You are on page 1of 24

TUGAS KELOMPOK

MATAKULIAH TEKNOLOGI KOSMETIKA


KOSMETIKA
BEDAK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
AWALIA SRI WAHYUNITA

MUZDHALIFAH NUR ASRI

MUTMAINNAH M.

MAGHFIRAH M.

FITRI MULIA

KRISMAWATI SIMON

FESLY A. A. PAYUNG

SUCI FITRIA ANGGRENI

RINA SABRINA MASHEL

CHRISTY VAULIN LANDE

IRMA AMALIA P.

GRACE TRIVENA

PUTRI SAKINAH

HERMINA

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

A. PENGERTIAN DAN SYARAT BEDAK


Bedak merupakan vehikulum (Zat inaktif/ inert yang digunakan dalam
sediaan topikal sebagai pembawa obat/ zat aktif agar

dapat berkontak

dengan kulit ) solid/padat yang memiliki efek mendinginkan, menyerap cairan


serta mengurangi gesekan pada daerah aplikasi (Surber, 2005).
Adapun hal-hal yang menjadi syarat bedak, yaitu sebagai berikut (Surber,
2005).
a.
b.
c.
d.
e.

Mudah disapukan pada kulit


Bebas partikel keras dan tajam
Tidak mudah menggumpal
Tidak mengiritasi kulit
Memenuhi derajat halus yang telah ditetapkan

B. KLASIFIKASI BEDAK
Secara umum, ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder
digunakan secara langsung dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat
yang besar atau ditransfer kesuatu wadah khusus dimana dapat dibawa
disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau gembungan kecil yang
juga

sesuai

dengan

wadahnya.

Untuk

mencegah

kebocoran

maka

permukaannya ditutupi dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk yang


kedua, adalah suatu bedak yang dipadatkan atau dimampatkan dengan
suatu agen pengikat yang digunakan dalam pembuatannya.
1. Bedak Tabur Atau Bubuk (Loose Powder)

Bedak tabur/Loose powder merupakan produk


kosmetik bedak di mana hamper semua bahan bakunya
merupakan bubuk dan tidak menggunakan minyak.
Dikenal sebagai bedak tabur, dalam bentuk
bubuk

yang

halus.

Biasanya

dipakai

setelah

memoleskan alas bedak (foundation) secara perlahan


dan halus. Bahannya mudah menyerap minyak di wajah
dan menutupi pori-pori wajah lebih sempurna. Tapi untuk penggunaannya
agak kurang praktis karena serbuknya seringkali berjatuhan dan mengotori
baju (Mitsui, 1997).
2. Bedak Padat (Compact Powder)
Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah
mencapai popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang
sangat mudah dan penyimpanan yang nyaman. Bedak padat
adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan
dan biasanya digunakan dengan spons bedak (Mitsui, 1997).
Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi efeknya
pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang
terkandung dalam bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai
hasil dari proses pengepresan, ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar
pada bedak padat daripada bedak tabur ; efek kasar dari butiran-butiran
tersebut tentu sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus dapat menempel
dengan mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup
kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal. Bahan dasar

pembuatannya hampir sama dengan dengan bedak tabur, namun untuk


bedak padat mengandung 5% minyak sebagai pengikat (Mitsui, 1997).
3. Paper Sheet - Type Face Powder
Merupakan tipe bedak yang dibuat dengan mengaplikasikan bedak
tabur pada sebuah kertas khusus sehingga mudah untuk dibawa kemanamana. Mengabsorpsi minyak yang muncul pada kulit dan mudah digunakan
untuk memperbaiki riasan wajah (Singh, 2000).
Bahan yang digunakan untuk membuatnya hampir sama dengan
bedak tabur, namun ditambahkan polimer larut air agar bedaknya dapat
menempel pada kertas (Singh, 2000).
B. TUJUAN BEDAK
Kosmetik adalah produk yang dimaksudkan untuk digunakan untuk
membersihkan,

mengharumkan

atau

meningkatkan

penampilan,

dan

penggunaan sediaan kosmetik di seluruh dunia menjadi bagian dari rutinitas


harian pribadi terutama untuk perempuan.
Bedak adalah kosmetik yang digunakan untuk memberikan sentuhan
khusus pada kulimett, mengontrol minyak pada kulit wajah,dan melindungi
kulit wajah dari sinar UV yang dapat merusak kulit. Selain itu, adanya
transparansi yang tinggi dari kombinasi bubuk pada bedak dapat memberikan
efek lembut pada kulit wajah, juga dapat mengaburkan garis-garis keriput
pada wajah serta mengurangi visibilitas warna kulit untuk meningkatkan
penampilan kulit.
C. KOMPOSISI BEDAK
1. Talk

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO 2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat
yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi
yang rendah. Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan
rasa halus. Tentu saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah
yang paling dibutuhkan.
Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar
kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak
lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di
mana ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan
dari talk termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang
diinginkan. Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk,
karena variasi sangat mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari
produk akhir.

2. Kaolin
Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan
dasar harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan
tidak murni dan partikel kasar.

Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin,


namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama
(Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.
Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah
umumnya tidak melebihi 25%.
3. Kapur (Kalsium Karbonat)
Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan
memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum
dan juga tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk
memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak
mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara
berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang
layak adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.
4. Magnesium karbonat
Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum
digunakan dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat
absorben yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang
baik. Kerapatannya adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas
yang mana memberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.
5. Logam Stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling
sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus
memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang
tidak diinginkan.
Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat
adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki
efek menenangkan.
Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan
efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat
memberikan sifat adheren pada bedak wajah.
6. Zink Oksida, Titanium oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi
bedak wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan
bahan ini dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak
diinginkan ; terlalu sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan
membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.

7. Pati Beras
Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling
sering digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan

sifat peach likepada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa


lembut pada kulit. Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat
menutupi yang baik. Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan
menempel pada wajah, memberikan tampilan yang kurang menyenangkan.
Bahan ini juga dapat menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan
memiliki sifat yang sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan
kelembutan pada produk.
Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya
terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk
bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum
yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan
senyawa lain dalam formula bedak wajah.
8. Silika dan Silikat
Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga
sifat mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat
juga berfungsi sebagai pembawa parfum.
Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu
dalam bedak karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik
terhadap air dan minyak.
9. Bahan Pemberi Efek Pencerahan
Pigmen

sintetik

bismut

oksiklorida

telah

dikembangkan

untuk

menggantikan guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida

cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk
memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.
10. Pewarna
Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang
mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan
dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.
Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat
tipe yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan
transparansi dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.
11. Pengharum
Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan
dalam bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki
peranan

yang

penting

dalam

kemampuan

penjualan

dari

produk.

Penggunaan parfum yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah,


karena permukaan yang sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan
reaksi dari parfum dengan bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar
merupakan bahan-bahan yang halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit
daripada masalah dalam penyelesaian formulasi bedak wajah.
Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak
mengiritasi, stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi
atau menguap dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan
semua bahan penyusun bedak karena masalah dengan keasaman,

heterogen dari bau dan diskolorasi dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak
cocok.
12. Metallic soap
Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan
yang sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam
hal pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake
tetap melekat pada godet. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif),
metal soap juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan
produk yang lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%;
jumlah yang besar dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga
akan mengurangi sifat slip dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat
jumlah penggunaan yang tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya
alirnya yang berpengaruh pada proses pengempaan dan mengakibatkan
rasa berminyak pada penggunaan, karena minyak akan berpindah karena
terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga tingkat kemurnian merupakan hal
yang sangat penting; adanya residu asam lemak yang tidak tersaturasi perlu
dihindari karena dapat menyebabkan ketengikan pada hasil produk. Dari
kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai karena memiliki sifat menyejukkan.
13. Bahan-Bahan Lain
Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan
bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril
monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly

atau mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5%
dan 2%. Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang
baik, bahan-bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat
digunakan.
14. Modified Starch (Pati yang Dimodifikasi)
Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk
bedak. Pati ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan
lembap namun memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini
dapat dijadikan sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan
ini meningkatkan estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak
pada kulit, karena bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing dan
mencegah caking. Bahan ini bersifat transparan pada kulit dan mengurangi
opasitas formulasi. Dan keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan
ini merupakan turunan alami.
Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi
merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang
sebersih mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat
pengawet yang sesuai dalam formulasi.
15. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium

sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
16. Pengawet
Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan
dan juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat
mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau
dari alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan
terbebas dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat
susah terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan,
seperti ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin
dihindari (ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus
dikontrol penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di
sekitar daerah mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan
untuk bahan yang digunakan dalam produk ini.
17. Antioksidan
Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan
tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy
anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus
digunakan ketika diperlukan.
18. Fumed Silika

Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada


sistem. Ini sangat kering dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar
penggunaanya harus sanagt rendah, kurang dari 1%.
19. Micronized Plastics
Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat
memberikan efek kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk
bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang berperan. Jenis ini dapat digunakan
antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka
penggunaannya terbatas.
20. Walnut Flour
Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium
dioxide/ barium sulfat coated mica, direkomendasikan sebagai karakteristik
absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium trisilikat mngandung
air yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan
sebagai pembawa parfum.
D. CARA PEMBUATAN BEDAK
Proses pembuatan pada umumnya (Poucher : 180)
Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak
padat adalah sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat
pengikat pada tahap awal maupun akhir, ataupun dengan parfume.
1. Penambahan Warna

Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna


adalah dispersi pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi
tergantung pada efisiensi alat pencampur dan karakter fisik bahan dalam
campuran

bedak.

Homogenitas

dispersi

pigmen

diperoleh

dengan

melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini akan memecah
gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh partikel
talk.

Sekarang

terdapat

beberapa

jenis

peralatan

yang

mengganti

keberadaan hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang


mengurangi ukuran partikel dengan tumbukan antar partikel. Selain itu, high
spee mixer, yang dikenal dengan plough-shear device.
2. Pembuatan Dasar Bedak
Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel
ribbon-type. Waktu pencampuran awal selama 20 menit hingga 3 jam,
tergantung

jenis

mixer,

kapasitas,

dan

ukuran

batch.

Selanjutnya,

penambahan warna dan pencampuran dengan dasar putih. Campuran ini


kemudan diaduk hingga homogen. Pada bedak tabur, penambahan parfum
ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan dengan
penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat
pengikat juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna kembali sesuai
standard dan dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar
mica dalam formulasi maka maka diperlukan kehati-hatian agar platelet yang
mudah pecah tidak rusak saat proses pembuatan. Pemeriksaan warna
dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil dari massa tersebut dan

mencampur kembali dengan warna yang sesuai. Kemudian ditambahkan


kembali dan dicampur kembali dan dilakukan uji warna kembali.
Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada
kantung polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak
yang halus, diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya,
untuk bedak tabur dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compct
powder.
3. Proses Pengempaan
Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh
compct powder: wet moulding (pelelehan basah), damp compressing
(pengempaan lembap), dan pengempaan kering. Metode yang paling sering
digunakan adalah pengempaan kering.
a. Kempa Basah
Pada proses kempa basah, campuran dibuat dalam bentuk seperti
pasta dengan air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari
pasta dilapisi dengan suatu pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah
dengan logam yang berukuran cocok atau plat gelas di mana tablet
melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan dan dilepaskan dari
cetakan.
b. Kempa Lembab
Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum
dicampur sampai seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan
cairan pengikat, kemudian dicampur sampai mencapai massa plastis
yang sesuai. Serbuk kemudian disaring dan dilewatkan ke dalam mesin
pengempa. Tablet jadi dikeringkan pada temperatur yang sesuai.
c. Kempa Kering

Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum


dicampur dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ;
campuran kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.
E. KARAKTERISTIK BEDAK
Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri cirri
sebagai berikut:
1. Covering powder
Kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-pori
yang membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak
sempurnah.
2. Slip
Kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan
memberikan sensasi halus yang dapat menggunakan tiupan atau sikat.
3. Adhesiveness
Kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang
dalam waktu yang singkat untuk menghindari pemakaian kembali.
4. Absorbansy
Kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak)
tanpa menunjukan tanda tanda adanya penyerapan.
5. Bloom
Kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan
menyerupai buah persik.
6. Konsistensi
Konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah
tidak terjadi. Penampilannya harus transparan.
F. FORMULASI BEDAK

1. Bedak purol :
R/

Acid Salicyl

2g

Bals.Peruvlan

2g

Adeps.Lanae

4g

Magn.Oxyd

10 g

Zinc.Oxyd

10 g

Talk Venet

ad

m.fpulvis
S.u.e
2. Bedak Tipe Ringan
a. R /

Zn stearat

70

ZnO

100

TiO2

20

CaCO3endap 200

b. R /

Talkum

610

Parfum

qs

Pewarna

qs

Zn stearate

70

ZnO

100

CaCO3endap 200
Talkum

630

Parfum

qs

100

c. R /

Pewarna

qs

Zn stearat

70

ZnO

100

CaCO3endap 200
Talkum

630

Parfum

qs

Pewarna

qs

3. Bedak Tipe Sedang


R/
Zn stearat
ZnO

150
175

CaCO3 endap 200


Talkum

610

Parfum

qs

Pewarna

qs

4. Bedak Tipe Berat


a. R/
Talkum

79 %

CaCO3

9%

ZnO

7%

Zn Stearat

5%

Parfum

qs

Pewarna

qs

Zat Pengikat qs
b. R /

Talkum

69 %

Kaolin

18 %

TiO2

8%

Zn Stearat

5%

Parfum

qs

Pewarna

qs

Zat Pengikat qs
c. R /

Mg stearat

50

Kaolin ringan 200


ZnO

150

CaCO3 endap 400


Talkum

200

Parfum

qs

Pewarna

qs

Contoh Pengikat :
1. R/ Minyak mineral

1%

Polioksietilen stearat2 %
Air

97 %

Pengawet

qs

2. R/ Tragakan

2%

Glukosa

5%

Air

93 %

G. EVALUASI SEDIAAN BEDAK


1. Evaluasi Fisika
Dilakukan evaluasi dengan parameter homogenitas, konsistensi, uji
Organoleptis dan pH (Gorantla).
2. Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory
Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium,
dan setelahnya di evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap
rumusan yang akan dikembangkan harus dilakukan uji intensive
laboratorium untuk mengatasi masalah yang mungkin terjadi ketika akan
diperkenalkan pada konsumen. Yang paling sering di lakukan pada uji
pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu, dilakukan uji
pengujian stabilitas untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.
Waktu

penyimpanan

merupakan

salah

satu

factor

yang

menentukan dalam laboratorium modern. Namun, mutu produk adalah


factor yang utama, dan terlalu cepat (buru-buru) akan menimbulkan
masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan ketelitian untuk
detil menyeluruh.
3. Evaluasi Farmakologi
Patch Test, tes ini dilakukan untuk mengevaluasi keamanan wajah
pada aplikasi. Ada tiga parameter yang digunakan yaitu, uji iritasi primer,
hipersensitivitas lambat dan iritasi Photo atau alergi (Gorantla).
4. Evaluasi stabilitas
Formulasi diuji dengan studi stabilitas pada menyimpan pada
kondisi suhu yang berbeda untuk jangka waktu satu bulan. Semua

formulasi yang dikemas dalam botol kaca terpisah dan disimpan pada
kondisi suhu yang berbeda yaitu suhu kamar, 35C dan 40C dan
dievaluasi untuk parameter fisik seperti warna, bau, pH, dan konsistensi
(Gorantla).
5. Shade control dan Lighting
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam
dalam pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi,
dan titik yang tepat dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru
dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-kadang sukar untuk
ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan rupa sehingga
shade-nya tidak berbeda dari yang baku.
Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada
dasarnya melibatkan dua prosedur. Pertama adalah perbandingan
penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar belakang
(warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi warna adalah dengan
membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus
ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control,
dan juga cara pemakaian dan evaluasi konsumen.
Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari
warna bedak memudar.
6. Dispersi Warna

Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen


dalam dasar bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau
ketidakbercampuran pada dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi
yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman pada bedak dapat
dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan
diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang
terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna
maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.
7. Pay Off
Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan
pada cake terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih
dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan
terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah, cake akan menjadi lembek
dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
8. Uji Tekanan
Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata,
dengan adanya kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi
mudah pecah. Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya
diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table sebaiknya
diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup keras
dan tekanan yang diberikan seragam (Barel, 2001).
9. Tes Keretakan

Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi


pecah adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu
beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak
rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat
disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan (Barel,
2001).

DAFTAR PUSTAKA
1) Barel, Andre O, dkk. 2001. Handbook of Cosmetic Science and
Technology. Marcel Dekker, Inc: New York
2) Eshmawi, Bayan. Cosmetic Formulation Preparation. King Abdul Azis
University Pharmacy School Department. Malaysia. 2010
3) Gorantla, Naresh,.et al. Formulation and Evaluation of Face Pack
Containing Oats and Other Natural Ingredients. Balaji College of
PharmacyDept.

of

Anantapur, A.P, India


4) Martin. Dispending

Biotechnology,
of

Sri

Medication.

Krishnadevaraya
Marck

Publishing

University:
Company.

Pensylvania. 1979
5) Poucher, Jonh. 2000. Pouchers Perfumes, Cosmetics and Soaps Kluer
Academic Publishers. USA
6) S.K. Singh. 2000. Handbook on Cosmetics (Procces, Formulae with
Testing Methods). Asia Pasific Business Press inc
7) Surber C, Smith EW. The mystical effects of dermatological vehicles.
Dermatology. 2005
8) T. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science B.V. The
Netherlans, Amsterdams.

You might also like