You are on page 1of 202
Dr. Budiman Chandra PENERBIT BUKU KEDOKTERAN fil EGC EGC 1396 PENGANTAR KESEHATAN LINGKUNGAN Oleh: Dr. Budiman Chandra Editor: Palupi Widyastuti, SKM Copy editor: Tri Indah Marty Rahayu & Heri Sunandar Wisastra Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC © 2005 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain & foto kulit maka: Yohanes Duta Kurnia Utama Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I : 2007 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Budiman Chandra Pengantar keschatan lingkungan / Budiman Chandra ; editor, Palupi Widyastuti.— Jakarta : EGC, 2006. x, 223 him, ; 15,5 x 24cm. ISBN 979-448-796-1 1. Kesehatan lingkungan. 1. Judul, 11, Palupi Widyastuti 613.1 isi @ Toa tanggung jawab percetakan Daftar Isi Kata Pengantar v Daftar Isi__vii BabI Pengantar Kesehatan Lingkungan 1 Sejarah dan Latar Belakang 1 Hubungan Ekologi, Ekosistem, IImu Lingkungan, Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan 2 Batasan dan Definisi 2 Pencemaran Lingkungan 6 Agens, Penyakit, Manusia, dan Lingkungan 6 Interaksi Agens Penyakit, Manusia, dan Lingkungan 10 Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 13 Bab Il Vektor Penyakit 15 Pendahuluan 15 Aspek Epidemiologi 16 Jenis Vektor 18 Transmisi Penyakit 20 Penyakit Penting yang Ditularkan Melalui Nyamuk (di Indonesia) 25 Arthropoda dan Penyebaran Penyakit 27 Pengendalian Vektor 34 Bab II]____Sanitasi Sumber Air 39 Pendahuluan__39 Golongan Air 40 Sumber Air Bersihdan Aman 40 vii a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Daftar isi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Jumlah Sampah = 112 Sumber Sampah 113 Pengelolaan Sampah Padat 114 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah 118 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan 121 Bab VIII Limbah Cair 124 Pendahuluan 124 Ekskreta Manusia 124 Metode Pembuangan Kotoran Manusia 127 Air Limbah 135 Limbah Industri 144 Pengolahan Limbah Cair Industri 147 Bab IX Pengendalian Binatang Pengerat 151 Pendahuluan 151 Klasifikasi Binatang Pengerat 151 Binatang Pengerat dan Hubungannya dengan Kesehatan Masyarakat 153 Binatang Pengerat dan Hubungannya dengan Faktor Ekonomi 155 Teknik Pengawasan Binatang Pengerat 155 Metode Umum Pengendalian Binatang Pengerat 156 Bab X Perumahan 162 Pendahuluan 162 Rumah dan Kesehatan 165 Bab XI Kebisingan 169 Pendahuluan 169 Jenis Kebisingan 169 Alat Pengukur Kebisingan 170 Kebisingan dan Kesehatan 171 Kebisingan dan Produktivitas Kerja 172 Pengendalian Kebisingan 173 Efek Kebisingan Terhadap Fungsi Lain Tubuh 174 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Pengantar Kesehatan Lingkungan 2. Pendekatan Evolusioner Pendekatan yang mengkaji evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual, populasi, maupun komunitas. 3, Pendekatan Interaktif Menurut hasil pengkajian Price, dkk. (1983), suatu kehidupan harus dilihat dari hubungan-hubungan interaktif antar-komponen penyusun dan me- rupakan suatu pendekatan bottom-up untuk mengenal ekosistem atau ling- kungan hidup dengan lebih baik. 4, Pendekatan Situasional Jarvie, Papper, dan Vayda, menganjurkan pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan situasi pada saat suatu permasalahan timbul. 5. Pendekatan Sosiosistem dan Ekosistem Pendekatan ini berupaya memisahkan lingkungan hidup ke dalam sistem sosial dan sistem alami serta mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi, dan informasi. Dari antara keduanya akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi. 6. Pendekatan Peranan dan Perilaku Manusia Pendekatan ini berupaya mempelajari peranan manusia dalam program MAB (man and biosphere) atau pendekatan pemanfaatan oleh manusia (UNESCO, 1974). 7. Pendekatan Kontektualisasi Progresif Pendekatan ini bersifat interdisipliner dan dapat ditelusuri secara progresif sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. 8. Pendekatan Kualitas Lingkungan Pendekatan ini merupakan kelanjutan pendekatan kontektualisasi progresif yang kemudian dikembangkan dengan penyusunan Analisis Dampak Ling- kungan (AMDAL). limu Kesehatan Lingkungan Iimu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan pencegahannya. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Pengantar Kesehatan Lingkungan biologis kimiawi ras «intemal | fisiologis A. nutrisi seks H biokimia fisik gen psikologis mekanis + Eksternal | fisik biologis kimiawi fisik sosekbud biologis sosial Gambar 1.2. Epidemiologicav/ecological triad suatu keadaan saat keseimbangan dinamis tersebut terganggu, misalnya saat kualitas lingkungan hidup menurun sampai tingkatan tertentu, agens penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia dan menimbulkan sakit. Penyakit Riwayat alamiah perjalanan penyakit atau sering disebut sebagai natural history of disease merupakan riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri atas: 1. Fase Prepatogenesis Pada fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agens penyakit, manusia, dan lingkungan. Di sini, kondisi lingkungan lebih menguntungkan agens penyakit dan merugikan manusia. Contoh, pencemaran udara akibat pembakaran hutan oleh peladang di musim kemarau akan menimbulkan asap tebal atau smog yang menguntungkan agens penyakit dan merugikan manusia. |. Fase Patogenesis Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agens penyakit berlangsung terus-menerus dalam waktu yang cukup lama, akan timbul gejala dan tanda- tanda klinis. Manusia menjadi sakit yang selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit berjalan terus menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis, atau kematian. Proses perjalanan suatu penyakit terjadi dimulai sejak adanya gangguan ke- seimbangan antara agens penyakit, host, dan lingkungan sampai terjadinya suatu kesakitan seperti terlihat pada Gambar 1.3. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Pengantar Kesehatan Lingkungan 1, Interaksi agens penyakit dan lingkungan Interaksi ini merupakan suatu keadaan saat agens penyakit langsung di- pengaruhi oleh lingkungan dan menguntungkan agens penyakit itu serta terjadi pada saat prepatogenesis dari suatu penyakit. Contoh, viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam sayuran di dalam ruang pendingin, dan- penguapan bahan kimia beracun akibat proses pemanasan bumi global. Gambar 1.4. Ketidakseimbangan agens penyakit dengan lingkungan 2. Interaksi manusia dan lingkungan Interaksi ini merupakan suatu keadaan saat manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prepatogenesis dari suatu penyakit. Contoh, udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan makanan. Gambar 1.5. Ketidakseimbangan pejamu (host) dengan lingkungan W a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book yN3H Vektor Penyakit ia Pendahuluan Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropodborne disease atau sering juga disebut sebagai vectorborne disease. Penyakit ini merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian. Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu, antara lain, demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah. Akhir-akhir ini, muncul penyakit virus chi- kungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, juga terdapat penyakit saluran pencernaan, seperti disentri, kolera, demam tifoid dan paratifoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah. Kelas arthropoda penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan penyakit pada manusia adalah kelas insekta, arachinoda, dan crustasea. Pe- nularan penyakit dapat berlangsung secara transmisi biologis, yaitu saat terjadi proses perkembangbiakan agens penyakit atau parasit dalam tubuh vektor. Contoh, parasit malaria dalam tubuh nyamuk Anopheles. Penyakit juga dapat ditularkan secara transmisi nonbiologis jika penularannya terjadi secara me- kanis atau langsung, seperti pada penyakit disentri, tifoid, dan kolera oleh lalat. Pemutusan rantai penularan (mode of transmission) dari arthropodborne disease dapat dilakukan dengan mempelajari cara penularan dari penyakit yang ada. Contoh, pada penyakit kaki gajah atau filariasis, pemutusan rantai pe- nularan dilakukan melalui case finding, yaitu dengan mencari penderita pe- nyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh karena transmisi biologis 15 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Vektor Penyakit Tabel 2.2. Kelas dan spesies arthropoda yang penting Kelas Insekta Kelas Arachinida Kelas Crustacea 1. Nyamuk: I. Sengkenic (ticks): 1. Cyclops Anophelines Hard ticks Culicines Soft ticks Aedes 2. Lalat: 2. Mites: Houseflies Leptotrombidium dan Sandflies trombiculid mites, Tsetse Flies Itch mite Blackflies 3. Tuma (human lice): Head and body lice Crab lice 4. Pinjal (flea): Rat fleas Sand Fleas 5. Reduviid bugs Sumber: Park & Park, The Textbook of Preventive & Social Medicine Spesies dari Setiap Kelas Kelas-kelas yang tergabung dalam filum Arthropoda memiliki spesiesnya masing-masing. Penjelasan di bawah ini merupakan gambaran dari spesies- spesies tersebut. I. Kelas Insekta Contoh-contoh anggota kelas insekta dapat dilihat di bawah ini. 1. Mosquito (Nyamuk) a. Anophelesne b. Culicines c. Aedes 2. Flies (Lalat) a. Houseflies (lalat rumah, Musca domestica) b. Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus) c. Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina) d. Blackflies (lalat hitam, genus Simulium) 19 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Vektor Penyakit 3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period Waktu yang diperlukan agens penyakit untuk berkembang dalam tubuh vektor disebut sebagai masa inkubasi ekstrinsik, sementara waktu yang diperlukan untuk berkembang dalam tubuh manusia disebut sebagai masa inkubasi intrinsik.‘Contoh, parasit malaria dalam tubuh nyamuk Anopheles memerlukan waktu antara 10-14 hari untuk berkembang bergantung pada temperatur lingkungan (masa inkubasi ekstrinsik), sedangkan masa inkubasi intrinsiknya dalam tubuh manusia berkisar antara 12-30 hari bergantung pada jenis plasmodium malaria. 4. Definitive Host dan Intermediate Host Vektor atau manusia akan disebut sebagai definitive host atau intermediate host bergantung pada apakah dalam tubuh vektor atau manusia tersebut terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual agens penyakit. Apabila yang berlangsung adalah siklus seksual, vektor atau manusia itu disebut sebagai definitive host. Contoh, parasit malaria menjalani siklus seksual dalam tubuh nyamuk Anopheles dan menjalani siklus aseksual pada tubuh manusia. Dengan demikian, nyamuk Anopheles merupakan definitive host, sedangkan manusia merupakan intermediate host. Berikut ini 3 jenis cara penularan arthropodborne disease. 1. Kontak langsung Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung. Contoh, skabies dan pedikulus. 2. Transmisi secara mekanis Agens penyakit ditularkan secara mekanis oleh arthropoda, misalnya pe- nularan penyakit diare, tifoid, keracunan makanan, dan trakoma oleh lalat. Secara karakteristik, arthropoda sebagai vektor mekanis membawa agens penyakit dari manusia yang berasal dari tinja, darah, ulkus superfisial, atau eksudat. Kontaminasi bisa terjadi pada permukaan tubuh arthropoda saja, tetapi bisa juga berasal dari agens yang ditelan dan kemudian dimuntahkan atau dikeluarkan melalui kotoran arthropoda. Agens penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah bakteri enterik yang ditularkan oleh lalat rumah. Di antara bakteri semacam itu, Salmonella typhosa, spesies lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry merupakan agens penyakit yang paling sering ditemui dan paling penting. Lalat rumah dapat menjadi vektor agens penyakit tuberkulosis, anthraks, tularemia, dan brucellosis. 23 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Vektor Penyakit Arthropoda dan Penyebaran Penyakit Di. bawah ini merupakan beberapa contoh arthropoda dan penyakit-penyakit yang disebarkannya. Mosquito. (Nyamuk) Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Nyamuk dari genus Psorophora dan Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau pada mamalia lain. Berikut penjelasan mengenai spesies yang merupakan vektor penting penyebab penyakit tertentu pada manusia. Malaria Vektor siklik satu-satunya untuk penyakit malaria pada manusia dan pada kera adalah nyamuk Anopheles. Sementara itu, penyakit malaria pada burung dapat disebabkan oleh nyamuk Anopheles dan Culex. Pada praktisnya setiap spesies Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi banyak dari spesiesnya yang bukan vektor alami. Sekitar 110 spesies nyamuk Anopheles pernah dihubungkan dengan penularan malaria. Limia puluh spesies di antaranya merupakan spesies yang penting di dalam menularkan malaria dan dapat ditemukan dimana-mana atau secara setempat. Sifat suatu spesies untuk dapat menularkan penyakit ditentukan oleh: 1. Keberadaannya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia. 2. Lebih menyukai darah manusia daripada darah hewan walau jumlah po- pulasi hewan di sekitarnya sangat banyak. 3. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan waktu hidup cukup lama pada plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya. 4. Kerentanan fisiologis nyamuk terhadap parasit. Untuk menentukan apakah suatu spesies memang merupakan vektor yang sesuai, perlu dicatat persentase nyamuk yang terkena infeksi setelah mengisap darah penderita malaria. Penentuan nama spesies nyamuk sebagai vektor dapat dipastikan dengan melihat daftar indeks infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%, dari nyamuk betina yang dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang malaria. Spesies-spesies berikut adalah spesies yang penting di antara vektor malaria: 1. A. culicifacies (Asia bagian Selatan) 2. A. hyrcanus sinensis (Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik) az a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Vektor Penyakit penyakit epidemik selama Perang Dunia I dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Meksiko. Fleas (Pinjal) Pinjal (flea) hanya penting dalam dunia kedokteran jika berhubungan dengan penularan penyakit sampar dan tifus endemik. Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit. Penyakit Sampar Penyakit sampar ditularkan oleh pinjal tikus dari spesies Xenopsylla cheopis merupakan vektor yang paling penting; Pinjal ini mudah menularkan penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama dan tersebar luas. Spesies lain penting hanya untuk suatu daerah tertentu di berbagai bagian dunia. Pinjal spesies Pulex irritans pernah dilaporkan menularkan penyakit sampar dari penderita yang meninggal akibat penyakit ini dan merupakan vektor sampar yang penting di daerah Andes, Chili. Penyakit sampar huran (sy/vatic plague) di Asia, Afrika, dan Amerika Utara disebarkan oleh pinjal dari hewan pengerat liar. Tifus Endemik Penyebab tifus endemik (murine typhus) adalah Rickettsia prowuzeki var typhi. Organisme ini ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke manusia oleh pinjal spesies Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus fasciatus. Satu kali mengisap darah penderita penyakit ini dapat menyebabkan pinjal infektif selama hidupnya. Rickettsia prowuzeki var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka gigitan atau kulit lecet yang terkontaminasi oleh tinja infektif atau badan pinjal yang terkoyak. Berbagai Macam Penyakit Pinjal juga dapat bertindak sebagai vektor mekanis berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, khususnya karena kontaminasi dengan tinjanya. Pinjal Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis, dan P. irritans merupakan hospes perantara untuk cacing pita pada anjing, sedangkan Dipy- lidium caninum bersama Nosopsyllus fasciatus, Xenopsylla cheopis, dan Leptopsylla segnis merupakan hospes perantara untuk cacing pita pada tikus. Kedua cacing pita tersebut merupakan parasit insidental pada manusia. Reduviid Bugs (Kissing Bugs) Berbagai spesies reduviid merupakan vektor yang penting untuk 7rypanosoma cruzi (organisme penyebab penyakit Chagas) dan untuk 7. Rangeli yang an a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Vektor Penyakit Pengendalian Biologi Pengendalian biologi ditujukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan beracun. Contoh pendekatan ini adalah pemeliharaan ikan. Pengendalian Genetik . Dalam pendekatan ini, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya steril technique, citoplasmic incompatibility, dan choromosomal translocation. Pengendalian Arthropoda - Berikut beberapa teknik pengendalian yang dapat diterapkan pada masing- masing athropoda. Pengendalian Nyamuk Di dalam upaya pengendalian nyamuk, beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain tindakan antilarva, tindakan terhadap nyamuk dewasa, dan tindakan terhadap gigitan nyamuk. Untuk tindakan antilarva, metode berikut ini dapat diterapkan: 1, Pengendalian lingkungan 2. Pengendalian kimia Pengendalian kimia dapat dilaksanakan dengan menggunakan mineral oils; paris green; insektisida sintetis, misalnya fenthion; chlorpyrofos; abate; dan malathion. 3, Pengendalian biologi Sementara itu, di dalam upaya pengendalian terhadap nyamuk dewasa, beberapa metode di bawah ini dapat dilakukan. 1, Residual sprays (\ihat Tabel 2.1) 2. Space sprays Penyemprotan ruang ini dapat menggunakan ekstrak pyrethrum ataupun residual insektisida. 3. Pengendalian genetik Cara-cara untuk melakukan pengendalian genetik di antaranya sferil male technique; cytoplasmic incompatibility; chromosom translocation; dan sex distortion. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book 139:43e Sanitasi Sumber Air au Pendahuluan Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4—5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan di- sebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh ma- nusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk ke- perluan minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. 39 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Siklus Hidrologi Siklus hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri merupakan. suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang dilaluinya, mulai dari proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, penyebaran air di permukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah, sampai berlangsungnya proses daur ulang. Secara umum, pergerakan air di alam terdiri dari berbagai peristiwa, yaitu: 1, Penguapan air (evaporasi) 2. Pembentukan awan (kondensasi) 3. Peristiwa jatuhnya air ke bumi/hujan (presipitasi) 4, Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah. Air Tawar Air tawar di bumi ini, berdasarkan sumbernya dapat dibagi ke dalam tiga golongan; air hujan, air permukaan, dan air tanah. Gambar 3.1. ‘Skema representasi siklus hidrologi air di alam a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Sanitas! Sumber Air Kesadahan Air Sifat kesadahan seringkali ditemukan pada air yang menjadi sumber baku air bersih yang berasal dari air tanah atau daerah yang tanahnya mengandung deposit garam mineral dan kapur. Air semacam ini memerlukan penanganan khusus sehingga biaya purifikasi tentunya menjadi tinggi. Kesadahan pada air ini dapat terjadi karena air mengandung: 1, Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan bikarbonat. 2. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat, dan klorida. 3. Garam-garam besi, zink, dan silika. Kesadahan pada air ini dapat berlangsung sementara (temporary) maupun menetap (permanent). Kesadahan air yang bersifat sementara disebabkan oleh adanya persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan bicarbonat, sedangkan yang bersifat permanen terjadi bila terdapat persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat, dan klorida. Di dalam Jnternational Standard of Drinking Water tahun 1971 dari WHO, kesadahan air dinyatakan dalam satuan Milli-Equivalent per liter (mEq/1). Selain itu, 1 mEq/I dari ion penghasi! kesadahan pada air sebanding dengan 50 mg CaCO (50 ppm) di dalam 1 liter air. Berikut beberapa batasan kesadahan pada air: 1. Lunak: <1 mEq/l (50 ppm) 2. Agak keras: 1-3 mEq/l (50-150 ppm) 3. Keras: 3-6 mEq/I (150-300 ppm) 4. Sangat keras: >6 mEq/1 Air untuk keperluan minum dan masak hanya diperbolehkan dengan batasan kesadahan antara 1-3 ml Eq/l (50-150 ppm). Konsumsi air yang batas kesadahannya lebih dari 3 mEq/I (150 ppm) akan menimbulkan kerugian-kerugian sebagai berikut. 1. Pemakaian sabun yang meningkat karena sabun sulit larut dan sulit berbusa. 2. Air sadah bila didihkan akan membentuk endapan dan kerak pada cerek (boiler). 47 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Pengantar Kesehatan Lingkungan . Pencampuran (mixing) Air yang telah diberi alum dimasukkan dalam bak pencampur dan diputar sedemikian rupa selama beberapa menit sehingga terjadi diseminasi alum di dalam air. . Flokulasi (flocculation) Di dalam bak flokulasi, air yang telah bercampur dengan alum diputar pelan- pelan selama 30 menit untuk mengendapkan aluminium hidroksida yang berbentuk benda berwarna putih dalam air. . Sedimentasi (sedimentation) Sedimentasi adalah pengendapan flokulat bersama dengan zat yang terlarut dalam air beserta bakteri. Waktu yang diperlukan berkisar antara 2-6 jam dan paling tidak 95% flokulat itu harus telah diendapkan sebelum air dialirkan ke dalam bak rapid sand filter. Setiap unit bak penyaringan (filter bed) memiliki permukaan seluas 80-90 m? (900 kaki’). Ukuran efektif butir pasir yang digunakan berkisar antara 0,6-2,0 mm. Tinggi bak penyaringan adalah 1 m dan di bawah lapisan pasir terdapat batu-batu koral berdiameter 30—40 cm yang berfungsi sebagai penyanggah lapisan pasir di atasnya. Di bagian dasar bak penyaringan terdapat saluran pipa outlet yang berlubang-lubang. Ketinggian air di atas Household Gambar 3.4. ‘Tahapan purifikasi dalam metode rapid sand filter 54 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Pengantar Kesehatan Lingkungan sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah, dan efektif. Senyawa- senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida, dihidroisosianurate dan kloramin. Berikut beberapa kegunaan klorin: 1. Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal. 2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hidrogen sulfida. 3. Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air. 4, Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air. 5. Dapat membantu proses koagulasi. Cara Kerja Klorin Klorin di dalam air akan berubah menjadi asam klorida. Zat ini kemudian dinetralisasi oleh sifat basa dari air schingga akan terurai menjadi ion hidrogen dan ion hipoklorit. Perhatikan reaksi kimia berikut. H,0 + Cl, 2 HCI + HOCI HOCI ° H’+0OCcr Klorin sebagai desinfektan terutama bekerja dalam bentuk asam hipoklorit (HOCI) dan sebagian kecil dalam bentuk ion hipoklorit (OCI). Klorin dapat bekerja dengan efektif sebagai desinfektan jika berada dalam air dengan pH sekitar 7. Jika Nilai pH air lebih dari 8,5, maka 90% dari asam hippoklorit itu akan mengalami ionisasi menjadi ion hipoklorit. Dengan demikian, khasiat desinfektan yang dimiliki klorin menjadi lemah atau berkurang. Prinsip-Prinsip Pemberian Klorin Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika melakukan proses klorinasi, antara lain: . 1. Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan meng- hambat proses klorinasi. 2. Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan efektif mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas dalam air. 3. Tujuan klorinasi pada air adalah untuk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/I di dalam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety Sanitasi Sumber Air (nilai batas keamanan) pada air untuk membunuh kuman patogen yang mengontaminasi pada saat penyimpanan dan pendistribusian air. 4. Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat dipakai untuk membunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air. Metode Klorinasi Pemberian klorin pada desinfeksi air dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan pemberian: 1. Gas klorin 2. Kloramin 3. Perkloron. Gas klorin merupakan pilihan utama karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena gas ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chlorinating equipments. Alat yang sering dipakai adalah Paterson’s Chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur pemberian gas klorin pada persediaan air. Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan persenyawaan lemah dari klorin dan amonia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak sesuai untuk klorinasi dalam skala besar. Perkloron sering juga disebut sebagai High Test Hypochlorite. Zat ini me- rupakan persenyawaan antara kalsium dan 65-75% klorin yang dilepaskan di dalam air. . Pemeriksaan Konsentrasi Klorin Titik batas (break point) konsentrasi klorin bebas dalam air kurang lebih 0,2 mg/l. Konsentrasi klorin bebas tersebut diukur melalui pemeriksaan Orthotolidiné Arsenite (OTA test). Berikut beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan pemastian ada tidaknya klorin dalam air. 1. Orthotolidine Arsenite Test Orthotolidine Arsenite Test pertama kali dilakukan pada tahun 1918 untuk mengetahui adanya klorin bebas di dalam air. Reagennya berupa bahan Analytical Grade Ortholidine yang dilarutkan dalam 10% asam hipoklorit. Pengantar Kesehatan Lingkungan Cara pemeriksaannya adalah bahwa sebanyak 0,1 ml larutan OT dimasukkan ke dalam 1 ml sampel air dan diperhatikan reaksi yang terjadi. Jika me- ngandung klorin, sampel air itu akan berubah warna menjadi kuning. Perubahan warna itu kemudian dibandingkan dengan warna standar yang tersedia. Kelemahan uji ini adalah bahwa warna kuning dapat dihasilkan baik oleh sisa klorin bebas maupun oleh klorin yang terikat (combined chlorine) sehingga pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan. |. Orthotolidine Arsenite Test (OTA Test) Pemeriksaan merupakan modifikasi dari OT Test di atas. Uji ini dapat memisahkan dan bereaksi dengan klorin bebas. Hal yang paling penting adalah bahwa uji ini dapat menentukan konsentrasi atau kadar klorin yang bebas di dalam air. Dampak Klorinasi Air Proses klorinasi yang dilakukan pada air yang mengandung bahan-bahan organik dengan konsentrasi tinggi akan membentuk senyawa halogen organik yang mudah menguap (volatile halogenated organics), biasa disingkat dengan HO. Senyawa-senyawa VHO tersebut sebagian besar ditemukan dalam bentuk trihalomethane (THM). Trihalomethane (THM) dapat ditemukan pada jenis air yang berikut. i Air minum Pada hasil pemeriksaan terhadap air minum yang menjalani proses klorinasi, baik dengan gas klorin, natrium hipoklorit (NaClO), maupun dengan klor dioksida (CIO;), ditemukan adanya senyawa THM. Padahal, sebelum men- jalani proses klorinasi, kandungan.bahan organik air tersebut telah di- hilangkan dan hasil analisis sebelumnya menunjukkan ketiadaan THM. Kadar THM maksimum yang terdeteksi adalah 41,8 pg/1. . Air kolam renang Pada pemeriksaan terhadap air kolam renang yang telah menjalani des- infeksi, juga didapat senyawa THM dengan kadar yang temnyata lebih tinggi daripada kadar THM dalam air minum. Kondisi tersebut akibat lebih besarnya kandungan bahan organik dalam air kolam renang, selain bahan organik juga didapat dari keringat dan urine orang yang berenang). Kadar THM maksimum dalam udara di atas permukaan kolam renang mencapai 787 wg/m’. . Air permukaan dan air tanah Air tanah di beberapa wilayah mengandung bahan organik dalam konsentrasi yang tinggi yang dapat membahayakan kesehatan. Dalam tubuh manusia Sanitasi Sumber Air lebih dari 50,6% THM akan diubah menjadi CO), tetapi kondisi ini ber- gantung pada kepekaan individu. Dampak yang paling cepat pada kesehatan adalah hilangnya kesadaran, yang dapat diikuti dengan keadaan koma dan kematian. Kadar total THM 30 ug/I dalam air minum telah direkomendasi- kan dengan konsumsi rata-rata 2 liter/hari. Seperti dikatakan di atas, proses klorinasi pada air yang mengandung bahan organik dapat mengakibatkan terbentuknya trihalomethane (THM) yang ber- bahaya bagi kesehatan. Untuk menurunkan konsentrasi THM dalam air yang akan menjalani klorinasi harus dihilangkan dahulu penyebabnya, yaitu zat-zat organik. Selain itu, dapat juga dilakukan penggantian desinfektan yang tidak menyebabkan terbentuknya THM. Berikut beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk menghilangkan pe- nyebab terbentuknya THM. 1. Memindahkan proses Klorinasi ke bagian paling akhir agar kandungan bahan organik dalam air sudah hilang sebelum proses klorinasi dimulai. 2. Jika klorinasi dilakukan setelah proses koagulasi dan pengendapan atau setelah proses pelunakan dan pengendapan, proses-proses tersebut perlu diperbaiki untuk mengoptimalkan penghilangan bahan-bahan organik. 3. Optimalisasi proses-proses pendahuluan sebelum proses klorinasi untuk menghilangkan bahan-bahan organik 4. Penggunaan adsorben (karbon aktif) untuk menghilangkan bahan-bahan organik sebelum proses klorinasi. 5. Memperbaiki kualitas air baku atau memilih sumber alternatif yang tidak mengandung bahan organik dalam konsentrasi tinggi. 6. Penggunaan kombinasi cara-cara tersebut dan juga cara mereduksi dosis klorin, jika dapat, sebaiknya dilakukan tanpa memengaruhi efek desinfeksi. Berkaitan dengan penggantian jenis desinfektan, beberapa desinfektan alternatif berikut dapat menghasilkan THM dalam konsentrasi yang sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. 1, Klorin bebas, klorin dioksida 2. Kloramin 3. Ozon Dalam keadaan darurat, untuk mengatasi masalah sumber air minum yang terkontaminasi THM, air tersebut harus direbus dahulu sebelum dipakai sebagai air minum. THM akan hilang bila air direbus sampai mendidih selama 3-5 menit. 59 Pengantar Kesehatan Lingkungan Ozon Penggunaan ozon untuk proses purifikasi air telah dilakukan oleh beberapa negara. Ozon memiliki kemampuan yang besar untuk mengoksidasi asam organik dalam skala yang luas selain juga kemampuan untuk memecahkan dinding sel mikroorganisme. Kemampuannya yang terakhir itu menyebabkan penggunaan ozon sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme dalam air. Kemampuannya itu menyebabkan ozon banyak dimanfaatkan dalam instalansi. pengolahan air. Berikut beberapa keuntungan di dalam penggunaan ozon. . Sebagai desinfektan berspektrum luas. . Menghilangkan bau, warna, dan rasa. . Menambah kandungan oksigen dalam air. . Proses desinfeksi cepat. Dalam konsentrasi rendah masih bisa berfungsi. . Tidak membentuk senyawa beracun dalam air. . Tidak menimbulkan masalah yang berhubungan dengan pengangkutan. bahan bakunya. NAWEYNE Adapun kerugian di dalam penggunaan ozon, antara lain: . Biaya tinggi, terutama pada penyediaan alatnya. . Harus memiliki pembangkit ozon dengan sumber energi listrik yang besar. . Perawatan dan operasional cukup rumit. . Sisa ozon tidak dapat dipertahankan pada air untuk waktu lama. . Lebih mahal dibandingkan dengan klorin. UpbwUne Purifikasi Air Skala Kecil Uraian di bawah ini berkaitan dengan beberapa contoh yang lazim kita temukan dalam purifikasi air skala kecil. Purifikasi Air di Rumah Ada 3 metode yang sering dipakai untuk melakukan purifikasi air di rumah. Ketiganya dapat digunakan secara sendiri atau kombinasi sebagai berikut. 1, Pemasakan * Memasak air merupakan cara yang paling baik untuk melakukan proses purifikasi air di rumah. Agar lebih efektif, air dibiarkan tetap mendidih antara 5-10 menit. Dalam kisaran waktu tersebut, proses pendidihan di- harapkan telah mematikan semua kuman, spora, kista, atau telur selain ‘Sanitasi Sumber Alr menjadikan air bersifat steril. Di Samping itu, proses pendidihan juga dapat mengurangi kesadahan sementara (temporary hardness) air karena peng- uapan CO, dan pengendapan CaCO. . Desinfeksi Kimia a. Bubuk pemutih (kaporit, CaOCl,) Bubuk pemutih (bleaching powder) merupakan bubuk berwarna putih dengan bau seperti klorin dan harus disimpan di tempat gelap, kering, dan tertutup rapat. Wadahnya terbuat dari bahan antikarat. Pada air yang mengalami tingkat pencemaran cukup parah dan berwarna keruh, pemberian klorin secara langsung kurang baik dan tidak efektif. b. Larutan klorin Larutan klorin dapat dibuat dari bubuk pemutih dengan cara sebagai berikut. Sebanyak 4 kg bubuk kaporit yang mengandung 25% klorin dicampur dengan 20 liter air, yang berarti terdapat 5% klorin dalam larutan ini. Seperti halnya bubuk kaporit, larutan ini juga mudah rusak jika terkena sinar matahari dan tidak dapat disimpan lama. c. High’ Test Hypochlorite (HTH) High Test Hypochlorite juga disebut sebagai perkloron yang merupakan persenyawaan kalsium dengan kadar klorin 60-70%. Zat ini lebih stabil dibandingkan dengan bubuk kaporit dan mudah disimpan. d. Tablet klorin Tablet klorin dapat berupa tablet Halazone, Chior de chlor, dan hydro- chlonazone yang banyak dijual di pasaran. Tablet klorin cukup baik jika dipakai sebagai desinfektan air dalam skala kecil. Sebanyak 100 mg klorin dapat dipakai untuk mendesinfeksi 2 galon air yang memiliki turbiditas 500 ppm dan residual chlorine bebas dalam air 2 mg/l. e. Iodine Jodine merupakan desinfektan yang paling baik terutama untuk proses desinfeksi air dalam skala kecil, tetapi harganya cukup mahal jika akan digunakan sebagai desinfektan air dalam skala besar. Sebanyak 2 tetes iodine 2% dalam larutan ethanol sudah cukup untuk mendesinfeksi 1 liter air yang jernih. Untuk mendapatkan efek desinfektan yang efektif, perlu waktu sekitar 20-30 menit. f. Kalium permanganat (KMNO,) Kalium permanganat adalah zat oksidan yang kuat tetapi tidak tepat jika dipakai untuk mendesinfeksi air. Walau efektif terhadap Vibrio cholerae, zat ini kurang efektif terhadap mikroorganisme lain disamping dapat menimbulkan perubahan warna, rasa, dan bau pada air sehingga kurang disukai untuk mendesinfeksi air. 61 Pengantar Kesehatan Lingkungan 3. Filtrasi ® Air dalam skala kecil dapat difiltrasi dengan menggunakan ceramic filter semacam Pasteur Chamberland Filter, Berkefeld Filter, dan Katadyn Filter. Chamberland Filter memiliki suatu bagian berbentuk lilin dan terbuat dari porselein, sementara Berkefeld Filter memiliki suatu bagian yang terbuat dari Kieselgurf atau Infusorial Earth, sedangkan Katadyn Filter dilapisi dengan silver catalyst. Filter-filter tersebut hanya dapat menyaring bakteri tetapi tidak dapat menyaring virus. Desinfeksi Air Sumur Metode yang paling efektif dan murah untuk melakukan proses desinfeksi pada air sumur adalah dengan menggunakan bubuk pemutih (bleaching pow- der), Langkah-langkah di dalam mendesinfeksi air sumur, antara lain: 1, Menentukan/mengukur volume air yang terdapat di dalam sumur dengan: a. Mengukur dalamnya permukaan air (h) meter. b. Mengukur penampang sumur (d) meter. ¢. Substitusi h dan d dalam rumus: Volume (liter) = 3,14 * dh 2. Menentukan kadar kaporit yang diperlukan untuk mendesinfeksi sumur. Umumnya diperlukan sekitar 2,5 g kaporit untuk mendesinfeksi 1.000 liter air atau 0,7 mg klorin per 1 liter air. 3. Melarutkan kaporit di dalam air. Sebanyak 100 g kaporit dimasukkan ke dalam ember yang berisi air secukup- nya dan dibuat menjadi pasta tipis. Ke dalam campuran itu ditambahkan air 3/4 ember dan diaduk perlahan sampai rata. Biarkan selama 5-20 menit untuk mengendapkan zat kalsium yang terdapat dalam kaporit. Air yang terdapat di atas endapan dipindahkan ke ember lain, endapan kalsium yang ada bila dimasukkan ke dalam air sumur akan menimbulkan kesadahan pada air. 4. Memasukkan larutan klorin ke dalam sumur. Ember yang berisi larutan klorin diderek ke bawah sumur sampai berada jauh di bawah permukaan air. Air sumur diaduk dengan menggerakkan ember ke arah vertikal dan lateral beberapa kali sampai larutan klorin bercampur rata dengan air sumur. . 5. Periode kontak. Air sumur yang sudah menjalani proses klorinasi dibiarkan sampai 30 menit atau lebih sebelum air dapat ditimba untuk dikonsumsi. Sanitasi Sumber Air 6. Orthotolidine Arsenite Test. Setelah 30 menit dari periode kontak, residual chlorine yang bebas dalam air dapat diperiksa dengan menggunakan OTA Test. Jika ternyata kadar klorin bebas kurang dari 2 mg/l, proses klorinasi perlu diulang kembali sebelum sumber air dipergunakan. Pada saat terjadi epidemik kolera, sumur yang ada perlu didesinfeksi setiap hari. Desinfeksi air sumur juga dapat dilakukan dengan metode double pot. Metode double pot merupakan suatu cara desinfeksi yang sederhana dan efektif yang dipakai saat keadaan darurat ketika diperlukan adanya dosis klorin yang mantap dalam air sumur untuk beberapa waktu 2-3 minggu.Metode ini banyak dipakai dan sukses di beberapa negara. Keterangan: . Polietilen foil Tali’ |. Pot besar @ 25 cm dan tinggi 30 em . Pot kecil @ 16 cm dan tinggi 28 cm . Lubang @ | cm ._Kaporit dan pasir kasar eu awe Gambar 3.5. Desinteksi sumur dengan metode double pot Pengantar Kesehatan Lingkungan Berikut prosedur desinfeksi yang menggunakan metode double pot. 1. Buat campuran | kg kaporit dan 2 kg pasir kasar dengan penampang efektif 2mm. 2. Masukkan campuran itu ke dalam pot kecil sampai pada batas 3 cm di bawah lubang, kemudian masukkan pot itu ke dalam pot besar. 3. Tutup mulut pot besar itu dengan polietilen foil dan hubungkan dengan tali. 4. Celupkan double pot itu ke dalam-air dengan kedalaman kurang dari | meter di bawah permukaan air. Jaga agar pot tetap pada posisi tersebut dengan mengikat tali yang tersambung padanya. Metode ini terbukti sangat efektif selama 2-3 minggu untuk sumur keluarga kecil yang mengandung air 4.500 liter dengan jumlah pemakaian antara 360— 450 liter/hari. Pemeriksaan Air dan Kriteria Kesehatan Persediaan Air Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi standar air minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO, standar-standar air minum yang harus dipenuhi agar suatu persediaan air dapat dinyatakan layak sebagai air minum: 1. Memenuhi persyaratan fisik. 2. Memenuhi persyaratan biologis. 3. Mengandung zat-zat kimia. 4, Mengandung radioaktif. Negara maju lebih menekankan standar kimia, sedangkan negara berkembang lebih menekankan standar biologis. Berikut standar-standar untuk kelayakan air minum yang berlaku di Indonesia, menurut Permenkes RI No.01/Birhubmas/1/1975. * Standar fisik: suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan. + Standar biologis: kuman parasit, patogen, bakteri golongan koli (sebagai patokan adanya pencemaran tinja). * Standar kimia: pH, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain. * Standar radioaktif: radioaktif yang mungkin ada dalam air. 64 Sanitas! Sumber Air Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air minum yang sehat terdiri atas: 1. Survei saniter (sanitary survey) 2. Pengambilan sampel (sampling) 3. Pemeriksaan laboratorium: Fisik . Kimiawi . Bakteriologis . Virologis . Biologis Radiologis peaesp Survei Saniter Survei saniter (sanitary survey) merupakan pengumpulan data dari tempat dan. sumber persediaan air. Data yang dikumpulkan, antara lain, sumber pen- cemaran, cara distribusi air, dan informasi lain yang ada kaitannya dengan kepentingan sanitasi. Survei harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian di bidang. sanitasi. Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasikan dengan data-data dari hasil survei sebelummya sehingga dapat diambil suatu ke- simpulan bahwa sumber air yang telah diperiksa memang aman dan tiga berbahaya bagi masyarakat. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel (sampling) yang baik merupakan kegiatan yang penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi. Teknik pengambilan sampel ber- gantung pada tujuan pemeriksaan, apakah untuk pemeriksaan bakteriologis atau kimia. Pemeriksaan Laboratorium Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan radiologis. Pengantar Kesehatan Lingkungan Pemeriksaan Fisik Karakteristik fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan respons yang subjektif. Variabel-variabel yang diperiksa di dalam pemeriksaan fisik ini, antara lain: a. Turbiditas (kekeruhan). Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson Candle Turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang di- perbolehkan adalah kurang dari 5 unit. b. Warna Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwama. Pemeriksaan wama dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum adalah kurang dari 15 unit. c. Bau dan rasa Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau (odor) diukur secara subjektif terhadap air yang telah menjalani pengenceran serial. Pemeriksaan juga dilakukan pada larutan yang paling encer, yang masih terdeteksi baunya, Jumlah pengenceran merupakan odor number dari air yang diperiksa. Rasa adalah subjektivitas yang sulit dispesifikasikan. Respons terhadap rasa dan bau bersifat subjektif dan bercampuran sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif. Nilai ambang bau (threshold odor number) . adalah 3. Pemeriksaan Kimia Karakteristik kimia air minum ditentukan berdasarkan kandungan bahan-bahan kimia di dalamnya. /nternational Standard of Drinking Water dari WHO membagi komponen bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu: 1, Bahan-bahan toksik Batas maksimal (NAB) yang diperbolehkan (dalam satuan mg/1): + Arsenik 0,05 Kadmium 0,005 Sianida 0,05 Timbal 0,05 Merkuri 0,001 * Selenium 0,01 Adanya substansi yang disebut di atas ini dengan konsentrasi melampaui batasan maksimal yang diperbolehkan pada air minum tidak diperkenankan Sanitasi Sumber Air untuk dipergunakan oleh masyarakat. Contoh: Penyakit Minamata akibat keracunan Mercury di Jepang. . Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan a. Flourida Dari zat-zat kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum, flou- rida (F) merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentrasi batas (konsentrasi atas dan konentrasi bawah) yang dapat menimbulkan efek yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Konsentrasi flourida yang berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama dapat menimbulkan flourosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang dewasa. Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mtg/1, dapat peningkatan insidensi penyakit karies gigi pada masyarakat. Flourida merupakan bahan esensial untuk mencegah karies gigi pada anak-anak. Batasan yang aman untuk florida adalah 0,5-0,8 mg/l. b. Nitrat Nitrat dalam konsentrasi >45 mg/] dapat membahayakan anak-anak dan menimbulkan metahemoglobinemia infantil. c. Polynuclear Aromatic Hydrocarbon Zat ini dapat bersifat karsinogenik. Konsentrasinya dalam air minum <0,2 pg/l. - Bahan-bahan yang mempengaruhi potabilitas air WHO membuat suatu kriteria bahan-bahan yang dapat mempengaruhi potabilitas air yaitu, batasan maksimal yang diperbolehkan: * perubahan warna 5 unit * perubahan bau (unobjectionable) * perubahan rasa (unobjectionable) * pH 7,0-8,5 * total solid 500 mg/l * total hardness 2 mEq/\ * besi 0,1 mg/l * mangaan 0,05 mg/l * tembaga 0,05 mg/1 + zink 5,0 mg/l + kalsium 75 mg/l * magnesium 30 mg/I + sulfat (SO,) 200 mg/l + klorida 200 mg/l . * substansi phenolic 0,001 mg/l Pengantar Kesehatan Lingkungan 4, Bahan kimia sebagai indikator pencemaran Klorida Semua sumber air yang ada, termasuk air hujan, mengandung zat klorida. Kadar klorida bervariasi antar-tempat sementara di daerah dekat laut, kadar klorida cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami pen- cemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkani kadar klorida yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorida pada sumber air yang terdapat di sekitamya, dapat di- pastikan bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran. . Amonia bebas (free and saline ammonia) Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda-benda or- ganik. Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran oleh kotoran binatang atau manusia. Batas amonia bebas yang diperbolehkan <0,05 mg/l di dalam air minum. . Amonia albuminoid Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda- benda organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung amonia albuminoid. Jika terjadi hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perembesan dari limbah kotoran manusia, batas yang diperbolehkan 0,1 mg/l. . Nitrit Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali dalam air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nitrit (walau konsentrasinya rendah), perlu dicurigai adanya pencemaran. . Nitrat Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 1 mgi/l. Oxigen adsorbed Kadar oksigen yang diabsorpsi oleh air dapat digunakan sebagai approxi- mate test terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam air. Kadar oksigen. yang diabsorpsi oleh air pada tem- peratur 37°C dalam waktu 3 jam tidak boleh >1 mg/l. . Dissolved oxygen Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh <5 mg/1. Pemeriksaan kimia lengkap hanya dapat dilakukan pada pemeriksaan sumber air baru, Sanitasi Sumber Air sedangkan dalam pemeriksaan rutin selanjutnya dapat dilakukan uji-uji semacam pemeriksaan pH, oxidizability, amonia, nitrit, nitrat, klorida, amonia albuminoid, dan zat besi. Pemeriksaan Bakteriologis Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikro- organisme yang sering diperiksa sebagai indikator pencemaran oleh feses, , antara lain: 1. Organisme koliform Organisme koliform merupakan organisme nonspora yang motil atau non- motil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk meng- hasilkan asam dan gas pada temperatur 37°C dalam waktu 48 jam. Contoh tipikal koliform tinja adalah E. coli dan koliform nontinja adalah Klebsiella aerogeus. Keberadaan E. coli dalam sumber air merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia. Ada beberapa alasan mengapa or- ganisme koliform dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja dibandingkan kuman patogen lain yang terdapat di saluran pencernaan manusia, antara lain: a. Jumlah organisme koliform cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-400 miliar organisme ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang sekali ditemukan dalam air, keberadaan kuman ini dalam air memberi bukti kuat adanya kontaminasi tinja manusia. b. Organisme ini lebih mudah dideteksi melalui metode kultur (walau hanya terdapat | kuman dalam 100 ce air) dibanding tipe kuman patogen lainnya. ¢. Organisme ini lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus patogen lainnya. d. Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah. Bila coliform organisme ini ditemukan di dalam sampel air maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga diketemukan dalam sampel air tersebut di atas walaupun dalam jumlah yang kecil. 2. Streptokokus tinja Organisme ini biasanya ditemukan di dalam tinja bersama dengan E. coli. Pada kasus-kasus yang tidak jelas streptokokus tinja ini dapat digunakan sebagai indikator untuk uji pembuktian (confirmatory test) adanya kon- taminasi tinja manusia. 69 Pengantar Kesehatan Lingkungan 3. Clostridium perfringens dan Clostridium welchii Organisme ini biasa ditemukan dalam feses manusia dalam jumlah kecil. Sporanya dapat bertahan lama dalam air dan biasanya resisten terhadap dosis klorinasi normal. Keberadaan Ci. perfringens bersama E. coli dalam air menunjukkan terjadinya kontaminasi baru. Sebaliknya, jika yang di- temukan hanya Cl. perfringens, kontaminasi terjadi setelah waktu berselang. Pengujian yang biasa dilakukan pada pemeriksaan bakteriologis air, antara lain: 1, Presumptive Coliform Test a. Multiple Tube Method b. Membrane Filtration Method c. Primary Health Care Tehnique 2. Colony Count 3. Pemeriksaan streptokokus tinja dan Cl. Perfringens Presumptive Coliform Test Pemeriksaan ini terbagi menjadi 3 tipe, antara lain: a. Multiple tube method Dasar dari pemeriksaan ini adalah estimasi jumlah paling memungkinkan (most propable number, MPN) organisme koliform di dalam 100 cc air. Prosedur: Sediakan satu seri tabung yang mengandung media Mc Conkey’s Lactose Bile Salt Broth dan Bromcresal Purple sebagai jndikator. Untuk setiap 5 tabung, masukkan sampel air yang akan diperiksa masing-masing sebanyak 0,1 cc; 1 cc; dan 10 cc. Simpan tabung dalam inkubator selama 48 jam pada temperatur 37 °C. Jika dalam sampel air terdapat kontaminasi tinja maka organisme koliform akan memfermentasi laktosa yang kemudian menghasilkan asam dan gas di dalam tabung. Dari jumlah tabung positif dapat ditentukan MPN organisme koliform dalam 100 cc sampel air. Konfirmasi hasil tes: Tabung yang menunjukkan hasil positif diambil sampelmya dan di-inokulasikan pada 2 tabung yang berisi Brilliant Green Bile Lactose Broth. Tabung pertama dimasukkan dalam inkubator selama 48 jam pada temperatur 37°C dan tabung kedua dimasukkan dalam inkubator selama 48 jam pada temperatur 44°C. £. coli merupakan satu-satunya organisme koliform yang dapat membentuk gas dari laktose pada temperatur 44°C. Sanitas! Sumber Alr b. Membrane Filter Tehnique Teknik filter membran ini ditemukan oleh Goetz dari German pada tahun 1947, Teknik ini telah dipakai oleh beberapa negara sebagai standar di dalam melakukan pemeriksaan terhadap organisme koliform. Prosedur: Sampel air kurang lebih 500 cc disaring dengan membrane khusus yang terbuat dari bahan cellulose ester. Semua bakteri akan melekat dan tinggal di atas permukaan membran. Bakteri yang melekat itu kemudian dipindahkan ke atas lapisan kapas atau tissue yang mengandung cairan endomedia/Eosin Methylene Blue Medium dan disimpan dalam inkubator selama 20 jam pada temperatur 37° C. Bila terdapat organisme koliform dalam sampel air maka akan terbentuk koloni-koloni bakteri berwarna merah dan hitam mengkilap. ¢. Primary Health Care Technique Prinsipnya hampir sama dengan membrane filter technique dan digunakan di lapangan saat terjadi wabah penyakit muntaber dan hanya dipakai sebagai indikator untuk uji pembuktian adanya kontaminasi tinja manusia. Colony Count Penghitungan koloni hanya memberikan gambaran perkiraan secara umum terhadap derajat pencemaran yang terjadi. Bila penghitungan koloni dilakukan hanya satu kali tidak akan memberikan banyak arti, tetapi bila dilakukan beberapa kali dari sumber yang sama dalam beberapa interval waktu, hasilnya dapat dijadikan indikasi dini terjadinya suatu pencemaran. Contoh: Penghitungan I > 0 koloni Penghitungan II > 2 koloni Penghitungan III > 3 koloni Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi suatu pencemaran oleh organisme koliform pada sumber air yang ada. Pemeriksaan Streptokokus Tinja dan Ci. perfringens Apabila hasil pemeriksaan sampel air tidak jelas, tetapi ditemukan keberadaan streptokokus tinja dan Ci. perfringens dalam sampel itu, hasil tersebut dapat dipakai sebagai indikasi yang kuat adanya kontaminasi sumber air oleh tinja manusia. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Sanitasi Sumber Air Keterangan hasil penghitungan BIP: 0-8 :jemnih 0-20 : agak tercemar (slightly polluted) 20-60 —: tercemar (polluted water) 60-100 : sangat tercemar (grossly polluted) BIP dipergunakan sebagai bahan pembanding dari pemeriksaan bacteriologis dan kimia dalam menentukan derajat pencemaran air. Pemeriksaan Radiologis Pencemaran pada sumber air oleh bahan-bahan radiologis dapat dipastikan melalui metode radio-chemical analysis, Batasan pencemaran yang diperboleh- kan oleh WHO (1971) dalam International Standard of Drinking Water, antara lain: * Gross Alpha Activity 3 pei/l * Gross Betha Activity 30 pei/] Distribusi Sumber Air Ada 2 jenis sistem distribusi sumber air yang sering dilakukan, intermittent supply dan continous supply. Di antara kedua sistem tersebut, sistem intermiten (tidak teratur) perlu mendapat perhatian lebih besar karena banyaknya kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan sistem ini. Kerugian tersebut, di antaranya: a. Pipa-pipa dalam keadaan kosong pada saat darurat. b. Penduduk terpaksa menyediakan tempat penampungan air yang terkadang dapat tercemar jika cara penyimpanan kurang baik. c. Pada keadaan pipa sedang kosong akan terjadi tekanan negatif yang disebut back siphoning. Akibat tekanan ini, bakteri dan gas beracun dapat terisap ke dalam pipa-pipa yang bocor yang selanjutnya dapat menimbulkan wabah. penyakit pada masyarakat. WHO Expert Committee (1965) memberikan rekomendasi yang sangat kuat bahwa penerapan sistem intermiten di dalam pendistribusian air dan low pressure service tidak baik untuk kesehatan dan perlu dihindari. Pengantar Kesehatan Lingkungan Pemberian Flourida pada Air Minum Kekurangan dan kelebihan kadar flourida dalam air minum dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Kekurangan flourida dalam air minum dapat menimbulkan karies pada gigi, sementara kelebihan kadar flourida dapat menimbulkan flourosis gigi dan tulang. WHO (1969) merekomendasikan pemberian zat flourida (melalui proses flourisasi) pada sumber air minum untuk masyarakat dengan nilai asupan flourida berada di bawah batas optimal untuk mencegah terjadinya karies gigi. Batasan kadar florida yang diperbolehkan sekitar 0,5—-0,8 ppm. 74 39434 Pencemaran Udara IV Pendahuluan Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda- benda yang panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia. Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93%, dan karbon- dioksida 0,03%, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan. Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada ma- syarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami pen- cemaran oleh kehidupan dan kegiatan manusia serta proses alam lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem yang disebut removal mechanism. Proses yang terjadi dapat berupa pergerakan udara, hujan, sinar matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Pada suatu keadaaan ketika pencemaran yang terjadi me- lebihi kemampuan alam untuk membersihkan dirinya sendiri, pencemaran itu akan membahayakan kesehatan manusia dan memberikan dampak yang luas terhadap fauna, flora, dan terhadap ekosistem yang ada. Definisi dan Batasan Polusi atau pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain ke dalam udara, baik oleh kegiatan manusia secara langsung atau tidak langsung maupun 75 Pengantar Kesehatan Lingkungan akibat proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Setiap substansi yang bukan merupakan bagian dari komposisi udara normal disebut sebagai polutan. Sumber Pencemaran Sumber-sumber pencemaran udara dapat dibagi dalam dua kelompok besar, sumber alamiah dan akibat perbuatan manusia seperti berikut. 1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam. Contoh: kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya. 2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasal dari kegiatan manusia). Contoh: a. Sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor berupa gas CO, CO), NO, karbon, hidrokarbon, aldehide, dan Pb. b. Limbah industri: kimia, metalurgi, tambang, pupuk dan minyak bumi. c. Sisa pembakaran dari gas alam, batubara, dan minyak, seperti asap, debu, dan sulfurdioksida. d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan limbah reaktor nuklir. Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu keadaan ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara bereaksi menjadi jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan semula. Contoh, dua jenis komponen polutan yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar minyak (yaitu nitrogen dioksida dan hidrokarbon) dengan bantuan sinar ultraviolet akan membentuk jenis polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Reaksi kimia: N,O + Hidrokarbon > Peroksiasetil Nitrat + O, sinar matahari Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi dikenal sebagai kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa pembentuk kabut peng- iritasi (irritating smog forming compound). Kabut tersebut menyebabkan mata menjadi berair dan distres pernapasan pada manusia serta menimbulkan hill reaction dan mengganggu proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Ozon sendiri Pencemaran Udara — So Tabel 4.1. Ukuran partike! debu dalam saluran pernapasan Ukuran Saluran pernapasan 8-25 mikron Melekat di hidung dan tenggorok 2-8 mikron Melekat di saluran bronkial 05-2 mikron Deposit pada alveoli <0,5 mikron Bebas keluar masuk melalui pernapasan akan meningkatkan proses respirasi daun-daunan dan mengurangi makanannya sehingga tumbuhan menjadi layu dan mati. Jenis polutan dapat dibagi berdasarkan struktur kimia dan penampang partikel- nya, seperti berikut. 1. Struktur kimia: a. Partikel: debu, abu, dan logam, seperti Pb, ‘1, kadmium, dan berilium. b. Gas anorganik seperti NO, CO, SO, amonia, dan hidrogen. c. Gas organik seperti hidrokarbon, benzen, etilen, asetilen, aldehide, keton, alkohol, dan asam-asam organik. . Penampang partikel Partikel dalam udara dapat melekat pada saluran pernapasan manusia yang tentunya dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia. (Lihat Tabel 4.1.) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencemaran Udara Pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini dipengaruhi oleh be- berapa faktor, di antaranya faktor meteorologi dan iklim serta faktor topografi. Meteorologi dan Iklim Variabel yang termasuk di dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain: a. Temperatur Pergerakan mendadak lapisan udara dingin ke suatu kawasan industri dapat menimbulkan temperatur inversi. Dengan kata lain, udara dingin akan terperangkap dan tidak dapat keluar dari kawasan tersebut dan cenderung menahan polutan tetap berada di lapisan permukaan bumi sehingga kon- sentrasi polutan di kawasan tersebut semakin lama semakin tinggi. Pengantar Kesehatan Lingkungan ee Dalam keadaan tersebut, di permukaan bumi dapat dikatakan tidak terdapat pertukaran udara sama sekali. Karena kondisi itu dapat berlangsung sampai beberapa hari atau beberapa minggu, udara yang berada dekat permukaan bumi akan penuh dengan polutan dan dapat menimbulkan keadaan yang sangat kritis bagi kesehatan. Contoh, Kota Tokyo pada tahun 1970 diselimuti oleh kabut tebal penuh dengan polutan sampai beberapa minggu sehingga lebih dari 8.000 penduduknya menderita infeksi saluran pemapasan atas, sakit mata, dan lain-lain. b. Arah dan kecepatan angin Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan terbang kemana-mana dan dapat mencemari udara negara lain. Kondisi semacam ini pernah dialami oleh negara-negara di daratan Eropa. Contoh lainnya adalah kebakaran hutan di Indonesia yang menyebabkan kabut asap di negara Malaysia dan Singapura. Sebaliknya, apabila kecepatan angin lemah, polutan akan menumpuk di tempat dan dapat mencemari udara tempat pemukiman yang terdapat di sekitar lokasi pencemaran tersebut. ec. Hujan Air hujan, sebagai pelarut umum, cenderung melarutkan bahan polutan yang terdapat dalam udara. Kawasan industri yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya berpotensi menjadi sumber pencemar udara di sekitarnya. Pembakaran batubara akan menghasilkan gas sulfurdioksida dan apabila gas tersebut bercampur dengan air hujan akan terbentuk asam sulfat (sulfuric acid) sehingga air hujan menjadi asam, biasa disebut hujan asam (acid rain). Topografi ° Variabel-variabel yang termasuk di dalam faktor topografi, antara lain: a. Dataran rendah Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara negara lain. b. Pegunungan Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. c. Lembah * Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di per- mukaan bumi. Contoh, kasus lembah Silicon (USA). Pencemaran Udara Efek Pencemaran Udara Efek-efek pencemaran udara pada kehidupan manusia dapat dibagi menjadi efek umum, efek terhadap ekosistem, efek terhadap kesehatan, efek terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, efek terhadap cuaca dan iklim, dan efek terhadap sosial-ekonomi. Efek Umum Efek umum pencemaran udara terhadap kehidupan manusia, antara lain: a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada manusia, flora, dan fauna. b. Memengaruhi kuantitas dan kualitas sinar matahari yang sampai ke per- mukaan bumi dan memengaruhi proses fotosintesis tumbuhan. c. Memengaruhi dan mengubah iklim akibat terjadinya peningkatan kadar CO, di udara. Kondisi ini cenderung menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect). d. Pencemaran udara dapat merusak cat, karet, dan bersifat korosif terhadap benda yang terbuat dari logam. . Meningkatkan biaya perawatan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya. f. Mengganggu penglihatan dan dapat meningkatkan angka kasus kecelakaan lalulintas di darat, sungai, maupun udara. g. Menyebabkan warna kain dan pakaian menjadi cepat buram dan bernoda. ° Efek terhadap Ekosistem Industri yang mempergunakan batubara sebagai sumber energinya akan me- lepaskan zat oksida sulfat ke dalam udara sebagai sisa pembakaran batubara. Zat tersebut akan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat sehingga air hujan menjadi asam (acid rain). Apabila keadaan ini berlangsung cukup lama, akan terjadi perubahan pada ekosistem perairan danau. Akibatnya, pH air danau akan menjadi asam, produksi ikan menurun, dan secara tidak langsung pendapatan rakyat setempat pun menurun. Efek terhadap Kesehatan Efek pencemaran udara terhadap keschatan manusia dapat terlihat baik secara cepat maupun lambat, seperti berikut. a. Efek cepat Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran pernapasan. Pada situasi tertentu, gas CO 79 Pengantar Kesehatan Lingkungan dapat menyebabkan kematian mendadak karena daya afinitas gas CO terhadap haemoglobin darah (menjadi methaemoglobin) yang lebih kuat dibandingkan daya afinitas O, sehingga terjadi kekurangan gas oksigen di dalam tubuh. b. Efek lambat Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronkhitis kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain, emfisema paru, black lung disease, asbestosis, silikosis, bisinosis, dan, pada anak-anak, penyakit asma dan eksema. Efek Terhadap Tumbuhan dan Hewan Tumbuh-tumbuhan sangat sensitif terhadap gas sulfur dioksida, florin, ozon, hidrokarbon, dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Ternak akan menjadi sakit jika memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung dan tercemar florin. Efek Terhadap Cuaca dan iklim Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca (green house effect). Udara menjadi panas dan gerah. Selain itu, partikel-partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin. Efek Terhadap Sosial Ekonomi Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaya ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi. Indikator Pencemaran Udara Indikator yang paling baik dalam menentukan derajat suatu kasus pencemaran adalah dengan cara mengukur atau memeriksa konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap, serta partikel-partikel debu di udara. Pencemaran Udara Gas Sulfur Dioksida Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang konsentrasinya paling tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak. Di dalam setiap survei pencemaran udara, gas ini selalu diperiksa. Indeks Asap Berikut cara penggunaan indeks asap (smoke atau sciling index): Sampel udara disaring dengan sejenis kertas (paper tape) dan diukur densitasnya dengan alat fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units ‘per 1000 linear feet dari sampel udara. Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan bergantung pada perubahan iklim. Partikel Debu Partikel-partikel berupa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur derajat pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan miligram atau mikrogram partikel per meter kubik udara. Parameter Lain untuk Indikator Pencemaran Udara Berikut beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menentukan derajat pencemaran udara yang terjadi. 1, Karbon monoksida Karbon monoksida dapat juga dipakai sebagai parameter untuk indikator pencemaran udara, terutama yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor. 2. Oksidan (0) Oksidan, misalnya saja ozon (O;), dihasilkan akibat kerja sinar matahari terhadap asap pembuangan kendaraan bermotor di kota-kota besar. 3. Nitrogen dioksida Nitrogen dioksida merupakan gas yang dihasilkan baik akibat kegiatan manusia maupun akibat proses alam semacam aktivitas gunung berapi. Gas ini dapat dipakai sebagai indikator pencemaran udara. 4. Timah hitam atau timbal Sering dipakai sebagai bahan untuk menambah kekuatan dan kecepatan mobil dan biasanya ditambah ke dalam bahan bakar bensin. 81 a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book 139439 Makanan dan V Minuman Pendahuluan Berdasarkan definisi dari WHO, makanan adalah semua substansi yang di- butuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk pengobatan. Air tidak termasuk dalam makanan karena merupakan elemen yang vital bagi kehidupan manusia. Terdapat tiga fungsi makanan. Pertama, makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan dari makanan seperti juga energi. Kedua, makanan sebagai zat pembangun karena makanan berguna untuk membangun jaringan tubuh yang baru, memelihara, dan memperbaiki jaringan tubuh yang sudah tua. Fungsi ketiga, makanan sebagai zat pengatur karena_makanan turut serta mengatur proses alami, kimia, dan proses faal dalam tubuh. Makanan merupakan salah satu bagian yang penting untuk kesehatan manusia mengingat setiap saat dapat saja terjadi penyakit-penyakit yang diakibatakan oleh makanan. Kasus penyakit bawaan makanan (foodborne disease) dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain, kebiasaan mengolah makanan secara tradisional, penyimpan dan penyajian yang tidak bersih, dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi. Sanitasi Makanan Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, , tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi ma- kanan, antara lain 1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan. 2. Mencegah penularan wabah penyakit. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Makanan dan Minuman . Tempat penyimpanan dibangun sedemikian rupa sehingga binatang seperti tikus atau serangga tidak bersarang. 2. Jika akan menggunakan rak, harus disediakan ruang untuk kolong agar mudah membersihkannya. 3. Suhu udara dalam gudang tidak lembab untuk mencegah tumbuhnya jamur. 4. Memiliki sirkulasi udara yang cukup. 5. Memiliki pencahayaan yang cukup. 6. Dinding bagian bawah dari gudang harus dicat putih agar memper- mudah melihat jejak tikus (jika ada). 7. Harus ada jalan dalam gudang: a. Jalan utama lebar 160 cm. b. Jalan antar lebar blok 80 cm. ¢. Jalan antar rak lebar 80 cm d, Jalan keliling 40 cm. d. Pemasaran Makanan Tempat penjualan atau pasar harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan memiliki alat pendingin. Contoh pasar yang memenuhi persyaratan adalah pasar swalayan atau supermarket. e. Pengolahan Makanan Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi terutama berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak. f. Penyajian Makanan Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pem- beli. g- Penyimpanan Makanan Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin. Faktor Manusia Orang-orang yang bekerja pada tahapan di atas juga harus memenuhi per- syaratan sanitasi, seperti keschatan dan kebersihan individu, tidak menderita penyakit infeksi, dan bukan carrier dari suatu penyakit. Untuk personil yang menyajikan makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun, memiliki penampilan yang baik Pengantar Kesehatan Lingkungan dan keterampilan membawa makanan dengan teknik khusus, serta ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap 6 bulan atau | tahun. Faktor Peralatan Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus juga memenuhi persyaratan sanitasi. Faktor Penyebab Makanan menjadi Berbahaya Terdapat 2 faktor yang menyebabkan suatu makanan menjadi berbahaya bagi manusia, antara lain: 1. Kontaminasi Kontaminasi pada makanan dapat disebabkan oleh: . Parasit, misalnya, cacing dan amuba. . Golongan mikroorganisme, misalnya, salmonela dan shigela. . Zat kimia, misalnya, bahan pengawet dan perwama. |. Bahan-bahan radioaktif, misalnya, kobalt, dan uranium. . Toksin atau racun yang dihasilkan oleh mikroorganisme, seperti stafilo- kokus dan Clostridium botulinum. 2. Makanan yang pada dasarnya telah mengandung zat berbahaya, tetapi tetap dikonsumsi manusia karena ketidaktahuan mereka dapat dibagi menjadi 3 golongan: a, Secara alami makanan itu memang telah mengandung zat kimia beracun, misalnya, singkong yang mengandung HCN dan ikan dan kerang yang mengandung unsur toksik tertentu (logam berat, mis., Hg dan Cd) yang dapat melumpuhkan sistem saraf dan napas. b. Makanan dijadikan sebagai media perkembangbiakan sehingga dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi manusia, misalnya dalam kasus keracunan makanan akibat bakteri (bacterial food poisoning). c. Makanan sebagai perantara. Jika suatu makanan yang terkontaminasi dikonsumsi manusia, di dalam tubuh manusia agens penyakit pada makanan itu memerlukan masa inkubasi untuk berkembang biak dan setelah beberapa hari dapat mengakibatkan munculnya gejala penyakit. Contoh penyakitnya antara lain typhoid abdominalis dan disentri basiler. epoge Hubungan Suhu-Waktu Hubungan suhu-waktu (time-temperature relationship) adalah hubungan antara waktu dan suhu pemanasan pada makanan agar kuman yang terdapat dalam Makanan dan Minuman makanan dapat mati dengan waktu pemanasan tertentu yang diperkirakan adekuat. Suhu optimum pertumbuhan adalah suhu yang paling baik untuk pertumbuhan kuman. Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, mikroorganisme dapat dibagi ke dalam 3 golongan, seperti berikut: 1. Termofilik: 45-60°C 2. Mesofilik: 20-45°C 5. Psikofilik: 0-(-20)°C Sementara itu, thermal death adalah kematian yang terjadi akibat pemanasan. Kejadian ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 1. Konsentrasi kuman Makin tinggi konsentrasi kuman, waktu yang diperlukan makin lama. 2. Riwayat mikroorganisme a, Suhu waktu pembiakan b. Umur dari pertumbuhan c. Fase pertumbuhan d. Komposisi substrat Bigelow dan Esty membuat tabel pembiakan mikroorganisme yang dipanaskan pada suhu dan waktu tertentu. Sampel yang digunakan adalah 5000 spora flatsour bakteri per CC corn juice. Lihat Tabel 5.1 dan 5.2. Pada waktu pengolahan perlu diperhatikan bahwa bahan makanan yang sudah tusak harus dibuang, sedangkan zat-zat yang berguna di dalam makanan jangan sampai terbuang. Hindari penggunaan bahan makanan yang beracun atau jangan mengolah makanan berdekatan dengan zat atau bahan beracun. Tabel 5.1. Pembiakan mikroorganisme pada suhu dan waktu tertentu Suhu (°C) Waktu (detik) 100 1200 105 600 110 190 15 : 70 120 19 125 7 130 3 135 1 Pengantar Kesehatan Lingkungan Tabel 5.2. Hubungan suhu-waktu pada mikroorganisme Mikroorganisme ‘Suhu (°C) Waktu (detik) Gonorrhea 23 50 S. typhosa 43 50 S. aureus 18,4 60 E coli .20-30 57 S. haemophyllus ists 70-75 Lactobacillus 30 7 Pelaksanaan Higiene dan Sanitasi -Aturan mengenai pelaksanaan higiene dan sanitasi makanan tercantum dalam Undang-Undang No. 9/1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan dan Undang- Undang No. 11/1962 tentang Higiene untuk Usaha-Usaha Umum. Di dalam undang-undang tersebut ditegaskan mengenai pelaksanaan pendidikan kesehat- an, pengamatan dan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan makanan dan pemeriksaan terhadap perusahaan makanan. Tugas tersebut dibebankan kepada Puskesmas setempat setiap 6 bulan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, perlu diperhatikan: 1. Kebersihan dan fasilitas Pemeriksaan kebersihan dan fasilitas dilakukan terhadap: keadaan dinding bangunan perusahaan keadaan langit-langit bangunan perusahaan keadaan ruangan bangunan perusahaan keadan ventilasi bangunan perusahaan bagaimana perlindungan terhadap vektor bagaimana sumber persediaan air bagaimana cara pembuangan kotoran 2. Tempat pengelolaan makanan dan minuman Pemeriksaan dilakukan terhadap: * fasilitas pencucian cara mendesinfeksi makanan mutu makanan penyimpanan makanan penyimpanan bahan mentah perlindungan bahan makanan terhadap debu Makanan dan Minuman 3. Kamar kecil dan tempat cuci Pemeriksaan dilakukan terhadap: * we * tempat cuci * tempat mandi « prasarana lain 4. Karyawan Pemeriksaan pada karyawan dilakukan untuk memastikan: + keberadaan surat keterangan kesehatan +. kebersihan karyawan tersebut * kebiasaan karyawan * pemeriksaan kesehatan Pengawasan Sanitasi Makanan Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan pengawasan terhadap sanitasi suatu produk makanan dimulai dari proses produksi, penyimpanan, distribusi, penjualan sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian, konsumen akan mendapat makanan yang berkualitas baik dan terhindar dari bahaya yang mungkin diakibatkan oleh makanan tersebut. Konsumen sendiri juga. perlu melakukan pengawasan terhadap produk makanan jadi yang beredar di pasaran. Di Indonesia, pengawasan sanitasi produk makanan masih tumpang tindih. Belum ada kepastian mengenai undang-undang atau peraturan yang berlaku di bidang makanan dan minuman, selain masih kurang jelasnya institusi yang berwenang dan kurang berfungsinya kendali masyarakat atau Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) terhadap kasus yang terjadi yang dapat merugikan masyarakat. Landasan hukum pengawasan sanitasi adalah undang-undang dan peraturan seperti UU No. 9/1960 tentang Pokok-pokok kesehatan, UU No. 11/1962, tentang Higiene untuk Usaha-Usaha bagi Umum, UU No. 2/1966 tentang higiene, serta peraturan-peraturan daerah tingkat I dan tingkat H. Penegakan hukum bidang pengawasan sanitasi ini juga dapat dilaksanakan melalui pem- berian wewenang oleh unit kesehatan provinsi kepada unit kesehatan kabu- paten/kotamadya, misalnya pengawasan terhadap hewan potong oleh DepTan Dinas Pertanian. Landasan hukum untuk pengawasan sanitasi terhadap susu dan daging, yaitu STBL 1912, 432-435; Bab I, Pasal 1, STBL 1926, No.714; STBL 1937, No.512, dan UU Pokok Kehewanan No. 6/1967. Pengawasan dapat lebih efektif jika instansi pemerintah yang berwenang dibekali dengan landasan hukum dalam mengambil tindakan. Pengantar Kesehatan Lingkungan Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan Hasil suatu penelitian sosial ekonomi yang diselenggarakan pada tahun 1977 menunjukkan bahwa 46,84% dari anggaran belanja dikeluarkan untuk makanan. Hasil penelitian proyek Moh. Husni Thamrin, tahun 1975-1976, menunjukkan bahwa 63,74% anggaran belanja dialokasikan untuk makanan. Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan sangat besar karena makanan atau minuman dapat berperan sebagai vektor agens penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan dan minuman disebut sebagai food- and milk-borne disease (penyakit bawaan makanan dan susu). Penyakit-penyakit tersebut dapat disebabkan oleh: 1. Parasit, misalnya 7. saginata, T. solium, D. latum, dan sebagainya. Parasit tersebut masuk ke dalam tubuh melalui daging sapi, daging babi, atau ikan yang terinfeksi yang dikonsumsi manusia. 2. Mikroorganisme, misalnya S. typhii, Sh. dysentry, Richettsia, dan virus hepatitis yang menggunakan makanan sebagai media perantaranya. 3. Toksin, misalnya bakteri stafilokokus memproduksi enterotoksin, Clostridium memproduksi eksotoksin. Di sini, makanan berfungsi sebagai media pem- biakan. 4. Zat-zat yang membahayakan kesehatan yang secara sengaja (karena ke- tidaktahuan) dimasukkan ke dalam makanan, misalnya zat pengawet dan zat pewarna, ataun yang secara tidak sengaja, misalnya insektisida (suatu bahan yang beracun yang sering dikira gula/tepung). 5. Penggunaan makanan yang sudah beracun, misalnya jamur, singkong, tempe bongkrek, dan jengkol. Beberapa faktor yang memengaruhi makanan baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain: 1. Air, Air sangat erat hubungannya mulai dari sumber pengelolaan. 2. Air kotor. Air kotor dapat menjadi sumber kuman patogen terutama dari saluran pencernaan. 3. Tanah. Tanah yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. 4, Udara. Mikroorganisme patogen yang berbentuk partikel bercampur debu dapat mengontaminasi makanan, demikian juga percikan ludah akibat bersin. Kontaminasi yang terjadi biasanya bergantung pada musim, lokasi, dan pergerakan udara. 5. Manusia. Manusia merupakan sumber paten bakteri S. aureus, salmonela, C. perfringens, dan enterokokus. Makanan dan Minuman 6. Hewan atau ternak peliharaan. Mikroorganisme semacam C. perfringens atau dari golongan salmonela dapat terbawa dalam hewan atau ternak. 7. Binatang pengerat. Binatang pengerat berisiko mengontaminasi nasi, sayur, dan buah-buahan, selain menjadi media pembawa salmonela dan enterokokus. Kontaminasi Makanan Kontaminasi makanan dapat terjadi akibat agens penyakit yang menyebabkan infeksi atau akibat proses pembusukan. Pembusukan dapat terjadi secara alami akibat enzim-enzim yang ada dalam makanan itu sendiri, misalnya pembusukan pada durian dan sayuran. Makanan yang busuk adalah makanan yang sudah mengalami proses sedemikian rupa sehingga tidak dapat dimakan manusia. Untuk dapat menyatakan bahwa suatu makanan memang telah busuk, kriteria makanan busuk berikut harus terpenuhi. a. Makanan yang telah mengandung toksin atau bakteri. b. Makanan yang rusak dan jika dikonsumsi dapat menyebabkan keracunan. Untuk menentukan apakah suatu makanan masih dapat dimakan atau tidak, makanan tersebut harus memenuhi kriteria berikut. a. Makanan berada dalam tahap kematangan yang dikendalikan. b. Makanan bebas dari pencemaran sejak tahap produksi sampai tahap pe- nyajian atau tahap penyimpanan makanan yang sudah diolah. c. Bebas dari perubahan-perubahan fisik, kimia yang tidak diketahui atau akarena kuman pengerat, serangga, parasit, atau karena pengawetan. d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang dibawa oleh makanan, tetapi menampakkan keadaan-keadaan kegiatan pembusukan yang dikehendaki, seperti keju, tempe dan susu. Selain itu, kita juga perlu mengetahui sifat atau karakteristik suatu jenis makanan. Berdasarkan kerentanannya terhadap proses pembusukan, makanan dapat dibagi ke dalam tiga golongan, seperti berikut. a, Nonperishable food (stable food) Nonperishable food adalah makanan yang sifatnya stabil dan tidak mudah rusak kecuali jika mendapat perlakuan yang tidak baik, Contoh makanan semacam ini di antaranya gula, makroni, mie kering, tepung, dan makanan kaleng. Makanan kaleng akan mengalami perubahan jika kemasan (dalam hal ini kaleng) bocor atau rusak. Bakteri tahan asam yang mengontaminasi 93 Pengantar Kesehatan Lingkungan makanan kaleng itu tidak akan mati dengan pemanasan dan justru akan memproduksi spora. Spora kemudian berkembang biak dan memproduksi racun yang memicu proses pembusukan pada makanan. Sama halnya, spesies Clostridium nigrificans menyebabkan proses pembusukan yang mengeluarkan bau semacam bau telur busuk. b. Semiperishable food Semiperishable food adalah makanan yang sifatnya semistabil dan agak mudah busuk. Contohnya antara lain roti kering dan kentang. ce. Perishable food Perishable food adalah makanan yang sifatnya tidak stabil dan mudah busuk. Contoh makanan semacam ini adalah ikan, daging, susu, dan telur. Berikut beberapa tipe penyakit yang ményerang manusia berkaitan dengan makanan. 1, Foodborne disease Foodborne disease (penyakit bawaan makanan) adalah suatu gejala penyakit yang terjadi akibat mengonsumsi makanan yang mengandung mikroor- ganisme atau toksin baik yang berasal dari tumbuhan, bahan kimia, kuman, maupun binatang. 2. Food infection Food infection adalah suatu gejala penyakit yang muncul akibat masuk dan berkembangbiaknya mikroorganisme dalam tubuh (usus) manusia melalui makanan yang dikonsumsinya. 3. Food intoxication Food intoxication adalah suatu gejala penyakit yang muncul akibat mengon- sumsi makanan yang mengandung racun atau mengonsumsi racun yang ada dalam makanan. Penyebab Penyakit Bawaan Makanan Penyakit bawaan makanan yang menyerang manusia dapat terjadi akibat makanan yang dikonsumsi mengandung: 1, Parasit Parasit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan makanan pada manusia, antara lain: a. T. saginata (cacing pita sapi) Cacing ini ditemukan dalam daging sapi dan bila daging sapi itu tidak diolah dengan benar, konsumsinya pada manusia dapat mengakibatkan Makanan dan Minuman anemia dan gangguan pada susunan saraf pusat. Pencegahannya adalah dengan memasak daging sapi sampai matang sehingga larva cacing itu mati. b T. soleum (cacing pita babi) Cacing ini biasa ditemukan dalam daging babi dan larvanya dapat tetap hidup pada daging babi yang pengolahannya tidak benar. Larva yang terbawa dalam makanan manusia akan menetap di jaringan otot manusia yang selanjutnya dapat bermigrasi ke mata dan otak sehingga terjadi gangguan gangguan pada organ tersebut. ¢. D, latum (cacing pitarikan) Cacing ini ditemukan pada daging ikan. Konsumsi daging ikan yang pengolahannya tidak benar akan menyebabkan manusia menderita ane- mia. Pencegahannya adalah dengan memasak daging ikan dengan sem- purna. Penyimpanan daging ikan dapat dilakukan dengan proses pem- bekuan pada suhu di bawah (-10)° C. d. T. spiralis Larva organisme ini menyebabkan penyakit trichinosis dan bahkan kematian (jika jumlah larvanya sangat banyak). Upaya pencegahannya antara lain dengan memasak sisa makanan atau sampah gangren sebelum diberikan pada ternak (babi), memasak daging secara sempumma, mem- bekukan daging dengan suhu (-15)° C selama 20 hari, mengasinkan atau mengasap daging, menambahkan bahan pengawet, dan melakukan peng- awasan terhadap rumah-rumah potong hewan. . Mikroorganisme Mikroorganisme dapat menyebabkan foodborne infection. Makanan ber- peran sebagai vektor dan mikroorganisme yang berhasil masuk akan ber- kembang biak di dalam usus manusia. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada makanan ini, antara lain,typhus abdominalis, disentri amuba, dan disentri basiler. Pencegahannya adalah dengan memasak semua bahan makanan sampai matang, melindungi makanan dari kontaminasi binatang pengerat, menyimpan makanan pada suhu kurang dari (-15)° C, dan me- manaskan makanan pada suhu lebih dari 60° C. |. Food Poisoning Food poisoning akan dibahas dalam Bab 6 tentang Keracunan Makanan. a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book a You have elther reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing lil far this book Dr. Budiman Chandra p Cr saip aor a] 29) Lingkungan MUTE eae er eo B kesehatan lingkungan yang PTET EM rch Teno lesaikan masalah kesehatan ling- kungan yang sering ditemukan di ST Oe Informasi yang terdapat dalam buku Pee U mE ean leet) POTS ENeC bird aircon TCE tome TT) Dele Lc Hm emt eT PCC ee he mor ebay Sela eR nE CT ie) ee ET MEE eases el emer ny mahasiswa kesehatan lingkungan dan Seem CT III ISBN 979-448-796-1 OUKi LE Lie

You might also like