You are on page 1of 10

1.

Menghitung Neraca Massa Pembakaran Batu Bara


Tabel 1.1 Data Komposisi Batu Bara Bituminous (Polandia)
Unsur
C
H
O
N
S

Prosentase Massa
82,8
5,1
10,1
1,4
0,6

Sumber : http://rahmanta13.wordpress.com/2014/06/17/gasifikasi-batubara/

Perhitungan :
M1 = 100 kg/jam

Pembakaran

F3
CO2
H2O
SO2
N2

C = 0,828
H = 0,051
O = 0,101
N = 0,014
S = 0,006
F2
O2 = 21% mol
N2 = 79% mol

Neraca massa atom


1

yC x M 1
Ar C

= yCO2,3 . F3

0,828 X 100
12

y 1H x M 1
Ar H

= yCO2,3 . F3 6,9 = yCO2,3 . F3

= 2 . yH2O,3 . F3

0,051 X 100
1

= 2 . yH2O,3 . F3 2,55 = yH2O,3 . F3

y 1S x M 1
Ar S

= ySO2,3 . F3

0,006 x 100
32

= ySO2,3 . F3 0,0186 = ySO2,3 . F3

yN x M 1
Ar N

+ 2.

0,013 x 100
14

y 1O x M 1
Ar O

+ 0,79 F2 = 2. yN2,3 . F3 0,0929 + 0,79 F2 = 2. yN2,3 . F3

+ 2.

0,101 x 100
16

y 2N . F2 = 2. yN2,3 . F3

y 2O 2 . F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3

+ 2(0,21). F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3

0,6313 + 0,42 F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3


0,6313 + 0,42 F2 = 13,8 + 2,55 + 0,0372
15,7559
0,42

F2 =

= 37,5140 kmol/ jam udara stoikiometri

Setelah ada O2 content


M1 = 100 kg/jam

Pembakaran

CO2
H2O
SO2
N2
O2

C = 0,828
H = 0,051
O = 0,101
N = 0,014
S = 0,006

Neraca atom
O

F3

F2

y 1O x M 1
Ar O

+ 2.

O2 = 21% mol

mol
y ON2 2 =. 79%
F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3 + 2.

y 2O 2 . F3

0,101 x 100
16

+ 2(0,21). F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3

+2(0,01) F3
0,6313 + 0,42 F2 = 2. yCO2,3 . F3 + yH2O,3 . F3 + 2. ySO2,3 . F3 + 0,02 F3
0,6313 + 0,42 F2 = 13,8 + 2,55 + 0,0372 + 0,02 F3
0,42 F2 = 15,7559 + 0,02 F3
0,42 F2 0,02 F3 = 15,7559
N

y 1N x M 1
Ar N

y N . F2 = 2. yN2,3 . F3

+ 2.

0,013 x 100
14

+ 0,79 F2 = 2. yN2,3 . F3

0,0929 + 0,79 F2 = 2. yN2,3 . F3


0,0929 + 0,79 F2 = 2 ( 1 0,01 - yCO2,3 yH2O,3 - ySO2,3 ). F3
0,0929 + 0,79 F2 = 1,98 F3 2. yCO2,3. F3 - 2. yH2O,3. F3 - 2. YSO2,3. F3
0,0929 + 0,79 F2 = 1,98 F3 13,8 5,1 0,0372
0,79 F2 - 1,98 F3 = 18,8443
Eliminasi :
0,42 F2 0,02 F3 = 15,7559 x 1,98 0,8316 F2 0,0396 F3 = 31,1967
0,79 F2 - 1,98 F3 = 18,8443 x 0,02 0,0158 F2 0,0396 F3 = 0,3769 0,8158 F2

= 30,8198
= 37,7786 kmol/ jam udara nyata

F2
Excess air
Udara nyataUdara stoikiometri
Udara Stoikiometri

Excess air :

37,778637,5140
37,5140

= 0,7054 %

Fuel Air Ratio (FAR)

yC
Ar C

yH
Ar H

0,828
12
0,1274 =

0,051
1

1
BM

yS
Ar S
+

yN
+ Ar N

0,006
32

yO
+ Ar O
0,013
14

1
BM

0,101
16

1
BM

BM = 7,8493

Maka : M1 =

100 kg / jam
7,8493

= 12,74 mol/jam

Fuel
Air

12,74
37,5140

= 0,3396

mol
mol

FAR stoikiometri

Fuel
Air

12,74
37,7786

= 0,3372

mol
mol

FAR aktual

Dari hasil perhitungan tersebut, maka didapat hasil sebagai berikut dengan O2 content yang
divariasikan.

Tabel 1.2 Jumlah Excess Air dan Rasio Fuel-Air pada O2 dengan Content tertentu
O2 Content (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Excess Air (%)


0,7054
1,4538
2,2493
3,0967
4,0012
4,9686
6,0058
7,1208
8,3224
9,6213

Fuel / Air (mol/mol)


0,3372
0,3347
0,3321
0,3294
0,3265
0,3235
0,3204
0,3170
0,3135
0,3098

Sehingga diperoleh grafik sebagai berikut :


0.12

0.340
0.335

0.1

0.330

0.08
Excess Air

0.325
0.320

0.06

O2 Content
0.04 vs Excess air

0.315 Fuel : Air (mol:mol)


0.310O2 Content vs Fuel:Air
0.305

0.02

0.300

0
0

0.295
0.05 0.1 0.15
O2 Content

Gambar 1.2 Grafik O2 content terhadap Excess Air dan Rasio Fuel-Air

2. Menghitung Neraca Massa Pembakaran Gas (LNG)


Tabel 2.1 Data Komposisi LNG produksi PT Arun
Komposisi
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
N2

% Mol
92,5
5,3
1,7
0,35
0,05
0,1

Sumber : Karya Ilmiah Novriliza Penentuan Komposisi Hidrokarbon pada LNG yang Terdapat
dalam Berth II dan Berth III dengan Menggunakan Kromatografi Gas

Perhitungan :
F1 = 100 mol/s

Pembakaran

CO2
H2O
N2

CH4 = 92,5%
C2H6 = 5,3%
C3H8 = 1,7%
C4H10 = 0,35%
C5H12 = 0,05%
N2 = 0,1%
CH4 = 92,5%
C2H6 = 5,3%
C3H8 = 1,7%
C4H10 = 0,35%
C5H12 = 0,05%
N2 = 0,1%

Reaksi :
1.
2.
3.
4.
5.

F3

F2
O2 = 21% mol
N2 = 79% mol

CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O


C2H6 + 7/2 O2 2CO2 + 3H2O
C3H8 + 5O2 3C O2 + 4H2O
C4H10 + 13/2 O2 4CO2 + 5H2O
C5H12 + 13/2 O2 4CO2 + 5H2O

Neraca massa komponen :


CH4

: yCH4,1 . F1 r1 =

C4H10 : yC4H10,1 . F1 r4 = 0
0,35 r4 =0

r4 = 0,35

92,5 r =0
r1 = 92,5
C2H6
CO2
0

C5H12 : y C5H12,1 . F1 r5 = 0

: y C2H6,1 . F1 r2 =
: (r1) + 2(r2) + 3(r3) + 4( r4) + 5(r5) = yCO2,3.F3

0,05 r5 = 0

r5 = 0,05
(92,5) + 2(5,3) + 3(1,7) + 4(0,35) + 5(0,05) = yCO2,3.F3
5,3 r2 = 0
109,85 = yCO2,3.F3
r2 = 5,3
6

H2O

: 2(r1) + 3(r2) + 4(r3) + 5( r4) + 6(r5) = y H2O,3.F3


2(92,5) + 3(5,3) + 4(1,7) + 5(0,35) + 6(0,05) = y H2O,3.F3
209,75 = y H2O,3.F3

N2

: yN2,1.F1 + yN2,2.F2 = yN2,3.F3


0,1 + 0,79 F2 = yN2,3.F3

O2

: yO2,2.F2 - 2(r1) + 3,5(r2) + 5(r3) + 6,5( r4) + 8(r5) = 0


0,21 F2 - 2(92,5) + 3,5(5,3) + 5(1,7) + 6,5( 0,35) + 8(0,05) = 0
F2 =

214,725
0,21

= 1022, 5 mol/s udara stoikiometri

109,85 = yCO2,3.F3
209,75 = y H2O,3.F3
0,1 + 0,79 F2 = yN2,3.F3

319,7 + 0,79 F2 = F3 F3=1127,475 mol/s

Setelah ada O2 content

F1 = 100 mol/s

Pembakaran

F3
CO2
H2O
N2
O2

CH4 = 92,5%
C2H6 = 5,3%
C3H8 = 1,7%
C4H10 = 0,35%
C5H12 = 0,05%
N2 = 0,1%
F2
O2 = 21% mol
N2 = 79% mol

O2

: yO2,2.F2 - 2(r1) + 3,5(r2) + 5(r3) + 6,5( r4) + 8(r5) = yO2,3.F3


0,21 F2 - 2(92,5) + 3,5(5,3) + 5(1,7) + 6,5( 0,35) + 8(0,05) = 0,01(F2 + 100)
0,21 F2 214,725 = 0,01 F2 + 1
0,2 F2 = 215,725
F2 =

215,725
0,21

= 1078, 625 mol/s udara nyata

Excess air
Excess air :

Udara nyataUdara stoikiometri


Udara Stoikiometri

1078,6251022,5
1022,5

x 100% = 5,4890 %

Fuel Air Ratio


Fuel
Air
Fuel
Air

100
1022,5

= 0,0978

100
1078,625

mol
mol

= 0,0927

FAR stoikiometri

mol
mol

FAR aktual

Dari hasil perhitungan tersebut, maka didapat hasil sebagai berikut dengan O2 content yang
divariasikan.
Tabel 2.2 Jumlah Excess Air dan Rasio Fuel-Air pada O2 dengan Content tertentu
O2 Content (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Excess Air (%)


5,4890
11,5558
18,2967
25,8306
34,3062
43,9120
54,8900
67,5569
82,3350
99,8000

Fuel / Air (mol/mol)


0,0927
0,0877
0,0827
0,0777
0,0728
0,0680
0,0631
0,0584
0,0536
0,0489

Sehingga diperoleh grafik sebagai berikut :

0.10
100

0.09

80

0.08

60

0.07

Excess Air (%)

40
O2 Content vs Excess Air
20

0.06 Fuel/Air (mol/mol)


O2 Cotent vs Fuel/Air
0.05
0.04

0.03
0.02 0.06 0.1
0 0.04 0.08
O2 Content

Gambar 2.2 Grafik O2 content terhadap Excess Air dan Rasio Fuel-Air
Pembahasan
Nilai udara stoikiometri mendefinisikan suatu proses pembakaran yang sempurna dengan
efisiensi 100%, sehingga tidak ada lagi udara yang terbuang. Pada kenyataannya untuk mencapai
pembakaran yang sempurna, harus disediakan udara yang jauh lebih besar daripada kebutuhan
stoikiometri. Udara perlu diberikan berlebih untuk memastikan terbakarnya seluruh bahan bakar
secara sempurna. Kebutuhan udara berlebih tersebut disebut dengan excess air. Biasanya excess
air disetting maksimum sebanyak 5% dari fuel (Apriyahanda,2014).
Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa pembakaran batubara, untuk O2 content 1-6
% pada laju alir fuel 100 kmol/jam , nilai excess air masih dalam keadaan normal (dibawah nilai
maksimum). Sedangkan jika O2 content 7-10%, nilai excess air sudah melebihi batas nilai
maksimum. Sedangkan pada perhitugan neraca massa pembakaran gas untuk laju alir fuel 100
mol/s, nilai excess air untuk O2 content 1-10% melebihi batas maksimum. Jika excess air
melebihi batas maksimum, artinya terlalu banyak udara di dalam sistem. Akan tetapi penetapan
batas maksimum excess air tergantung dari beberapa factor, salah satunya kondisi atau kapasitas
dari bejana yang digunakan untuk pembakaran tersebut.
Fuel Air Ratio (FAR) merupakan perbandingan antara bahan bakar dengan udara pada
Sistem yang diukur di keluaran system. Jika nilai FAR actual lebih besar dari nilai FAR
9

stoikiometri, artinya terdapat udara yang jumlahnya lebih banyak daripada yang dibutuhkan
sistem dalam proses pembakaran. Sedangkan jika nilai FAR actual lebih kecil dari nilai FAR
stoikiometri, maka udara yang terdapat dalam system tidak mencukupi untuk terjadinya reaksi
pembakaran sempurna.
Berdasarkan hasil perhitungan FAR untuk batubara, dengan laju alir fuel 100 kmol/jam
dan O2 content 1-10% nilai FAR actual lebih kecil daripada FAR stoikiometri akan tetapi
perbedaannya sangat kecil. Hal ini berarti jumlah udara dalam system tidak terlalu jauh dari
jumlah udara yang dibutuhkan system. Sedangkan pada perhitungan FAR untuk LNG dengan laju
alir 100 mol/s, jika diinginkan O2 content 2-10% nilai FAR actual jauh lebih besar daripada nilai
FAR stoikiometri. Hal ini berarti udara yang terdapat dalam system jauh lebih banyak daripada
yang dibutuhkan oleh system. Begitupun jika O 2 content yang diinginkan 1%, nilai FAR actual
lebih kecil dari FAR stoikiometri dengan perbedaan yang cukup jauh. Hal ini berarti udara yang
terdapat dalam system belum mencukupi kebutuhan system.

Kesimpulan :
Dari pembahasan dapat disimpulkan :
1. Pada pembakaran batubara dengan laju alir 100 kmol/ jam, dengan O 2 content yang
diinginkan 1-10% sudah cukup efisien.
2. Pada pembakaran LNG, pembakaran akan efisien jika O2 content berkisai 1-2%.

10

You might also like