toothpaste with xylitol toward the number of
Streptococcus mutans colonies in saliva
Ardo Sabir
Bagian Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin
Jl. Kandea No 5, Makassar 90156
E-mail: ardosabir@yahoo.com
Abstract
The most effective measurement to improve oral hygiene is tooth brushing using
toothpaste. Recently, we could found toothpaste containing xylitol in the market.
Xylitol is a sugar substitute with sweetness equal to sugar and being promoted as
a preventive measurement and cariostatic agent. Therefore, the aim of this study
was to know the effect of tooth brushing using toothpaste which contains xylitol
toward the number of Streptococcus mutans (S.mutans) colonies in saliva. One
hundred volunteers who fullfilled the sampling criteria were randomly divided
into two groups of equal size. The first group as sample group was instructed to
brush their teeth using toothpaste which contain xylitol and the other group as
control group brushed using standard toothpaste. Before and after brushing for 7,
14, 21 and 28 days, saliva of the volunteers was collected in the sterile petri dish,
cultured in nutrient agar media and incubated for 24 hours at 37C. The number of
S. mutans colonies was counted with a colony counter (CFU/ml). Data was
statistically analyzed using t test ( 95%). The results showed that there was a
significant difference (p<0.05) in reducing the average number of S. mutans
colonies in saliva before and after volunteers brushed their teeth using toothpaste
which containing xylitol for 7 and 14 days, but not significant difference (p>0.05)
in volunteers who brushed their teeth using standard toothpaste. In conclusion,
brushing teeth using toothpaste which contains xylitol can reduce the number of
S. mutans colonies in saliva.
Key words: xylitol, Streptococcus mutans, toothpaste, saliva.

PENDAHULUAN
Karies telah menjadi masalah kesehatan gigi di negara kita. Berdasarkan
hasil Survei Kesehatan RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,5%.1
Penyakit ini sulit dihilangkan karena terdapat interaksi yang kompleks antara
faktor sosial, perilaku, budaya, pola diet, dan faktor biologis yang mempengaruhi
inisiasi dan progresivitas karies.2 Selain itu, faktor risiko lain yang turut berperan
adalah bakteri kariogenik, saliva, karbohidrat yang dapat difermentasi, serta
fluorida pada lingkungan mulut yang mana akan mempengaruhi kolonisasi bakteri
serta proses demineralisasi dan remineralisasi gigi.2,3 Oleh karena itu, upaya
preventif terhadap penyakit ini sangat diperlukan. Salahsatu bentuk preventif yang
telah dilakukan oleh masyarakat yakni dengan tindakan menyikat gigi minimal
dua kali sehari secara teratur dengan menggunakan pasta gigi.
Xylitol (C5H12O5) merupakan salah satu jenis gula alkohol sederhana. Saat
ini kita dapat menjumpai penambahan bahan xylitol dalam berbagai produk yang
salah satunya pada pasta gigi sebagai upaya mencegah karies. Penelitian untuk
mengetahui pengaruh pasta gigi yang mengandung xylitol terhadap jumlah bakteri
Streptococcus mutans (S. mutans) sebagai bakteri utama penyebab terjadinya
karies di dalam rongga

mulut telah banyak dilakukan.4,5 Namun demikian,

hasilnya masih kontroversi; beberapa peneliti melaporkan bahwa pasta gigi yang
mengandung xylitol mampu mengurangi jumlah S.mutans dalam rongga mulut6,
sementara peneliti lain tidak menemukan hal tersebut.4

Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui


pengaruh penggunaan pasta gigi yang mengandung xylitol terhadap jumlah koloni
S.mutans pada saliva. Apabila tindakan menyikat gigi dengan menggunakan pasta
gigi yang mengandung xylitol terbukti mampu mengurangi jumlah bakteri
S.mutans pada saliva, maka selain dapat menambah informasi ilmiah juga dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai salahsatu upaya preventif dalam mencegah
karies.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium yang
dilakukan di Laboratorium Ilmu Konservasi Gigi FKG dan Laboratorium
Mikrobiologi FK-Universitas Hasanuddin, Makassar. Bahan yang digunakan
adalah pasta gigi yang mengandung xylitol dan pasta gigi standar (tanpa xylitol)
sebagai kontrol. Sebagai parameter adalah koloni bakteri S.mutans berasal dari
saliva volunteer. Media kultur untuk bakteri S. mutans digunakan media kultur
nutrient agar (NA) yang komposisinya terdiri atas ekstrak ragi 3 g, pepton 5 g,
agar 15 g, dan aquades 1000 ml dibuat sebanyak 250 ml pada labu Erlenmeyer.
Seratus mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar yang memenuhi kriteria dipilih sebagai sampel. Kriteria sampel, yaitu
laki-laki, berusia 18-23 tahun, memiliki jumlah gigi minimal 28 gigi yang erupsi
sempurna, bebas karies, kebersihan mulut baik, tidak mengalami kelainan jaringan
periodontal, tidak sedang mengkonsumsi obat antibiotika/obat sistemik dan/atau
memakai

piranti

ortodontik.

Penelitian

diawali

dengan

pengisian

dan

penandatanganan informed consent oleh subyek penelitian (volunteer) sebagai


tanda persetujuan. Volunteer dibagi menjadi 2 kelompok secara random sama

banyak (tiap kelompok 50 volunteer). Metode pengumpulan saliva pada penelitian


ini menggunakan spitting method (dengan stimulasi).7 Sebelum menyikat gigi,
volunteer diminta untuk mengunyah parafin steril selama 30 detik, kemudian
salivanya ditampung pada pot yang telah disediakan. Terhadap kelompok I,
volunteer diinstruksikan untuk menyikat gigi mereka dengan menggunakan pasta
gigi yang mengandung xylitol, frekuensi penyikatan 2 kali sehari (pagi dan malam
hari), banyaknya pasta gigi yang digunakan sepanjang 1 cm selama 28 hari
begitu pula halnya dengan yang menyikat gigi mereka dengan menggunakan pasta
gigi standar (Kelompok II). Pada hari ke-7, 14, 21 dan hari ke-28 setelah menyikat
gigi, volunteer kembali diminta mengunyah parafin steril selama 30 detik dan
saliva ditampung dalam pot steril untuk diperiksa kembali.
Saliva volunteer sebelum dan setelah menyikat gigi dengan pasta gigi
yang mengandung xylitol maupun volunteer yang menyikat gigi dengan
menggunakan pasta gigi standar sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam tabung
berisi 4,5 ml larutan salin steril, kemudian dilakukan deret pengenceran sampai
1000 kali. Dari saliva yang telah diencerkan sampai 1000 kali, diambil 0,5 ml
kemudian dibiakan pada cawan petri yang berisi media kultur NA. Selanjutnya
cawan petri diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 37. Setelah masa
inkubasi, dilakukan penghitungan jumlah CFU (Colony Forming Units) dari
bakteri S.mutans menggunakan colony counter dan hasilnya ditabulasi serta
dianalisis. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji t berpasangan
dengan 95%.
HASIL

Tabel 1 menunjukkan ada penurunan rerata jumlah CFU bakteri S.mutans


pada saliva kelompok I setelah menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol,
demikian pula pada kelompok II (kontrol) dibanding sebelum menggunakan pasta
gigi. Akan tetapi, pada kelompok I penurunan rerata jumlah CFU bakteri
S.mutans pada saliva berfluktuasi, sedangkan pada kelompok II penurunannya
seiring dengan semakin lamanya pemakaian pasta gigi tersebut. Namun demikian
penurunan rerata jumlah bakteri setelah menggunakan pasta gigi xylitol lebih
besar dibanding pasta gigi kontrol (Tabel 1).
Tabel 1. Rerata jumlah CFU bakteri S.mutans antara penggunaan pasta gigi xylitol
dan pasta gigi tanpa xylitol (kontrol)
Kelompok I
Kelompok II
Lama
Jumlah
(pasta gigi xylitol)
(pasta gigi tanpa xylitol)
Perlakuan
sampel (n)
(hari)
X
SD
X
SD
0
50
83.150
33.147
86.250
35.796
7
50
72.600
30.246
84.200
34.232
14
50
69.300
29.534
84.000
34.110
21
50
79.200
32.003
83.500
33.942
28
50
79.000
32.995
83.350
33.223
Keterangan : n = jumlah sampel, X = rerata, SD = standar deviasi
Untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan jumlah CFU bakteri S.mutans
antar periode waktu pada tiap kelompok maka dilakukan analisis statistik dengan
menggunakan uji t berpasangan (paired T-test) yang hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) jumlah CFU bakteri S.mutans pada
saliva sebelum dan 7 hari dan 14 hari setelah menyikat gigi dengan menggunakan
pasta gigi yang mengandung xylitol, sementara untuk 21 dan 28 hari tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05). Sementara pada kelompok II
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p>0,05) sebelum dan setelah
menggunakan pasta gigi standar (Tabel 2).

Tabel 2. Hasil uji t berpasangan perbedaan jumlah CFU bakteri S.mutans antar
periode waktu pada kelompok I (pasta gigi xylitol) dan kelompok II
(pasta gigi tanpa xylitol [kontrol])

Kel I
0 hari
7 hari
Kel II
0 hari
0,03*
7 hari
0,523
14 hari
0,546
0,315
21 hari
0,604
0,327
28 hari
0,724
0,684
Keterangan : * signifikan pada p< 0,05

14 hari

21 hari

28 hari

0,01*
0,082
0,345
0,750

0,148
0,315
0,617
0,655

0,060
0,324
0,739
0,867
-

PEMBAHASAN
Bakteri S.mutans merupakan salah satu spesies bakteri yang dominan
dalam rongga mulut. Jenis bakteri ini diketahui merupakan bakteri penyebab
utama terjadinya karies gigi.8 Telah banyak penelitian yang membuktikan adanya
hubungan yang erat antara jumlah bakteri S. mutans pada saliva dengan prevalensi
karies gigi.9 Hal ini disebabkan karena karakteristik bakteri S.mutans mampu
mensintesis polisakarida ekstraseluler glukan ikatan (1-3) yang tidak larut dari
sukrose dan mampu menghasilkan asam laktat melalui proses homofermentasi,
dan lebih bersifat asidogenik dibanding spesies Streptococcus lainnya.10
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pengaruh pasta gigi yang
mengandung xylitol terhadap rerata jumlah CFU bakteri S. mutans pada saliva
dihubungkan dengan lama waktu pemakaian ternyata berfluktuasi hasilnya. Hal
ini tampak pada kelompok I dimana 7 hari dan 14 hari setelah volunteer menyikat
gigi mereka dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol, rerata
jumlah CFU bakteri S. mutans pada saliva berkurang dibanding sebelum
menggunakan pasta gigi tersebut. Walaupun demikian, setelah 21 hari terjadi
peningkatan dibanding hari ke-7 dan hari ke-14 dan menurun kembali setelah
lama pemakaian 28 hari, walaupun rerata jumlah CFU S.mutans pada keempat

periode waktu tersebut tetap lebih rendah dibanding sebelum penggunaan pasta
gigi tersebut (Tabel 1).
Pada kelompok II, terjadi penurunan rerata jumlah CFU bakteri S.mutans
pada saliva volunteer berkurang setelah menyikat gigi dengan menggunakan pasta
gigi standar dan hal ini seiring dengan bertambah lamanya waktu penggunaan
pasta gigi, walaupun penurunan pada kelompok ini lebih sedikit dibanding
kelompok I (Tabel 1).
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t berpasangan ( 95%)
diperoleh hasil bahwa pada kelompok I terdapat perbedaan yang signifikan
(p<0,05) jumlah CFU bakteri S.mutans pada saliva sebelum dan 7 hari serta 14
hari setelah menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung
xylitol, sedangkan pada kelompok II tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(p>0,05) jumlah CFU bakteri S. mutans pada saliva volunteer sebelum dan setelah
menyikat gigi mereka dengan menggunakan pasta gigi standar (Tabel 2).
Beberapa studi klinis memperlihatkan bahwa penggunaan xylitol selain
bersifat non-kariogenik

5,11,12

juga bersifat anti-kariogenik.13-15 Xylitol memiliki

sifat non-kariogenik karena selain tidak dapat difermentasi oleh sebagian besar
bakteri rongga mulut16 juga karena xylitol dapat menghambat produksi asam dan
pertumbuhan bakteri rongga mulut.17,18
Mekanisme xylitol dalam menghambat produksi asam dan pertumbuhan
bakteri dikenal dengan futile xylitol cycle yaitu suatu siklus yang dimulai dari
transport xylitol melalui sistem transport fosfotransferase yang spesifik untuk
fruktosa.19 Kemudian xylitol akan mengalami fosforilasi dan menghasilkan 5-

fosfat xylitol dan 5-fosfat xylitol ini akan terakumulasi di dalam sel bakteri yang
selanjutnya mengalami defosforilasi menghasilkan xylitol yang akan keluar dari
sel. Selain itu, akumulasi dari 5-fosfat xylitol ini juga akan mengganggu
metabolisme glukosa sehingga mengakibatkan akumulasi 6-fosfat glukosa
intraseluler.20 Siklus ini akan mengakibatkan berkurangnya fosfoenolpiruvat
(terutama ATP) yang berperan dalam efek xylitol dalam menghambat
pertumbuhan bakteri.20 Mekanisme alternatif

lainnya yaitu xylitol akan

menghambat metabolisme sukrose dan glukose sehingga tidak dapat di


metabolisme oleh bakteri sebagai sumber energi.21
Sementara sifat anti-kariogenik xylitol mekanismenya belum diketahui
dengan jelas, namun diduga merupakan efek xylitol terhadap (1). plak gigi
(pertumbuhan bakteri, produksi asam, pH plak, jumlah plak, daya adhesi plak,
kandungan protein, karbohidrat, kalsium, fosfat dari plak), (2) saliva (komposisi
dan daya alir) dan (3) proses demineralisasi dan remineralisasi email gigi.22
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tindakan
menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung xylitol lebih
efektif dibandingkan pasta gigi standar dalam menekan jumlah bakteri S. mutans
pada saliva.
Penelitian lebih lanjut dengan waktu pemakaian pasta gigi xylitol untuk
masa waktu yang lebih lama penting untuk dilakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada

para

mahasiswa

Fakultas

Kedokteran

Gigi

Universitas

Hasanuddin, Makassar yang telah bersedia menjadi volunteer dan berperan aktif
dari awal hingga akhir penelitian ini penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pencapaian Pembangunan
Kesehatan.http://bankdata.depkes.go.id/Profil/Indo01/Contens/bab%20iv
%20data%202000.html (5 Mei 2009).
2. Ismail AI, Tanzer JM, Dingle JL. Current trends of sugar consumption in
developing societies. Community Dent Oral Epidemiol 1997; 25: 438-43.
3. Fajerskov O. Concepts of dental caries and their consequences for
understanding the disease. Community Dent Oral Epidemiol 1997; 25: 5-12.
4. Petersson LG, Bikherd D, Gleerup A, Johansson M, Jonsson G. Cariespreventive effect of dentifrices containing various types and concentrations of
fluorides and sugar alcohols. Caries Res 1991; 25: 74-9.
5. Svanberg M, Birkhed D. Effect of dentifrices containing either xylitol and
glycerol or sorbitol on mutans streptococci in saliva. Caries Res 1991; 25:
449-53.
6. Mkinen KK, Sderling E, Isokangas P, Tenovuo J, Tiekso J. Oral
biochemical, microbiologic, and clinical comparisons between two dentifrices
that contain different mixtures of sugar alcohols. J Am Dent Assoc 1985; 111:
745-51.
7. Mahvash N. Method for Collecting Saliva. In: Malamed D. eds. Saliva as a
diagnostic fluid. New York: The New York Academy of Science, 1993: 72-7.
8. Lavelle CLB. Applied oral physiology. 2nd ed., London: Wright, 1988; 96-7.
9. Roberson TM, Lundeen TF. Cariology: the Lesion, Etiology, Prevention, and
Control. In: Roberson TM, Heymann HO, Swift Jr EJ. eds. Sturdevants Art &
Science of Operative Dentistry. 4thed., St Louis: Mosby, 2002: 65-132.
10. Roeslan OB. Karakteristik Streptococcus mutans penyebab karies gigi.
M.I.Kedokteran Gigi 1995; 10: 112-5.
11. Kandelman D, Gagnon G. Clinical results after 12 months from a study of the
incieance and progression of dental caries in relation to consumption of

10

chewing-gum containing xylitol in school preventive programs. J Dent Res


1987; 66: 1407-11.
12. Isokangas P, Alanen P, Tiekso J, Mkinen KK. Xylitol chewing gum in caries
prevention: A field study in children at caries active ages. J Am Dent Assoc
1988; 117: 315-20.
13. Mkinen KK, Hujoel PP, Bennett CA, Isotupa KP, Mkinen PL, Allen P.
Polyol chewing gums and caries rates in primary dentition: A 24-month cohort
study. Caries Res 1996; 30: 408-17.
14. Kandelman D, Br A, Hefti A. Collaborative WHO xylitol field study in
French Polynesia. I. Baseline prevalence and 32-month caries increment.
Caries Res 1988; 22: 55-62.
15. Mkinen KK, Bennett CA, Hujoel PP, Isokangas PJ, Isotupa KP, Pape Jr HR,
et al. Xylitol chewing gums and caries rates: A 40-month cohort study. J Dent
Res 1995; 74: 1904-13.
16. Knuuttila MLE, Mkinen KK. Effect of xylitol on the growth and metabolism
of Streptococcus mutans. Caries Res 1975; 9: 177-89.
17. Aguirre ZO, Zero DT, Proskin HM. Effect of chewing xylitol chewing gum on
salivary flow rate and the acidogenic potential of dental plaque. Caries Res
1993; 27: 55-9.
18. Vadeboncoeur C, Trahan L, Mouton C, Mayrand D. Effect of xylitol on the
growth and glycolysis of acidogenic oral bacteria. J Dent Res 1983; 62: 882-4.
19. Trahan L, Bareil M, Gauthier L, Vadeboncoeur C. Transport and
phosphorylation of xylitol by a fructose phospho transferase system in
Streptococcus mutans. Caries Res 1985; 19: 53-63.
20. Bradshaw DJ, Marsh PD. Effect of sugar alcohols on the composition and
metabolism of a mixed culture of oral bacteria grown in a chemostat. Caries
Res 1994; 28: 251-6.
21. Forbord B, Osmundsen H. On the mechanism of xylitol-dependent inhibition
of glycolisis in Streptococcus sobrinus OMZ 176. Int J Biochem 1991; 24:
509-14.
22. Br A. Caries prevention with xylitol, a review of the scientific evidence.
World Rev Nutr Diet 1988; 55: 183-209.

11

You might also like