You are on page 1of 7

ANGINA PECTORIS

Definisi
Angina pectoris adalah perasaan tidak enak di dada akibat iskemia miokard. Perasaan
tidak enak ini dapat berupa nyeri, rasa terbakar atau rasa tertekan.
Epidemiologi
Data penelitian Framingham di Amerika Serikat yang didapat pada tahun 1950 dan 1960
menunjukkan bahwa dari empat pria dengan angina satu orang akan mengalami infark miokard
dalam waktu 5 tahun. Sedangkan untuk wanita risikonya hanya setengah dari itu. Penellitian juga
menunjukkan pula bahwa penderita yang simtomatis prognosisnya lebih buruk dari yang tanpa
simtom.
Patofisiologi
Pada keadaan normal pelepasan EDRF (endotelial derived relaxing factor) diatur oleh
acetilkolin melalui perangsangan reseptor muscarinik yang mungkin terletak di sel endotel. Pada
keadaan patologis, seperti adanya lesi atherosclerosis, maka acetilkolin justru merangsang
pelepasan EDCF (endotelial derived constricting factor). Hipoksia akibat atheroclerotic
pembuluh darah juga merangsang pelepasan EDCF. Keadaan hipoksia dan iskemik ini akan
merubah proses glikolisis dari aerobik menjadi anaerobik sehingga menimbulkan asam laktat dan
penurunan sintesis ATP. Selain itu penurunan oksidasi metabolik mengakibatkan terlepasnya
banyak adenin noukleotida sehingga produk hasil degradasi adenin nukleotida yaitu adenosin
juga meningkat. Crea, dkk (1990) telah membuktikan bahwa nyeri dada angina adalah
disebabkan karena adenosin. Maka dapat disimpulkan bahwa patofisiologi angina pectoris
disebabkan karena mekanisme-mekanisme perubahan di endotel, selain itu juga perubahan
fungsi pembuluh darah koroner, perubahan fungsi mikrosirkulasi dan keadaan kolateral serta
pengaruh sirkulasi sirkardian.
Pembagian dan Gejala Klinik
Angina pectoris dapat dibagi dalam beberapa subset klinik, yaitu :

1. Angina pectoris stabil, pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan
dan oleh faktor-faktor pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak ada perubahan
dalam hal frekuensi, lama dan faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak lebih dari 15
menit).
2. Angina pectoris tak stabil, umumnya terjadi perubahan-perubahan pola: meningkatnya
frekuensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor pencetusnya. Sering termasuk
disini sakit waktu istirahat, pendeknya terjadi crescendo kearah perburukan gejalagejalanya.
3. Angina Prinzmetal (variant) yang terjadi karena spasme arteri koronaria.
Faktor pencetus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan fisik, emosi
yang berlebihan dan kadang-kadang sesudah makan.
Pemeriksaan
a. tak ada hal-hal yang khusus atau spesifik pada pemeriksaan fisik.
b. pada saat nyeri timbul didapatkan adanya aritmia, gallop, bahkan murmur, split S2
paradoksal, ronki basah dibagian basal paru, yang menghilang ketika nyeri berhenti.
c. diantara serangan tidak ditemukan tanda fisik apa-apa (atau hanya bunyi jantung
keempat).
d. hasil pemeriksaan radiologis dan laboratorium pada umumnya dalam batas normal
kecuali kalau sudah ada komplikasi atau penyakit lain yang bersamaan.
e. dianjurkan untuk pemeriksaan darah lengkap, gula darah, dan lipid.
Pemeriksaan khusus lainnya adalah :
- Uji latih jantung dengan beban
- Skintigrafi Thallium- 201
- Angiografi koroner
Pengobatan
- Nitrat
- Penyekat Beta (Beta Blocker)
- Antagonis Kalsium
- EECP ( Enhanced External Counter Pulsation )

INFARK MIOKARD
Definisi
Infark miokard adalah kerusakan jaringan miokard akibat iskemia hebat. Kejadian ini
berhubungan erat dengan adanya penyempitan A.Koronaria oleh plak ateroma dan trombus yang
terbentuk akibat rupturnya plak ateroma.
Keluhan dan Riwayat Penyakit
Keluhan utama dalah sakit dada yang terutama dirasakan di daerah sternum, tetapi bisa
menjalar ke dada kiri atau kanan, ke rahang, ke bahu kiri dan kanan, dan pada satu atau kedua
lengan. Biasanya digambarkan sebagai rasa tertekan, terhimpit, diremas-remas, rasa berat atau
panas, kadang-kadang penderita melukiskannya hanya sebagai rasa tidak enak di dada. Walaupun
sifatnya dapat ringan sekali, tapi rasa sakit itu biasanya berlangsung lebih dari setengah jam, dan
jarang ada hubungannya dengan aktifitas serta tidak hilang dengan istirahat atau pemberian
nitrat.
Pemeriksaan Fisik
Pada fase awal serangan jantung, pasien amat stres dan dapat berkeringat dingin.
Keadaan umum penderita membaik bila rasa sakit sudah dikendalikan. Volume dan laju denyut
nadi bisa normal, tapi pada kasus berat nadi kecil dan cepat. Aritmia dan bradikardi juga sering
dijumpai. Tekanan darah biasanya menurun selama beberapa jam atau hari dan pelan-pelan
kembali ke keadaan normal dalam 2 atau 3 minggu.
Pada fase awal infark miokard, tekanan vena jugularis biasanya normal atau sedikit
meningkat, dan dapat juga meningkat sekali pada infark ventrikel kanan. Pulsasi apeks sulit
diraba dan bunyi jantung pertama dan kedua lemah. Sering terdengar bising pansistolik diapeks.
Krepitasi juga sering terdengar, dan bila krepitasinya luas ditemui pada edema paru.
Kebanyakan gejala fisik abnormal diatas akan menghilang dalam beberapa hari setelah
serangan infark akut, kecuali pada penderita yang kerusakannya luas. Demam jarang melebihi 38
derajat celcius, biasanya terjadi dalam 24 jam pertama dan menghilang dalam waktu beberapa
hari.

Pemeriksaan Lainnya
1. EKG
Gambaran EKG yg abnormal pada infark miokard akut selalu transien dan berevolusi,
karena itu diagnosis EKG dari infark tergantung pada observasi saat-saat perubahan dengan
waktu (rekaman serial).
Gambaran yang khas yaitu timbulnya gelombang Q yang besar, elevasi segmen ST dan
inversi gelombang T. Diduga perubahan gelombang Q disebabkan oleh jaringan yang mati,
kelainan segmen ST karena injuri otot dan kelainan gelombang T karena iskemia.
2. Laboratorium
Leukosit sedikit meningkat demikian pula laju endap darah, hal ini merupakan reaksi
terhadap nekrosis miokard. Beberapa enzim yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di otot
jantung akan dilepas dengan nekrosis miokard, karena itu aktifitasnya dalam serum meningkat
dan menurun kembali setelah serangan. Enzim-enzim tersebut adalah CK (Serum Kreatin
Fosfokinase), SGOT (Serum Glutamic Oxalo-acetic Transaminase), LDH (Serum Lactate
Dehydrogenase), dan lainnya.
3. Pemeriksaan Radio Nuklid dan Ekokardiografi
Diagnosis Infark Miokard
Pada kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan atas karakter, lokasi, dan lamanya sakit
dada. Sakit dada yang lebih dari 20 menit dan tak ada hubungsan dengan aktifitas atau latihan,
serta tidak hilang dengan nitrat biasanya dipakai untuk membedakannya dengan angina pectoris.
Adanya perubahan EKG, didukung oleh tingkat serum enzim yang abnormal memperkuat
diagnosis infark miokard. Diagnosis infark miokard ditegakkan bila memenuhi 2 dari 3 kriteria :
nyeri dada khas infark, peningkatan serum enzim lebih dari 1,5 kali nilai normal, dan terdapat
evolusi EKG khas infark.
Diagnosis banding infark miokard adalah emboli paru yang pasif, perikarditis akut, dan
diseksi aneurisma aorta.
Komplikasi
- Gangguan irama dan konduksi
- renjatan kardiogenik
- gagal jantung kiri

- gagal ventrikel kanan


- emboli paru dan infark paru
- emboli arteri sistemik
- sumbatan pembuluh darah otak
- ruptur jantung
- disfungsi dan ruptur muskulus palilaris
Tatalaksana
Intervensi dini ditujukan pada :
1. mengatasi nyeri dada dan perasaan takut
- beri oksigen 2-4 liter/ menit
- beri nitrat oral atau intarvena utk angina, dan morfin atau petidin untuk nyeri infark
- beri diazepam 2 atau 5 mg setiap 8 jam
2. menstabilkan hemodinamik (kontrol tekanan darah dan denyut nadi)
a. dipuasakan pada 8 jam pertama serangan kemudian makanan lunak, dan beri
laksansia agar tidak mengedan jika perlu.
b. kontrol TD dan laju jantung dengan : penyekat beta, antagonis kalsium, atau

ACE-inhibitor.
3. reperfusi miokard secepatnya dengan trombolitik, guna mencegah terjadinya nekrosis jaringan
dan membatasi perluasan infark
- trombolitik
- antikoagulan dan antiplatelet
4. mencegah komplikasi
Prognosis
Pada 25% episode infark miokard akut, kematian terjadi mendadak dalam beberapa menit
setelah serangan. Risiko kematian tergantung pada banyak faktor, termasuk usia penderita,
riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya, penyakit lainnya serta luasnya infark. Mortalitas
serangan akut naik dengan meningkatnya umur. Kematian kira-kira 10-20% pada usia dibawah
50 tahun, dan 20% pada usia lanjut.

Sumber :
1) Buku Ajar Kardiologi FK UI
2) EKG dan penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum FK UI

You might also like