Professional Documents
Culture Documents
Derivasi atau pengunaan derivatif kedua dan selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya
spektrum yang lebih tinggi pada derivatif selanjutnya (gambar. 1). Dengan demikian jumlah
spektrum akan bertambah karena pemecahan sejumlah puncak-puncak yang lebih terinci menjadi
dua spektrum.
Penentuan kadar teofilin dalam campuran teofilin dan parasetamol perlu dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri derivatif karena serapan maksimum dari parasetamol dan
teofilin berada pada panjang gelombang yang berdekatan. Hal ini menyebabkan terjadinya
tumpang tindih (overlapping) spektrum secara total. Spektrum yang tumpang tindih
menyebabkan kesulitan dalam penetapan kadar teofilin karena terganggu oleh serapan
parasetamol. Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk meningkatkan pemecahan
puncak yang saling tumpang tindih tersebut sehingga teofilin dapat ditetapkan kadarnya tanpa
terganggu oleh serapan parasetamol (Wulandari, 2008).
Penetapan kadar teofilin dalam campuran parasetamol dan teofilin secara spektrofotometri
derivatif dapat dilakukan dengan menggunakan metode zero crossing dan metode peak to peak
( Wulandari, 2008 ).
A. Metode Zero Crossing
Pada metode zero crossing spektra serapan normal salah satu konsentrasi dari masing-masing
senyawa atau komponen dibuat spektra derivat pertama, derivat kedua dan derivat ketiga dengan
menggambarkan selisih absorban dua panjang gelombang berdekatan vs harga rata-rata dua
panjang gelombang tersebut. Dari spektra derivat tersebut ditentukan panjang gelombang zero
crossing komponen, dimana zero crossing masing-masing zat ditunjukkan oleh panjang
gelombang yang memiliki serapan nol pada berbagai konsentrasi. Apabila suatu campuran zat
memiliki memiliki zero crossing lebih dari satu, maka yang dipilih untuk dijadikan analisis
adalah zero crossing yang :
serapan senyawa pasangannya dan campurannya persis sama, karena pada tersebut dapat
secara selektif mengukur serapan senyawa pasangannya.
memiliki serapan yang paling besar, karena pada serapan yang paling besar, serapannya lebih
stabil sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil (Hayun, 2006).
B. Metode Peak-to-Peak
Spektrum serapan larutan baku teofilin dan sampel dibuat spektrum derivatif pertama. Spektrum
derivatif pertama dibuat dengan memplotkan dA/d terhadap panjang gelombang (). Amplitudo
diperoleh dari selisih serapan 2 panjang gelombang yang berderet teratur dibagi , dalam hal ini
adalah 1 nm. Panjang gelombang peak-to-peak ditentukan dari penggabungan spektrum
derivatif larutan baku teofilin dan sampel. Dari hasil penggabungan spektrum derivatif tersebut,
dicari daerah panjang gelombang dimana terdapat spektrum yang saling berhimpitan satu sama
lain secara total yang menghasilkan puncak maksimum dan puncak minimum.
C. Teofilin ( C7H8N4O2 )
Teofilin memiliki nama lain Anhydrous Theophylline, 1,3-Dimethylxanthine; Teofilina dan
Theophyllinum. Bobot molekul dari obat ini adalah 180,2. Rumus struktur dari teofilin dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
3,7-Dihydro1,3dimethyl1H-purine2,6dione
Teofilin berupa serbuk kristal putih dengan titik lebur 270 - 274. 1
bagian teofilin terlarut dalam 120 bagian air, 80 bagian etanol dan 110
bagian kloroform; terlarut sebagian dalam eter; larut dalam asam
encer, ammonia, dan larutan alkali hidroksida. Absorbansi teofilin pada max 270 nm dalam
Larutan asam adalah sebesar 536 a sedangkan dalam larutan alkali atau basa absobansinya
sebesar 650a pada max 275 nm. Kurva absorbansi teofilin pada larutan asam serta basa dapat
dilihat pada gambar di bawah.
D. Paracetamol
Paracetamol memiliki nama lain Acetaminophen
atau
N-Acetylpaminophenol
N-(4Hydroxyphenyl)acetamide. Berat molekulnya 151,2.
sangat larut dalam air panas, larut dalam etanol, metanol, dimetilformamide, etilene diklorida,
aseton, dan etil asetat; sedikit larut dalam eter dan kloroform; serta tidak larut dalam petrolium
eter, pentane dan benzene.
,x=
Nilai
spektrum teofilin pada panjang
gelombang zero crossing parasetamol dimasukkan ke dalam persamaan kurva baku teofili
DAFTAR PUSTAKA
Fatah, A.M. 2008. Pemanfaatan Spektrofotometri Derivatif Untuk Penetapan Kadar
Dekstrometorfan Hidrobromida Dalam Tablet Obat Batuk.
Available at : www.i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=7138
Opened at
: 9 April 2011
Hayun, Harianto dan Yenti. 2006. Penetapan Kadar Triprolidina Hidroklorida dan
Pseudoefedrina Hidroklorida dalam Tablet Anti Influenza secara Spektrofotometri Derivatif.
Available at: http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n02/hayun0302.pdf
Opened at : 9 April 2011
Widjaja, I.N.K., dan N. P. L. Laksmiani. 2009. Petunjuk Praktikum Analisis Fisiko Kimia.
Jimbaran : Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana.
Wulandari, D., Regina D. F., Christine P. 2008. Penetapan Kadar Teofilin Dalam Campuran
Parasetamol, Salisilamida, dan Teofilin Secara Spektrofotometri Derivatif.