Professional Documents
Culture Documents
DAN CARA
PEMBUATANNYA
Enny Kusumastuti
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
Sediaan padat :
1. Pulveres
2. Pulvis
3. Capsulae
4. Tabulae
5. Pilulae
6. Suppositoria
PULVERES
Pulveres
- serbuk sederhana (tidak bercampur, pulveres simplices))
- serbuk komposisi (campuran, pulveres mix)
Cont
Keuntungan
Penyerapan oleh GIT cukup baik
Dokter dapat menyusun kombinasi dan dosis obat
sesuai kebutuhan
Kerugian
Rasa pahit tidak dapat disembunyikan
Tidak semua obat dapat diberikan dalam bentuk ini.
Cont
Syarat pembuatan pulveres:
Kering
Halus
Homogen
Keseragaman bobot
Cont
Cara Pembuatan :
Prinsip dasar pencampuran:
Penyusupan partikel bahan yang satu diantara
bahan lainnya, sampai keberadaan setiap partikel
di suatu bagian pencampuran adalah sama.
Bila tidak ada perbedaan pada pencampuran
homogen
Pengujian homogenitas pulveres digunakan
corrigensia coloris (zat warna)
PULVIS
Pulvis (serbuk tidak terbagi) adalah bentuk
sediaan berupa serbuk tak terbagi yang halus
dan kering dan apabila mengandung lebih
dari satu bahan harus homogen.
Ada dua macam:
Pulvis untuk obat dalam (oral)
Pulvis untuk obat luar
Cont
Pulvis untuk pemakaian oral :
Cont
Sediaan pulvis untuk obat luar:
pulvis dentrificius
= serbuk gigi
cont
Pembuatan pulvis
o
Cont
o
cont
1.
-
2.
-
- magnesium carbonat
- kieselgur
- silisium dioksida
- magnesium oksida
cont
Contoh Penulisan Resep Pulvis
1. Dari Bahan Baku
R/
Ac. Salisilat
0,5
Ac. Boric
0,5
Mentol
0,2
Lanolin
2
Talk ad
50
m.f.l.a. pulv. Adsp
s u e (signa usus externus)
cont
2. Dari Preparat Standar
R/ Salicyl talc 100
sue
3. Dari Obat Paten
R/ Caladine powd. Btl. 1
s.b.d.d.u.e. m & v
(Signa bis de die usus externus
mane & vespere)
cont
Catatan:
Ac. Salic dan Ac. Boric : bakteriostatik
Lanolin
: zat pelekat pada kulit
Talk
: vehikulum
Mentol
: menghilangkan gatal
CAPSULAE
Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang
kapsul, keras atau lunak, mempunyai
ukuran berbeda-beda, dan mengandung
bahan obat padat (berbentuk serbuk, granul,
pellet) atau cairan yang dikentalkan.
Ukuran Cangkang Kapsul:
000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
makin kecil
Cont
Jenis kapsul :
a. Kapsul pati
tidak digunakan lagi
b. Kapsul gelatin :
- kapsul lunak (35% gelatin dan 65% gliserol)
- kapsul keras (gelatin, gula dan air)
Syarat sediaan kapsul:
keseragaman bobot
waktu hancur
keseragaman kadar
Cont
Pengisian kapsul :
Serbuk harus mempunyai keseragaman
ukuran partikel
Pencampuran serbuk = pulveres
Bedanya pada tahap pengemasan pulveres
dibagi kemudian dibungkus, sedangkan pada
kapsul setelah dibagi serbuk dimasukkan ke
dalam cangkang kapsul.
Cont
Keuntungan bentuk sediaan kapsul :
Cont
Contoh resep kapsul
1. Dari Bahan Baku
R/ Aminophylin
mg 150
m.f.l.a. pulv da in caps dtd no. XX
s 3 dd cap I
2. Dari Obat Paten/Obat Jadi
R/ Rifadin
300 mg kap no X
s s dd cap I m.a.c
TABULAE
Cont
Cont
Komposisi tablet :
Zat berkhasiat
Zat pengisi : laktosa, amylum, Ca fosfat,
glukosa, manitol ( tab.sublingual, hisap dan
vagina), levulosa (untuk penderita D.M) dan
bahan lain yang cocok.
Zat pengembang : pati, pectin, agar, Na CMC
Zat pelicin : talk, Mg stearat, Na Stearat, lemak,
paraffin cair.
Cont
Cont
Kerugian pemberian tablet:
1. Dokter sulit menetapkan dosis pada terapi
individu karena dosis sudah ditetapkan,
2. Komposisi dan dosis masing-masing obat
belum tentu sesuai dengan kebutuhan
penderita,
3. Bila waktu hancur dan kecepatan disolusi tidak
memenuhi syarat , maka sasaran pengobatan
tidak tercapai.
next
Tablet terdiri dari : - compressed tablet
<tabIet kempa>
- molded tablet
- peIIet
Compressed tablets
1. Tablet biasa, dibuat dengan cara
ditekan (kempa), contoh : tablet teofilin
next
3.Film coated tablet, tablet yang disalut dengan
lapisan tipis atau film yang dibuat dari bahan
sintetik, contoh : Meiact tablet
4.Multiple compressed tablets, tablet yang
dicetak berganda (pembuatannya memerlukan
lebih dari satu tekanan menjadi tablet dengan
beberapa lapisan atau tablet dalam tablet :
Layered tablets (tablet berlapis) : Decogen tab
Press-coated tablets : Mexaform tablet
next
5. Prolonged action tablets :
- dirancang untuk melepaskan bahan
berkhasiat secara lambat
- memberi cadangan obat secara terus
menerus dalam jangka panjang,
- mencegah absorpsi obat yang sangat cepat
mencegah kons puncak obat daIam
pIasma sangat tinggi
Jenis proIonged action : Sustained action, Delayed
action, Repeat action, Extended release
next
next
next
Keuntungan dan kerugian produk proIonged
action :
Keuntungan :
1. Mempertahankan kadar obat terapetik
daIam darah, memberikan respon kIinik yg
diperpanjang dan konsisten pada penderita
2. Mengarahkan pada kepatuhan penderita yg
Iebih baik daIam meminum obat
3. Mengurangi biaya
next
Kerugian :
1. BiIa penderita mendapat reaksi samping
obat , Iebih suIit untuk menghiIangkan obat
dari sirkuIasi darah
next
6. Effervescent tablets, berisi zat tambahan NaHCO3
+ as.organik <as.sitrat / as.tartrat>
Cara pemakaian: dengan melarutkan tablet dalam
air
CO2 , contoh : CDR
7. Buccal dan Sublingual Tablets <abs meI mukosa>
a. Buccal tablets disisipkan diantara pipi dan gusi dalam
rongga mulut
b. Sublingual tablets diIetakkan dibawah lidah, melarut
cepat sehingga zat berkhasiatnya mudah diserap.
Contoh: Farsorbid tablet
next
8.Lozenges (tablet hisap) contoh : FG troches
9. Pastiles
Lozenges dengan zat tambahan berupa
gliserin dan gelatin, contoh : Valda pastiles
Molded tablets
PeIIet
Jenis Tablet
1.
2.
3.
Cont
3.1Tablet
Supositoria
Macam-macam Supositoria :
Supositoria analia (supositoria)
Supositoria vaginalia (ovula)
Supositoria urethralia (bacilla)
Cont
1. Supositoria analia (supositoria)
Sediaan padat yang digunakan melalui rectum, umumnya
bentuk seperti torpedo
Berat :
2 gram untuk anak-anak
3 gram untuk dewasa
Syarat umum :
Padat pada suhu kamar
Cont
2. Supositoria vaginalia (ovula)
Sedian padat yang digunakan melalui vagina,
umumnya berbentuk telur, dapat melarut, melunak,
dan meleleh pada suhu tubuh.
Cont
3. Supositoria urethralia (bacilla)
Sediaan padat yang dapat dimasukkan ke dalam
urethra. Dapat melarut, dan meleleh pada suhu
tubuh
Jarang digunakan
Berat bacilla 2-4 gram, bentuk batang atau tongkat
kecil, 5 mm, p = 50 mm (wanita) dan 125 mm
(pria).
Cont
Tujuan Pemberian Suppositoria
Efek Sistemik
Cont
Bahan Dasar Supositoria
Polietilenglikol
Gliserol-gelatin
Cont
Syarat-syarat Bahan Dasar Suppositoria :
1. Secara fisiologis netral
cont
Cara pembuatan
1. Cara Tuang
Paling sering digunakan, dengan melebur massa
yang disatukan dengan bahan obat, kemudian
dituang dalam pembentuk. Dalam hal ini harus
diperhatikan suhu peleburan tidak boleh terlalu
tinggi dan leburan harus jernih.
2. Cara Cetak
Massa dan bahan obat dicampur dan diserbuk
halus, kemudian dicetak.
cont
Keuntungan pemberian bentuk supositoria :
cont
Contoh resep :
1. R/
Aminophylin
250 mg
Ol. Cacao q.s
m.f.supp.d.t.d. no X
s s dd supp. I h.d.
2. R/
Flagystatin
vag Tab No V
s s dd vag Supp. I h.d.
:
: linimentum
: unguentum
: sapo medicatus,
emplastrum
next
next
Linimentum
Resep Linimentum
Contoh :
1. R/ Zinci oxyd 30
Ol. Sesami 20
mds zink olie
2. R/ Benzyl benzoas
Emulgide
Ol. Sesami
Aqua ad
m.f.l.a emulsi
14
0,75
0,75
70
anti scabies
UNGUENTUM (SALEP)
Sediaan setengah padat yang digunakan
sebagai obat luar. Mudah dioleskan pada
kulit tanpa kekerasan dan tanpa pemanasan.
Konsistensinya lembek seperti mentega.
Menurut Farmakope Indonesia, unguentum
adalah gel dengan perubahan bentuk plastis
yang digunakan untuk kulit sehat, sakit, atau
terluka, atau pada selaput lendir hidung dan
mata.
next
next
Syarat Dasar Salep :
- Secara terapi netral
- Tidak ada mikroorganisme
- Tidak ada interaksi fisika-kimia dengan
bahan obat
- Stabil secara fisika, kimia, dan
mikrobiologi
- Diketahui pengaruhnya terhadap bahan obat
next
C. Salep diadermik (salap resorpsi)
Pelepasan bahan obat menembus kulit
dan menimbulkan efek tetap. Obat ini tidak
lazim hanya untuk senyawa tertentu,
misalnya obat senyawa raksa, iodida, dan
belladonna. Vehikulum yang digunakan
lanolin, adeps lanae, dan oleum cacao.
Contoh resep
1. Salep Epidermik
R/
Ung. Acidi borici 10 %
sue
2. Salep Endodermik
R/
Menthol
2
Methyl salicyl
Ol. Cocos
3
Adeps lanae ad 20
sue
20
next
3. Salep diadermik
R/ Albucid
1
Paraf. Liq
2
Adeps lanae ad
10
m f occulenta
sue
CREAMOR (KRIM)
Sediaan setengah padat, berupa emulsi,
mengandung air tidak kurang dari 60 %.
Sediaan kosmetika mengandung air lebih
dari 60%. Penggunaan untuk terapi lokal
- Dasar krim:
Emulsi tipe A/M atau M/A
- Bahan dasar krim : - emulgide
- trietanolamin
next
Cara pembuatan dasar krim A dan B
a.Emulgide dan oleum sesami masukkan cawan
penguap,panaskan diatas penangas air sampai
melebur.
b.Aqua dalam cawan penguap dipanaskan.
c.Campur a dan b (suhu 70C) dalam mortir yang
sudah dipanaskan. Campuran diaduk sampai
homogen dan dingin, kemudian digunakan untuk
pembuatan krim
next
Cara pembuatan dasar krim C
next
Contoh resep
1. Krim Air dalam Minyak
a. R/ Cold cream usp
sue
b. R/ Spermaceti
Cera alba
Paraf. Liq
Borax
Aquadest
sue
100
12,5
12
56
0,5
19 ml
next
2.
14,2
10
0,25
1
75
30
10
100
Pasta
next
Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta :
Mengikat cairan sekret
Lebih baik dari salep untuk lesi yang akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan.
Tidak mempunyai daya penetrasi
Mengurangi rasa gatal lokal.
Bahan obat lebih melekat pada kulit sehingga
meningkatkan daya kerja lokal.
Contoh resep
1. R/Asam salisilat 0.5
Zink oxyd
2
Amyl manihot 3
Vas alb ad 10
mf pasta
sue
2. R/ Resorcinol
0.5
Sulfur praecip 1
Zink oxyd
2
Paraf.sol
1
Vas alb ad 10
mf pasta
sue
next
Sapo
Sapo atau sabun dibuat dengan proses
penyabunan alkali dengan lemak atau asam
lemak tinggi
Konsistensi sapo tergantung pada basa yang
dipakai untuk proses penyabunan
Kalium hidroksida : sabun lunak / lembek
Natrium hidroksida : sabun keras
next
Sabun obat :
a. Sapo kalinus = sabun hijau
Merupakan sabun lunak, dibuat dari
penyabunan KOH dengan minyak nabati,
mengandung gliserin
Digunakan untuk membersihkan kulit pada
persiapan operasi atau rambut dengan
kondisi dermatologis.
next
b. Sapo medicatus = sabun obat
Merupakan sabun keras, berwarna
kekuningan, dibuat dari NaOH dengan
minyak atau asam lemak tinggi
Tidak mengandung gliserin
Digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan sabun obat yang mengandung
sulfur presipitatum (sabun belerang), fenol
(sabun antiseptik), balsamum peruvianum
(sabun purol)
EMPLASTRUM (plester)
next
Syarat plester :
Massa plester harus melekat kuat pada
bahan pembawa
Tidak boleh menarik benang atau menyebar
Tidak boleh melekat baik dengan bahan
penutup
Harus melekat pada kulit tanpa dipanaskan.
next
Tujuan Pemberian Plester
Memberikan perlindungan dan bantuan
mekanis pada kulit.
Obat tidak mudah meleleh , kontak dengan
daerah sakit lebih lama sehingga efek lokal
lebih intensif.
Solutio
Mixtura
Mixt, agitanda
Suspensi
Emulsi
Aerosol
Intravaskular
Intramuskular
suspensi).
: (pelarut air).
: (pelarut air,minyak,atau bentuk
Sediaan cair
next
Obat minum
Solutio, Mixtura, Suspensi,Sirupus
Saturatio, Emulsi
Obat tetes
Pemakaian luar
: - guttae ophtalmicae
- guttae nasales,
- guttae auriculares
Pemakaian dalam : - vitamin
- antibiotika,
- analgesik.
Sediaan cair
next
- Kelarutan
- Keasaman-kebasaan
- Tonisitas
- Viskositas
next
3. Suspensiones (suspensi)
Sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat yang terdispersi dalam suatu cairan.
Ditambahkan emulgator atau suspending
agent (bahan pensuspensi) untuk
menambahkan viskositas cairan sehingga
pengendapan obat dapat diperlambat.
Contoh : Myanta suspension
next
4. Emulsiones (emulsi)
Sediaan yang mengandung minyak atau
lemak yang terdispersi dalam suatu cairan,
distabilkan dengan emulgator.
Type emulsi : emulsi minyak dalam air dan
emulsi air dalam minyak.
Contoh : Scotts emulsion
next
5. Elixira (eliksir), sediaan cair dengan pelarut
utama etanol dan dimaksudkan untuk
mempertinggi kelarutan bahan berkhasiat.
Contoh : Bisolvon sirup
Mucohexin sirup.
next
6. Saturatio, sediaan cair yang mengandung
larutan jenuh CO2 yang dibebaskan dari
reaksi CO3-2 dan HCO3 -(reaksi asam
organik dengan garam basa karbonat).
Biasa diberikan pada pasien dengan
gangguan absorpsi saluran pencernaan
karena obat dalam bentuk ini dapat
mempercepat absorpsi.
next
7. Sirupus, sediaan bentuk cair berupa larutan
next
8. Guttae (obat tetes), sediaan cair berupa
larutan, suspensi atau emulsi yang
dimaksudkan untuk obat luar atau obat
dalam, digunakan dengan cara
meneteskan dengan menggunakan
penetes
- untuk obat dalam, umumnya digunakan
pada bayi, disebut paediatric drops.
- untuk obat luar : guttae ophthalmicae,
guttae auriculares dan guttae nasales
next
Guttae auriculares :obat tetes yang digunakan untuk
telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam lubang
telinga.
Pembawa umumnya bukan air, yang sering digunakan
gliserol dan propilenglikol, pH antara 5 6.
Bahan berkhasiat meliputi:
- Antibiotika
- Antifungi
- Lokal anestetika
- Kortikosteroid
- Antiseptika
next
Guttae nasales: obat tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung bahan pensuspensi, bahan
dapar dan bahan pengawet.
Pembawa umumnya air.
Bila digunakan pembawa selain air, diharapkan pH
antara 5,5 sampai 7,5 dengan kapasitas dapar sedang.
Sebaiknya larutan isotonis/hampir isotonis.
next
Guttae ophthalmicae: sediaan steril berupa larutan
atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar
kelopak mata dan bola mata, mengandung zat
pengawet a.l. Tiomersal 0,002%, Garam fenil merkuri
0,002%, dll
next
9. Aerosol (obat semprot)
Sediaan cair sebagai sistem koloidal yang terdiri
dari zat cair / zat padat yang terbagi sangat
halus sekali dalam gas. Untuk pemakaian obat
ini digunakan wadah khusus yang dilengkapi
dengan ventil atau cara khusus lain.
Gas yang digunakan adalah gas yang dapat
dicairkan dengan tekanan dan mempunyai
kekuatan untuk menyemprotkan obat keluar dari
wadah melalui katup.
Aerosol untuk obat dalam: pengobatan simptomatis
seperti asma bronkhi
Aerosol obat luar (topikal) : anestesi
Aerosol
Sediaan injeksi
Pelarut :
Air
Bukan air: - minyak: ol. Neutralisata ad inj
- bukan minyak: alkohol,
gliserol,polietilenglikol
Sediaan injeksi
Wadah :
Sediaan injeksi
Suntikan berdasarkan tempat injeksinya :
Injeksi intravena, langsung ke vena memberi onset of
action yang paling cepat,pelarut air
Injeksi intramuskular,ke dalam jaringan, menghasilkan
efek obat yang cepat dibandingkan i.v.
Injeksi intraarterial, ke dalam arteri
Injeksi intrathecal, pada selaput otak
Injeksi intraperitoneal, ke dalam rongga perut
Injeksi subcutan, ke dalam jaringan dibawah kulit, dll