You are on page 1of 3

1.

2.
3.
4.

Gambarkan rangkaian alat pada percobaan !


Bagaimana cara anda menentukan anoda dan katoda pada percobaan !
Bahas nilai potensial yang diperoleh dan bandingkan dengan teoritis !
Fungsi jembatan garam, jembatang garam selain KNO 3, dan bagaimana bila
tanpa jembatan garam !
5. Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis !
6. Aplikasi sel volta !

A. Pembahasan
A.1 [GAMBAR SEL VOLTA]
A.2 Penentuan katoda dan anoda.
Sel volta merupakan salah satu dari sel elektrokimia yang berfungsi sebagai fuel
cell (sel bahan bakar), karena kemampuannya yang mampu menghasilkan arus
listrik. Arus listrik ini disebabkan karena adanya pergerakan elektron. Reaksi kimia
yang terjadi secara spontan menyebabkan terjadinya pergerakan elektron. Arus
listrik mengalir dari katoda menuju anoda, itu berarti elektron bergerak dari anoda
menuju katoda. Oleh karena itu, penentuan katoda dan anoda sangatlah penting
agar rekasi berlangsung secara spontan (Riyanto, 2010).
Penentuan katoda dan anoda didasarkan pada ketentuan Deret Volta, yakni :
Li - K - Ba - Ca - Na - Mg - Al - Mn - Zn - Cr - Fe - Cd - Co - Ni - Sn - Pb - (H) - Sb - Bi Cu - Hg - Ag - Pt - Au
Deret volta tersebut disusun berdasarkan potensial reduksi standar masing
masing logam. Semakin ke kiri, nilai potensial reduksi standar semakin kecil,
sebaliknya, semakin ke kanan, nilai potensial reduksi standar semakin besar. Itu
berarti bahwa, semakin ke kiri, logam semakin mudah untuk dioksidasi, sedangkan
semakin ke kiri, logam semakin mudah untuk direduksi. Karena Zn terletak di
sebelah kiri Cu, maka logam Zn merupakan reduktor (mengalami oksidasi)
dan larutan Cu2+ merupakan oksidator (mengalami reduksi), sehingga
reaksi yang terjadi adalah :
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Dari reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa Logam Zn bertindak sebagai
anoda, dan logam Cu bertindak sebagai katoda. Bila penentuan katoda dan anoda
tersebut salah, atau terbalik, maka reaksi tersebut tidak akan berlangsung
(berlangsung secara tidak spontan).
A.3 Perbandingan hasil praktikum dengan teoritis
Adanya pergerakan elektron dari anoda menuju katoda, menyebabkan
adanya perbedaan potensial pada Sel Volta. Berdasarkan hasil percobaan
elektrokimia kemarin, beda potensial (E osel) yang dihasilkan oleh sel volta adalah
+0,90 V. Hasil ini berselisih 0,20 V dengan teoritisnya, yakni +1,10 V. Meskipun

terdapat perbedaan yang relatif kecil, namun terdapat beberapa faktor utama yang
menyebabkan adanya perbedaan nilai E osel :
a. Alat-Alat Laboratorium
Alat-alat laboratorium yang jumlahnya kurang memadahi dengan
praktikan, serta kualitas alat yang masih kurang bagus, seperti voltmeter,
menyebabkan penghitungan beda potensial menjadi kurang akurat.
b. Bahan dan Senyawa Kimia
Bahan dan senyawa yang terdapat di laboratorium mungkin sudah
rusak (tercampur dengan zat lain), sehingga jalannya reaksi redoks
menjadi terganggu.
c. Suhu Ruangan
Suhu ruangan juga akan berpengaruh pada jalannya reaksi pada sel
elektrokimia, yang nantinya juga akan berpengaruh pada nilai beda
potensial sel volta.
d. Ketilitian dan Kedisplinan
Ketelitian dan kedisiplinan dari para praktikan juga menjadi faktor yang
paling penting, karena sang praktikan lah yang bertanggung jawab
sepenunhya pada kegiatan praktikum. Keberhasilan dari sebuah
praktikum, dilihat dari kedisiplinan dan ketelitian praktikannya. Mungkin
saya dan kelompok saya kurang teliti dan disiplin dalam melakukan
sebuah praktikum, sehingga hasil yang diperoleh juga tidak maksimal.
A.4 Jembatan Garam
Jembatan garam adalah salah satu komponen penting dalam sel volta.
Jembatan garam berfungsi sebagai penjaga kenetralan muatan listrik pada larutan.
Selain itu, dengan adanya jembatan garam, terjadi aliran elektron yang kontinu
melalui kawat pada rangkaian luar sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan
yang terjadi pada kedua elektroda (Riyanto, 2012).
Jembatan Garam tidak selalu harus dengan KNO 3, tergantung dari si praktikan
dalam membuat jembatan garam. Yang terpenting adalah, jembatan garam harus
menggunakan suatu larutan elektrolit agar ion-ion dapat berdifusi (Keenan, 1980).
Bila suatu sel elektrokimia tidak dihubungkan dengan jembatan garam, atau
elektrolit ion lainnya, maka tidak akan terjadi aliran listrik. Hal ini disebabkan karena
adanya ketidaknetralan muatan pada kedua elektroda.
A.5 Sel elektrolisis dan Sel Volta
Perbedaan yang paling mendasar dari sel volta dan sel elektrolisis adalah
beda potensial pada sel. Sel volta merupakan sel yang mampu menghasilkan listrik.
Beda potensial yang tercatat pada voltmeter merupakan beda potensial yang
dihasilkan oleh sel. Sedangkan pada sel elektrolisis, beda potensial yang tercatat

pada voltmeter merupakan beda potensial yang dibutuhkan untuk melakukan


sebuah reaksi redoks (Riyanto, 2012).
A.6 Aplikasi Sel Volta
Karena sel volta mampu menghasilkan listrik, banyak sekali pengembangan
dan pengaplikasian sel volta dalam kehidupan sehari, misalnya pada baterai, aki,
dan sel bahan bakar. Aplikasi dari sel volta yang saat ini sedang dikembangkan
adalah Direct Alcohol Fuel Cell (DAFC).
Kesimpulan :
Kesimpulan dari praktikum ini adalah, rangkaian sel elektrokimia terdiri atas
dua elektroda yang berbeda, dua larutan garam yang terdiri dari kation yang sama
dengan logam elektroda, jembatan garam dan rangkaian voltmeter yang terhubung
dengan dua elektrode.
Sel akan menghasilkan listrik bila pemilihan katoda dan anodanya tepat dan
berdasarkan deret Volta.

You might also like