You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN III
PEMBUATAN KALIUM IODAT

OLEH
NAMA

: JESSI

STAMBUK

: F1C1 13 052

KELOMPOK

: VII (TUJUH)

ASISTEN

: ASTUTI ARSYAD

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

I; PENDAHULUAN
A; Latar Belakang

Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5oC. Ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dapat dengan cepat
teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru.
Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan
terbakar dengan nyala lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta.
Sedangkan iodida merupakan unsur halogen yang reaktif, dan berbentuk padat,
berwarna biru-hitam pada suhu kamar, serta dalam bentuk murninya iodida
merupakan unsur yang bersifat racun. Iodat lebih stabil dalam impure salt pada
penyerapan dan kondisi lingkungan (kelembaban) yang buruk penambahan tidak
menambah warna, penambahan dan rasa garam
Salah satu upaya memiliki dampak positif terhadap peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi masyarakat. Dalam skala
nasional garam merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan
oleh manusia. Hampir seluruh makanan umumnya menggunakan garam sebagai
penyedap rasa untuk memberikan cita rasa. Air sangat bermanfaat untuk tubuh
kita. Perlu kita ketahui bahwa tubuh manusia mengandung 60-70% air dari
seluruh berat badan sehingga bila tubuh kekurangan 20% air saja dapat
mengakibatkan kematian. Kalium Iodat (KIO3) merupakan salah satu zat yang
harus ada pada garam beriodium. Kalium Iodat (KIO3) juga terdapat dalam air.
Garam iodium berasal dari persenyawaan zat air dan zat asam iodium,
(HI) atau persenyawaan iodium dengan senyawa bukan logam atau organik yang
berasl dari ion I Berguna untuk menjaga pertumbuhan kelenjar gondok atau
tiroksin. Empat senyawa anorganik yang digunakan sebagai sumber iodida,
tergantung pada produsen: iodat kalium, kalium iodida, natrium iodat, dan natrium

iodida. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukanlah percobaan


pembuatan kalium iodat.
B; Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana proses pembuatan


kalium iodat?
C; Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk memberikan gambaran


tentang proses pembuatan kalium iodat.
D; Manfaat

Manfaat yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah dapat mengetahui
gambaran tentang proses pembutan kalium iodat

II; TINJAUAN PUSTAKA

Kalium, K (Ar:39,098) merupakan logam putih perak yang lunak. Logam


ini melebur pada suhu 63,5 C. Kalium akan cepat berubah pada keadaan kering,

tetapi sangat cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu
lapisan baru. Garam-garam kalium ini mengandung kation monovalen K : garamgaram ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali jika
anionnya berwarna (Shevla, 1990).
Iodat merupakan salah satu dari beberapa oksidator yang dapat
mengoksidasi iodida menjadi iodium dalam suasana asam. Pada penelitian ini,
reaksi dilakukan pada kondisi asam. Karena pada keadaan asam kuat maka
amilum yang dipakai sebagai indikator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan
ini iodida (I-) yang dihasilkan dapat diubah menjadi iodium (I2) dengan adanya
oksigen (O2) dari udara bebas, reaksi ini melibatkan ion (H +) dari asam. Iodat
merupakan oksidator kuat yang dapat dengan cepat mengoksidasi iodida
(Febrianti, dkk., 2013).
Pembuatan kalium iodat dapat dilakukan pada larutan KClO3 yang
direaksikan dengan I2, untuk itu proses pemanasan banyak dilakukan agar
terbentuk Kristal yang stabil. Namun hasil pembentukan Kristal awalnya
bukannlah hasil yang sebenarnya, perlu dilakukan pencampuran KOH 10 % dan
dilakukan pemanasan lagi. Sehinnga proses pencampuran dilakukan pada suasana
asam dengan suhu yang cukup tinggi. Setelah selesai pemasan larutan diuapkan
dalam keadaan bebas di udara, dan untuk menghitung hasil rendamennya berat
Kristal siap dilakukan penimbangan. Terlebih dahulu dengan mencari berat secara
teoritis KClO3. Lalu berat hasil Kristal KClO3 dibagi dengan berat secara teoritis
dan melakukan perkalian sebesar 100 % (Rosdiana, 2011).

Rekristalisasi adalah tekhnik pemurnian suatu zat padat dari campuran


atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalisasika kembali zat
tersebut kedalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat
agar pelarut dapat digunakan dalam proses kridtalisasi yaitu memberikan
perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat
pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan
dari kristalnya (Rositawati dkk, 2013).
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dapat dicegah dengan
mengkonsumsi garam dapur yang mengandung iodium ke dalam tubuh. Garam
harus memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kadar
kalium iodat (KIO3) 30-80 ppm. Menurut keputusan Presiden No. 69 tahun 1994,
semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium yaitu garam
yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO3). Hampir seluruh makanan
menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak digunakan untuk bahan
tambahan dalam industri pangan, selain itu, karena harga garam dapur relatif
murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat maka pemerintah memilih
garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai media penyampaian iodium ke
dalam tubuh (Kapantow, dkk., 2013).

III; METODOLOGI PRAKTIKUM


A; Waktu dan Tempat

Percobaan pembuatan kalium iodit dilakukan pada hari Kamis tanggal


27 November 2014 pada pukul 07:30-09:55 WITA, bertempat di Laboratorium
Kimia Anorganik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Halu Oleo, Kendari.

B; Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pada pembuatan Kalium iodat adalah sebagai
berikut :
1; Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu alas bulat 100 mL,
gelas kimia 250 mL dan 100 mL, neraca analitik, corong, batang pengaduk, hot
plate, gelas ukur 100 mL, kertas saring , lap halus dan lemari asam.
2; Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kristal Kalium klorat
(KClO3) 6 gram, kalium iodida (KI) 7 gram, 0,2 mL asam nitrat (HNO3) pekat, 0,5
KOH 10%, dan aquades 20 mL.

C; Prosedur Kerja

- ditimbang sebanyak 6 gram


- dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100

Padatan KClO
3
mL
yang berisi air hangat 20 mL.

- ditambahkan 7 gram KI dan 0,2 mL asam

nitrat pekat.
- dipindahkan dalam lemari asam
- dipanaskan perlahan-lahan, pemanasan
dihentikan ketika reaksi berlangsung.
- dipanaskan kembali campuran ketika reaksi
mulai mereda

Larutan KIO3 + KI + HNO3 pekat


- didihkan larutan untuk membuang kelebihan

klorida dan iodium.


- diendapkan hingga terbentuk kristal KIO3

Kristal KIO3
- didinginkan
- direkristalisasi dengan akuades
- dilarutkan dalam air panas dan netralkan

dari garam-garam asam dengan


menambahkan KOH 10%
- disaring

Residu

Filtrat

- dikeringkan
- ditimbang dan dihitung rendamennya

Hasil Pengamatan

IV; HASIL DAN PEMBAHASAN

A; Hasil Pengamatan
1; Data Pengamatan

Perlakuan

Pengamatan

Melarutkan kalium klorat 6 gram +


akuades panas 16 mL dalam labu alas
bulat + KI 7 gram + HNO3 0,2 mL

Tidak larut

Dilakukan rekristalisasi dengan


menggunkan akuades panas + KOH 0,2
mL

Terebetuk kristal

Reaksi yang terjadi pada pembuatan kalium iodat adalah :


KClO3 + KI

KIO3 + KCl

Diketahui :
Berat KClO3

=6g

Mr KClO3

= 123,5 g/mol

Berat KI

=7g

Mr KI

= 252 g/mol

Mr KIO3

= 214 g/mol

Berat kertas saring = 1,02 gram


Berat kertas saring + berat kristal = 5,60 g

a; Berat secara praktek

Berat kristal KIO3 praktek

= (berat kristal + kertas saring) - berat


kertas saring

= 5,60 1,02
= 4,58 g
b; Berat secara teori

KClO3 + KI
Mol KClO3

berat KClOKIO
3 + KCl
6 gram
3
= Mr KClO3 = 123,5 gr / mol

Mol KI

berat KI = 0,05
mol
7 gram
Mr KI
=
= 166 gr / mol
= 0,04 mol

KClO3 +

KI

0,05
0,04

0,04
0,04

0,01

KIO3 + KCl

0,04

0,04

0,04

0,04

Mol KIO3

= 0,04 mol

Massa KIO3

= mol KIO3 x Mr KIO3


= 0,04 x 214

= 8,56 gram
c; Menghitung % rendamen
% rendamen

b e r at p r a ktek
ber at t e o ri

4.58gr am
8 ,5 6 g r a m

x 100 %

x 100 %

= 53,5%
B; Pembahasan

Kalium iodat merupakan pengoksidasi anorganik, dan reduktor organik


bahan yang mudah terbakar seperti belerang, fosfor atau serbuk logam dapat
dicampur untuk membentuk campuran eksplosif. Serta membentuk ledakan
campuran dengan bahan yang mudah terbakar.

Kalium iodat atau KIO3 adalah serbuk putih dan tidak berbau serta
mempunyai berat molekul 214,00. Kalium iodat mudah larut dalam air dan
berfungsi mengatur keseimbangan dan elektrolit tubuh yang berada di dalam
maupun diluar sel.Sebagaimana kita ketahui bahwa garam adalah sebagai sarana
dalam penyampaian yodium yang sangat diperlukan oleh tubuh. Yodium ang
ditambahkan biasanya dalam bentuk KIO3 (0,005-0,01 % dalam garam).
Pembuatan kalium iodat digunakan larutan KClO3 dengan KI. Sebagai
larutan baku, dalam pembuatan kalium iodat, dimana jika direaksikan akan
membentuk KIO3 dengan KCl. Kalium iodat dapat dibuat dengan melarutkan
kalium klorat (KClO3) dengan menggunakan air hangat, karena kalium klorat
sukar larut dalam air sehingga setidaknya dapat melarutkan sedikit demi , sedikit
kalium klorat tersebut kemudian dilakukan penambahan iodium dan asam nitrat
pekat. Pada penambahan Kalium Iodida tersebut bertujuan agar diperoleh iodat
dan membuang kelebihan klorida dan kelebihan iodium, sedangkan untuk
penambahan asam nitrat pekat (HNO3) bertujuan untuk membentuk endapan.
Pemanasan dilakukan dalam lemari asam karena bahan-bahan yang digunakan
cukup berbahaya. Hasil yang diperoleh zatnya tidak larut semua, hanya sebagian.
Kristal atau hablur adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya berupa kristal tunggal. Pemanasan
dihentikan bila reaksi mulai berlangsung tetapi dipanaskan kembali bila reaksi
mulai mereda. Larutan campuran tersebut diendapkan hingga terbentuk kristal.

Lalu

dilakukan

pendinginan

yang

kemuadian

direkristalisasi

dengan

menggunakan akuades secukupnya. Untuk melakukan proses re-kristalisasi,


campuran larutan tersebut dipanaskan hingga semua senyawa larut dalam air,
gunanya pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi (katalis). Rekristalisasi
dilakukan untuk memurnikan atau memisahkan kristal KIO3 dari berbagai
senyawa lain yang tidak diinginkan dalam hal ini zat pengotor yang mungkin ada
dalam Kristal. Kemudian dilakukan penambahan KOH 10 % yang bertujuan
untuk menetralkan garam asam yang mungkin ikut terbentuk. Lalu, dilakukan
penyaringan pada kristal KIO3 yang bertujuan untuk memisahkan kristal dari
larutannya.
Bentuk kristal juga penting untuk diperhatikan karena ada banyak bentuk
kristal kubus, oktahedron atau jarum,jarum sangat menguntungkan karena mudah
dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks yang
berlekuk dan berlubang,lubang akan menahan cairan induk bahkan setelah dicuci
dengan reagen tertentu. Kristal yang diperoleh dari percobaan ini adalah bentuk
kristal rhombik yaitu bentuknya tidak beraturan. Kemudian dikeringkan di udara
bebas sehingga dapat ditimbang beratnya dan ditentukan rendamennya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh Berat kristal kasar
KIO3 sebesar 5,60 gram dan % rendamen kristal KIO3 adalah 53,5 %. Besarnya
rendamen kristal ini memberi gambaran bahwa pembuatan garam kalium iodida
(KIO3) dengan mereaksikan kalium klorat (KClO 3) dengan Kalium iodida cukup
efektif untuk dilakukan.

V; KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan


bahwa garam KIO3 dapat dibuat dengan cara mereaksikan garam KCIO 3 dan KI
dalam suasana asam melalui penambahan HNO3. Dari hasil percobaan diperoleh
berat kristal KIO3 adalah 5,60 gram dengan % rendamen adalah 53,5 %.

DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, Sita., Sulistyarti, Hermin., dan Atikah., 2013, Penentuan Kadar Iodida
Secara Spektrofotometri Berdasarkan Pembentukan Kompleks AmilumIodium Menggunakan Oksidator Iodat, Kimia Student Journal, 1(1).
Leokristi Rositawati, Agustina., Metasari Taslim, Citra., dan Soetrisnanto, Danny.,
2013, Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Demak Untuk Mencapai Sni
Garam Industri, Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri, 2(4) : 217-225.

Nelisa Kapantow, Angelia., Fatmawati, dan Yudistira, Adithya., 2013,


Identifikasi Dan Penetapan Kalium Iodat Dalam garam Dapur Yang
Beredar Di Pasar Kota Bitung Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis,
Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 2(1).
Rosdiana, 2011, Pembuatan Kalium Iodat, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas
Halu Oleo : Kendari.
Svehla. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman
Media Pustaka. Jakarta.

You might also like