You are on page 1of 15

Pertumbuhan Tulang dan Kontraksi Otot Manusia

Abstrak
Pembentukan tulang berlangsung secara terus-menerus dan dapat berupa pemanjanganan
tulang. Kecepatan pembentukan tulang berubah selama hidup. Pembentukan tulang
ditentukan oleh stimulasi hormonal, factor makanan, dan banyaknya stress yang dibebankan
pada tulang. Kontraksi otot adalah kondisi dimana otot memendek akibat adanya jembatan
silang dari filament aktin dan myosin yang berada di dalam serat otot bergeser satu sama
lain. Kontraksi otot akan disertai dengan relaksasi sehingga terjadi sebuah keseimbangan.
Kata kunci : tulang, kontraksi, otot
Abstract
Bone formation takes place on an ongoing basis and can be either lengthening an bones.
Speed of bone formation change during life. Bone formation is determined by the hormonal
stimulation, the factor of food, and the amount of stress that is charged at the bone. Muscle
contraction is a condition in which the muscle retracts the bridge due actin filament and the
cross of myosin in muscle fibers shifted from each other. Muscle contraction will be
accompanied by a relaxation leading to a balance.
Key words : bone, contraction, muscle

Pendahuluan
Koordinasi mekanik tubuh melibatkan sistem musculoskeletal dan sistem saraf
(neuromuskuler). Komponen sistem musculoskeletal melibatkan tulang, otot, tendon,
ligament, kartilago, dan sendi. Manusia memiliki 206 tulang pada tubuhnya. Tulang adalah
suatu struktur penting tubuh yang berfungsi untuk menunjang jaringan tubuh yang
membentuk otot-otot tubuh, melindungi organ tubuh yang lunak, membantu pergerakan
tubuh, menyimpan garam-garam mineral seperti kalsium, dan membantu proses
1

hematopoesis yaitu proses pembentukan sel darah merah di sumsum tulang. Sedangkan otot
secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan.1
Dasar kasus yang dikaji adalah mengenai seorang anak kecil yang terjatuh dan
patah pada tulang pahanya ketika sedang menuruni tangga. Setelah ditangani oleh dokter,
anak tersebut diberikan suplemen kalsium dan vitamin D untuk mempercepat pertumbuhan
tulangnya dan agar ototnya dapat berkontraksi dengan baik. Hipotesis kasus adalah
pemberian suplemen kalsium dan vitamin D dapat mempercepat pertumbuhan tulang dan
memperbaiki kontraksi otot.
Berdasarkan kasus diatas, maka hal yang perlu diketahui adalah mengenai
pembentukan tulang, struktur makroskopik dan mikroskopiknya, serta mekanisme kerja otot,
dan peran suplemen kalsium dan vitamin D. Rumusan masalah berdasarkan kasus adalah
seorang anak kecil terjatuh dan patah pada tulang pahanya. Analisis masalah dibuat dengan
mind mapping.

Pembentukan Tulang
Struktur
Tulang

Makroskopik
Mikroskopik

Pertumbuhan
Tulang

Mekanisme Kerja
Otot

Peran Suplemen Kalsium dan


Vitamin D

Pembahasan
A. Struktur Tulang
Jaringan ikat penunjang
Kartilago dan tulang memiliki daya regang yang diberikan oleh serat kolagen dan
materi tambahan dalam substansi dasar yang memberikan sifat rigiditas dan kemampuan
untuk menopang berat tubuh.

1. Kartilago
Mengandung campuran glikosaminoglikan dalam protein kenyal seperti karet pada
substansi dasarnya yang memberikan karakter serupa plastik pada jaringan. Sebagian
besar kartilago yang terbentuk dalam tubuh diganti tulang. Kartilago yang ada terbagi
dalam tiga jenis.
a. Kartilago hialin
(1) Distribusi kartilago hialin ini terbentuk terutama pada area yang membutuhkan
sokongan kuat, tetapi fleksibilitas juga diperlukan; misalnya,
(a) Ujung tulang-tulang panjang (permukaan artikulasi)
(b) Ujung anterior tulang-tulang iga
(c) Telinga eksternal
(d) Rangka janin
(e) Hidung, laring, trakea, bronkus
(2) Struktur
(a) Kondrosit
Adalah sel kartilago yang telah matur . sel ini mengisi ruang-ruang kecil
(lacuna) dalam matriks yang jernih dan tampak seperti kaca.
Kondroblast, yang berasal dari mesenkim adalah sel kondrosit yang immature.
Sel ini kemudian berproliferasi dan memproduksi matriks.
Seiring dengan meningkatnya matriks intraselular, kondroblast terkumpul
dalam lacuna dan menjadi kondrosit matur. Kondrosit terus membelah dan
memproduksi kartilago tambahan.
(b) Perikondrium
Adalah membran jaringan ikat rapat yang tervaskularisasi dengan baik di
sekitar kartilago hialin (kecuali kartilago artikular tulang). Sel perikondrial
yang berbatasan dengan kartilago dapat berdiferensiasi menjadi kondroblas
dan kondrosit untuk membentuk kartilago baru.
(c) Matriks kartilago tidak memiliki pembuluh darah, sehingga nutrient dan gas
harus masuk ke kondrosit dari perikondrium.
(3) Pertumbuhan
(a) Pertumbuhan interstisial
(Suatu perpanjangan kartilago dari arah dalam). Terjadi saat sel kondrosit
muda membelah, mengumpulkan matriks di sekitarnya, dan kemudian
terpisah.
(b) Pertumbuhan aposisional
(dari luar bagian atas lapisan yang sebelumnya ada) terjadi saat sel
perikondrium yang paling dalam berdiferensiasi menjadi kondroblas,
menyelubungi diri dengan matriks, dan menjadi kondrosit.
3

b. Fibrokartilago
(1) Distribusi
Fibrokartilago terjadi pada lokasi yang lebih memerlukan sokongan atau daya
regang yang lebih kuat daripada yang dapat diberikan kartilago hialin.
Fibrokartilago menyatukan tulang

pada persendian yang pergerakannya yang

terbatas; misalnya :
(a) Tulang pada tengkorak kepala
(b) Simpisis pubis
(c) Diskus intervertebral
(2) Struktur
Kondrosit seringkali terbentuk dalam kelompok atau barisan di antara sejumlah
berkas serat kolagen.
c. Kartilago elastis
memiliki serat elastik utama. Hal ini memungkinkan kekakuan kartilago tetapi tidak
elastisitas dalam pergerakan.
(1) Distribusi
Kartilago elastis terbentuk pada bagian telinga eksternal, epiglotis, dan beberapa
kartilago laring.
(2) Struktur
Kartilago elastic serupa dengan struktur kartilago hialin dengan tambahan serat
elastic yang bercabang banyak.
2. Tulang (jaringan osseous)
Seperti kartilago tersusun dari sel, serat, dan matriks. Walaupun demikian jaringan
ini lebih kuat daripada kartilago karena matriksnya mengandung kalsium anorganik dan
garam fosfat yang memberikan kekerasan dan kemampuan untuk menopang berat tubuh.
Tidak seperti sel kartilago, sel tulang memiliki persendian darah yang kaya melalui
kanalikuli, yaitu saluran kecil yang menembus matriks terkalsifikasi.
a. Jenis sel
(1) Osteoblast
Menyintesis unsur-unsur organic tulang. Sel ini bertanggung jawab untuk
pembentukan tulang-tulang baru selama pertumbuhan, perbaikan, dan membentuk
kembali tulang.
(2) Osteosit
Adalah sel-sel matang yang mengisi lacuna dalam matriks
(3) Osteoklas
Adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghancurkan dan membentuk
kembali tulang
b. Jenis jaringan tulang
4

Berdasarkan porositasnya, tulang dapat diklasifikasi menjadi tulang cancellus atau


tulang kompak.
(1) Tulang kompak (rapat) berbentuk padat, kecuali pada kanalikuli mikroskopiknya.
Tulang kompak terletak di bagian eksternal tulang panjang.
(2) Tulang cancellus (disebut juga tulang berspon atau tulang trabekular) strukturnya
menyerupai kisi-kisi yang terdiri dari batang tulang tipis atau trabekular yang
menutupi ruang sumsum. Tulang cancellus terletak di bagian internal tulang
kompak.
c. Struktur tulang kompak
(1) Struktur dasar pada tulang kompak dewasa adalah sistem havers (osteon)
(2) Masing-masing sistem havers memiliki saluran havers sentral yang dikelilingi
lamella, merupakan cincin konsentris zat intersellular.
(3) Lacuna mengandung osteosit dan kanalikuli yang terletak dalam lamella.
Kanalikuli bercabang dari seluruh permukaan lacuna untuk berhubungan dengan
kanalikuli lain dan dengan saluran havers atau saluran volksman
(a) Saluran volksman yang berasal dari sudut kanan saluran havers, menembus
lamella untuk berhubungan silang dengan sistem havers.
(b) Saluran havers mengarahkan pembuluh darah, linfatik, dan saraf melalui
tulang kompak.
(4) Periosteum dan endosteum . tulang dilapisi secara eksternal dan internal oleh
lapisan sel pembentuk tulang dan jaringan ikat rapat yang disebut periosteum dan
endoesteum.
Pertumbuhan tulang hanya dapat mengarah ke aposisional dari lapisan tulang yang
sebelumnya sudah ada.2
(a) Pembentukan tulang
Tulang, seperti jaringan ikat yang lainnya, terdiri atas sel, serat, dan
substansi dasar, namun berbeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur,
menjadi substansi keras yang cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung
kerangka.
Tulang merupakan penyokong intern tubuh dan menyesuaikan tempat
tambatan bagi tendo dan otot yang penting untuk daya gerak. Tulang melindungi
alat vital dalam tengkorak dan rongga abdomen dan membungkus unsure
pembentuk darah dari sumsum tulang.
Tulang memiliki kombinasi sifat fisik yang luar biasa , kuat, dan tahan
kompresi, dan sedikit elastis, dan sekaligus merupakan materi yang relatif ringan.
Pada semua tingkatan organisasi tulang, dari bentuk kasarnya sampai struktur
5

submikroskopiknya, konstruksinya menjamin kekuatan secara ekonomis (materi)


dan berat minimal. Namun dengan segala kekuatan dan kekerasannya, tulang
adalah benda hidup yang dinamis, secara tetap diperbarui dan dikonstruksi ulang
seumur hidup.3
Pembentukan tulang berlangsung secara terus-menerus dan dapat berupa
pemanjanganan tulang. Pembentukan tulang terjadi akibat aktivitas sel pembentuk
tulang, osteoblas. Osteoblas dijumpai pada permukaan luar dan bagian dalam
tulang. Osteoblas berespons terhadap berbagai sinyal kimia untuk menghasilkan
matriks organik. Ketika pertama kali dibentuk, matriks organik disebut osteoid.
Dalam beberapa hari, garam kalsium mulai mengendap pada osteoid dan tulang
mengeras pada beberapa minggu atau beberapa bulan berikutnya. Sebagian
osteoblast tetap menjadi bagian osteoid, dan disebut osteosit atau sel tulang sejati.
Ketika tulang terbentuk, osteosit di matriks membentuk tonjolan ke setiap tulang
yang lain sehingga membentuk sistem kanal mikroskopik (kanalikuli) di tulang.
Aktivitas osteoblas dipengaruhi oleh diet, stimulasi hormonal, dan olahraga.
Faktor ini berinteraksi dan bersifat dinamis sehingga menyebabkan kecepatan
pembentukan tulang yang berbeda sepanjang hidup. 4 Berikut proses pembentukan
tulang :

(b) Makroskopik
Dengan mata telanjang atau dengan lup, dapat dibedakan dua bentuk
tulang, tulang kompak (substansia kompakta), dan tulang spons atau kanselosa
(substansia spongiosa), yang terakhir terdiri dari kisi-kisi tiga dimensi trabekel
tulang atau spikul, membatasi sistem celah-celah mirip labirin yang diisi sumsum
tulang. Tulang kompak, seperti namanya menunjukkan, tampak sebagai massa
utuh padat dengan ruang-ruang kecil yang hanya tampak dengan mikroskop.
Kedua bentuk tulang saling berhubungan tanpa batas jelas. Seperti pada gambar
berikut :

Pada tulang panjang khas, seperti femur atau humerus, bagian batang atau
diafisis terdiri atas silinder berlubang tulang kompak berdinding tebal dengan
rongga sumsum besar di pusat (rongga medulla) terisi sumsum tulang. Ujung
tulang panjang terutama terdiri atas tulang spons ditutupi korteks tulang kompak
tipis. Ruang antar trabekel tulang spons, pada orang dewasa, berhubungan
langsung dengan rongga sumsum bagian batang. Pada hewan yang tumbuh, ujung
tulang panjang disebut epifisis, berkembang dari pusat penulangan tersendiri dan
terpisah dari batang (diafisis) oleh lempeng epifiser tulang rawan, yang menyatu
dengan diafisis oleh kolom-kolom tulang spons dalam daerah peralihan disebut
metafisis. Tulang rawan epifisis dan tulang spons metafisis yang berdekatan
merupakan zona pertumbuhan pada mana semua inkremen memanjang dalam
pertumbuhan tulang berlangsung. Pada permukaan sendi, di ujung tulang panjang,
lapis kompak tipis itu ditutupi selapis tulang rawan hialin, tulang rawan sendi.
7

Dengan sedikit perkecualian, tulang dibungkus oleh periosteum, lapisan


jaringan ikat khusus, yang dibekali potensi osteogenik. Artinya ia sanggup
membentuk tulang. Penutup periosteum tidak terdapat di daerah ujung tulang
panjang yang ditutupi tulang rawan sendi. Ia juga tidak terdapat pada tempat
insersi tendo dan ligament ke dalam tulang dan pada permukaan patella dan tulang
sesamoid yang dibentuk dalam tendo. Ia juga tidak terdapat di daerah subkapula
leher femur dan dari astragulus. Bila periosteum fungsional tidak ada, maka
jaringan ikat yang berkontak dengan permukaan tulang tidak memiliki potensi
osteogenik dan karenanya tidak berhubungan dengan pemulihan patah tulang
disini. Rongga sumsum diafisis dan rongga dalam tulang spons dilapisi oleh
endosteum , lapis sel tipis yang juga memiliki sifat osteogenik.3
(c) Mikroskopik
Jika sediaan gosok tipis dari bagian batang tulang panjang diamati dengan
mikroskop, nyatalah bahwa kontribusi unsur sel dari tulang terhadap massa total
adalah sangat kecil. Sebagian besar terdiri atas matriks tulang, substansi
interstisial bermineral, yang didepositkan dalam lapisan atau lamel dengan tebal 37 m. Tersebar agak merata dalam substansi interstisial tulang adalah rerongga
lentikuler, disebut lacuna, masing-masing ditempati sebuah sel tulang, atau
osteosit. Dari lacuna memancar keluar ke segala arah kanalikuli langsing dan
bercabang yang menerobos lamel dari substansi interstisial dan beranastomosis
dengan kanalikuli lacuna berdekatan. Berikut gambar sel tulang :

Jadi meskipun lakuna tulang agak berjauhan letaknya, mereka membentuk


sistem rerongga utuh yang saling berhubungan melalui jaringan saluran sangat
halus. Saluran halus ini penting untuk nutrisi sel-sel tulang. Pada tulang rawan,
sel-selnya dipasok oleh difusi melalui fase berair matriks mirip gel; perletakan
garam kalsium dalam matriks tulang mengurangi permeabilitas terhadap zat
terlarut. Tetapi sistem kanalikuli yang saling berhubungan antar lacuna
menyediakan sarana bagi pertukaran metabolit antara sel-sel dan ruang
perivaskuler terdekat.
Lamel tulang kompak terdapat dalam tiga pola umum:
Sebagian besar disusun konsentris mengelilingi saluran vaskuler
memanjang, membentuk unit silindris disebut sistem havers atau osteon.
Diameternya bervariasi, dibentuk oleh 4-20 lamel. Pada potongan melintang,
sistem havers tampak sebagai cincin-cincin konsentris mengitari lubang bulat.
Pada potongan memanjang, mereka tampak berupa lapis-lapis rapat paralel
terhadap saluran vaskuler. Di antara sistem havers terdapat potongan tulang
berlamel dengan berbagai ukuran dan bentuk tak teratur. Inilah sistem interstisial.
Batas antara sistem havers dan sistem interstisial terlihat jelas oleh adanya lapis
refraktil disebut garis semen. Pada potongan melintang, tulang kompak tampak
sebagai mosaik potongan-potongan bulat dan bersudut yang direkatkan menjadi
satu. Pada permukaan luar tulang korteks, tepat di bawah periosteum, pada
permukaan dalam, terdapat sejumlah lamel yang berjalan tidak terputus-putus
mengitari bagian batang. Mereka disebut lamel sirkumferens dalam dan luar.
Dua kategori saluran vaskuler terlihat dalam tulang kompak berdasarkan
orientasi dan hubungannya dengan struktur berlamel tulang sekitar. Saluran
memanjang di pusat osteon disebut saluran havers. Diameternya 22-110m dan
mengandung satu atau dua pembuluh darah kecil terbungkus jaringan ikat.
Sebagian besar pembuluh itu adalah kapiler dan venul pasca-kapiler, namun
kadang-kadang ditemukan arteriol. Saluran havers saling berhubungan dan dengan
permukaan bebas dan rongga sumsum melalui saluran serong atau melintang yang
disebut saluran Volkmann. Mereka ini dapat dibedakan dari saluran havers karena
9

tidak dikelilingi oleh lamel-lamel konsentris. Sebaliknya mereka menerobos


tulang dalam arah tegak lurus atau serong terhadap lamel tulang. Pembuluh darah
dari sumsum, dan sedikit dari periosteum, berhubungan dengan yang dari sistem
havers melalui saluran volkman. Saluran ini seringkali lebih besar dari yang dari
osteon.3
B. Mekanisme Kerja Otot
Otot secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakangerakan. Otot ada tiga macam, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Otot
rangka terdapat pada sistem skeletal dan merupakan otot yang paling berperan
dalam mekanik tubuh. Otot rangka berfungsi untuk membantu pengontrolan
gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas.1
Kontraksi otot
Terjadi apabila jembatan silang myosin berikatan dengan temat spesifik di
protein aktin. Apabila hal ini terjadi, energy yang disimpan di kepala myosin dari
pemecahan molekul ATP sebelumnya, dilepaskan. Energy yang dilepaskan
digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filament aktin dan
myosin bergeser satu sama lain. Hal ini memendekkan dan menyebabkan
kontraksi otot. Dengan berayunnya jembatan silang, sisa ADP dan P dilepaskan
dari myosin.
Selama kontraksi otot, panjang filament aktin dan myosin tidak berubah,
tetapi pita I dan zona H memendek. Setiap kontraksi otot melibatkan beberapa
siklus berulang pergeseran filament untuk menimbulkan tegangan yang diperlukan
otot untuk bekerja.4 Interaksi jembatan silang antara aktin dan myosin
menyebabkan kontaksi otot melalui mekanisme pergeseran filament.
Mekanisme pergeseran filament
Sewaktu kontraksi, filament tipis di kedua sisi sarkomer bergeser ke arah
dalam terhadap filament tebal yang diam menuju ke pusat pita A. sewaktu
bergeser ke dalam, filament tipis menarik garis-garis Z tempat filament tersebut
melekat saling mendekat sehingga sarkomer memendek. Karena semua sarkomer
di keseluruhan panjang otot memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filament
pada kontraksi otot. Zona H, di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh
10

filament tipis, menjadi lebih kecil karena filament-filamen tipis saling mendekati
ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam. Pita I yang terdiri dari bagian
filament tipis yang tidak bertumpang tindih dengan filament tebal, menyempit
ketika filament-filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filament tebal
sewaktu pergeseran tersebut. Filament tipis itu sendiri tidak mengalami perubahan
panjang sewaktu serat otot memendek. Lebar pita A tidak berubah selama
kontraksi, karena lebarnya ditentukan oleh panjang filament tebal, dan filament
tebal tidak mengalami perubahan panjang selama proses pemendekan otot. 5
berikut adalah gambar kontraksi otot :

Relaksasi otot
Serabut otot mengalami relaksasi ketika kalsium dipompa keluar dari
sitoplasma kembali ke dalam reticulum sarkoplasma. Pemompaan kalsium adalah
proses aktif yang terjadi di membrane reticulum sarkoplasma. Proses ini
menggunakan energy yang berasal dari pemecahan molekul ATP yang berbeda.
Ketika kadar kalsium turun

sampai sekitar 10

-7

molar, troponin kembali ke

posisinya semula pada molekul tropomiosin, dan tropomiosin kembali


menghambat pengikatan aktin dan myosin, yang menyebabkan kontraksi otot
berhenti.4
11

C. Peran Suplemen Kalsium


Peran kalsium intrasel dalam mencetuskan kontraksi otot
Ketika serabut otot rangka berada dalam keadaan istirahat, kepala myosin
dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua protein lain
pada filament tipis:troponin dan tropomiosin. Tanpa adanya myosin yang
berikatan dengan aktin, energy dari ATP tidak dapat dilepaskan, jembatan silang
tidak dapat berayun, dan otot tidak dapat berkontraksi. Peningkatan kalsium
intrasel mengubah interaksi protein ini dan menyebabkan kontraksi.
Pada keadaan istirahat, tropomiosin melekat pada protein aktin dengan
cara sedemikian rupa sehingga menghambat pengikatan jembatan silang myosin di
suatu tempat di aktin. Troponin melekat pada molekul aktin dan tropomiosin.
Troponin juga memiliki tempat pengikatan untuk kalsium. Ketika konsentrasi
kalsium di bagian dalam sel meningkat, kalsium berikatan dengan troponin,
sehingga menyebabkan posisi troponin pada molekul tropomiosin bergeser. Hal ini
menyebabkan posisi tropomiosin pada aktin bergeser sehingga membuka tempat
peningkatan untuk myosin. Saat tempat pengikatan pada aktin terbuka, kepala
myosin segera berikatan dengan aktin dan melepaskan energy yang disimpannya,
dan jembatan silang berayun. Filament bergeser satu sama lain, dan otot
berkontraksi. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan
terayun pada satu waktu, semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot.
Setelah setiap ayunan jembatan silang, molekul ATP yang baru berikatan
dengan molekul myosin (ADP dan P lama telah dilepaskan). Hal ini menyebabkan
jembatan silang myosin terpisah dari aktin dan serabut mengalami relaksasi. Saat
mengalami relaksasi, molekul ATP baru terpecah, dan energinya kembali disimpan
dalam kepala myosin. Apabila kalsium intrasel tetap tinggi, jembatan silang
myosin akan kembali mengikat aktin, dan energy ini akan dilepaskan sehingga
menimbulkan kontraksi kedua. Penggabungan-eksitasi kontraksi terjadi apabila
kadar kalsium intrasel meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang
dari 10-7 sampai sekitar 10-5 . selama potensial aksi yang lazim, konsentrasi
kalsium adalah sekitar 2x10-4 molar; konsentrasi ini adalah sekitar 10 kali kadar
yang diperlukan untuk kontraksi otot secara maksimal.4
12

Kalsium dibutuhkan dalam proses kontraksi otot. Ion kalsium dilepaskan


oleh reticulum sarkoplasma dan berikatan dengan troponin C. Lalu saat relaksasi,
ion kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma, aktin lepas dari
myosin, dan terjadilah proses relaksasi.
Kontrol vitamin D pada aktifitas osteoblas
Vitamin D menstimulasi kalsifikasi tulang secara langsung dengan bekerja
pada osteoblas, dan secara tidak langsung dengan menstimulasi absorpsi kalsium
di usus. Peningkatan absorpsi kalsium meningkatkan konsentrasi kalsium darah,
yang mendorong kalsifikasi tulang. Dengan demikian, vitamin D sangat penting
untuk memastikan absorpsi kalsium yang adekuat di usus. Akan tetapi, vitamin D
dalam jumlah yang sangat besar dapat meningkatkan penguraian tulang sebagai
upaya untuk membebaskan kalsium guna meningkatkan kadar kalsium serum.
Vitamin D dalam jumlah besar tanpa kalsium yang adekuat dalam makanan,
sebenarnya dapat meningkatkan resorpsi tulang (penguraian tulang). 4
Penyembuhan fraktur tulang
Mekanisme seluler yang terlibat pada penyembuhan fraktur sangat
berkaitan dengan proses penyembuhan jaringan lain, walaupun terdapat modifikasi
sesuai dengan keadaan lingkungan tulang tertentu. Segera setelah terjadi fraktur,
akan terjadi perdarahan dalam tulang karena sobeknya pembuluh darah dalam
sumsum tulang dan juga di sekeliling tulang yang berhubungan dengan
periosteum. Timbulnya hematoma pada tempat fraktur memberikan fasilitas
penyembuhan karena merupakan landasan pertumbuhan sel. Terdapat pula
fragmen tulang yang mati dan mungkin disertai kerusakan jaringan lunak
disekitarnya.
Jadi, tahap awal penyembuhan adalah pembuangan jaringan nekrotik dan
organisasi hematom. Organisasi hematom berlangsung secara khusus yaitu
pecahnya kapiler disertai fibroblast dan osteoblast yang membentuk pola tulang
sebagai suatu anyaman yang tidak teratur. Massa tulang baru yang kadang-kadang
mengandung pulau-pulau tulang rawan, disebut callus. Kalus yang terdapat di
dalam rongga medulla disebut kalus internal, sedang yang berhubungan dengan
periosteum disebut kalus eksternal. Kalus eksternal berfungsi sebagai penyangga,
13

walaupun nantinya akan diresorpsi. Tulang yang berbentuk sebagai anyaman ini
selanjutnya akan diganti oleh tulang yang susunanya lebih teratur dan berlamel;
model tulang ini secara bertahap akan mengalami perubahan berdasarkan tekanan
mekanis yang dialaminya.
Tulang berbentuk anyaman ini selanjutnya diganti dengan tulang yang
berlapis-lapis (lamellar) yang bentuknya lebih teratur, dan akhirnya akan
mengalami perbaikan bentuk perlahan-lahan sesuai dengan beban mekanik.6
Penutup
Sistem musculoskeletal adalah sistem yang membantu pergerakan organ
dan anggota tubuh. Tulang dan otot saling berkesinambungan satu sama lain untuk
menghasilkan pergerakan. Untuk mendukung pertumbuhan tualang dan kontraksi
otot yang baik diperlukan ion kalsium dan vitamin D, sehingga seringkali
pemberian suplemen kalsium dan vitamin D digunakan untuk membantu proses
penyembuhan fraktur tulang. (hipotesis terbukti)
Daftar Pustaka
1. Asmadi. Teknik prosedural keperawatan konsep dan alikasi kebutuhan dasar klien.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008. p. 114.
2. Slonane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004. p. 77-8.
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi ed 12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002. p. 174.
4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.p.
316, 327.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2009.p.282.
6. Underwood JCE. Patologi umum dan sistematik. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;
1999.p. 129.

14

15

You might also like