You are on page 1of 3

NAMA

NIM
TUGAS

: ANINDA VIRGYNIA PUTRI


: M0212013
: OPTOELEKTRO

Analisis Ketergantungan Numerical Aperture di L-Band


Sistem Komunikasi Optik WDM 16-Channel
Wavelength Division Multiplexing (WDM) adalah teknologi dasar jaringan optik dimana
serat optik yang digunakan untuk membawa banyak saluran terpisah dan independen. WDM
pada dasarnya adalah teknik transmisi serat optik, sinyal dari panjang gelombang yang berbeda
dan optik diperkuat oleh amplifier optik seperti erbium-doped fiber amplifier yang mampu
memberikan kapasitas data yang lebih dari ratusan gigabit per detik selama ribuan kilometer
dalam mode single. Setiap saluran komunikasi dialokasikan panjang gelombang yang berbeda
dan kemudian saluran ini multiplexing oleh multiplexer ke serat tunggal. Di tempat tujuan,
panjang gelombang yang berbeda di demultiplexing dengan menggunakan demultiplexer dan
spasial dipisahkan untuk saluran penerima yang berbeda.
MODEL TEORI
Erbium memiliki beberapa sifat penting untuk penguat optik. Ion erbium (Er3+) memiliki
tingkat kuantum yang memungkinkan untuk memancarkan pada panjang gelombang 1.540 nm,
yang memiliki daya dalam fiber optik berbasis silika. Tingkat kuantum Erbium juga
memungkinkan untuk menjadi sinyal baik di panjang gelombang 980 nm atau 1480 nm, yang
keduanya fiber berbasis silika. Erbium-doped fiber amplifier dapat memperkuat cahaya di
panjang gelombang 1500 nm pada transmisi ketiga serat optik berbasis silika.
SISTEM SETUP
Sistem ini terdiri dari 16 sinyal input (saluran), sebuah multiplexer yang ideal, dua
isolator,
pompa laser, erbium-doped fiber, Fiber Bragg Grating, demultiplexer, detektor foto PIN, low
pass Bessel filter, 3R regenerator dan BER analyzer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Ada 16 sinyal wavelength division multiplexing di daerah panjang gelombang 1570-1610 nm
(yaitu L-Band) yang memiliki 2,5 nm channel spasing. Daya masing-masing saluran adalah -30
dBm. Memompa di panjang gelombang 980 nm untuk merangsang atom erbium-doped fiber ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Dua isolator untuk mencegah sinyal Amplified Spontaneous
Emission (ASE) menyebar ke arah belakang.

Gambar 1. 16 Saluran Sistem Komunikasi Optik WDM menggunakan EDFA

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2 menunjukkan grafik gain amplifier sebagai fungsi Numerical Aperture dari
erbium-doped fiber amplifier. Peningkatan gain
amplifier sebagai fungsi Numerical Aperture dari
erbium-doped fiber amplifier tetap konstan (jenuh)
setelah mencapai pada tingkat tertentu untuk setiap
daya pompa. Gain amplifier meningkat ketika
Numerical Aperture tumpang tindih antara bidang
modus dan erbium ion optik. Oleh karena itu
meningkatkan daya pompa Numerical Aperture
yang diperlukan untuk memperoleh gain maksimum
menjadi kurang. Maka Numerical Aperture yang
terbaik berkisar 0,3-0,4 untuk kinerja terbaik dari
erbium-doped fiber amplifier untuk mendapatkan
gain amplifier maksimal.
Gambar 2. Grafik variasi gain amplifier terhadap
Numerical Aperture dari erbium-doped fiber amplifier pada berbagai daya pompa
Gambar 3 menunjukkan grafik variasi amplifier noise figure dari 16 saluran sistem
komunikasi optik untuk daya pompa yang berbeda
terhadap Numerical Aperture dari erbium-doped
fiber amplifier. Daya input dijaga konstan pada -30
dBm untuk mengurangi noise figure. Ketika
Numerical Aperture dari erbium-doped fiber
amplifier meningkat, noise figure dari ASE
berkurang karena penurunan ion erbium-doped ke
erbium-doped fiber amplifier dan menyebabkan
peningkatan sinyal untuk rasio noise figure pada
output amplifier dan karenanya noise figure
berkurang.
Gambar. 3: Variasi amplifier noise figure terhadap
Numerical Aperture dari erbium-doped fiber amplifier pada berbagai daya pompa.
Gambar 4 menunjukkan grafik gain
amplifier terhadap erbium-doped fiber radius.
Densitas ion erbium yaitu 1.000 ppm-wt. Gain
amplifier meningkat dengan erbium-doped fiber
radius berkurang, karena cahaya sinyal terserap
sehingga ion erbium tidak ada pada daya pompa
kecil. Gain amplifier maksimum (31,5 dB) pada 3
m erbium-doped fiber radius saat daya pompa
200 mW.

Gambar 4. Grafik gain amplifier terhadap erbium-doped fiber radius pada berbagai daya pompa.

Gambar. 5 menunjukkan grafik amplifier noise terhadap erbium-doped fiber radius.


Meningkatnya erbium-doped fiber radius, amplifier
noise juga meningkat. Hal ini terjadi karena ada
tumpang tindih antara intensitas medan modus di
pompa dengan sinyal panjang gelombang yang
mengakibatkan efisiensi pompa menurun dengan
meningkatnya erbium-doped fiber radius. Dimana
efisiensi pompa adalah perbandingan antara gain
dalam desibel dan daya pompa dalam miliWats.
Amplifier noise minimum 3,1 dB dengan erbiumdoped fiber radius 3 m ketika daya pompa 200 mW.
Sehingga kisaran 1m-3m adalah erbium-doped
fiber radius terbaik.
Gambar. 5. Grafik amplifier noise terhadap erbium-doped fiber radius pada berbagai daya
pompa.
Gambar. 6 menunjukkan Grafik BER terhadap Numerical Aperture dari erbium-doped
fiber amplifier. BER menurun ketika Numerical
Aperture dari erbium-doped fiber amplifier
meningkat. Hal ini terjadi karena noise pada ASE
yang dihasilkan dalam erbium-doped fiber amplifier
berkurang, sehingga tidak akan menurunkan sinyal
dan mengurangi tingkat error bit dari sistem
komunikasi. Oleh karena itu dapat menyimpulkan
bahwa Numerical Aperture terbaik pada kisaran 0,10,3 untuk erbium-doped fiber amplifier.

Gambar. 6: Grafik BER terhadap Numerical Aperture dari erbium-doped fiber amplifier pada
berbagai daya pompa.
KESIMPULAN
Perbandingan berbagai daya pompa menunjukkan bahwa daya pompa meningkat,
amplifier gain dari EDFA meningkat dan bit error rate menurun. Amplifier gain maksimum
(31,5 dB) diperoleh pada 4 m erbium-doped fiber radius dan gain amplifier maksimum pada
Numerical Aperture 0,3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa amplifier gain maksimum
diperoleh saat erbium doping radius berkurang. Erbium-doped fiber radius optimum 3.06 m.

Sumber :
Kamalbir Kaur et al Int. Journal of Engineering Research and Applications
ISSN : 2248-9622, Vol. 4, Issue 1( Version 3), January 2014, pp.50-57
www.ijera.com

You might also like