You are on page 1of 7

Mata kuliah : Manajemen Keuangan Pemerintah (MKP)

(Public Financial Management/PFM)


Prodip IV Akuntansi STAN
Smester 2 / 2014-2015 Kelas 8- F / 8- G
Dosen : Abdul Gofar
Pertemuan (TM) II, 9 Oktober 2014
II. Penyusunan dan Penetapan Anggaran
1. Pengertian dan prinsip-prinsip penganggaran
2. Reformasi Perencanaan dan Penganggaran
- Pendekatan yang digunakan dalam menyusun anggaran;
3. - Mekanisme Penerimaan (revenue process) pajak, PNBP, hibah;
- Mekanisme Pengeluaran (spending) belanja, subsidi, bunga;
- Mekanisme Pembiayaan, budget constrain, manajemen subsidi.
RBK (Ringkasan Bahan Kuliah) TM II
II.Penyusunan dan penetapan Anggaran :
1. Pengertian dan prinsip-prinsip pengaggaran.
Pengertian Anggaran (APBN/APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan pusat/pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPR/DPRD.
Pengertian Penganggaran adalah proses mengikhtisarkan penerimaan/pendapatan,
pengeluaran/belanja dan pembiayaan keuangan selama jangka waktu tertentu,
dan/atau kegiatan mengalokasikan sumber daya untuk mencapai sasaran pada
jangka waktu tertentu.
Defining Budget and Budgeting:
Government budgeting is world-wide importance because it is central in
determining governments objectives, policies and programs for mobilization and
allocation of resources.
No government, however rich, has limitless resources. Consequently the essence of
budgeting is the choice between alternatives : how to make limited amount of money
go a long way.
A Budget is an allocation of resources prepared in advance relating to future period,
based on a forecast of key variables adopted to achieve certain policy objectives
which sets performance targets for the achievement of objectives related anticipated
expenditures to anticipated revenues and forms a basis against which actual
expenditures and revenues can be measured and controlled.
Budgeting is a process by which a government formulates its goals and objectives
for the fiscal year, establishes priorities for the use of scarce resources, mobilizes
and allocates resources among specific programs and activities, identifies policies
and operational modalities to implement programs and projects efficiently and
providesfor an evaluation of results in relation to objectives targets and utilization of
resources.

Budgeting is also an integral part of other processes. It is a means by which plans


are realized and thus of crucial significance for development planning, and by
extention for economic development itself. Good planning requires good budgeting
regular phases :
1. planning, need assesment, and priority setting;
2. preparation, including expenditure forecasting and development of
performance measures;
3. legislative reviews of agency report and appropriations;
4. execution of proposed programs;
5. audit and evaluation of agency expenditure.
Budgeting system can be viewed from many aspects:
1. Budget preparation

- Line item budgeting


- Incremental budgeting
- Performance budgeting
- Program budgeting
- Zero base budgeting
- Unified budget
- Dual budget
- I account
- T account

2. Budget structure :

3. Budget accounting

4. Budget policy

- Cash basis
- Accrual basis
- Commitment basis
-

Surplus Budget
Balanced budget
Deficit budget

5. Time/period approach - long term plan


- medium term plan
- annual plan
6. Budget classification -

Organic
Function
Economy
Object

The budget as an instrument :

Planning instrumen set goal, priorities, and strategies, and coordinates the
community/ageny resources into expenditure plan identifying what programs
or activities will take place and at what levels.
Political instrument involves competing interest attempting to influencea
government/agency to form policy favorable of them.
Social instrument provides a vehicles to grant and deny priveledges and
disburse burdens and benefits to individuals and businesses.

Economic instrument offers powerful potential for affecting the growth and
productive capacity of the community and its citizens.
Legal instrument grants authoritatively the rights, responsibilities, power,
and guidelines that regulate the budget format, timing,and process.

2. Reformasi Perencanaan dan Penganggaran :


Filosofi : Basis Kinerja Outputs / Outcomes

Diferensiasi dan integrasi fungsi perencanaan dan penganggaran ;


Klasifikasi Universal (i) organisasional (ii) fungsi/sub fungsi/program/kegiatan
dan (iii) jenis belanja;
Budget horizon extention (MTEF) untuk 2 tahun;
Kalender perencanaan dan penganggaran yang jelas;
Peranan legislasi yang jelas.

Dokumen terkait pelaksanaan perencanaan dan penganggaran ( Tingkat


Pusat/Daerah)
1.
2.
3.
4.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah


Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional/Daerah
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional/Daerah
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga Renstra Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)
5. Rencana Kerja (Renja) Kementerian/Lembaga Renja SKPD
6. Rencana Kerja Anggaran (RKA) K/L RKA SKPD
7. Rancangan APBN/Rancangan APBD
8. APBN/APBD
9. Rincian APBN/Rincian APBD (yang telah ditetapan oleh Presiden/Kepala
Daerah)
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat/DIPA Daerah.
(dan dokumen pendukung lainnya yang digunakan dalam penyusunan anggaran)
Siklus Anggaran Negara
1.
2.
3.
4.
5.

Tahap Perencanaan Anggaran;


Tahap Pengesahan Anggaran;
Tahap Pelaksanaan Anggaran;
Tahap Pengawasan Anggaran;
Tahap Pertanggung Jawaban Anggaran.

Prinsip-prinsip Penyusunan dan penetapan APBN:

Anggaran negara (APBN/APBD) mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,


pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

(i)
(ii)
(iii)

Anggaran negara disusun sesuai dengan KEBUTUHAN PENYELENG


GARAAN NEGARA dan KEMAMPUAN DALAM MENGHIMPUN
PENDAPATAN NEGARA.
APBN terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Belanja dirinci menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.
RAPBN disusun berpedoman pada RKP yang didahului dengan penyampaian
pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro pada bulan Mei
kepada DPR.
K/L menyusun RKA berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai beserta
prakiraan belanja 1 tahun berikutnya.
RKA dibahas bersama DPR dan hasilnya digunakan untuk penyusunan
RAPBN oleh Menteri Keuangan.
RAPBN dibahas berdasarkan UU MD3 (sebelumnya UU Susduk) dan DPR
berhak melakukan perubahan.
Persetujuan oleh DPR terinci sampai dengan organisasi, fungsi, sub funsi,
program, kegiatan dan jenis belanja.
Pendekatan sistem penganggaran
penganggaran terpadu (unified budgeting)
kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term expenditure
framework), dan
penganggaran berbasis kinerja (performance budgeting).

Penganggaran Terpadu (unified budgeting) - mengintegrasikan anggaran


rutin dan anggaran pembangunan. Dalam pendekatan ini tidak dikenal
pemisahan anggaran dalam bentuk anggaran rutin dan anggaran
pembangunan. Belanja dalam APBN secara ekonomi diklasifikasikan dalam 8
jenis belanja mengacu pada Government Financial Statistics (GFS) yang
berlaku secara internasional. Dengan adanya pengintegrasian jenis belanja
akan menghindarkan distorsi pembiayaan seperti yang muncul pada sistem
dual budgeting. Sebelum diterapkan sistem penganggaran terpadu,
duplikasi dan tumpang tindih dalam pembiayaan menyulitkan dalam penilaian
kinerja keuangan. Sulit mengukur keterkaitan antara belanja dengan
outputs/outcomes. Penerapan penganggaran terpadu diharapkan akan
mendorong terciptanya transparansi penganggaran dalam rangka
mewujudkan pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja.

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah /KPJM ( Medium Term


Expenditure Framework / MTEF) menjamin adanya kesinambungan fiskal
(fiscal sustainability). Dalam proyeksi penganggaran jangka menengah,
tingkat ketidak pastian ketersediaan alokasi anggaran dimasa mendatang
dapat dikurangi, baik dari sisi penyediaan dana untuk membiayai
pelaksanaan berbagai inisiatif kebijakan prioritas baru maupun untuk
terjaminnya keberlangsungan kebijakan prioritas.

Tujuan dari penerapan KPJM :


a. Transparansi alokasi sumber daya anggaran yang lebih baik (allocative
efficiency)

b. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran ( to improve quality of


planning)
c. Fokus yang lebih baik terhadap kebijakan prioritas ( best policy option)
d. Meningkatkan disiplin fiskal ( fiscal dicipline).
e. Menjamin adanya kesinambungan fiskal ( fiscal sustainability).
Dalam penerapan KPJM ada beberapa hal yang patut diperhatikan :
a. Penerapan sistem anggaran bergulir (rolling budget)
b. Angka dasar (baseline)
c. Penetapan angka dasar (baseline)
d. Parameter ( assumption)
e. Mekanisme penyesuaian angka dasar ( baseline adjustment)
f. Mekanisme pengajuan usulan anggaran bagi kebijakan baru (new policy
proposal)
g. Prinsip kerja KPJM.

Penganggaran Berbasis Kinerja/PBK (Performance-Based


Budgeting/PBB)- dalam penerapan PBK, alokasi anggaran berorientasi pada
kinerja (outputs and outcomes oriented). Alokasi anggaran yang disusun
dalam dokumen rencana kerja dan anggaran dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber
daya yang efisien.
Fleksibilitas pengelolaan annggaran untuk mencapai hasil dengan tetap
menjaga prinsip akuntabilitas ( let the manager manage). Pngalokasian
anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi
unit kerja sesuai maksud pendiriannya ( money follow function, function follow
by structure).

Tujuan penerapan PBK :


a. Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kerja yang akan
dicapai ( directly linkage between performance and budget).
b. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaan (operational
efficiency).
c. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas
dan pengelolaan anggaran ( more flexibility and accountability).
Komponen penting PBK :
Penyusunan PBK memerlukan tiga komponen untuk masing-masing program dan
kegiatan, yaitu :
a. Indikator kinerja, alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau
kegiatan ( indikator kinerja utama (IKU) untuk Program/Kegiatan);
b. Standar Biaya, standar biaya masukan untuk dikembangkan menjadi standar
biaya keluaran ( SB Umum / SB Khusus)
c. Evaluasi kinerja, proses penilaian dan pengungkapan masalah implementasi
kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja,
baik dari segi efisiensi dan efektivitas dari suatu program/kegiatan.
Kegiatan-kegiatan pada tahap Penyusunan Anggaran :

a. Penetapan kerangka ekonomi makro (KEM) dan pokok-pokok kebijakan


fiskal;
b. Memformulasikan kebijakan umum dan prioritas anggaran;
c. Menyusun Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAK/L) ;
d. Pembahasan RKA-K/L dengan DPR;
e. Penyelesaian penyusunan anggaran.
Kerangka Ekonomi Makro yang tergambar pada Asumsi Dasar Ekonomi Makro
(ADEM) merupakan indikator utama yang digunakan sebagai acuan dalam
menyusun postur APBN. ADEM sangat berpengaruh pada besaran komponen
struktur APBN terdiri dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga Surat
Pinjaman Negara (SPN) rata-rata 3 bulan, nilai tukar rupiah terhadap US dolar,
harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dan produksi atau lifting
minyak dan gas.
Pada saat menyusun RAPBN tahun 2015, ADEM yang digunakan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi 5,8 %
2. Inflasi 4,4 %
3. Tingkat suku bungan SPN 3 bulan 6 %
4. Nilai tukar rupiah terhadap US dolar sebesar Rp.10.900,5. Harga minyak Indonesia (ICP) 105 US dolar/barrel.
6. Produksi/Lifting minyak 900 ribu barrel/hari dan gas 1.248 ribu barrel setara
minyak/hari.
3. Mekanisme Penerimaan, Belanja dan Pembiayaan.
Tema Kebijakan Fiskal 2015: Penguatan kebijakan fiskal dalam rangka percepatan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kebijakan Fiskal ditujukan optimalisasi pendapatan negara, peningkatan kualitas
belanja negara, pengendalian defisit APBN serta pengendalian utang negara.
Strategi untuk menjaga kesinambungan fiskal: mendorong agar APBN lebih
produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap menjaga
keseimbangan dalam rangka memperkuat kapasitas dan daya tahan fiskal namun
tetap dikelola secara hati-hati.
1. Mengendalikan defisit anggaran :
*Optimalisasi pendapatan negara dengan meningkatkan iklim investasi dan
menjaga konservasi lingkungan;
*Meningkatkan kualitas belanja melalui (i) meningkatkan belanja modal untuk
pembangunan infrastruktur; (ii) pengendalian subsidi; dan (iii) efisiensi belanja
barang (operasional dan perjalanan dinas).
2. Mengendalikan keseimbangan primer :
*Optimalisasi pendapatan negara
*Memperbaiki struktur belanja negara melalui pembatasan belanja terkait,
belanja mandatori, dan efisiensi subsidi untuk kualitas belanja.
3. Menurunkan rasio utang terhadap PDB:

*Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman;


*Negative net flow;
*Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatan produktif
yang meningkatkan nilai tambah atau meningkatkan kapasitas
perekonomian.
Garis Besar Jadual Penyusunan/Penetapan APBN :
Januari-Februari Kapasitas Fiskal
April
- Surat Bersama (SB) pagu indikatif (Menkeu/Menteri PPN)
Juli
- SB tentang revisi pagu indikatif (Menkeu/Menteri PPN)
Juni-Juli
- Pembicaraan pendahuluan;
Keputusan Menkeu tentang Pagu Anggaran K/L
Agustus
- Pidato Presiden Penyampaian Nota Keuangan/RAPBN
Agustus-Oktober- Pembahasan dengan DPR sampai dengan pengesahan
November
- Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rincian APBN
Desember
- Penyerahan DIPA.
Referensi buku/modul/literatur bahasa Inggris :
1. Dasar-dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia Direktorat
Penyusunan APBN Ditjen.Anggaran Kementerian Keuangan;
2. Perencanaan dan Penganggaran Lingkup Kementerian Keuangan - Setjen.
Kementerian Keuangan;
3. Effective Financial Management in Public and Nonprofit Agencies, A Practical
and Integrative Approach by Jerome B.McKinney ;
4. Australian Handbook of Public Sector Management ;
5. Performance Budgeting in OECD Countries ;
6. Public Sector Governance and Accountability Series: Budgeting and
Budgetary Institutions, edited by Anwar Shah ;
7. Public Sector Governance and Accountability Series: Fiscal Management,
edited by Anwar Shah;

You might also like