You are on page 1of 16

MAKALAH

Subinvolusi Uterus
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kegawatdaruratan maternal nifas

Disusun Oleh :
Eufrasia (BOB0131
Indah Wulansari (BOB131596)
Listianti Asri Basuki (BOB0131600)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes malang


PRODI DIII KEBIDANAAN
2014/2015

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT telah memberikan karunia kesehatan kepada kami. Yang
telah menciptakan kami dan telah menurunkan Al-quran sebagai pedoman hidup umat
manusia di dunia.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi
besar Muhammad SAW yang mana telah menuntun umat islam dari jaman kegelapan kedalam
jalan yang terang benderng.
Dalam penulisan makalah ini, penulis juga belum bisa sempurna menyelesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari orang lain. Oleh karena itu, dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul Subinvolusi Uteri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Edi Murwani,Amd.Keb,S.Pd,MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang.
2. Ibu Eka Yuni Indah Nurmala, SST,M.Keb, selaku Waket I STIKes Kendedes Malang.
3. Ibu Eva Inayatul Faizah, Amd.Keb,SKM,M.Kes, selaku Ka Prodi D-III Kebidanan STIKes
Kendedes Malang.
4. Ibu Ita Noviasari, SST, selaku Wali Kelas Dahlia A D-III Kebidanan STIKes Kendedes
Malang.
5. Eka Yuni Indah Nurmala, M.Keb, selaku dosen mata kuliah Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal Nifas.
6. Serta teman-teman yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.
Penulisan makalah ini, memang jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk terwujudnya kesempurnaan makalah.

Malang, 9 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul .
Kata Pengantar 1
Daftar Isi .2
BAB I. Pendahuluan .
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang 3
Rumusan Masalah ... 3
Tujuan Penulisan ..4
Manfaat Penulisan 4

BAB II. Tinjauan Pustaka ...


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Pengertian .. 5
Etiologi .. 5
Patofisiologi .. 6
Manifestasi Klinik . 6
Diagnosa 7
Cara Pemeriksaan .. 7
Asuhan Keperawatan 8
Klasifikasi 10
Penata Laksanaan . 12
Pencegahan 12

BAB III. Pembahasan .


A. Mapping ..................................... 13
B. Keterangan .. 13
BAB III. Penutup ..
A.
B.

Kesimpulan .. 14
Saran . 14

Daftar Pustaka . 15

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang
wanita setelah persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu,
yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, namun ada


kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab
yang abnormal seperti terjadinya sub involusi terkhususnya Rahim
ibu, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk. Subinvolusi of uterus
adalah terganggunya proses involusi uterus pada ibu karena
keabnormalan pasca nifas.
Banyak diantara wanita yang dalam masa nifas (kehamilan) itu
kurang

memperhatikan

kesehatan

dari

kehamilanya

hanya

memperhatikan pada bayi yang dikandungnya, sehingga banyak


terjadi kesalapahaman atau ke abnormalan pada ibu. Dalam
penelitianya apabila ibu hamil hal yang sangat diperhatikan adalah
proses kelancaran nya nifas, padahal dalam masa kandungan
kesehatan ibu juga harus di prioritaskan, bukan hanya pada
kesehatan

bayi

yang

dikandung

sehingga

sering

terjadi

ke

abnormalan pada proses persalinan pada ibu. Terkhususnya proses


involusi Rahim.
Maka dari itu seorang dokter harus memahami tentang masa
nifas baik fisiologis maupun patologis, dan mengetahui sebab akibat,
penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan
pencegahan bahkan mengetahui penangan yang baik, sesuai
klasifikasi sub involusi yang terjadi. Supaya seorang dokter harus
bisa lebih mengerti proses nifas bukan hanya pada kelahiran bayi
tetapi

juga

memproritaskan

kesehatan

ibu.

Sehingga

dapat

memberikan asuhan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan


kedokteran yang baik dan benar sesuai kode etik dan aturan-aturan
dalam kedokteran.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Subinvolution of uterus?
b. Bagaimana ciri-ciri dan cara mendiagnosa Subinvolution of uterus ?
c. Bagaimana cara Mengatasi Subinvolution of uterus?
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang subinvolusi uterus
penangananya dan pencegahanya.
b. Tujuan khusus :

Untuk mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, diagnosis, klasifikasi,


pencegahan, penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi pada Subinvolusi Uterus.

4. Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa
Diharapkan mahasisiwa kedokteran untuk mengerti dan memahami tentang
subinvolusi uterus sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami permasalahan yang terkait terkhususnya
subinvolusi uterus dan juga memberikan pengalaman menyususn sebuah makalah
tentang menyikapi kasus dengan lengkap dan tersusun.
b. Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa mengerti dan memahami tentang subinvolusi
uterussehingga menambah wawasan masyarakat mengenai permasalahan kasus
yang terkait, bisa mengantisipasi terjadinya permasalahan kasus yang terkait yaitu
subinvolusi uterus.
c. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang subinvolusi
uterus sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil
atau pasien yang mengalami subinvolusi uterus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola
normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana
mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
Subinvolusi

merupakan

istilah

yang

digunakan

untuk

menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan


saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah secara spesifik
pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya.(Varneys
Midwivery).
Subinvolusiadalah kegagalan perubahan fisiologis pada sisitem
reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan
saluran

yang

reproduktif.

Subinvolusi adalah kegagalan rahim untuk kembali ke keadaan tidak


hamil. Penyebab paling umum adalah infeksi plasenta. (Lowdermilk,
perry. 2006).
Subinvolusi uteri adalah proses kembalinya uterus ke ukuran
dan bentuk seperti sebelum hamil yang tidak sempurna (Adelle
Pillitteri, 2002) Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti
pola normal involusi, dan keadaan ini merupakan salah satu dari
penyebab umum perdarahan pascapartum. (Barbara, 2004)

B. ETIOLOGI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Status gizi ibu nifas buruk (kurang gizi)


Ibu tidak menyusui bayinya.
Kurang mobilisasi.
Usia
Parietas
Terdapat bekuan darah yang tidak keluar.
Terdapat sisa plasenta dan selaputnya dalam uterus sehingga
proses involusi uterus tidak berjalan dengan normal atau

terlambat.
h. Tidak ada kontraksi

i. Terjadi infeksi pada endometrium


j. Inflamasi
k. Terdapat sisa plasenta dan selaputnya
l. Terdapat bekuan darah
m. Mioma uteri

C. PATOFISIOLOGI
Kekurangan darah pada uterus. Kekurangan darah ini bukan
hanya karena kontraksi dan retraksi yang cukup lama, tetapi
disebabkan oleh pengurangan aliran darah yang pergi ke uterus di
dalam

perut

ibu

hamil,

karena

uterus

harus

membesar

menyesuaikan diri dengan pertumbuhan janin. Untuk memenuhi


kebutuhannya, darah banyak dialirkan keuterus dapat mengadakan
hipertropi dan hiperplasi setelah bayi dilahirkan tidak diperlukan
lagi, maka pengaliran darah berkurang, kembali seperti biasa.
Demikian dengan adanya hal-hal tersebut uterus akan mengalami
kekurangan darah sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami
atrofi kembali ke ukuran semula.
Subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun
sehingga pembuluh darah yang lebar tidak menutup sempurna,
sehingga

pendarahan

terjadi

terus

menerus,

menyebabkan

permasalahan lainya baik itu infeksi maupun inflamasi pada bagian


rahim terkhususnya endromatrium. Sehingga proses involusi yang
mestinya

terjadi

setelah

nifas

terganggu

karena

akibat

dari

permasalah-permasalahan diatas.

D. MANIFESTASI KLINIS
Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak tampak,sampai
kira-kira 4 6 minggu pasca nifas.
a. Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam abdomen/pelvis
dari yang diperkirakan/penurunan fundus uteri lambat dan
tonus uterus lembek.

b. Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari bentuk rubra ke


bentuk serosa,lalu kebentuk kochia alba.
c. Lochia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu beberapa
hari postpartum/lebih dari 2 minggu pasca nifas
d. Lochia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
e. Leukore dan lochia berbau menyengat,bisa terjadi jika ada
infeksi.
f. Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
g. Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah yang
banyak (>500 ml)
h. Nadi lemah,gelisah ,letih,ekstrimitas dingin.
E. DIAGNOSA
a. Anamnesa
Ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina berbau
menyengat dan ibu merasa badannya panas.
b. Pemeriksaan fisik
1)
Terlihat pucat
2)
Suhu tubuh tinggi
3)
Uterus tidak berkontraksi
4)
Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus
uteri lambat
F. CARA PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan penunjang
USG
Radiologi
Laboratorium (Hb.golongan

darah,

eritrosit,

leukosit,

trombosit, hematokrit, CT, Blooding time)


b. Terapi
Pemberian
Pemberian
Pemberian
Dilakukan

Antibiotika
Uterotonika
Tansfusi
kerokan bila disebabkan karena tertinggalnya

sisa sisa plasenta

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medical record, dll.
2. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan ibu saat ini: pengeluaran lochia yang
tetap berwarna merah (dalam bentuk rubra dalam beberapa hari
postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum adanya leukore
dan lochia berbau menyengat).
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung,

hipertensi,

penyakit

ginjal

kronikhemofilia, mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan


lahirkegagalan

kompresi

pembuluh

darah,

tempat

implantasi

plasentaretensi sisa plasenta.


3) Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah/sedang menderita
hipertensi, penyakit jantung dan preeklamsia, penyakit keturunan
hemofilia dan penyakit menular.
4) Riwayat obstetrik
Riwayat menstruasi meliputi: menarche,lamanya siklus,
banyaknya, baunya, keluhan waktu haid.
Riwayat perkawinan meliputi: usia kawin, kawin yang
keberapa,usia mulai hamil.
5) Riwayat hamil,persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah

ada abortus.
Riwayat persalinan meliputi:Tuanya kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin,adakah kesulitan dalam persalinan,

anak lahir hidup/mati, BB & panjang anak waktu lahir.


Riwayat nifas meliputi:Keadaan lochia,apakah ada perdarahan,
ASI cukup/tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan
kontraksi.

Riwayat kehamilan sekarang


o Hamil muda:Keluhan selama hamil muda

o Hamil tua: keluhan selama hamil tua, peningkatan BB,


suhu

nadi,

pernafasan,

peningkatan

tekanan

darah,

keadaan gizi akibat mual atau keluhan lain.


o Riwayat ANC meliputi:Dimana tempat pelayanan, berapa
kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat.
Riwayat persalinan sekarang meliputi:Tuanya kehamilan, cara

persalinan, penolong, tempat bersalin,apakah ada penyulit


dalam persalinan (misal: retensio plasenta,perdarahan yang
berlebihan setelah persalinan, dll), anak lahir hidup/mati, BB
dan panjang anak waktu lahir.
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu
Tanda-tanda vital meliputi:

suhu,

nadi,

tekanan

darah,

pernafasan.
Kulit: dingin, berkeringat, pucat, capilary refil memanjang, kering,

hangat, kemerahan.
Kandung kemih : distensi, produksi urin menurun/berkurang.
b. Pemeriksaan khusus
Uterus
Meliputi:
tinggi
fundus
uteri
dan
posisinya
serta

konsistensinya.
Lochia
Meliputi: warna, banyaknya dan baunya.
Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
Payudara
Dilihat kondisi aerola,konsistensi dan kolostrum

10

H. KLASIFIKASI
1. Subinvolusi Tempat Plasenta
Kegagalan bekas tempat implantasi untuk berubah.
Tanda dan Gejala
Tempat
implantasi
masih
meninggalkan
parut

dan

menonjolPerdarahan
Penyebab
- Tali pusat putus akibat dari traksi yang berlebihanInversio
uteri sebagai akibat tarikan,
- Tidak ada regenerasi endometrium ditempat implantasi
plasenta,Tidak ada pertumbuhan kelenjar endometrium
Perdarahan

2. Subinvolusi Ligamen
Yaitu kegagalan ligamen dan diafragma pelvis fasia kembali
seperti sedia kala
Tanda dan Gejala
- Ligamentum rotundum masih kendor
- Ligamen, fasia dan jaringan alat penunjang serta alat

genitalia masih kendor.


Penyebab
- Sering melahirkan
- Faktor umur
- Ligamen , fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia
sudah berkurangelastisitasnya.

3. Subinvolusi Serviks
Kegagalan serviks berubah kebentuk semula seperti sebelum
hamil
Tanda dan Gejala
- Konsistensi serviks lembek

- Perdarahan
Penyebab
- Multi paritas
- Terjadi ruptur saat persalinan
- Lemahnya elastisitas serviks

4. Subinvolusi Lochea
Yaitu tidak ada perubahan pada konsistensi lochea.Seharusnya

11

lochea berubah secara normal sesuai dengan fase dan

lamanya postpartum.
Tanda dan gejala
- Perdarahan tidak sesuai dengan fase
- Darah berbau menyengat
- Perdarahan

- Demam, menggigil
Penyebab
- Bekuan darah pada serviks
- Uterus tidak berkontraksi
- Posisi ibu telentang sehingga menghambat darah nifas untuk
keluar
- Tidak mobilisasi
- Robekan jalan lahir

- Infeksi
5. Subinvolusi Vulva Vagina
Tidak kembalinya bentuk dan konsistensi vulva dan vagina

seperti semula setelah beberapa hari postpartus.


Tanda gejala
- vulva dan vagina kemerahan
- terlihat oedem

- konsistensi lembek
Penyebab
- Elastisitas vulva dan vagina lemah
- Infeksi
- Terjadi robekan vulva dan vagina saat partus

- Ekstrasi cunam
6. Subinvolusi Perinium
Tidak ada perubahan perineum setelah beberapa hari
persalinan.
Tanda dan Gejala
- Perineum terlihat kemerahan
- Konsistensi lembek

- Udem
Penyebab
- Tonus otot perineum sudah lemah

12

- kurangnya elastisitas perineum


- infeksi
I. PENATALAKSANAAN
1. Dapatkan sampel locea untuk kultur
2. Pemerksaan USG dapat dilakukan untuk mengidentifikasi
fragmen yang tertahan didalam uterus
3. Methergin atau ergotrate, 0,2 mg setiap 3-4 jam selama 3hari
dapat

diprogramkan.

Antibiotik

spektrum

luas

bisa

ditambahkan jika uterus nyeri tekan setelah 2 minggu.


4. Beberapa praktisi merekomendasikan terapi awal dengan
antibiotik, dengan pertimbangan teryata infeksi merupakan
faktor yang sering ditemukan pada involisi yang terlambat
5. Pengobatan alternatif:
kupuntur digunakan dalam terap lokia yang berlebihan
Refleksologi: terapi pada hipofisis dan zona uterus dikaki
dapat

meredakan

ditemukan

subinvolusi

sehingga

tidak

intervensi

perlu
medis.

J. PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya Subinvolusi uterus adalah melakukan
pengecekan perkembangan nifas dan ibunya, baik dari segi
kesehatan dan fungsinya, sejak awal mulainya proses nifas dalam
kandungan ibu. Sehingga pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang
berpengaruh dalam proses nifas bisa di lihat perkembanganya.
Dan khusus untuk wanita yang mengalami proses nifas harus
sering mengkomsumsi zat-zat yang bergizi atau berguna untuk
kesehatan bayi dan ibunya itu sendiri dan masih banyak cara-cara
untuk melancarkan proses nifas antara lain: senam ibu hamil,
vitamin dan lain-lain.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Mapping

13

Proses Nifas

Involusi uterus

Pendarahan pasca nifas

Pospartum Sekunder
& Pospartum Primer
- Infeksi
- Inflamasi
Placenta

Endomatrium rahim
terinflamasi
(endometritis)

Subinvolusi Uterus
yaitu terhalangnya
proses involusi rahim
pasca nifas.

Sisa-sisa Placenta
yang menghalangi

Bekuan darah

B. Keterangan
Bagan diatas menunjukkan bagaimana proses atau mekanisme terjadinya
penyakit Subinvolusi uterus itu, mulai dari awal melahirkan kemudian adanya
pendarahan yang abnormal dan postpartum yang membuat placenta ikut membeku
dengan darah, sehingga proses involusi uterus tidak terjadi. Bahkan bisa
mengakibatkan peradangan pada endomatrium rahim di akibatkan infeksi pada
rahim yang membuat proses subinvolusi uterus terjadi.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nifas merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita
setelah persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang

14

dimulai

setelah

kelahiran

plasenta

dan

berakhir

ketika

alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, namun ada


kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab
yang abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan
kondisi ibu memburuk.
Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola
normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana
mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
Maka dari itu seorang dokter harus memahami tentang masa
nifas baik fisiologis maupun patologis, dan mengetahui sebab akibat,
penatalaksanaan, manifestasi klinisnya, klasifikasi penyakitnya, dan
pencegahan bahkan mengetahui penangan yang baik, sesuai
klasifikasi sub involusi yang terjadi. Supaya seorang dokter harus
bisa lebih mengerti proses nifas bukan hanya pada kelahiran bayi
tetapi

juga

memproritaskan

kesehatan

ibu.

Sehingga

dapat

memberikan asuhan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan


kedokteran yang baik dan benar sesuai kode etik dan aturan-aturan
dalam kedokteran.

B. SARAN
Seorang dokter ataupun bidan harus memahami tentang masa
nifas baik fisiologis maupun patologis sehingga dapat memberikan
asuhan kebidanan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan
kebidanan sehingga diharapkan akan meurunkan angka kematian
ibu. Dan semua bisa terjamin bukan hanya kesehatan bayi tapi dari
ibunya juga aman.

15

DAFTAR PUSTAKA
Bobak,dkk.Keperawatan Maternitas .1996. EGC . Jakarta
Mansjoer,Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Mochtar,Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan.2005. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pillitteri, Adele. Buku Saku Asuhan Ibu dan Anak. 2002.
EGC. Jakarta

You might also like