Professional Documents
Culture Documents
Diabetes
Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) atau yang sering dikenal dengan istilah penyakit kencing manis dapat
menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan yang serius pada organ-organ tubuh.
Gangguan-gangguan ini disebut komplikasi diabetes. Organ-organ tubuh yang dapat
mengalami komplikasi diabetes diantaranya mata, jantung, ginjal, kaki dan masih banyak
yang lain. Namun, jangan khawatir, berita baiknya adalah : dengan penanganan yang tepat
dan perubahan gaya hidup, onset komplikasi penyakit ini dapat dihambat atau dicegah.
Berdasarkan mulai timbulnya
digolongkan menjadi :
dan
lama
perjalanannya,
komplikasi
diabetes
dapat
a. Komplikasi akut
Terjadi akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dalam glukosa darah. Komplikasi
ini datangnya mendadak, dan dapat sembuh jika diatasi segera. Misalnya, infeksi yang
sulit sembuh, ketoasidosis diabetik (DKA), dan hipoglikemi dengan koma hipoglikemik.
Infeksi yang sulit sembuh
Diabetisi lebih mudah terinfeksi dan lebih sulit sembuh. Pada kondisi normal, kuman
yang masuk ke dalam tubuh akan dilawan dan dibunuh oleh leukosit. Sedangkan pada DM,
kerja leukosit menurun, sehingga tubuh menjadi lemah. Itulah sebabnya, mengapa kuman
yang masuk lebih sukar dibunuh, malah berkembang biak sehingga infeksi sulit sembuh.
Pada DM tipe 2 yang tidak terkendali, bila terjadi infeksi berat seperti infeksi paru atau borok
di kaki, gula darah dapat mendadak meningkat sangat tinggi. Dalam keadaan tersebut,
gejala klasik diabetes menjadi lebih berat. Sehingga diabetisi harus mewaspadai luka sekecil
apapun dan segera periksakan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan cepat.
Ciri-ciri gejalanya : tiba-tiba merasa sangat lapar, berkeringat dingin, jantung berdebardebar, pusing dan linglung. Jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan koma / tidak
sadarkan diri.Kondisi ini disebut koma hipoglikemik. Koma hipoglikemik adalah keadaan yang
sangat gawat karena jika tidak cepat diatasi akan mengakibatkan kematian. Bila merasakan
adanya gejala hipoglikemi, diabetisi harus segera minum air gula, atau memakan apa saja
yang mengandung gula seperti permen, sirop atau kue. Namun, bila penderita hipoglikemi
dan tidak sadar, segera bawa ke rumah sakit, jangan dipaksa minum karena air bisa masuk
ke dalam paru-paru. Di rumah sakt biasanya akan segera diberi suntikan glukosa intravena
(langsung ke dalam pembuluh darah) dan infus cairan glukosa. Pada usia lanjut, hipoglikemi
adalah hal yang harus dihindari, karena dampaknya fatal atau dapat menyebabkan
terjadinya kemunduran mental, dan butuh waktu yang lebih lama untuk menurunkan
kesadaran pada diabetisi usia lanjut.
b. Komplikasi menahun/kronis :
Umumnya terjadi 10-15 tahun setelah didiagnosis diabetes. Namun pada DM tipe 2,
seringkali beberapa komplikasi kronis sudah ada sewaktu pasien didiagnosis menyandang
diabetes. Hal ini terjadi karena diabetisi sudah lama menyandang diabetes namun tidak
disertai gejala yang jelas sehingga komplikasi tidak terpantau.
Dapat dikelompokkan menjadi:
Mikroangiopati : komplikasi yang disebabkan kelainan pembuluh darah halus, dapat
bermanifestasi pada organ mata (retinopati), dan ginjal (nefropati, yang pada akhirnya
perlu cuci darah).
Makroangiopati : komplikasi yang disebabkan pada pembuluh darah besar dapat
berwujud sebagai penyakit kardiovaskular (PKV) pada organ jantung (menyebabkan
sakit jantung), otak (menyebabkan stroke) dan tungkai bawah.
Komplikasi yang disebabkan kelainan saraf (neuropati).
(Menurut Konsensus
Diagnosis nefropati diabetik ditegakkan bila didapatkan kadar albumin >30 mg dalam
urin 24 jam pada 2 dari 3 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan, tanpa penyebab
albuminuria lainnya. Pengendalian glukosa, menjaga tekanan darah tetap dan pembatasan
asupan protein dalam diet (0,8 g/kg BB) akan mengurangi risiko terjadinya nefropati. Jika
tidak diatasi segera, nefropati diabetik dapat menyebabkan gagal ginjal. Satu-satunya cara
untuk mengatasinya adalah dengan cangkok ginjal (transplantasi ginjal). Sebelum
transplantasi ginjal dilakukan, upaya sementara adalah cuci darah atau hemodialisis.
Komplikasi
pada Susunan
Saraf
(Neuropati)
Kerusakan saraf
akibat
diabetes
disebut
diabetik
neuropati. Hampir setengah diabetisi memiliki beberapa bentuk kerusakan saraf. Seiring
waktu, tingginya kadar glukosa darah dapat membuat jejas pada dinding pembuluh darah
kecil yang memberi makan saraf, terutama di kaki. Saraf mengirimkan pesan ke dan dari
otak tentang rasa sakit, suhu dan sentuhan. Juga memberitahu otot kapan dan bagaimana
untuk bergerak, termasuk mengatur sistem tubuh yang mencerna makanan dan lewatnya
urin. Jika kadar glukosa darah tetap dijaga sesuai target, kerusakan saraf dapat dicegah atau
dihambat kerusakan saraf. Jika sebelumnya sudah memiliki kerusakan saraf, dapat
mencegah atau menunda kerusakan lebih lanjut.
Neuropati dapat terjadi pada saraf dari beberapa organ berikut :
Neuropati pada tungkai dan kaki
Diabetisi seringkali mengalami komplikasi pada pembuluh darah besar di tungkai bawah
dan kaki akibat adanya penebalan dinding pembuluh darah besar (makroangiopati), dikenal
dengan istilah aterosklerosis, sehingga aliran darah ke tungkai dan kaki menjadi tidak lancar
dan berkurang. Hal ini menimbulkan beberapa keluhan diantaranya kaki terasa dingin, kram
(kejang) otot tungkai dan kulit kering. Keadaan ini seringkali juga disertai dengan neuropati.
Makroangiopati dan neuropati pada kaki diabetes sering disebut diabetic foot (kaki diabetik).
Neuropati yang berperan pada komplikasi ini terutama adalah neuropati pada kaki yang
menyebabkan mati rasa (baal, kebas). Mati rasa menyebabkan diabetisi tidak merasakan
apa-apa walaupun kaki terluka parah. Jika tidak segera diatasi, terutama jika dimasuki
kuman (terjadi infeksi), dapat menjadi borok parah dan bisa terancam diamputasi. Itulah
sebabnya diabetisi harus memperhatikan dan merawat kesehatan kakinya.
Diabetes juga memiliki keterkaitan terhadap komplikasi atau gangguan potensial lainnya
seperti :
Kesehatan Pria
Seks merupakan bagian yang penting dalam kehidupan dan hubungan rumah tangga.
Namun, diabetes dapat mempengaruhi kehidupan sex pria. Neuropati pada laki-laki dapat
dapat menyebabkan terjdinya disfungsi ereksi (impoten). Pada diabetisi, disfungsi ereksi
dapat terjadi pada usia yang relatif muda tanpa sebab lain, dan risikonya dapat makin cepat
terjadi apabila gula darah semakin tinggi, serta kebiasaan merokok, oleh sebab itu sangat
diperlukan pengendalian gula darah yang baik (1).
Kesehatan Wanita
Kasus diabetes dapat berat bila terjadi pada wanita. Beban diabetes pada wanita adalah
unik karena penyakit ini tidak hanya mempengaruhi ibu tetapi juga anak mereka yang
belum lahir. Diabetes dapat menyebabkan kesulitan selama kehamilan seperti keguguran
atau bayi yang lahir mengalami cacat. Wanita penyandang DM juga lebih mungkin untuk
mengalami serangan jantung, serta usia terjadinya bisa lebih muda, daripada wanita tanpa
diabetes (1).
Wanita Hamil
Diabetes melitus gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat (TGT,
GDPT, DM) yang terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan sedang berlangsung.
Penilaian adanya risiko DMG perlu dilakukan sejak kunjungan pertama sewaktu
memeriksakan kehamilannya. Berikut faktor risiko DMG : obesitas, adanya riwayat DMG,
abortus berulang, adanya riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan atau melahirkan
bayi dengan >4 kg, dan adanya riwayat preeklampsia. Diagnosis DMG ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan TTGO dengan pembebanan 75 gram glukosa setelah
berpuasa 8-14 jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan glukosa darah puasa, 1 jam, dan 2 jam
setelah beban.
DMG ditegakkan apabila ditemukan hasil pemeriksaan glukosa darah puasa >95 mg/dL,
1 jam setelah beban >180 mg/dL dan 2 jam setelah beban >155 mg/dl. Apabila hanya
dilakukan 1 kali pemeriksaan glukosa darah maka lakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam
setelah pembebanan, bila didapatkan hasil glukosa darah >155 mg/dl, sudah didiagnosis
sebagai DMG.
Wanita yang selama hamilnya dapat mengendalikan diabetesnya dapat melahirkan bayi
yang sehat. Kuncinya adalah menjaga gula darah tetap pada range normal sebelum dan
selama hamil. Jika sebelumnya sudah menyandang DM tipe 1 maupun DM tipe 2, mengatur
kadar glukosa darah dan A1c mendekati normal sebelum dan selama trimester pertama
adalah sangat penting terutama terhadap perkembangan anak selama dalam rahim ibu. Jika
kadar glukosa darah tetap dijaga mendekati normal sejak terjadinya pembuahan, risiko
cacat lahir dapat diturunkan secara signifikan.
Gangguan Pendengaran
Kurang/hilangnya pendengaran terjadi 2 kali pada
diabetes dibanding yang non DM. Pendengaran tergantung
pada pembuluh darah halus dan saraf telinga dalam dalam.
Penelitian menunjukkan bahwa tingginya kadar glukosa
darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf, yang
dapat menurunkan kemampuan pendengaran.
Osteoporosis
Diabetes dapat menyebabkan mineral densitas tulang menjadi lebih rendah, sehingga
meningkatkan risiko osteoporsosis.
Gastroparesis
Adalah salah satu jenis neuropati (kerusakan saraf) di mana makanan menjadi lama
meninggalkan perut, hal ini disebabkan tingginya kadar glukosa darah jangka panjang.
Gastroparesis merupakan gangguan yang mempengaruhi penyandang DM tipe 1 dan tipe 2
di mana perut terlalu lama untuk mengosongkan isinya (pengosongan lambungnya
tertunda). Saraf vagus mengontrol pergerakan makanan di saluran pencernaan. Jika saraf
vagus rusak atau berhenti bekerja, otot-otot lambung dan usus tidak bekerja secara normal,
dan pergerakan makanan dihambat atau terhenti. Seperti jenis neuropati lainnya, diabetes
dapat merusak saraf vagus jika kadar glukosa darah tetap tinggi dalam jangka panjang.
Glukosa darah yang tinggi menyebabkan perubahan kimia pada saraf dan kerusakan
pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke saraf. Terganggunya/terhambatnya
pencernaan menjadikan manajemen diabetes lebih sulit. Manajemen kondisi ini dapat
diterapi dengan insulin, obat-obatan, diet atau pada kasus yang berat, dengan feeding tube
(1).
Kanker
Penyandang DM lebih berisiko mengalami kanker, namun belum diketahui alasan atau
penyebab pastinya. Kemungkinan disebutkan bahwa faktor-faktor yang meningkatkan risiko
DM tipe 2 juga meningkatkan risiko kanker, atau juga dapat menjadi salah satu faktor
penyakit atau pengobatannya. Keterkaitannya dalam hal ini masih aktif diteliti dan hingga
saat ini, tidak ada perubahan rekomendasi pengobatan.
10 Tips bagi penyandang diabetes untuk menghindari komplikasi diabetes :
1. Berkomitmen untuk mengendalikan diabetes
2. Tidak merokok
3. Tetap kendalikan tekanan darah dan kontrol kadar kolesterol
4. Lakukan pemeriksaan mata dan fisik secara teratur
5. Vaksin up to date
6. Jaga kebersihan gigi
7. Jaga kesehatan kaki
8. Pertimbangkan konsumsi aspirin per hari
9. Jika mengkonsumsi alkhohol, lakukan secara bertanggungjawab
10. Manajemen stres
Rujukan :
1. http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/complications/
2. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Meitus Tipe-2 di Indonesia. 2011
3. Care Your Self. Diabetes Melitus. Dr.Ade Tobing, SpKO, Ir B.Mahendra, Akp., Ir.Diah Krisnatuti
4. Hartini, Sri. Diabetes? Siapa Takut!! Cetakan I, Agustus 2009. Penerbit Qanita
5. http://www.mayoclinic.com/health/type-2-diabetes/DS00585/DSECTION=complications
6. Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi : buku saku/Elizabeth J.Corwin ; alih bahasa, Nike Budhi Subekti ; editor
edisi bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha dkk, Ed 3. Jakarta, EGC, 2009.
7. Baughman, Diane C. Keperawatan medikal - bedah : buku saku untuk Brunner dan Suddarth/penulis,
Diane C. Baughman, JoAnn C. Hackley ; alihbahasa, Yasmin Asih ; editor, Monica Ester- Jakarta : EGC,2000.
8. Hoogwerf, BJ. Complication of Diabetes Melitus. Int J Diabe Dev Countries. 2005 ; 25:63-69
9. Fowler MJ. Microvascular and Macrovascular Complications of Diabetes.Clinical Diabetes 2008; 26 :77-82