Professional Documents
Culture Documents
2. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofise terletak di dasar tengkorak, di
dalam fasa hipofise tulang sfenoid dekat sela tursica dan chiasma opticum serta
terbungkus perpanjangan duramater. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil
berbentuk seperti biji kacang polong dengan diameter sekitar 1 cm. Kelenjar
pituitari memiliki dua bagian yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Kelenjar
pituitari disebut juga sebagai master of glands karena membantu mengatur sekresi
kelenjar endokrin lainnya. Ketidakaktifan pituitari disebut panhipopituitarisme
(penyakit Simmod), di mana pituitari tidak berfungsi sama sekali akibat nekrosis,
trauma, arteriosklerosis serebri, dan penyebab lainnya yang ditandai dengan
amenorrhoe pada wanita dan impotensi pada pria.
pineal terdiri atas sebagian sel saraf dan sel pinealosit yang dapat mensekresikan
hormon melatonin. Adanya hormon melatonin akan mempengaruhi perkembangan
reproduksi dan siklus fisiologi sehari-hari. Hiperfungsi dan hipofungsi epifise
akan mengganggu pengaturan jam biologis dan menyebabkan ketidakstabilan
aldosteron karena tidak ada faktor antagonis untuk ACTH.
4. Kelenjar Tiroid
Letak dari kelenjar tiroid ini terdapat pada bagian dalam leher setinggi os
tiroid atau di bawah jakun pada pria, menempel pada kanan kiri trakea di bawah
laring, dan dua lobusnya diikat oleh isthmus tiroid. Kelenjar tiroid memproduksi
hormon tiroksin dan kalsitonin yang berperan dalam pengaturan kadar kalsium
darah. Hipotiroidisme menyebabkan kretinisme pada bayi atau miksudema pada
orang dewasa, keterbelakangan mental dan endemic goiter. Hipertiroidisme
menyebabkan exophtalmic goiter, Morbus Basedowi (hipermetabolisme),
penyakit Grave, dan gejala lain kebalikan dari miksudema.
5. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) terletak di permukaan posterior
setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4
buah di mana 2 terletak di kutub superior dan 2 di inferior. Masing-masing
melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon paratiroid
atau parathormon. Hormon paratiroid berfungsi untuk meningkatkan kadar
kalsium darah. Hipoparatiroidisme menyebabkan hipokalsemia yang
menyebabkan tetani atau karpopedal spasmus pada tangan dan kaki, serta memicu
osteomalasi dan riketsia. Hiperparatiroidisme menyebabkan hiperkalsemia yang
menyebabkan osteitis fibrosa sistika, tulang rapuh, osteoporosis, dan batu ginjal.
6. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenal terdapat di atas ginjal. Kelenjar
terdiri atas bagian luar yang disebut korteks dan bagian dalam yang disebut
medula.
Bagian korteks adrenal mensekresikan hormon mineralokortikoid dan
glukokortikoid yang berfungsi mengatur metabolisme tubuh sedangkan bagian
medula adrenal mensekresikan hormon epinefrin dan norepinefrin yang berfungsi
untuk merespon rangsangan dari sistem saraf simpatik. Hiperadrenalisme yang
dapat disebabkan oleh tumor adrenal mengakibatkan sindrom Cushing
(hipersekresi kortisol), sindrom adrenogenital, sindrom Cohn, dan virilisme pada
wanita. Hipoadrenalisme menyebabkan penyakit Addison.
7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di dalam mediastinum anterior torax, di belakang
sternum, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Fungsinya adalah
menghasilkan sel T sehingga gangguan pada timus akan mempengaruhi kekebalan
tubuh seperti pada gangguan imunodefisiensi kongenital.
Gonad merupakan organ reproduksi utama, terdiri atas testis pada pria dan
ovarium pada wanita. Selain sebagai kelenjar eksokrin untuk menghasilkan
sperma, testis juga berperan sebagai kelenjar endokrin dalam mensekresikan
hormon testosteron (androgen). Ovarium selain menghasilkan ovum, juga
berperan mensekresikan hormon estrogen dan progesteron. Testis terletak oblik
menggantung pada urat spermatik di dalam skrotum. Ovarium terletak di kanan
kiri uterus di bawah tuba uterna, terikat ligamentum latum uteri.
Hormon-hormon kelamin akan mengatur pertumbuhan dan perkembangan
struktur reproduksi. Pada hal tersebut tampak pada pembesaran suara,
pertumbuhan rangka dan otot, pertumbuhan rambut tubuh, dan meningkatnya
hasrat seksual pria. Pada wanita, terjadi perkembangan payudara, distribusi lemak
di pinggul dan kaki. Hormon progesteron dan estrogen juga mengatur
berlangsungnya siklus menstruasi. Hiperfungsi pada testis dan ovarium dapat
memicu terjadinya hermafroditisme sedangkan hipofungsi testis dan ovarium
dapat memicu menopause di mana menopause berpengaruh terhadap risiko
osteoporosis pada wanita dan cunuchoidism, cunuchism, serta andropause pada
pria. Hipofungsi juga dapat menyebabkan pertumbuhan kurang optimal pada ciri
kelamin sekunder.
3. Usus Halus
Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileokolika dan terletak
di daerah umbilikus dengan dikelilingi usus besar. Mukosa usus halus
mensekresikan hormon sekretin dan kolesistokinin. Sekretin menstimulasi
pankreas untuk memproduksi cairan kaya bikarbonat yang menetralisir asam
lambung. Kolesistokinin menstimulasi pankreas untuk mensekresi enzim
pencernaan khususnya lemak. Hiperfungsi usus halus akan mengganggu kinerja
enzim maupun sekresi empedu dan hipofungsi usus halus akan menghambat
pencernaan makanan akibat kekurangan enzim pencernaan.
4. Jantung
Jantung berada di dalam toraks, di antara kedua lobus paru-paru dan di
belakang sternum. Jantung juga berperan sebagai organ endokrin selain peran
utamanya dalam memompa darah. Sel khusus dalam dinding bilik jantung yang
disebut atria dapat memproduksi hormon yang disebut hormon atrial natriuretik
atau atriopeptin yang berfungsi mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan.
Gangguan fungsi jantung dapat menyebabkan penurunan darah yang tidak
terkendali dan mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
5. Hati
Hati terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan di
bawah diafragma. Sebagai kelenjar endokrin, hati menghasilkan globulin,
albumin, dan fibrinogen yang penting dalam pembekuan darah sehingga gangguan
sekresi hati akan berpengaruh pada proses pembekuan darah.
6. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen terutama di daerah lumbal,
di kanan kiri tulang belakang dan di sisi belakang luar peritoneum. Ginjal sebagai
kelenjar endokrin menghasilkan erithropoetin dan prostaglandin, sehingga
gangguan fungsi ginjal akan mengganggu pematangan sel darah merah.